Metodologi
cara atau ilmu-ilmu yang dipakai untuk menemukan kebenaran menggunakan
penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari
realitas apa yang dikaji.
studi tentang metode, pertimbangan filosofis dan analitis dasar untuk, kesesuaian dan
batas logis dari berbagai pendekatan dan perspektif pada penelitian
Penelitian
The process of exploring the unknown, studying and learning new things, building new
knowledge about things that no one has understood before
(Berndtsson et al, 2008).
Penelitian ilmiah
Rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-
teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah
sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistematis yang digunakan
untuk melakukan penelitian.
Paradigma Penelitian
a. Orang selalu menilai berdasarkan pikirannya
b. Asumsi
c. Kebenarannya belum jelas, belum tentu sesuai realitanya
d. Apa yang dilihat, belum tentu menggambarkan apa yang dilihat
e. Disepakati oleh sekelompok orang
Paradigma
Asumsi peneliti dalam melihat sebuah permasalahan yang ingin
dibuktikan kebenarannya melalui sebuah penelitian ilmiah
Asumsi
Filsafat Positivisme :
Kata Positivisme merupakan turunan dari kata positive. John M. Echols
mengartikan positive dengan beberapa kata yaitu positif (lawan dari negatif),
tegas, pasti, meyankinkan. Dalam filsafat, positivisme berarti suatu aliran filsafat
yang berpangkal pada sesuatu yang pasti, faktual, nyata, dari apa yang diketahui
dan berdasarkan data empiris.
Aliran ini menolak sesuatu seperti metafisik dan ilmu gaib dan tidak mengenal
adanya spekulasi. Aliran ini berpandangan bahwa manusia tidak pernah
mengetahui lebih dari fakta-fakta, atau apa yang nampak, manusia tidak pernah
mengetahui sesuatu dibalik fakta-fakta.
Ajaran positivisme muncul pada abad 19 dan termasuk jenis filsafat abad modern.
Kelahirannya hampir bersamaan dengan empirisme. Kesamaan diantara keduanya
antara lain bahwa keduanya mengutamakan pengalaman. Perbedaannya,
positivisme hanya membatasi diri pada pengalaman-pengalaman yang objektif,
sedangkan empirisme menerima juga pengalaman-pengalaman batiniah atau
pengalaman yang subjektif.
Tokoh terpenting dari aliran positivisme adalah August Comte (17981857), John
Stuart Mill (1806-1873), dan Herbert Spencer (1820-1903). Dalam
perkembangannya aliran ini diletakkan dalam hubungan statika dan dinamika,
dimana statika yang dimaksud adalah kaitan
Metode positif ini mempunyai 4 ciri, yaitu:
1. Metode ini diarahkan pada fakta-fakta
2. Metode ini diarahkan pada perbaikan terus meneurs dari syarat-syarat hidup.
3. Metode ini berusaha ke arah kepastian.
4. Metode ini berusaha ke arah kecermatan.
https://media.neliti.com/media/publications/177169-ID-seni-memehami-penelitian-
kuliatatif-dala.pdf
Perbandingan penelitian kuantitatif dan kualitatif
Dapat dilihat dari 9 perbedaan berikut :
1. Desain Penelitian
Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri
dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung
Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur dari penelitian
kuantatif sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat diubah lagi.
2. Analisis Data
Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.
Kuantitatif dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan.
3. Istilah Subjek Penelitian
Kualitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan narasumber.
Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan responden.
4. Cara Memandang Fakta
Kualitatif: Penelitian kualitatif memandang "Fakta/Kebenaran" tergantung pada
cara peneliti menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan ada hal-hal kompleks
yang tidak bisa sekedar dijelaskan oleh angka, seperti perasaan manusia.
Penelitian kuantitatif berangkat dari data yang kemudian dijelaskan oleh teori-
teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu teori yang menguatkan
teori yang sudah ada.
Kuantitatif: Penelitian kuantitatif memandang "Fakta/Kebenaran" berada pada
objek penelitian di luar sana. Peneliti harus netral dan tidak memihak. Apapun
yang ditemukan di lapangan, itulah fakta. Penelitian kuantitatif berangkat dari
teori menuju data.
5. Pengumpulan Data
Kualitatif: Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur
oleh hitam putih kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek
data sedalam-dalamnya atas hal-hal tertentu, sehingga kualitas penelitian
kualitatif tidak terlalu ditentukan oleh banyaknya narasumber yang terlibat, tetapi
seberapa dalam peneliti menggali informasi spesifik dari narasumber yang
dipilih.
Kuantitatif: Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian
instrumen penelitian berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian
dikonversikan menggunakan kategori/kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknya responden penelitian
yang terlibat.
6. Representasi Data
Kualitatif: Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah
fenomena, sehingga laporan penelitian akan lebih banyak mengandung deskripsi.
Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk hasil
penghitungan matematis. Hasil penghitungan dianggap sebagai fakta yang sudah
terkonfirmasi. Keabsahan penelitian kuantitatif sangat ditentukan oleh validitas
dan reliabilitas instrumen yang digunakan.
7. Implikasi Hasil Riset
Kualitatif: Hasil penelitan kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada
situasi-situasi tertentu. Sehingga, hasil penelitian kualitatif tidak bisa
digeneralisasi dalam setting berbeda.
Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta/teori yang berlaku secara
umum (generalized). Kapanpun dan di manapun, fakta itu berlaku.
8. Macam Metode
Kualitatif: Fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded theory.
Kuantitatif: Eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, expost facto.
9. Tujuan Penelitian
Kualitatif: Memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori,
mendeskripikan realitas dan kompleksitas sosial.
Kuantitatif: Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan
generalisasi fenomena sosial yang diteliti
Dapat dibaca sumber berikut :
https://www.researchgate.net/publication/279645679_Landasan_Filsafat_Dan_Metode_P
enelitian_Kualitatif
METODE-METODE DALAM
PENELITIAN ILMU SOSIAL
Tingkat Pendapatan
Orang tua
Norma Agama
Jenis Peer Group
Kurikulum
= variabel Y
= variabel X (fokus penelitian)
= mengontrol, mendominasi, mempolakan tindakan individu/mahasiswa
Kritik terhadap penelitian positivis dengan metode kuantitatif yaitu mengabaikan nilai
dalam proses penelitian, baik nilai yang melekat pada obyek penelitian (individu yang
diteliti) dan nilai yang melekat pada peneliti (harus obyektif) agar tidak terjadi bias dalam
penelitian. Oleh karena itu penelitian kuantitatif dikenal dengan perspektif yang bebas nilai
(value free).
Mahasiswa 1
Mahasiswa 2
Mahasiswa 3
= realitas sosial
= individu-individu yang membangun (construct) makna tentang realitas sosial
= interaksi antar mahasiswa
= proses mendefinisikan realitas sosial
Kesulitan utama yang dihadapi oleh seorang peneliti yang menggunakan perspektif
post-positivis adalah terkait dengan proses penggalian data dan informasi tentang apa yang
dipikirkan, dipahami atau dialami oleh seorang individu. Informasi semacam ini tidak
nampak dan tidak mudah digali dari seorang individu. Oleh karena itu, seorang peneliti harus
masuk ke dalam kehidupan sehari-hari (natural setting) individu-individu tersebut untuk
mengetahui apa yang mereka alami, pikirkan, pahami terkait dengan sebuah realitas sosial.
Proses ini bisa dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview) dan observasi yang
biasa digunakan sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif. Setelah data atau informasi
bisa digali dari seorang individu, tahap selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang
peneliti yang menggunakan metode kualitatif adalah memberikan interpretasi terhadap data
dan informasi tersebut. Proses interpretasi data tersebut tergantung sepenuhnya pada peneliti
tersebut dan tidak bisa diwakilkan oleh orang lain. Dengan demikian, dalam penelitian
kualitatif, seorang peneliti sekaligus menjadi instrumen penelitian itu sendiri yang tidak bisa
digantikan perannya oleh instrumen lain seperti kuesioner misalnya.
Lebih lanjut, berbeda dengan metode kuantitatif, metode kualitatif tidak mengabaikan
nilai dalam proses penelitian, baik nilai yang melekat pada obyek penelitian (individu yang
diteliti) dan nilai yang melekat pada peneliti. Oleh karena itu penelitian kualitatif bukan
perspektif yang bebas nilai (value free).
Prinsip-prinsip dan Karakteristik Penelitian Kualitatif
- Prinsip-prinsip Penelitian Kualitatif
- Kelebihan Penelitian Kualitatif
- Kekurangan Penelitian Kualitatif
PERTEMUAN III
Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menguraikan prinsip dalam penelitian kualitatif
2. Mahasiswa mampu mencirikan penelitian kualitatif
1. Naturalistic inquiry
Mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah. Tidak manipulatif.
Terbuka pada setiap apapun yang muncul.
2. Inductive analysis
Mendalami sebuah rincian dan kekhasan data. Tujuannya
menemukan kategori, dimensi, dan kesaling hubungan.
3. Holistic perspective
Fenomena dipelajari dan dipahami sebagai sistem yang kompleks.
4. Qualitative data
Pendeskripsian secara terinci. Kajian dilakukan secara mendalam.
5. Personal contact and insight
Peneliti mempunyai hubungan langsung dengan subjek penelitian,
situasi, dan fenomena yang sedang dipelajari
6. Dynamic systems
Mempertimbangkan proses.Perubahan dianggap sebagai hal yang
bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu
maupun budaya secara keseluruhan.
7. Unique case orientation
Setiap persoalan yang dijadikan objek penelitian memiliki sifat
khusus dan khas.
8. Context Sensitivity
Menempatkan temuan-temuan penelitian dalam konteks sosial,
historis, dan waktu.
9. Emphatic Netrality
Penelitian dilakukan secara netral agar obyektif tapi juga bersifat
empati
10.Design flexibility
Desain penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka beradaptasi sesuai
perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku)
Studi kasus adalah studi spesifik mengenai subjek tertentu seperti individu, organisasi,
kelompok, tempat, peristiwa, atau kejadian fenomena. Studi kasus kerap kali dipakai pada
penelitian pendidikan, bisnis, sosial dan klinis (clinical)
Contoh :
https://www.jopglass.com/studi-kasus/
Desain Etnografi
Contoh :
Studi Etnografi Dalam Kerangka Masyarakat Dan Budaya
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/10975
Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan Dan Konseling
https://core.ac.uk/download/pdf/229583501.pdf
Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif
Desain Fenomenologi
Penerapan metode kualitatif dalam rangka menggali dan mengungkap kesamaan makna
dari sebuah konsep atau fenomena yang menjadi pengalaman hidup sekelompok individu.
Fenomena :
gagasan, peristiwa, dan kejadian utama ketika sejumlah tindakan/interaksi ditujukan
untuk mengelola, menangani atau mengkaitkan sejumlah tindakan hal-hal tersebut.
Contoh :
1. Karena Hidup harus terus Berjalan (Sebuah Studi Fenomenologi Kehidupan
Orang dengan HIV/AIDS) ditulis oleh Septiana Dewi Indriani dan Nailul
Faiuziah (2017). Artikel ini dimuat dalam Jurnal Empati Volume 6 Nomor 1 pada
Januari 2017.
2. Nyeri adalah fenomena yang biasa dialami oleh individu. Rasa sakit memiliki
esensi universal yang dijalani oleh individu, terlepas dari siapa yang telah
kehilangan atau meninggalkan objek, meninggalkan sekelompok individu
berkabung. Entah orang yang paling dekat dengannya atau peliharaan
kesayangannya hilang. Rasa sakit memiliki esensi universal, sehingga
dimungkinkan untuk menyelidikinya secara fenomenologis.
3. Motivasi menjadi Guru Bimbingan dan Konseling (Studi Fenomenologi
Terhadap Fresh Graduate)
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Konseling_Edukasi/article/view/56-75
4. Studi Fenomenologi: Kecemasan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Penulisan
Skripsi Jurusan Bimbingan Dan Konseling
https://adoc.pub/jurnal-studi-fenomenologi-kecemasan-mahasiswa-dalam-
menyeles.html
Desain Literature
Berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat
berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang
dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal
Metode Systematic Literature Review (SLR). Metode SLR digunakan untuk
mengidentifikasi, mengkaji, mengevaluasi, dan menafsirkan semua penelitian yang
tersedia dengan bidang topik fenomena yang menarik, dengan pertanyaan penelitian
tertentu yang relevan.
Proses Literasi Review
Matrik Literasi review
Matrik sintesis adalah sebuah tabel/diagram yang memungkinkan peneliti untuk
mengelompokkan dan menglasifikasi argumen-argumen yang berbeda dari
beberapa artikel dan mengombinasikan berbegai elemen yang berbeda untuk
mendapatkan kesan/simpulan terhadap keseluruhan artikel secara umum
(Murniati, et al., 2018).
Matrik sintesis dibuat dengan cara (1) identifikasi 6-12 artikel yang sangat
relevan dengan fokus penelitian dan (2) buat kolom-kolom untuk
mengidentifikasi beberapa hal, seperti (a) pertanyaan penelitian yang diajukan
penulis, (b) metode yang digunakan, (c) karakteristik sampel penelitian, (d)
persamaan yang ditemukan dan (e) perbedaan masing-masing artikel yang tidak
ditemukan pada artikel yang lain.
https://www.scribd.com/doc/175411754/Matrik-Literatur-Review-Dan-Posisi-Penelitian
Contoh :
1. Memadupadankan antara Kompetensi Konselor Aspek Asesmen BK dengan
Pengembangan Literasi Siswa di Sekolah
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/1572-Article%20Text-6391-1-10-
20181102.pdf
2. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Implementasi Gerakan Literasi
Nasional
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk/article/view/224
3. Kreativitas Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Pengembangan Gerakan
Literasi Sekolah Di Smp Negeri 1 Kalasan
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40614/1/17200011003_BAB-1-
BAB%20IV_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Rancangan Metodologi Penelitian Kualitatif
1. Merancang konsep kualitatif
2. Subtansi Masalah Kualitatif
3. Pertimbangan memilih masalah
4. Menemukan sumber-sumber masalah penelitian
https://www.academia.edu/28756279/Rancangan_Penelitian_Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang
dibawa oleh peneliti dalam penelitian.
1. masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian
sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama.
2. masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu
memperluas atau memperdalam masaIah yang telah disiapkan.
3. masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga
harus "ganti" masalah.
Menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible, maka perlu dilakukan melalui
analisis masalah. Langkah-langkah analisis masalah adalah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation dan grand tour
question), yaitu memperoleh gambaran umum (tahap permukaan tentang situasi
sosial).
2. Menetapkan fokus, yaitu pokok masalah yang masih bersifat umum – dapat
merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.
3. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan
pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(lapangan).
4. Kebaruan informasi dapat berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan
mendalam tentang situasi sosial, atau berupa keinginan untuk menghasilkan
hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti.
5. Fokus penelitian masih bersifat sementara berkembang setelah peneliti masuk
lapangan atau situasi sosial tertentu (Proses "emergent design" (Lincoln dan Guba
1985:102).Namun setiap peneliti tetap harus membuat rumusan masalah.
6. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami
gejala yang kompleks kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).
7. Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar
definisi operasional dari suatu variabel penelitian.
8. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami
gejala yang kompleks, interaksi sosial yang terjadi, dan kemungkinan ditemukan
hipotesis atau teori baru.
9. Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan berkenaan dengan suatu
proses dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi antar manusia dan
atau interaksi manusia dengan lingkungannya. Misalnya: proses pengajaran,
proses bimbingan, pengelolaan /manajemen kelas, kepemimpinan dan
pengawasan pendidikan, proses penilaian pendidikan, upaya pengembangan tugas
profesi guru dan lain-lain.
Selain memperhatiakan ciri khusus masalah, masalah yang dipilih haruslah masalah yang
baik. Masalah yang baik memiliki ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai nilai penelitian
• Asli
• Menyatakan suatu hubungan
• Hal yang penting secara ilmiah
• Dapat diuji
b. Fisibel
• Masalah dapat dipecahkan
• Tersedianya data dan metode untuk memeahkan masalah
• Tersedianya biaya
• Dalam waktu yang wajar
c. Sesuai dengan kualifikasi peneliti
• Menarik bagi peneliti
• Sesuai dengan kualifikasi peneliti (pendidikan, skill)
Dalam pencaharian masalah untuk diteliti, mungkin saja peneliti mendapatkan lebih dari
satu masalah. Dari sekian masalah tersebut perlu terlebih dahulu dilakukan identifikasi
masalah. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh, yakni:
1. Analisis literatur; terutama publikasi hasil-hasil penelitian yang relevan,
rekomendasi tindak lanjut hasil penelitian.
2. Kerja dan kontak profesional bidang keilmuan, forum-forum ilmiah.
3. Pernyataan pemegang otoritas, baik ilmuan maupun birokrasi.
4. Pengamatan sepintas atas suatu kejadian atau peristiwa tertentu.
5. Pengalaman pribadi peneliti dalam bidang-bidang tertentu yang menarik untuk
diteliti.
1. Indikasi fenomena
2. Karakteristik realitas sosial
3. Bahasa sebagai realitas social
4. Realitas sosial sebagai data kualitatif dan dasar pembuatan pertanyaan
penelitian
5. Teks eksplanasi
Indikasi fenomena
Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang
akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan
fenomena-fenomena lainnya.
Realitas sosial
Realitas sosial adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini terkait dengan kestabilan dalam keadaan normal atau
keadaan tidak normal yang terjadi dalam pola-pola hubungan di masyarakat.
Realitas adalah hasil ciptaan manusia, yang kreatif melalui kekuatan
konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.
Penting relaitas sosial, karena :
a. manusia memiliki kebebasan bertindak diluar batas control dimana
individu berasal
b. Manusia aktif dan kreatif mengembangan dirinya melalui respon-respon
terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya (ingat matkul filsafat :
memaknai ketika melihat orang nangis)
Realitas sosial bentukan konstruksi sosial
Pengetahuan berparadigma ganda yang merupakan keseharian yang hidup
dan berkembang di masyarakat seperti konsep, kesadaran umum, wacana
publik, ini adalah hasil dari konstruksi sosial
Masayarakat adalah suatu yang kompleks dengan berbagai realitas sosial
budaya, sehingga ada banyak konsep yang harus dicermati.
Dari prinsip tersebut maka penjelasan makna apa yang ingin didapat akan
mempengaruhi peneliti dalam membuat pertanyaan penelitian
Contoh :
Motivasi berprestasi pada anak kebutuhan khusus
1. Karakteristik/sifat/Ciri anak kebutuhan khusus yang ada di lapangan
2. Mengapa anak tersebut memerlukan perhatian khusus
3. Apa saja yang menjadikan anak tersebut memiliki motivasi
4. Bagaimana intreprestasi anak memandang dirinya dalam belajar
5. dstnya
(dicari makna dari sisi lingkungan si anak dan dr si anaknya sendiri =
makrokospik dan mikrokospik)
Teks explanasi
Teks eksplanasi merupakan sebuah teks yang berisi penjelasan atas sebuah kejadian
atau genomena yang berkaitan dengan alam, sosial, ilmiah, dan budaya. Contoh dari
fenomena yang dibahas di dalam teks eksplanasi berupa bencana alam seperti banjir,
tanah longsor, gempa bumi, dan lain-lain. Sementara contoh dari kejadian sosial bisa
berupa pengangguran, kesehatan, dan lain-lain.
Ciri-ciri teks eksplanasi adalah sebagai berikut:
1. Teks eksplanasi terdiri dari tiga unsur yang meliputi sebuah pernyataan umum,
sebab-akibat, dan interpretasi.
2. Informasi yang ada di dalam teks eksplanasi berisi berdasakan fakta.
3. Informasi yang ada di dalam teks eksplanasi memiliki sifat objektif.
4. Teks eksplanasi membahas sebuah peristiwa.
5. Teks ekplanasi merupakan jenis teks yang bersifat informatif.
Rancangan Metodologi Penelitian Kualitatif
Contoh:
untuk melakukan penelitian seputar "Dampak penggunaan media sosial terhadap
citra diri kaum remaja urban di Jakarta “ maka kekhasan disiplin ilmu yang dapat
berkontribusi untuk mendukung terbentuknya kerangka teori dari usulan
penelitian ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada: sosiologi urban, psikologi sosial,
psikologi individu (remaja), komunikasi media baru, dan filsafat identitas.
Dari Penelitian yang relevan ini, peneliti kualitatif dapat memperoleh gambaran,
ciri karakateristik dari lapangan penelitian yang akan dihadapi
32 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 9, No.1, Maret 2005;32-35
TINJAUAN PUSTAKA
Abstract
Either in quantitative research or in qualitative research, using the literature is critical. It is conducted to generate a picture of
what is known and not known about a particular situation. Searching and reviewing of the relevant literature of the study could be
conducted before, during, and after the data collection and analysis of the study. In qualitative research particularly the purpose
conducting the literature review varies, based on the type of study to be conducted. In general, to keep the scientific nature of data,
using the extensive literature should be conducted after the study has been conducted.
Key words: qualitative research, literature reviews
PENDAHULUAN
rangka meninjau ulang kepentingan tujuan
Penggunaan literatur, baik dalam penelitian penelitian dan memfasilitasi kebutuhan dalam
kuantitatif maupun dalam penelitian kualitatif mendiskusikan hasil-hasil temuan pada penelitian
memainkan peranan penting dan beragam dalam tersebut dengan hasil-hasil temuan dari penelitian-
suatu proyek penelitian. Secara umum, literatur penelitian sebelumnya. Pada akhirnya, langkah ini
digunakan untuk mengidentifikasi hasil-hasil membantu peneliti dalam membuat perencanaan
penelitian terdahulu, yaitu berbagai temuan yang penelitian yang dilakukan dan tingkat signifikansi
telah ditemukan atau yang belum ditemukan terkait hasil-hasil temuan terdahulu dengan fenomena yang
dengan fenomena atau situasi khusus yang akan dipelajari.
diteliti. Dari aspek waktu, literatur-literatur yang Di lain pihak pada penelitian kualitatif, para
ada tersebut dapat ditinjau ulang sebelum, selama, peneliti pada umumnya tidak mengawali langkah
dan setelah dilakukannya suatu penelitian. penelitiannya dengan melakukan pencarian literatur
Pada penelitian kuantitatif, penggunaan yang ekstensif dan tidak menggunakan literatur-
literatur yang relevan dengan topik penelitian, literatur yang ada untuk melatar belakangi
menjadi latar belakang dari proyek penelitian itu penelitiannya (Streubert & Carpenter, 2003). Bahkan
sendiri. Martin (1997) mengatakan bahwa para peneliti kualitatif yang fanatik berpendapat
ketertarikan seorang peneliti pada topik bahwa seharusnya tidak menggunakan literatur-
penelitiannya dapat diawali dengan melakukan literatur yang ada sebelum dilakukan pengumpulan
penelusuran dan pencarian berbagai literatur yang dan analisis data dari penelitian yang dilakukan.
relevan secara ekstensif berkaitan dengan studi Menurut mereka, penggunaan literatur sebelum
yang akan diteliti. Aktivitas ini dilakukan dalam dilakukannya penelitian dapat menghambat kemajuan
Penggunaan literatur dalam penelitian kualitatif (Yati Afiyanti) 33
dan melumpuhkan kreatifitas peneliti dalam mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan
mendalami pengetahuan tentang obyek penelitiannya. topik penelitiannya tersebut, peneliti dapat
Namun, beberapa peneliti kualitatif lainnya membatasi hal-hal yang diketahui tentang situasi
mengatakan bahwa penelusuran literatur yang dibuat penelitiannya sebelum melakukan penelitiannya
di awal penelitian dapat membantu memberi arah atau tersebut.
fokus pada penelitian yang dilakukan (Streubert &
Dengan demikian penggunaan literatur sebelum
Carpenter, 2003). dilakukannya penelitian, bukan suatu langkah yang
Selanjutnya tujuan penggunaan literatur pada harus dilakukan oleh para peneliti kualitatif. Dilain
penelitian kualitatif adalah menempatkan hasil- pihak, beberapa jenis penelitian kualitatif, seperti pada
hasil temuan dari penelitian-penelitian terdahulu penelitian etnografi dan penelitian grounded theory,
dalam konteks berbagai temuan yang baru saja literatur-literatur terdahulu digunakan untuk melatar
ditemukan, namun, hal ini tidak berarti melakukan belakangi studi yang akan dilakukan dan dibuat sebelum
konfirmasi secara mendalam terhadap hasil-hasil studi tersebut dilakukan (Strauss & Corbin, 1989).
temuan penelitian terdahulu. Tidak seperti halnya pada penelitian kuantitatif,
Tulisan ini membahas seputar penggunaan literatur penggunaan literatur sebelum dilakukan proses
dalam penelitian kualitatif. Berbagai tujuan dan waktu penelitian pada penelitian kualitatif bukan sekedar
penggunaan literatur dalam penelitian kualitatif yang dijadikan latar belakang untuk studi yang dilakukan,
bervariasi berdasarkan jenis penelitian kualitatif yang namun, memiliki beberapa manfaat lainnya.
dilakukan juga dibahas dalam tulisan ini. Beberapa manfaat penggunaan literatur lainnya
dalam penelitian kualitatif, selain digunakan untuk
Penggunaan Literatur dalam Penelitian melatar belakangi masalah yang akan dipelajari
Kualitatif (Strauss & Corbin, 1989), antara lain:
Penggunaan literatur yang relevan merupakan Merangsang Kepekaan Teoritik
hal yang umum dilakukan pada penelitian kualitatif
setelah dilakukan pengumpulan dan analisis data. Walaupun penggunaan literatur dalam
Tidak seperti para peneliti kuantitatif, pada penelitian kualitatif kurang memiliki kegunaan
umumnya para peneliti kualitatif tidak penting untuk melatar belakangi penelitian yang
menggunakan berbagai literatur untuk melatar dilakukan, studi literatur setidaknya memberikan
belakangi studi yang dilakukannya atau sebagai manfaat untuk meningkatkan kepekaan teoritik
kerangka konseptual dan kerangka teori studi peneliti untuk mengenali hal-hal yang penting pada
tersebut. Alasan tidak menggunakan literatur pada data dan memaknainya. Kemampuan ini akan
tahap awal penelitian adalah untuk melindungi memperlancar perumusan teori yang tepat dengan
peneliti dalam mengarahkan para partisipannya realitas fenomena yang diteliti. .Dengan membaca
tentang berbagai hal yang sebelumnya telah dan menelaah hasil-hasil studi terdahulu, kepekaan
diketahui oleh peneliti (Streubert & Carpenter, peneliti terhadap subyek apa yang harus dicari
2003). Alasan lainnya dikemukakan oleh Pinch untuk diteliti menjadi lebih baik. Dengan kepekaan
(1993) yang mengatakan bahwa para peneliti yang lebih baik, peneliti dapat merencanakan dan
sebaiknya mempelajari fenomena-fenomena menyusun daftar wawancara yang lebih signifikan
penelitiannya secara lebih mendalam seolah-olah untuk ditanyakan kepada partisipan.
fenomena tersebut sangat asing bagi dirinya. Memberi Dukungan Tambahan Terhadap
Salah satu cara untuk membuat dirinya asing Pengabsahan Hasil Penelitian
dengan fenomena yang akan dipelajarinya, peneliti
tidak seharusnya memulai penelitiannya dengan Manfaat lainnya dari penggunaan literatur yang
mempelajari literatur-literatur yang berkaitan relevan dalam penelitian kualitatif adalah
dengan topik penelitiannya secara mendalam mengabsahkan ketepatan hasil-hasil temuan
(Streubert & Carpenter, 2003). Dengan tidak penelitian yang dilakukan, terutama pada penelitian
34 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 9, No.1, Maret 2005;32-35
kualitatif yang menguji keabsahan suatu teori. yang diperoleh dari penelitian yang baru saja
Dengan penggunaan literatur-literatur yang ada, dilakukan (Burns & Grove, 1993).
peneliti dapat memberi penjelasan tentang berbagai Sama halnya dengan penelitian fenomenologi,
rasionalisasi adanya perbedaan dan persamaan teori penelitian teori kritik social, penggunaan literatur
atau konsep yang merupakan hasil temuan memiliki tujuan untuk membandingkan dan
penelitian yang dilakukan dengan teori atau konsep menyatukan hasil-hasil temuan dari penelitian yang
yang ada pada literatur-literatur terdahulu. dilakukan dengan hasil-hasil temuan dari literatur-
literatur terdahulu (Burns & Grove, 1993) yang hasil
Merencanakan Naskah Wawancara
akhirnya untuk menentukan pengetahuan terbaru
Mempelajari literatur yang ada juga bermanfaat tentang suatu kondisi sosial yang sedang terjadi.
untuk peneliti dalam rangka menyusun naskah/daftar
Pada penelitian grounded theory, penggunaan
pertanyaan yang akan diajukan kepada para partisipan.
literatur yang minimal digunakan sebelum penelitian
Daftar pertanyaan ini hanya berfungsi sebagai acuan
dilakukan. Penggunaan literatur tersebut hanya
awal saja dan untuk meyakinkan subyek tentang
ditujukan untuk membantu peneliti menyadari apa yang
tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Daftar
harus dilakukan dengan penelitiannya (Burns & Grove,
pertanyaan ini selanjutnya dapat berkembang selama
1993). Informasi dari literatur yang ada tidak digunakan
proses penelitian sesuai dengan situasi dan kondisi
langsung untuk pengumpulan data atau pengembangan
area dimana penelitian tersebut dilakukan
teori dari data yang diperoleh dari penelitian yang
Tujuan Penggunaan Literatur dalam dilakukan. Selanjutnya, setelah dilakukan pengumpulan
informasi atau data yang diinginkan, pencarian dan
Penelitian Kualitatif penelusuran literatur-literatur yang relevan secara
Pada penelitian kualitatif, penggunaan berbagai ekstensif sangat diperlukan untuk mendefinisikan
literatur yang relevan, dalam hal ini kapan dan konsep-konsep khusus dan untuk melakukan verifikasi
dengan maksud apa literatur tersebut digunakan berbagai hubungan antara teori-teori yang
memiliki variasi berdasarkan jenis penelitian dikembangkan dengan informasi atau data-data empirik
kualitatif yang dilakukan (Burns & Grove, 1993). dari hasil penelitian yang baru saja dilakukan. Pada
Pada penelitian fenomenologi, peninjauan dan akhirnya, penggunaan literatur-literatur tersebut
penulisan literatur sebaiknya digunakan setelah membantu para peneliti mampu menjelaskan,
dilakukan pengumpulan data dan data penelitian mendukung, dan memperluas pemunculan teori-teori
dianalisis. Hal tersebut bertujuan agar informasi- baru dari hasil studi yang dilakukannya.
informasi dari literatur yang ada tidak mempengaruhi Studi literatur yang dibuat pada penelitian
tujuan penelitian dan berbagai ide dan konsep yang etnografi memiliki maksud yang sama
dimiliki peneliti. Para ahli fenomenologi berpendapat penggunaannya pada penelitian kuantitatif.
bahwa berbagai gambaran peneliti tentang obyek Penggunaan literatur dilakukan pada awal proses
penelitiannya sebaiknya hanya berasal dari apa yang penelitian (tahap proposal) untuk memfasilitasi atau
dilihat pada situasi nyata dan tidak berasal dari apa menyediakan suatu pemahaman secara umum
yang telah diketahui peneliti dari mempelajari tentang kategori-kategori dalam konteks budaya
literatur-literatur yang ada (Burns & Grove, 1993) tertentu yang dipelajari (Burns & Grove, 1993).
sehingga penelusuran literatur seharusnya dilakukan Literatur-literatur tersebut pada umumnya hanya
setelah data penelitian dianalisis bersifat teoritikal sebab sangat sedikit studi-studi
Penggunaan literatur pada penelitian terdahulu yang memiliki tipical yang sama benar
fenomenologi bertujuan membandingkan dan untuk suatu fenomena atau obyek tertentu dari studi
menyatukan hasil-hasil temuan dari penelitian yang yang akan dilakukan. Berdasarkan literatur-literatur
dilakukan dengan hasil-hasil temuan dari literatur- tersebut suatu kerangka kerja dikembangkan untuk
literatur terdahulu dan untuk menentukan berbagai mengkaji kompleksitas berbagai situasi kehidupan
persamaan dan perbedaan berbagai hasil temuan manusia dalam suatu konteks budaya. Penggunaan
Penggunaan literatur dalam penelitian kualitatif (Yati Afiyanti) 35
literatur pada jenis studi ini juga dimaksudkan mempertahankan dan memfokuskan berbagai tujuan
untuk melatar belakangi studi yang akan dilakukan dan pertanyaan penelitian. Selanjutnya, penggunaan lain
dan untuk menginterpretasikan hasil-hasil temuan dari literatur-literatur tersebut membantu
dari studi yang dilakukan tersebut. Hasil akhir yang menginterpretasikan hasil-hasil penelitian yang
diharapkan dari studi etnografi tersebut untuk ditemukan, yaitu dengan membandingkan dan
menghasilkan berbagai wawasan baru berkaitan menyatukan hasil-hasil yang baru saja ditemukan
dengan budaya yang dipelajari yang akan dengan literatur-literatur yang ada. (EN)
memperluas dan mempertajam suatu pengetahuan
terkini dari budaya tersebut.
* Yanti Afiyanti, MN : Staf Pengajar Kelompok
Selanjutnya, pada penelitian historikal, Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak
berbagai literatur dipelajari untuk memilih topik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
penelitian dan mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan penelitian. Selanjutnya peneliti
mengembangkan daftar berbagai literatur yang
relevan dengan studi yang akan dilakukan secara
terperinci, menempatkan literatur-literatur tersebut KEPUSTAKAAN
dan mempelajarinya secara mendalam Pada jenis
Burns, N. & Grove, S.K. (1993). The practice of
penelitian historitikal ini, literatur-literatur yang
nursing research: Conduct, critique & utilization
relevan merupakan sumber data atau informasi
(2 nd. Ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company.
utama (Burns & Grove, 1993). Seorang peneliti
historis membutuhkan waktu yang lama, bahkan Martin, P.A. (1997). Writing a useful literature
sampai rentang waktu tahunan untuk memperoleh review for a quantitative research project.
literatur-literatur yang relevan dengan topik Applied Nursing Research, 10(3). 159-162.
penelitiannya dan kemudian mempelajari literatur- Pinch, W.J. (1993). Investigator as stranger.
literatur tersebut. Informasi-informasi yang Qualitative Health Research, 3(4), 493-498.
diperoleh dari literatur-literatur yang relevan Strauss. A. & Corbin, J. (1989). Basics of qualitative
tersebut dianalisis dan disusun dalam bentuk
research: Grounded theory procedures and
laporan untuk menjelaskan bagaimana suatu
techniques (M. Shodiq & I. Muttaqien, Trans.).
fenomena atau peristiwa terjadi dalam suatu
St. Louis: Mosby.
periode waktu tertentu.
Streubert, H.J., & Carpenter, D.R. (2003). Qualitative
KESIMPULAN research in nursing: Advancing the humanistic
imperative (3nd ed.). Philadelphia, PA:
Penggunaan literatur, baik pada penelitian Lippincott
kuantitatif maupun pada beberapa penelitian
kualitatif dapat digunakan dengan maksud untuk
merencanakan dan memulai suatu penelitian.
Berbagai literatur digunakan untuk melatar
belakangi suatu penelitian atau digunakan sebagai
suatu cara untuk membantu peneliti mengenali
fenomena khusus yang sedang diteliti .
Pada penelitian kualitatif, penggunaan berbagai
literatur yang relevan, dalam hal ini kapan dan dengan
maksud apa literatur tersebut digunakan memiliki
variasi berdasarkan jenis penelitian kualitatif. Berbagai
literatur terdahulu yang relevan dengan topik penelitian
yang akan dilakukan dapat digunakan untuk