BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan
1. Memberikan gambaran umum mengenai peta perkembangan metodologi penelitian kualitatif.
2. Menyajikan bahan pengantar umum mengenai posisi dan perkembangan untuk
mempersiapkan diri bagi pemahaman metodologi penelitian kualitatif secara menyeluruh.
Pada awal perkembangan penelitian kualitatif, telah terjadi pertentangan yang sangat tajam
dengan penelitian kuantitatif, yang sebelumnya secara kuat telah menguasai kegiatan penelitian di
segala bidang ilmu.
Pada mulanya penelitian kualitatif di pandang sebagai kegiatan yang tidak bisa di percaya
dan bahkan dipandang tidak ilmiah. Pertentangan tersebut telah berkembang dan mendudukkan
posisi penelitian kualitatif menjadi berbeda, yaitu sebagai pendekatan yang diakui oleh Sebagian
besar pakar penelitian dan ilmuwan sebagai suatu alterbatif metodologi penelitian yang bisa dan
layak digunakan.
Fokus dan kekhusyuk an subjek yang di teliti akan selalu mengikat hasil penelitian kualitatif, dan
tidak bisa di generalisasikan sebagai halnya yang terjadi pada penelitian kuantitatif. Bahwa pola
piker keseragaman jelas berbeda dengan pola pikir keberagaman.
Penelitian kualitatif cenderung bersifat kontekstual, yang hasilnya tidak mudah bisa di
generalisasikan hanya dengan patokan umum yang bisa diartikan sebagai suatu “pemaksaan”
terhadap suatu yang bersifat khusus.
Kesadaran akan kenyataan ini akan membawa peneliti pada kesadaran pemilihan paradigma
yang menjadi dasar metodologi peenelitian yang sesuai dengan keyakinannya, yang selanjutnya akan
selalu mewarnai beragam aktivitas dalam bentuk aplikasi Teknik penelitiannya.
BAB II
PARADIGMA ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan :
1. Menyajikan bahan pemahaman paradigma keilmuan sebagai landasan metodologi penelitian
kualitatif.
2. Menjelaskan secara singkat perkembangan era paradigma keilmuan.
3. Menjelaskan secara singkat kekuatan dan kelemahan paradigma prapositivisme, positivisme,
dan pascapositivisme sebagai landasan pengembangan metodologi penelitian.
Dalam menanggapi perkembangan pengetahuan manusia Aguste Comte sebagai tokoh
positivisme telah merumuskan adanya tiga jaman teologis, metafisis, dan positif.
Teori kebenaran dan paradigma ilmu
Suatu paradigma adalah suatu pandangan dunia, sebuah perspektif umum, suatu cara mengurangi
kerumitan dunia nyata. Beragam paradigma terpancang secara mendalam pada sosialisasi para
penganut dan pelaksananya. Paradigma menjelaskan kepada mereka apa yang sah, penting, dan
beralasan. Paradigma juga bersifat normatif, menjelaskan pada pelaksanannya apa yang perlu
dilakukan tanpa perlunya konsiderasi epistemology,atau eksistensial. Hal ini merupakan aspek
paradigma yang membentuk baik kekuatan maupun kelemahannya.
Jaman prapositivisme
Pada jaman ini para ilmuwan bertindak sebagai pengamat pasif, dan semuanya berjalan secara
alamiah. Usaha manusia unruk mempelajari alam di pandang sebagai perbuatan intervensi dan tidak
alamiah, sehingga apa yang di pelajari akan merupakan distorsi dari apa yang
sebenarnya.Perkembangan selanjutnya pada saat para ilmuwan mulai menjamah ke luar, yang
selanjutnya mencoba gagasan gagasan dan melihat apakah gagasan tersebut terjadi, akhirnya sampai
pada tingkat pengamat aktif. Pada saat itu ilmu pengetahuan mulai menyentuh jaman positivisme
yang dirasakan lebih tepat untuk menjawab kebutuhan pemahaman kehidupan ini yang sangat
berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan hidup dan pengalaman manusia. Perubahan paham
tersebut semakin cepat berkembang dan Gerakan baru ini mulai menentang paham sebelumnya yang
di pandang sangat pasif yaitu prapositivisme.
Jaman positivisme
Paham positivisme menyatakan bahwa pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta. Ilmu
pengetahuan bersifat faktual. Paham positivisme ini kemudian sangat menunjang berkembang nya
empirisme, karena ia sanagt mengutamakan pengalaaman, tetapi dibatasi hanya pada pengalaamn
objektif saja. Disamping itu juga yterdapat aliran rasionalisme yang berkembang pada saat itu dan
mempengaruhi pola pikir dalam keilmuan. Pengikut rasionalisme menggunakan kemampuan pikir
untuk memperoleh kebenaran yang harus dikenalnya, bahkan sebelum adanya pengalaman.
Dua aliran tersebut ternyata bersifdat berat sebelah dan tidak lengkap, sehingga terjadilah
perpaduan antara keduanya(dengan teori fenomenalismenya kant) dan memiliki dampak yang sangat
positif dalam Kembangangan ilmu.
Kritik terhadap positivisme
1. Positivisme membawa kita pada suatu konseptualisasi ilmu pengetahuan yang kurang
memadai.
2. Positivisme tidak mampu menghadapi secara baik dua aspek penting yang berinteraksi
mengenai hubungan teori-fakta.
3. Positivisme sangat tergantung pada operasionalisme yang telah dinilai semakin tidak cukup
memadai.
4. Positivisme paling tidak memiliki dua hal yang bertentangan dan tidak berdasar.
5. Positivisme telah menghasilkan penelitian dengan responden manusia yang mengabaikan
kemanusiawianya, sebagai suatu fakta yang punya implikasi etis dan juga validasinya.
6. Positivisme ternyata cupet dalam menganggap formulasi konseptual / empiris dari beragam
bidang.
7. Positivisme bersandar pada paling tidak lima asumsi yang telah dinilai semakin tidak cukup
memadai.
Konsekuensi dari kritik terhadap positivisme tersebut cukup menjelaskan kelemahan
kelemahannya, dan secara luas dapat dipahami, diakui, dan dihargai, yang akibat selanjutnya
sejumlah ilmuwan garda depan yang semula berada dalam kelompok pengikut positivisme mulai
bergerak memasuki jaman pasca positivisme.
Jaman pasca positivisme
Munculnya paradigma pasca positivisme adalah merupakan reaksi terhadap kelemahan tersebut.
Paradigma baru ini bersifat kontras dengan positivisme. Positivisme bersifat atomistis, dan
paradigma baru adalah structural.
Positivisme menetapkan makna secara operasional, dan paradigma baru menetapkan makna secara
inferensial. Positivisme melihat tujuan sentralnya adalah prediksi, sedang paradigma baru
menekankan pada pemahaman. Positivisme deterministik dan terikat pada kepastian, sedang
paradigma baru menekankan pada probablilistik dan spekulatif.
Pasca positivisme merupakan paradigma baru yang berkembang atas kesadaran akan beragam
kelemahan paradigma sebelumnya. Apa yang di perlukan adalah transformasi, bukan sekedar
penambahan untuk perbaikan.
Pengaruhnya pada penelitian
Dalam setiap paham atau pun paradigma terdapat lima macam aksioma yang menjadi dasar
pelaksanaan penelitian. Lima aksioma tersebut meliputi:
- Realitas
- Hubungan antara peneliti dengan yangdi teliti
- Hubungan kausal (sebab akibat)
- Generalisasi
- Nilai dalam penelitian
Dari aksioma tersebut, implikasinya pada pelaksanaan penelitian adalah memberikan karakteristik
pada penelitian kualitatif yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Karakteristik tersebut harus di
pahami oleh peneliti dalam melakukan aktivitasnya supaya tidak tersesat dan terlepas dari dukungan
paradigma yang mendasarinya.
Dari permasalahn tersebut bisa dipahami bila terjadi perbedaan pendekatan, dan bahkan
sering menimbulkan masalah terutama di dalam penilaian terhadap suatu proposal ataupun laporan
penelitian kualitatifdari berbagai orang yang “merasa tahu” mengenai metodologi ini, yang
sebenarnya dalam posiis masih rancu dalam pemahaman mengenai metodologi dengan paradigma
yang mendasarinya.
BAB III
TEORI PENDUKUNG DAN KARAKTERISTIK METODOLOGI PENELITIAN
KUALITATIF
Tujuan
1. Menjelaskan secara singkat teori teori yang mampu mempengaruhi bentuk dan arahan
aktivitas dalam perkembangan metodologi penelitian kualitatif terutama fenomenologi,
hermeneutic, interaksi simbolik, etnometodologi, dan teori budaya.
2. Menjelaskan karakteristik metodologi penelitian kualitatif dan kaitannya dengan bentuk
proposal, aktivitas pengumpulan data dan analisisnya, serta bentuk laporan penelitian
kualitatif.
Beberapa teori pendukung utama dan karakteristik yang pokok dalam metodologi penelitian
kualitatif.
Teori penunjang metodologi penelitian kualitatif
Fenomenologi
Penelitian dengan pendekatan fenomenologi berusaha untuk emmahami makna dari berbagai
peristiwa dan interaksi manusia di dalam situasinya yang khusus. Para penganut fenomenologi
percaya bahwa ada berbagai cara bagi manusia untuk menginterpretasikan pengalamanya sehari hari
lewat interaksi dengan orang lain, dan makna dari pengalaman itulah yang Menyusun realitas bagi
dirinya.
Cara pandang ini membentuk simpulan multiperspektif yang menimbulkan makna intersubjektif,
dengan memperhatikan beragam alas an mengapa dan bagaimana terjadinya tafsir makna mengenai
suatu peristiwa.
Hermeneutik
Hermeneutic mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna dan dilakukan dengan
sengaja oleh manusia. Artinya, kita melakukan interpretasi atas interpretasi yang telah dilakukan
oleh pribadi atau kelompokmanusia terhadap situasi mereka sendiri (smith,1984).
Interaksi simbolik
Interaksi simbolik merupakan aliran dalam sosiologi yang menentang sosiologi tradisional.
Aliran ini juga menunjang dan mewarnai kegiatan penelitian kualitatif. Dasar pandangan atas
interaksi simbolik adalah asumsi bahwa pengalaman manusia diperoleh lewat interpretasi.
Dari perpektif interaksi simbolik ini semua organisasi sosial terdiri dari para pelaku yang
mengembangkan definisi tentang suatu situasi atau perspektif lewat proses interprestasi dan mereka
bertindak dalam atau sesuai dengan makna definisi tersebut.
Etnometodologi
Merupakan istilah yang digunakan untuk berbagai laporan penelitian semacam etnografi, juga
mempengaruhi perkembangan penelitian kualitatif. Etnometodologi lebih sering menekankan pada
subjek pokok yang di teliti dan biasanya kurang menyatakan atau menjelaskan metode yang di
gunakan oleh para penelitiannya. Ia merupakan studi tentang bagaimana individu mencipta dan
memahami kehidupan sehari hari.
Subjek penelitianya bukanlah suku bangsa primitive (asing) seperti yang sering menjadi subjek
etnografi tradisional, tetapi adalah orang atau kelompok dalam berbagai situasi khusus/tertentu di
dalammasyarakat kita (peneliti) sendiri.
Teori budaya
Budaya merupakan pengetahuan yang di peroleh seseorang dan digunakan untuk
menginterpretasikan pengalaman yang menghasilkan perilaku (spadley,1980).
BAB IV
PENGUMPULAN DARA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Tujuan :
1. Menjelaskan beragam sumber data yang bisa dimanfaatkan.
2. Menjelaskan Teknik sampling bagi peneliti kualitatif.
3. Menjelaskan beragam Teknik pengumpulan data dalam metodologi penelitian kualitatif.
4. Menjelaskan Teknik pengembangan validalitas penelitian.
5. Menjelaskan Teknik pencatatan data.
Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap bentuk
penelitian. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna lebih memfokuskan pada data kualitas
dengan analisis kualitatifnya.
Sumber Data
Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. Pemahaman mengenai peta sumber
data dalam penelitianya sangat penting artinya untuk bisa menghasilkan data yang lengkap, benar
dan shahih, sehingga penelitianya akan menghasilkan pemahaman dengan simpulan yang tepat.
Karena kedekatan posisi pada suatu sasaran studi dan juga perspektif tafsir individual maka data
yang diperoleh dari beragam jenis sumber data tersebut validalitasnya juga bisa sangat beragam.
Adapun jenis sumber data secara menyeluruh dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Narasumber / informan
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia sangat penting perannya sebagai individu
yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber disini memiliki posisi yang sam, dan
narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih
memilih arah dan selera dalam menyajikan informan yang ia miliki, karena posisi ini, sumber data
uang berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada
responden.
2. peristiwa atau aktivitas
dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu
terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung.
3. Tempat atau lokasi
Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber
lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkunganya.
4. Benda, beragam gambar, dan rekaman
Sumber data yang berupa benda, gambar, dan rekaman ini bisa juga dalam posisi sebagai dokumen
dari suatu peristiwa atau kegiatan tertentu.
5. Dokumen dan arsip
Dalam mengkaji dokumen atau arsip peneliti sebaiknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi
juga berusaha menggali dan mennagkap maknanya yang tersirat dari dokumen tersebut. Dalam
mengkaji dokumen ataupun arsip, peneliti perlu menguji keaslian dokumen tersebut, bisa lewat
kesaksian seseorang yang tahu, atau dengan mengkaji beberapa aspek formalnya.
Perlu diketahui bahwa dokumen dalam kajian historis dikenal pengujian kebenaran isi dokumen
dengan melakukan pengujian yang disebut kritik internal mengenai kebenaran isi, dan kritik
eksternal mengenai keaslian arsip atau dokumen yang ada.
Validalitas Data
Validalitas ini merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil
penelitian. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang bisa dipilih untuk pengembangan
validalitas data penelitian. Berupa Teknik trianggulasi dan Teknik informan.
Trianggulasi
Ada 4 macam Teknik trianggulasi:
1. Trianggulasi data
2. Triangguasi peneliti
3. Trianggulasi metodologis
4. Trianggulasi teoritis
Trianggulasi ini merupakan Teknik yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan
yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dari beberapa cara pandang tersebut akan
bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya bisa ditarik simpulan yang
lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenaranya.
Trianggualsi data (trianggulasi sumber )
Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam
sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenaranya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Disini tekananya pada perbedaan sumber data, bukan
pada Teknik pengumpulan data atau yang lain.
Trianggulasi metode
Disini ditekankan penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih
jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan
informasinya. Misalnya untuk memantapkan validalitas data mengenai suatu keterampilan seseorang
dalam bidang tertentu, peneliti bisa menggunakan metode pengumpulan data yang berupa kuesioner,
kemudian dilakukan wawancara mendalam pada informan yang sama, dan hasilnya diuji dengan
pengumpulan data sejenis dengan menggunakan Teknik observasi pada saat orang tersebut
melakukan kegiatanya atau perilakunya.
Trianggulasi peneliti
Trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau
keseluruahannya bisa diuji validalitasnya dari beberapa peneliti.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti untuk melakukan trianggulasi peneliti,
antaranya:
1. bilamana penelitian dilakukan oleh kelompok peneliti atau suatu tim maka pada periode
tertentu perlu diadakan pertemuan diskusi kelompok untuk membahs beragam data yang
telah berhasil digali taau dikumpulkan.
2. Dalam penelitian yang menggunakan strategi studi kasus ganda, kemungkinan besar tiap
kasus dengan lokasi yang berbeda dilakukan pengumpulan datanya oleh peneliti yang lain.
3. Menyelenggarakan seminar mengenai hasil penelitian yang hamper selesai dilakukan.
Trianggulasi teori
Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam
membahas permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh
pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa analisis dan ditarik simpulan yang
lebih utuh dan menyeluruh.
Reviu informan
Dalam pelaksanaanya sering diperlukan suatu diskusi agar kesamaan pemahaman dari peneliti dan
informanya bisa dicapai. Dalam membahas validalitas penelitian ini Robert k.yin selain menyatakan
adanya pokok pokok pengumpulan data yang harus selalu diingat peneliti, selain bentuk trianggulasi
yang ia sarankan dengan menggunakan sumber data ganda.
BAB V
ANALISIS DAN KUALITATIF
Tujuan :
1. Menjelaskan cara pengaturan data untuk persiapan analisis.
2. Menjelaskan beragam Teknik analisis dalam penelitian kualitatif.
BAB VI
MERANCANG PENELITIAN KUALITATIF
Tujuan :
1. Menjelaskan pengertian mengenai penelitian dasar dan penelitian terapan
2. Menjelaskan unsur unsur utama dalam rancangan penelitian kualitatif
3. Menjelaskan perbedaan pokok antara rancangan penelitian kualitatif dan rancangan penelitian
kuantitatif
4. Menjelaskan struktur kesatuan dalam rancangan penelitian kualitatif
Jenis penelitian
Dalam merancang pelaksanaan penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif perlu dipahami
bahwa terapat dua jenis penelitian, yang dibedakan dari tujuan akhinya. Dua jenis penelitian tersebut
meliputi penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar
hanya bertujuan untuk pemahaman mengenai suatu masalah, sedang penelitian terapan tujuanya
tidak hanya untuk memahami masalahnya tetapi juga mengarah pada penemuan cara pemecah
masalahnya dengan Tindakan yang bersifat aplikasi praktis.
Penelitian Dasar
Seperti halnya pada penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif pun terdapat tiga tingkatan
penelitian yang meliputi penelitian
1. Penelitian eksploratif
Penelitian ini merupakan tingkat penelitian awal, artinya peneliti sama sekali belum mengetahui
apa yang terjadi, dalam penelitian ini peneliti mengawali penelitianya tanpa berprasangka atau
pun pertanyaan yang mengarah. Peneliti benar2 harus memiliki sikap yang terbuka untuk bisa
menghadapi dan menerima segala yang ditemui, dan bahkan sama sekali tidak menggunakan
bekal teori atau pun kerangka pikir yang akan digunakan dalam menghadapi data di lapangan.
2. Penelitian deskriptif
Penelitian ini merupakan pengembangan lanjut dari penelitian eksploratif. Sebagai kelanjutanya
peneliti mulai memprediksi variabel2 yang terlibat tersebut dalam kaitan hubungan pada tingkat
korelatif.
3. Penelitian eksplanatif
Penelitian ini mengarah pada studi sebab akibat, analisisnya menggunakan statistik analisis
variance atau analisis covariance.
Penelitian Terapan
Penelitian terapan meliputi tiga macam yaitu evaluasi. Penelitian kebijakan, dan penelitian
pengembangan atau penelitian Tindakan, ketiga jenis penelitian terapan memiliki tujuan yang
berbeda.
Penelitian Evaluasi
Penelitian ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas pencapaian
tujuan, hasil, atau dampak suatu kegiatan atau program dan juga mengenai proses pelaksanaan suatu
kebijakan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Dari hasil temuan
analisisnya harus bisa ditemukan baik kekuatan maupun kelemahanya dan selanjutnya penelitian ini
harus bisa mengajukan saran secara operasional, sebagai jalan bagaimana untuk memperbaiki dan
mengembangkanya.