Campuran (edisi ke 4)
BAB 1
Memilih Rancangan Penelitian
TIGA JENIS RANCANGAN
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami
makna yang-oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal ari
masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya
penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,
mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,menganalisis data secara
induktif mulai dari tema-tema khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna
data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang
fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara
pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus pada makna individual, dan
menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.
penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori (theories)
tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur
biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari
angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir
untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yangketat dan konsisten mulai
dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian,
dan pembahasan. Seperti halnya para peneliti kualitatif, siapapun yang terlibat dalam
penelitian kuantitatif juga perlu memiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara
deduktif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan
alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan kembali penemuan-
penemuannya.
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang melibatkan
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, penggabungan dua bentuk data, dan
penggunaan rancangan berbeda, yang dapat melibatkan asumsi-asumsi filosofis dan
kerangka kerja teoretis. Asumsi ini dari penelitian bentuk ini adalah kombinasi
pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang memberikan pemahaman lebih lengkap
daripada hanya satu pendekatan saja dalam perumusan masalah penelitian.
TIGA KOMPONEN PENTING DALAM RANCANGAN PENELITIAN
Secara detail, dalam merencanakan penelitian, para peneliti perlu memepertimbangkan tiga
komponen penting, yaitu:
1. Asumsi-asumsi pandangan dunia (worldview) filosofis yang mereka bawa kedalam
penelitiannya
2. Rancangan penelitian yang berhubungan dengan pandangan dunia tersebut
3. Metode-metode atau prosedur-prosedur penelitian spesifik yang dapat
menerjemahkan pendekatan tersebut ke dalam praktik
BAB 2
TOPIK PENELITIAN
Topik adalah subjek atau materi subjek penelitian, seperti “pengajaran sekolah”, “kreativitas
organisasi”, atau “tekanan psikologis”. Jelaskan topik tersebut dalam beberapa kata atau satu
frasa singkat. Inilah nantinya yang akan menjadi gagasan utama yang harus dipelajari dan
dieksplorasi oleh peneliti.
Dalam hal ini, ada beberapa cara untuk memperoleh pemahaman mengenai topik
penelitian (dengan asumsi bahwa topik ini harus dipilih sendiri oleh peneliti dan bukan oleh
pembimbing). Salah satunya adalah dengan menulis judul yang jelas dalam proposal
penelitian. Proyek penelitian yang baik biasanya dilandasi dengan pemikiran-pemikiran yang
jelas dan tidak rumit, mudah dibaca, dan dipahami.
Pertimbangan alasan-alasan utama mengapa topik penelitian tersebut benar-benar
dapat dan perlu diteliti. Suatu topik dapat diteliti jika peneliti memiliki target partisipan yang
bersedia membantunya dalam melakukan penelitian dan memiliki perangkat-perangkat yang
memadai dalam mengumpulkan dan menganalisis data dalam hangka waktu yang ditentukan,
seperti program komputer atau perangkat-perangkat lain.
Mengenai apakah topik tersebut dapat diteliti atau tidak, pada hakikatnya juga
berhubungan dengan apakah ada orang lain diluar lembaga peneliti yang akan tertarik pada
topik tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan utama: menginformasikan kepada pembaca hasil-
hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu,
menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam
penelitian-penelitian sebelumnya (Cooper, 2010; Marshall dan Rossman, 2011). Tinjauan ini
juga dapat menyediakan kerangka kerja dan tolak ukur untuk mempertegas pentingnya
penelitian tersebut, seraya membandingkan hasilnya dengan penemuan-penemuan lain.
Penelitian-penelitian perlu mencantumkan topik di tinjauan pustaka, dan bagian pustaka di
proposal pada umumnya dibentuk dari masalah yang lebih besar ke masalah-masalah yang
lebih sempit sehingga langsung mengarahkan ke metode-metode suatu penelitian.
Pemanfaatan Pustaka/Literatur
Tinjauan pustaka sebaiknya disajikan secara jelas dan dapat meringkas berbagai literatur
yang relevan dengan masalah penelitian, namun, tinjauan pustaka ini jangan sampai terlalu
rumit dan komprehensif. Tinjauan pustaka jangan terlalu panjang, katakanlah maksimal 20-
30 halaman namun mampu menunjukkan kepada pembaca bahwa Anda benar-benar
memahami literatur-literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Pendekatan lain dalam
menulis tinjauan pustaka adalah dengan membuat ringkasan detail tentang topik penelitian
dan referensi-referensi yang terkait dengan topik ini untuk nantinya dikembangkan kembali
dalam bab khusus, biasanya dalam bab dua, “Tinjauan Pustaka”, yang mungkin saja
membutuhkan 20 hingga 60 halaman lebih.
Pada umumnya, tinjauan pustaka dapat berupa beberapa bentuk. Cooper (2010) membahas
empat tipe: kajian pustaka yang (a) menggabungkan apa yang telah dikatakan dan dilakukan
orang lain, (b) mengkritisi penelitian dari para peneliti sebelumnya, (c) membangun jembatan
diantara topik-topik terkait, dan (d) mengidentifikasi isu-isu sentral dalam suatu bidang.
Dengan perkecualian mengkritisi penelitian-penelitian dari para peneliti sebelumnya,
sebagian besar disertasi dan tesis berperan menggabungkan literatur, mengturnya menjadi
serangkaian topik yang saling berkaitan (sering kali dari topik yang sifatnya umum ke yang
lebih sempit), dan merangkum literatur dengan menunjukkan isu-isu sentral.
Tabel 2.1 Menggunakan Literatur dalam penelitian Kualitatif
Contoh Jenis Strategi yang
Penggunaan Literatur Kriteria
Sesuai
Model ini biasa digunakan
Literatur digunakan untuk
Harus ada beberapa literatur dalam semua penelitian
membingkai masalah dalam
yang tersedia. kualitatif, tanpa memandang
pendahuluan penelitian.
jenis strateginya
Pendekatan ini diterapkan
Pendekatan ini lebih disukai
dalam penelitian-penelitian
Literatur disajikan dalam oleh pembaca yang sudah
yang menggunakan teori
bagian terpisah dengan judul terbiasa dengan pendekatan
yang sudah kuat di awal
tinjauan pustaka post-positivis tradisional
penelitian, seperti etnografi
untuk tinjauan pustaka.
dan kajian teori kritis.
Pendekatan ini paling cocok Pendeketan ini digunakan
untuk proses induktif dalam semua jenis rancangan
Literatur disajikan di akhir
penelitian kualitatif; literatur kualitatif, tetapi paling
penelitian; menjadi dasar
tidak memandu dan populer dengan grounded
untuk membandingkan dan
mengarahkan penelitian theory, ketika
membedakan temuan-temuan
tetapi menjadi sarana membandingkan dan
penelitian kualitatif.
pembantu ketika pola atau membedakan teori lain yang
kategori telah ditentukan. ditemukan dalam titeratur
TEKNIK-TEKNIK RANCANGAN
Langkah-langkah Melakukan Tinjauan Pustaka
1. Mulailah dengan mengidentifikasi beberapa kata kunci (keywords) penelitian.
Langkah ini utamanya penting ketika Anda ingin mencari berbagai materi, referensi,
dan bahan pustaka di perpustakaan universitas. Kata kunci ini bias saja Anda peroleh
ketika Anda tengah mengidentifikasi topik penelitian atau bias jadi berasal dari hasil
pembacaan beberapa buku.
2. Setelah kata kunci diperoleh, selanjutnya kunjungi perpustakaan dan mulailah
mencari catalog untuk materi referensi (seperti, jurnal danbuku). Namun demikian,
kebanyakan perpustakaan saat ini sudah memiliki database terkomputerisasi, dan saya
menyarankan anda focus terlebih dahulu pada jurnal dan buku yang relevan dengan
topic penelitian anda. Selain itu, cobalah untuk mencari database terrkomputerisasi
yang telah di reviu dan direkomendasikan oleh Science Citation Index, Goole
Schoolar, ProQuest, dan sebagainya.
3. Pertama-tama, cobalah menemukan sedikitnya 50 laporan penelitian, seperti artikel
atau buku, yang berhubungan dengan topic penelitian. Prioritaskan pencarian pada
artikel jurnal dan buku karena sumber seperti ini sangat mudah diperoleh. Pastikan
apakah artikel dan buku tersebut tersedia di perpustakaan akademis anda, atau apakah
anda perlu meminta bantuan dari pustakawan untuk mengirimkannya, atau apakah
anda harus membelinya di took buku.
4. Bacalah sepintas sekumpulan artikel atau bab dalam buku, lalu salinlah/gandakanlah
bab atau artikel yang memang relevan dengan topik anda. Pastikan artikel atau buku
tersebut memberikan cukup retribusi terhadap tinjauan pustaka anda.
5. Ketika mengidentifikasi beberapa literature, mulailah merancang peta literatur. Peta
literatur merupakan jenis gambaran visual yang menampilkan pengelompokkan
literatur berdasarkan topik penelitian. Peta ini akan menggambarkan bagaimana
penelitian yang dilakukan memberikan kontribusi pada literature yang ada.
6. Setelah membuat peta literature, buatlah ringkasan dari bebrapaa artikel yang paling
rlevan. Ringkasan inilah yang nantinya akan dimasukkan kedalam tinjauan pustaka.
Masukkanlah referensi relevan dalam tinjauan pustaka dengan menggunakan petunjuk
penulisan yang sesuai, seperti petunjuk American Psychological Association (APA,
2001) agar referensi yang dimiliki lebih lengkap untuk digunakan diakhir proposal
penelitian.
7. Stelah membuat ringkasan dari beberapa literature, kini saatnya membuat tinjauan
pustaka, dengan menyusunnya secara sistematis atau berdasarkan konsep penting.
Diakhir tinjauan pustaka, utarakan pandangan umum tentang tema keseluruhan yang
diperoleh dari literatur yang ada, lalu jelaskan mengapa penelitian ini benar-benar
memiliki kebaruan tersendiri dibandingkan literatur yang sudah ada. Anda juga dapat
mengemukaakn kritik tentang pustaka yang sudah ada dan menunjukkan kekurangan
srta masalah-masalah dalam metode yang digunakannya.
Data Terkomputerisasi
Gunakanlah database literatur online gratis serta database-database gratis lain yang
tersedia di perpustakaan.
Carilah beberapa database yang berbeda, misalnya tetap menggunakan database
ERIC meskipun topic penelitian tidak terlalu berhubungan dengan pendidikan, atau
menggunakan PsycINFO meskipun topic penelitian tidak terlalu berkaitan dengan
psikologi. Baik ERIC maupun PsycINFO sama-sama memandangan pendidikan
dan psikologi sebagai istilah umum yang bias diteliti dengan berbagai topik yang
berbeda.
Gunakanlah panduan istilah untuk mencari artikel yang diinginkan, seperti
thesaurus jika tersedia.
Carilah satu artikel yang sangat berkaitan dengan topic, lalu lihatlah istilah penting
yang digunakan artikel tersebut, kemudian gunakan istilah itu untuk men-search
literature lain yang relevan.
Gunakanlah beberapa database yang menyediakan akses, link, atau unformasi
tentang gandaan full-text dari artikel-artikel yang diinginkan (baik di perpustakaan
maupun di took buku) agar bias menghemat lebih banyak waktu untuk mencari
gandaan artikel-artikel ini.
Peta Literatur Penelitian
Peta literature merupakan ringkasan visual dari penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan orang lain. Peta ini biasanya disajikan dalam bentuk gambar dan bias disusun
dengan berbagai cara. Salah satunya adalah disusun secara hierarkis, yakni menyajikan
literature dengan teknik top-down yang bias saja dibuat menyerupai flowchart, dimana
pembaca melihat tinjauan pustaka disusun layaknya suatu bagan.
Mengabstraksikan Literatur
Abstraksi merupakan tinjauan singkat atas literature (biasanya dalam bentuk paragraph
pendek) yang meringkas elemen-elemen utama agar pembaca dapat memahami keunggulan-
keunggulan dasar dari setiap literature. Biasanya, abstraksi yang baik mencakup beberapa
poin berikut:
Menyatakan masalah yang tengah dibahas.
Menyatakan tujuan atau focus utama penelitian.
Menyatakan secara singkat informasi tentang sampel, populasi, atau data.
Membahas hasil-hasil ini yang berhubungan dengan penelitian yang diajukan.
Jika tinjauan pustakanya bersifat metodologis (Cooper, 2010) tunjukkan kekurangan
teknis dan metodologis dalam literature/penelitian tersebut.
Untuk tulisan-tulisan yang berbasis non empiris (seperti, esai, opini, tipologi, dan sintesis),
abstraksinya dapat dibuat dengan cara berikut:
Sebutkan masalah yang dibahas oleh tuulisan tersebut.
Identifikasilah tema utama tulisan tersebut.
Nyalakan kesimpulan utama yang berhubungan dengan tema itu.
Jika jenis tinjauan pustakanya bersifat metodologis, jelaskan kekurangan argumentasi,
dan seterusnya.
Petunjuk Gaya
Style manual pada umumnya mempertimbangkan beberpa format penting, seperti in-text,
end-of-text, judul, dan penggunaan gambar serta table. Berikut ini adalah beberapa
rekomendasi terkait bagaimana menggunakan petunjuk gaya untuk keperluan tulisan
akademis:
Ketika menulis referensi in-text, perhatikan format yang tepat utnuk jenis-jenis
referensi dan kutipan ganda.
Ketika menulis referensi end-of-text, perhatikan juga apakah petunjuk gaya yang
digunakan mengharuska referensi ini ditulis secara alfabetis atau numeric. Selain itu,
pastikan pula bahwa setiap referensi in-text sudah masuk dalam dafta end-of-text.
Dalam makalah/karyta tulis akademis, judul heading) biasnya disusun dalam bentuk
tingkatan-tingkatan. Pertama-tama, perhatikan seberapa banyak tingkatan judul yang
ditulis dalam penelitian. Kemudian, bukalah petunjuk gaya untuk mendapatkan
format yang sesuai untuk setiap tingkatan tersebut. Biasanya, laporan penelitian berisi
sekitar dua hingga empat tingkatan judul.
Jika menggunakan catatan kaki, perhatikan petunjuk gaya untuk mengetahui
bagaimana menulis footnote yang sesuai. Footnote saat ini jarang sekali digunakan
dalam makalah atau karya tulis akademis dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Jika
menyertakan footnote, perhatikan apakah footnote tersebut berada dibagian bawah
setiap halaman, diakhir setiap baba, atau diakhir makalah.
Tabel dan gambar memiliki format-formatnya tersendiri dalam setiap petnjuk gaya.
Perhatikan aspek-aspek penting, seperti garis yang harus dicetak tebal (bold), judul,
dan spasi, pada contoh-contoh yang disajikan.
DEFINISI ISTILAH
Topik lain yang berhubungan dengan tinjauan pustaka adalah identifikasi dan definisi istilah
yang dibutuhkan pembaca untuk memahami proyek penelitian yang diajukan. Bagian definisi
istilah bisa saja ditulis secara terpisah dari tinjauan pustaka, bisa pula masuk dalam tunjauan
pustaka, atau justru diletakkan dibagian lain dalam proposal penelitian.
Definisikan istilah-istilah yang muncul disemua bagian proposal penelitian:
Judul penelitian
Masalaha penelitian
Tujuan penelitian
Pertanyaan atau hipotesis penelitian
Tinjauan pustaka
Landasan teori
Metode penelitian
BAB 3
Penerapan Teori
TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Variasi Penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif
Pertama, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai penjelasan
atas perilaku dan sikap tertentu. Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variabel,
konstrak, dan hipotesis penelitian. Sebuah tema dapat memberikan serangkaian hipotesis
siap-pakai untuk diuji dengan literatur yang ada.
Kedua, peneliti kualitatif sering kali mengunakan perspektif teoretis (theorical lens or
perspective in qualitative research) sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan
ras (atau masalah lain mengenai kelompok marginal). Pandangan ini menjadi perspektif
transformatif dan dapat membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah,
mengumpulkan dan menganalisis data, serta membentuk call for action and change
(panggilan untuk melakukan aksi dan perubahan). Beberapa perspektif teoretis yang biasa
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
Perspektif feminis
Wacana rasial
Perspektif teori kritis
Teori querr
Studi disabilitas
Ketiga, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai poin akhir
penelitian. Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir penelitian, berarti peneliti
menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung mulai dari data, lalu ke
tema-tema umum, kemudian menuju teori atau model tertentu. Logika induktif dalam
penelitian kualitatif:
Peneliti mengumpulkan informasi-informasi (misalnya, wawancara-wawancara, informasi-
informasi)
Peneliti mengajukan pertanyaan terbuka kepada partisipan atau merekam catatan-catatan
lapangan
Peneliti menganalisis data untuk membuat tema-tema atau kategori-kategori
Peneliti mencari pola-pola umum, generalisasi-generalisasi, atau teori-teori dari tema-tema
atau kategori-kategori
Peneliti mengemukakan generalisasi-generalisasi atau teori-teori dari literatur-literatur dan
pengalaman-pengalaman peribadinya.
Keempat, bebrapa peneliti kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit.
Kasus ini bisa saja terjadi disebabkan dua hal: (1) karena tidak ada satu pun penelitian
kualitatif yang dilakukan dengan observasi yang “benar-benar murni” dan (2) karena truktur
konseptual sebelumnya yang disusun dari teori dan metode tertentu telah membrikan starting
point bagi keseluruhan observasi.
Tip penelitian tengtang penggunaan teori dalam penelitian kualitatif antara lain
sebagai berikut:
Pastikan apakah teori tersebut dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif atau tidak.
Jika bisa diterapkan, identifikasilah bagaimana teori tersebut akan dijabarkan dan
digunakan dalam penelitian. Apakah sebagi penjelasan upfront, sebagai end point,
atau sebagai perspektif advokasi.
Tempatkan teori tersebut dalam proposal penelitian dibagian awal atau akhir.
BAB 4
Strategi Menulis dan Pertimbangan Etis
MENULIS PROPOSAL
Argumen-argumen yang disajikan dalam Proposal
Salah satu syarat utama yang harus dipenuhi sebelum menulis proposal adalah
mempertimbangkan topik-topik apa saja yang akan dimasukkan dalam proposal tersebut.
Semua topik harus saling berhubungan dan memberikan gambaran kohesif mengenai proyek
penelitian secara keseluruhan. Berikut adalah dari Maxwell (2005) tentang argumen-argumen
pokok yang peru dikemukakan dalam proposal:
1. Apa yang dibutuhkan pembaca untuk memahami topik Anda dengan lebih mudah?
2. Apa yang perlu diketahui pembaca mengenai topik Anda?
3. Apa yang Anda kemukakan untuk diteliti?
4. Ranah seperti apa dan siapa saja orang-orang yang ingin Anda teliti?
5. Metode-metode apa yang ingin Anda gunakan untuk mengumpulkan data?
6. Bagaimana Anda akan menganalisis data?
7. Bagaimana Anda akan memvalidasi penemuan-penemuan Anda?
8. Masalah-masalah etis apa saja yang akan Anda sajikan?
9. Apakah hasil-hasil sementara sudah menunjukkan bahwa penelitian yang Anda
ajukan ini bermanfaat dan bisa diterapkan?
Format Proposal Kualitatif
MENULIS GAGASAN
Menulis seperti berfikir
Diawal proses penelitian, cobalah untuk benar-benar menulis gagasan-gagasan Anda,
Pendahuluan
Latar belakang masalah (mencakup literatur yang berhubungan degan masalah
tersebut dan pentingnya penelitian). Tujuan penelitian dan batasan masalah.
Rumusan masalah
Prosedur
Asumsi filosofis atau pandangan dunia tentang penelitian kualitatif.
Rancangan penelitian kualitatif (misalnya etnografi, studi kasus).
Peran peneliti.
Prosedur pengumpulan data.
Prosedur analisis data.
Strategi memvalidasi hasil penelitian. Susunan naratif penelitian yang diajukan.
Masalah etis yang mungkin muncul.
Hasil sementara (jika ada)
Outcomes yang diharapkan
Daftar pustaka
Lampiran: pertanyaan wawancara, bentuk observasi, catatan waktu, dan anggaran yang
diajukan, ringkasan isi setiap bab yang diajukan dalam penelitian akhir.
Keterbacaan Tulisan
Sebelum mulai menulis proposal, cobalah berpikir tentang bagaimana Anda
meningkatkan keterbacaan proposal Anda. Publication Manual APA (2001) membahas
tentang bagaimana menyajikan tulisan yang rapi dengan cara menunjukkan hubungan
antargagasan dan menggunakan kata transisional. Selain itu, penting juga meng-gunakan
istilah-istilah yang konsisten dan terus membangun kohe-rensi dalam proposal penelitian
Anda.
Gunakan istilah-istilah yang konsisten di sepanjang proposal Anda. Pakailah istilah-
istilah yang sama setiap kali variabel disebutkan dalam penelitian kuantitatif atau
fenomena utama dalam penelitian kualitatif. Jangan menggunakan sinonim-sinonim
dari istilah-istilah tersebut. Hal ini hanya akan membuat pembaca bingung memahami
makna setiap gagasan dalam proposal penelitian Anda.
Pertimbangkan pula seberapa naratif gaya pemikiran yang Anda terapkan agar
pembaca dapat memahami proposal Anda. Konsep ini pernah dikemukakan oleh
Tarshis (1982) yang merekomendasi-kan agar penulis membuat tahapan pemikiran
untuk membim-bing pembaca. Ada empat jenis gaya pemikiran yang bisa diper-
timbangkan:
1. Umbrella thoughts —gagasan-gagasan umum atau inti yang disilangkan satu
sama lain.
2. Big thoughts —gagasan-gagasan atau gambaran-gambaran tertentu yang berada
dalam ranah umbrella thought untuk memperkuat, mengklarifikasi, atau
menjelaskan umbrella thought.
3. Little thoughts —gagasan-gagasan atau gambaran-gambaran yang fungsi
utamanya adalah memperkuat big thoughts.
4. Attention or interest thoughts —gagasan-gagasan yang tujuan-nya adalah
mengorganisasi pemikiran-pemikiran lain dan menjaga perhatian pembaca agar
tetap berada dalam satu jalur pemikiran/konsep tulisan.
Terapkanlah koherensi untuk menambah keterbacaan naskah. Koherensi dalam tulisan
berarti bahwa gagasan-gagasan Anda terikat bersama dan mengalir secara logis dari
satu kalimat ke kalimat lain dan dari satu paragraf ke paragraf lain. Konsistensi nama-
nama variabel dalam judul, tujuan penelitian, rumusan masalah, dan tinjauan pustaka
(yang banyak muncul dalam proyek kuantitatif), misalnya, menggambarkan dengan
jelas bagaimana koherensi ini bekerja. Konsistensi ini akan turut mem-bangun
koherensi dalam penelitian. Begitu pula, menekankan urutan yang konsisten kapan
pun variabel bebas dan terikat disebutkan juga merupakan teknik yang dapat
digunakan untuk membangun koherensi.
BAB 5
Pendahuluan
PENTINGNYA PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian tulisan yang memberikan informasi awal kepada pembaca
tentang penelitian yang ditulis. Tujuannya untuk membangun kerangka penelitian sehingga
pembaca dapat memahami bagaimana penelitian tersebut berhubungan dengan penelitian-
penelitian yang lain.
Pendahuluan menjelaskan suatu isu atau concern yang dapat menuntun pada
penelitian. Karena pendahuluan merupakan bagian awal dalam proposal atau penelitian maka
diperlukan perhatian khusus dalam proses penelitiannya. Pendahuluan harus membuat
pembaca tertarik pada topic penelitian, menjabarkan masalah yang dapat menuntun pada
penelitian, meletakkan penelitian dalam konteks literature yang lebih luas, dan menjangkau
audien tertentu. Semua unsur ini ditulis secara singkat dalam beberapa halaman. Karena ada
pesan-pesan yang harus disampaikan sedangkan ruang yang tersedia sangat terbatas maka
pendahuluan bisa menjadi tantangan tersendiri untuk ditulis dan dipahami.
Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan
dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber.
Sebuah Ilustrasi
Sebelum menjelaskan lima bagian tersebut, berikut ini ada contoh pendahuluan
kualitatif yang ditulis oleh Terezainni, Cabrera, Colbeck, Bjorklund, dan Parente (2001)
dalam The Journal of Higher Education dengan judul penelitiannya ―Racial and Ethnic
Diversity in the Classroom‖ (ditulis kembali atas izin penerbit). Berdasarkan lima komponen
penting pendahuluan yang sudah dijelaskan di atas maka beberapa pernyataan yang –
menurut saya- berkaitan dengan masing – masing komponen sudah saya tandai dengan jelas.
Sejak diterbitkannya Civil Right Act tahun 1964 dan Higher Education Act
tahun 1965, universitas – universitas di Amerika berusaha meningkatkan keragaman
ras dan etnik para mahasiswa dan dosennya. ―Tindakan afirmatif‖ kemudian
diambil sebagai kebijakan untuk merealisasikan heterogenitas ini ( di sini, penulis
menyatakan dengan teknik hook naratif). Akan tetapi, kebijakan tersebut sampai saat
ini mash menjadi topic perdebatan nasional yang hangat. Persoalan hokum terkait
dengan tindakan afirmatif tersebut bermula dari kasus Regents of the University of
California versus Bakke tahun 1978, yang di dalamnya Justice William Powell
menyatakan bahwa ras ini sudah dipertimbangkan berdasarkan keputusan –
keputusan admisi. Akan tetapi, yang lebih terkini, U.S. Court of Appeals for the
Fifth Circuit, yang menangani kasus Hopwood vs. states of Texas, menemukan
argumentasi Powell ini bermasalah. Keputusan courth untuk menolak tindakan
afirmatif ini didasarkan pada referenda Negara, perundang – undangan, dan tindakan
– tindakan terkait melarang pengakuan yang sensitive – ras atau sewa menyewa di
California, Florida, Lousiana, Maine, Massachusetts, Michigan, Mississippi, New
Hampshire, Rhode Island dan Puerto Rico (Healy, 1998a, 1998b, 1999).
Masalah Penelitian
Ketika merancang paragraph – paragraph pembuka, yang tentu saja meliputi masalah
penelitian, ingatlah tips – tips penelitian berikut ini :
Tulislah kalimat pembuka yang dapat menstimulasi ketertarikan pembaca dan mampu
menampilkan masalah yang dapat dipahami secara relasional oleh pembaca pada
umumnya.
Sebagai aturan umum, hindari penggunaan kutipan – kutipan, khususnya kutipan yang
terlalu panjang, dalam kalimat pembuka. Kutipan – kutipan hanya akan memunculkan
banyak kemungkinan penafsiran, bahkan dapa membuat topic penelitian menjadi
tidak jelas. Akan tetapi, dalam beberapa penelitian kualitatif, kutipan – kutipan seperti
ini juga dapat menarik perhatian membaca. Untuk itu, gunakan kutipan secara layak
dan tepat.
Hindari ekspresi – ekspresi idiomatic (kalimat – kalimat membingungkan).
Pertimbangkan pengaruh informasi yang menggunakan angka – angka (seperti,
―Setiap tahun, sekitar 5 juta orang Amerika mengalami kematian anggota keluarga
secara tiba – tiba‖).
Tunjukkan secara jelas masalah yang diangkat (seperti, dilemma, isu) yang dapat
menuntun pada penelitian. Cobalah bertanya pada diri sendiri : ―Adakah kalimat
yang bisa mewakili masalah penelitian yang saya angkat ini?
Tunjukkan mengapa masalah tersebut penting diteliti dengan cara mengutip berbagai
referensi yang membenarkan kelayakan penelitian akan masalah tersebut. Sekadar
intermezzo : saya selalu mengatakan kepada para mahasiswa saya : ―Jika kalian
tidak memiliki banyak referensi pada halaman – halaman pertama proposal kalian
maka penelitian kialian tidak akan bernilai akademik.
Pastikan bahwa masalah sudah dijelaskan dalam konstruksi yang konsisten dengan
jenis pendekatan penelitian (seperti, eksploratoris daslam kualitatif, pengujian
hubungan – hubungan atau predictor – predictor dalam kuantitatif, dan pendekatan
keduanya dalam metode campuran).
Tuliskah, apakah ada satu atau banyak masalah yang terlibat dalam penelitian
sehingga mengharuskan anda untuk menelitinya? Seringkali, dalam beberapa
penelitian, ada banyak masalah yang perlu dibahas. Bukan hanya satu masalah saja.
Penelitian-penelitian Sebelumnya
Peneliti perlu mereview penelitian–penelitian relevean sebelumnya dan menaruhnya di
bagian pendahuluan dengan tujuan : (1) untuk menjustifikasi pentingnya penelitian yang ia
ajukan; dan (2) untuk menjelaskan perbedaan antara penelitian–penelitian sebelumya dengan
penelitian yang sedang ia ajukan. Artinya, peneliti seyogianya berusaha―merancang
penelitiannya dalam satu dialog berkelanjutan dengan literature–literature / penelitian–
penelitian lain yang relevan. Peneliti tentu tidak dakan melaksanakan penelitian yang sekedar
meniru apa yang telah diteliti orang lain. Untuk itu diperlukan penelitian–penelitian baru
untuk memperkaya literature–literature yang relevan atau untuk memperluas dan bahkan
menguji kembali penelitian–penelitian yang sudah ada sebelumnya.
Untuk mereview literature – literature / penelitian – penelitian yang relevan di bagian
pendahulan proposal, pertimbangkan tips – tips penelitian berikut ini :
Reviewlah sejumlah literature dengan meringkasnya secara komunal, bukan secara
individual (tidak seperti dalam Tinjauan Pustaka yang biasanya terdapat dalam bagian
khusus dan terpisah). Tujuannya adalah untuk membangun wilayah penelitian yang
lebih luas.
Agar tidak sekedar menekankan pada literature–literature secara individual, letakkan
referensi – referensi in text di akhir paragraph atau di akhir review mengenai literature
– literature tersebut.
Tinjaulah penelitan – penelitian lain yang menggunakan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, atau metode campuran.
Carilah literature – literature terbaru untuk direview dan diabstraksikan, seperti
literature–literature yang dipublikasikan tidak lebih dari 10 tahun lalu. Kutiplah
penelitian–penelitian sebelumnya jika memang ada karena penelitian – penelitian
seperti itu basanya banyak dijadikan referensi oleh orang lain.
BAB 6
Tujuan Penelitian
SIGNIFIKANSI DAN MAKNA TUJUAN PENELITIAN
Dikenal dengan istilah tujuan penelitian karena ia menggambarkan tujuan-tujuan/maksud-
maksud dilakukannya penelitian dalam satu atau beberapa kalimat. Dalam proposal, peneliti
haruslah membedakan secara jelas antara tujua penelitian , masalah penelitian, dan rumusan
penelitian. Tujuan penelitian mengindikasikan maksud penelitian, dan bukan masalah atau isu
yang dapat menuntun pada keharusan diadakannya penelitian (lihat Bab 5). Tujuan penelitian
bukanlah rumusan masalah yang di dalamnya terdapat sejumlah pertanyaan yang nantinya
dijawab berdasarkan data-data penelitian yang telah dikumpulkan (lihat Bab 7). Akan tetapi,
tujuan penelitian adalah kumpulan pernyataan yang menjelaskan sasaran-sasaran, maksud-
maksud, atau gagasan-gagasn umum diadakannya suatu penelitian. Gagasan ini dibangun
berdasarkan suatu kebutuhan (masalah penelitian) dan diperhalus kembali dalam pertanyaan-
pertanyaan spesifik (rumusan masalah).
Begitu pentingnya tujuan penelitian ini, sehingga peneliti perlu menulisnya secara
terpisah dari aspek-aspek lain dalam proposal penelitiannya da ia juga perlu membingkainya
dalam satu kalimat atau paragraph yang mudah dipahami oleh pembaca. Meslipun tujuan
penelitian untuk studi kualitatif, kuantitatif, atau metode campuran ditulis dengan konten
yang sama, masing-masing tujuan penelitian untuk tiga penelitian ini sebenarnya tetap
memiliki sifat-sifat dan cara penulisannya sendiri yang berbeda-beda, seperti yang akan
digambarkan dalam paragraf-paragraf berikut ini.
BAB 7
Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian
RUMUSAN MASALAH KUALITATIF
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menyatakan rumusan masalah, bukan sasaran penelitian
(seperti, hasil-hasil akhir yang ingin diperoleh dalam penelitian) ataupun hipotesis-hipotesis
(seperti, prediksi-prediksi yang melibatkan variabel-variabel dan pengujian-pengujian
statistik). Rumusan masalah untuk penelitian kualitatif mengandaikan dua bentuk: satu
rumusan masalah utama dan beberapa subrumusan masalah spesifik.
Rumusan masalah utama mempakan pertanyaan umum tentang konsep atau
fenomena yang diteliti. Peneliti mengajukan pertanyaan ini sebagai masalah umum
yang tidak dimaksudkan untuk membatasi penelitian. Untuk membuat pertanyaan
seperti ini cobalah bertanya: "Apa pertanyaan terluas yang bisa saya ajukan terkait
dengan penelitian ini?" para peneliti pemula yang dilatih dalam penelitian kuantitatif
biasanya akan kesulitan untuk menerapkan pendekatan ini karena mereka terbiasa
dengan pendekatan sebaliknya: meng-identifikasi rumusan masalah yang spesifik atau
hipotesis-hipotesis yang didasarkan pada variabel-variabel yang sangat terbatas.
Sebaliknya, penelitian kualitatif bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor
kompleks yang berada di sekitar fenomena utama dan me-ny ajikan perspekuf-
perspektif atau makna-makna yang beragam dari para partisipan. Berikut ini saya
sajikan beberapa petunjuk bagai-mana menulis rumusan masalah atau pertanyaan
umum dalam penelitian kualitatif:
Bertanyalah tidak lebih dari lima sampai tujuh sub pertanyaan selain dari
pertanyaan utama Anda. Beberapa sub pertanyaan mengikuti setiap pertanyaan utama
yang umum; sub pertanyaan tersebut mempersempit fokus penelitian, tetapi tetap
membuka diri akan kemungkinan-kemungkinan lain. Miles dan Huberman (1994)
merekomendasikan agar peneliti menulis tidak lebih dari dua belas pertanyaan
penelitian kualitatif, baik itu pertanyaan utama (rumusan masalah) maupun
subpertanyaan-subpertanyaan. Pada akhirnya, sub-sub petanyaanini digunakan
menjadi pertanyaan-pertanyaan spesifik untuk digunakan selama wawancara (atau
observasi atau ketika proses dokumentasi). Dalam membuat protokol atau panduan
wawancara, misalnya, peneliti dapat mengajukan pertanyaan ice breaker di awal
wawancara, yang kemudian di-lanjutkan dengan lima subpertanyaan (lihat Bab 9).
Wawancara ini kemudian bisa diakhiri dengan pertanyaan penutup, seperti yang
pernah saya lakukan dalam salah satu penelitian studi kasus saya: "Pertanyaan
terakhir, siapa yang bisa saya hubungi untuk mempelajari lebih jauh tentang topik
ini?" (Asmussen & Creswell, 1995).
Kaitkanlah pertanyaan utama (rumusan masalah) dengan strategi penelitian
kualitatif'tertentu. Misalnya, spesifikasi rumusan masalah dalam penelitian etnografi
berbeda dengan rumusan masalah dalam strategi-strategi penelitian kualitatif yang
lain. Dalam penelitian etnografi, Spradley (1980) mengajukan taksonomi rumusan
masalah etnografis terkait dengan sekelumit kisah komunitas culture-sharing,
pengalaman-pengalaman mereka, penggunaan bahasa asli, perbedaan-perbedaan
mereka dengan kelompok-kelompok kultural lain, dan rumusan masalah tambahan
untuk menverifikasi keakuratan data. Dalam etnografi kritis, rumusan masalah bisa
saja dibuat berdasarkan literatur-literatur yang ada. Rumusan masalah ini, biasanya
lebih berupa petunjuk-petunjuk kerja ketimbang kebenaran-kebenaranyang harus
dibuktikan (Thomas, 1993:35). Sebaliknya, dalam fenomenologi, rumusan
masalahnya bisa dinyatakan secara luas tanpa harus merujuk pada literatur-literatur.
Moustakas (1994) membahas satu rumusan masalah tentang peristiwa apa saja yang
dialami partisipan dan dalam situasi apa mereka mengalami peristiwa itu. Contoh
rumusan masalah fenomenologi adalah: "Bagaimana kehidupan seorang ibu jika satu
anak remajanya meninggal karena kanker?" (Nieswiadomy, 1993: 151). Dalam
grounded theory, rumusan masalahnya bisa diarahkan menuju upaya menciptakan
teori baru tentang proses-proses tertentu, seperti mengajukan rumusan masalah untuk
menciptakan teori tentang interaksi antara pasien dan dokter di rumah sakit. Dalam
penelitian studi kasus, rumusan masalahnya bisa diarahkan untuk mendesknpsikan
suatu kasus dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.
Awalilah rumusan masalah peneliticm Anda dengan kata-kata "apa" atau
"bagaimana" untuk meniinjukkan keterbukaan penelitian Anda. Kata bagaimana
sering kali menyiratkan bahwa penelitian tengah berusaha menjelaskan mengapa
sesuatu muncul. Kata ini memang menuntut adanya jawaban sebab-akibat yang lebih
berhubungan dengan penelitian kuantitatif. Hanya saja, dalam penelitian kuali-tatif,
kata itu mencerminkan pemikiran yang lebih terbuka.
Fokuslah pada satu fenomena atau konsep utama. Suatu penelitian memang bisa
berkembang dari waktu ke waktu; ada kemungkin-an banyak faktor lain yang muncul
dan memengaruhi fenomena tersebut, tetapi cobalah memulai penelitian Anda dengan
satu fenomena utama untuk dieksplorasi secara detail.
Gunakanlah verba-verba eksploratif yang menyampaikan bahasa rancangan. Verba-
verba ini seyogianya mengajak pembaca untuk memahami bahwa penelitian Anda:
1. Menemukan (grounded theory).
2. Berusaha memahami (etnografi).
3. Mengeksplorasi suatu proses (studi kasus).
4. Mendeskripsikanpengalaman-pengalaman (fenomenologi).
5. Menyajikan cerita-cerita (penelitian naratif).
Gunakanlah verba yang lebih eksploratoris berupa kata-kata tidak langsung
(nondirectional words) ketimbang kata-kata langsung (directional words), seperti
"berdampak pada,"memengaruhi," "merientukan," "menyebabkan," dan
"menghubungkan."
Upayakan rumusan masalah Anda terus berkembang dan berubah selama penelitian
berlangsung, namun tetap konsisten dengan asumsi-asumsi dasar rancangan penelitian
tersebut. Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah sering kali didasarkan pada
revieiv atau reformulasi secara terus-menerus (seperti dalam penelitian grounded
theory). Pendekatan ini mungkin saja problematis bagi individu-individu yang sudah
terbiasa dengan rancangan kuantitatif, di mana rumusan masalah harus fixed
sepanjang penelitian.
Gumakanlah rumusan masalah yang open-ended (terbuka), tanpa perlu merujuk pada
literatur atau teori tertentu, kecualijika ada strategi ' penelitian kualitatif yang
menganjurkan hal itu.
Rinicilah para partisipan dan lokasi penelitian, itu pun jika sebelumnya informasi
mengenai keduanya belum dijelaskan.
Di bawah ini, salah satu model bagaimana menulis rumusan masalah kualitatif:
.............................. (bagaimana atau apa) ("cerita tentang" untuk penelitian naratif;
"makna dari" untuk penelitian fenomenologi; "teori yang menjelaskan proses"
untuk penelitian grounded theory; "kecenderungan culture-sharing" untuk
penelitian etnografi; "isu" dalam "kasus" untuk penelitian studi kasus)....(fenomena
utama) dengan ..... (partisipan penelitian) di..... (lokasi penelitian).
BAB 9
Metode Kualitatif
Tabel 9.1
----------- Apakah karakteristik-karakteristik dasar penelitian kualitatif sudah di-jelaskan?
----------- Apakah jenis strategi kualitatif yang akan digunakan juga sudah dijelaskan? Apakah
sejarah, definisi, dan penerapan dari strategi tersebut sudah dijelaskan pula?
----------- Apakah pembaca dapat memahami peran peneliti dalam peneiitian tersebut
(pengalaman historis, sosial, dan kultural sebelumnya, hubungan personal dengan
lokasi dan partisipan, langkah-langkah dalam memperoleh entri, dan masalah-masaiah
etis)?
----------- Apakah strategi sampling dalam memilih lokasi dan partisipan penelitian sudah
diidentifikasi?
----------- Apakah jenis strategi pengumpulan data dan rasionalisasi pengguna-annya juga
sudah dijabarkan?
----------- Apakah langkah-langkah perekaman/pencatatan informasi selama prosedur
pengumpulan .data sudah dijelaskan?
----------- Apakah langkah-langkah analisis data juga sudah dijabarkan?
----------- Apakah ada bukti/petunjuk bahwa peneliti telah mengatur data untuk dianalisis?
----------- Apakah peneliti telah merew'ewdata secara umum untuk memperoleh makna
informasi?
----------- Apakah data sudah di-codding?
----------- Apakah kode-kode sudah dirancang untuk membentuk deskripsi atau mengidentifikasi
tema-tema utama?
----------- Apakah tema-tema tersebut sating terkait satu sama lain, memperkuat analisis dan
abstraksi?
----------- Apakah cara-cara penyajian data sudah dijelaskan —misalnya dalam bentuk tabel,
grafik, atau gambar?
----------- Apakah dasar-dasar dalam menginterpretasi data sudah dijelaskan secara rinci
(pengalaman-pengalaman personal, literatur, pertanyaan-pertanyaan, agenda aksi)?
----------- Apakah peneliti sudah menyebutkan outcome penelitian (misalnya, untuk
mengembangkan/msnciptakan suatu teori, menyajikan gambar-an kompleks tentang
tema)?
----------- Apakah ada strategi-strategi lain yang dikutip untuk menvalidasi hasil atau penemuan
penelitian?
Rancangan Kualitatif
Dalam menulis prosedur penelitian untuk proposal kualitatif, pertimbangkan tip
penelitian berikut ini:
Jelaskan rancangan spesifik yang akan Anda gunakan dan berikan tinjauan pustaka
yang membahas pendekatan tersebut.
Sajikan sejumlah informasi historis mengenai rancangan penelitian yang akan Anda
terapkan, misalnya asal mulanya, penerapannya, dan definisi ringkasnya.
Jelaskan mengapa strategi tersebut dianggap sesuai untuk Anda gunakan dalam
penelitian Anda.
Jabarkan pula bagaimana penggunaan strategi tersebut dapat menentukan banyak
aspek proses rancangan, misalnya problem, rumusan masalah, cara pengumpulan
data, langkah analisis data, dan narasi/laporan akhir.
Peran Peneliti
Sebagaiman yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian kualitatif merupakan penelitian
interpretif, yang didalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-
menerus dengan para partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya memunculkan serangkaian
isu-isu strategi, etis, dan personal dalam proses penelitian kualitatif (Locke et at.,2007).
Dengan keterlibatannya dalam concern seperti ini, peneliti kualitatif berperan untuk
mengidentifikasi bisa-bisa, nilai-nilai, dan latar belakang pribadinya secara refleksif, seperti
gender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonominya, yang bisa saja turut membentuk
interpretasi mereka selama penelitian. Selain itu, para peneliti kualitatif juga berperan
memperoleh entri dalam lokasi penelitan dan masalah-masalah etis yang bisa muncul tiba-
tiba.
Tulislah pernyataan tentang pegalaman masa lalu menyangkut masalah penelitian atau
dengan partisipan atau seting yang membantu pembaca memahami hubngan antara
peneliti dan penelitian.
Kemudian jelaskan tentang bagaimana pengalaman ini dapat berpotensi membentuk
interpretasi yang dibuat peneliti selama penelitian.
Berikan komentar tentang hubungan antara peneliti dengan partisipan, dan berilah
keterangan mengenai lokasi penelitian yang mungkin terlalu mempengaruhi
interpretasi peneliti.
Jelaskan langkah-langkah yang Anda lalui dalam memperoleh izin dari Dewan
Pertimbangan Institusional /Institutional Review Board (IRB) (lihat Bab 4) untuk
memproteksi hak-hak para partisipan. Dalam lampiram, sajikan Surat Persetujuan
atau Surat Izin dari IRB dan jelaskan proses-proses memperoleh izin tersebut.
Jelaskan langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh izin dalam meneliti para
partisipan dan lokasi penelitian (Marshall & Rossmas, 2006). Peneliti perlu memiliki
akses untuk meneliti dan mengarsipkan lokasi penelitian dengan cara berusaha
mendapatkan izin dari pihak security atau individu-individu tertentu yang memiliki
akses pada lokasi tersebut dan memberikan izin penelitian. Proposal ringkas perlu
dibuat untuk diserahkan sebagai pertimbangan kepada phak security tersebut. Bogdan
dan Biklen (1992) menjelaskan beberapa hal yang dapat dibahas dalam proposal
untuk keperluan izin ini:
1. Mengapa lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian?
2. Kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan di lokasi tersebut selama penelitan?
3. Apakah penelitian ini kan mengganggu lingkungan sekitar?
4. Bagaimana melaporkan hasil penelitian?
5. Apa yang dapat diperoleh pehiak security dari penelitian ini?
Berikan penjelasan mengenai masalah-masalah etis yang mungkin muncul (lihat Bab
3) (Berg, 2001). Untuk masalah-masalah etis ini, jelaskan bagaimana Anda akan
mengantisipasinya. Misalnya, ketika sedang meneliti topik yang sensitif, penting
merahasiakan nama-nama orang, lokasi, atau aktifitas-aktifitas tertentu. Dalam hal ini,
proses merahasiakan informasi juga perlu dibahas dalam proposal penelitian.
Wawancara
Berhadap-hadapan – Opsi pertama penting Informasi yang
peneliti melakukan ketika peneliti tidak bisa diperoleh bisa saja
wawancara perorangan. mengobservasi secara tidak murni karena
langsung semua masih disaring kembali
Telepon –peneliti partisiapan. oleh peneliti.
mewawancarai partisipan
lewat telepon Para partisipan bisa lebih Wawancara hanya
leluasa akan memberikan
Focus group –peneliti memberikaninformasi informasi di tempat
pewawancarai partisiapan historis. yang sudah ditentukan,
dalam sebuat kelompok dan bukan di tempat
Memungkinkan peneliti alamiah.
Wawancara internet mengontrol alur tanya
dengan email atau jawab (questioning). Kehadiran peneliti bisa
perangkat online lain. saja melahirkan
respons-respons yang
bias.
Materi-materinya sangat
mungkin tidak lengkap.
Audio-Visual
Foto Bisa menjadi metode yang Materi seperti ini bisa
tidak terlalu menonjol saja sangat rumit untuk
Video tape dalam ditafsirkan.
Catatan: Tabel ini merupakan gabungan dari beberapa materi yang pernah disampaikan oleh Meriam (1998),
Bogdan dan Biklen (1992), dan Creswell (2013).
Observasi
Mengumpulkan data lapangan denga berperan sebagai partisipan.
Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai Observer.
Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai partisipan ketimbang
observer.
Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai observer ketimbang
partisipan.
Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai outsider (orang luar) terlebih
dahulu, kemudian mulai masuk kedalam setting penelitian sebagai insider (orang dalam)
Wawancara
Melaksanakan wawancara tidak-tersetruktur dan terbuka, sambil mencatat hal-hal penting.
Melaksanakan wawancara tidak-tersetruktur dan terbuka, sambil merekamnya dengan
audiotape, lalu mentranskipnya.
Melaksanakan wawancara semi-terstruktur, sambil merekamnya dengan audiotape, lalu
mentranskipnya.
Melaksankan wawancara focus group, sambil merekamnya dengan audiotape, lalu
mentranskipnya.
Melaksanakan jenis wawancara yang berbeda sekaligus: melalui email, dengan berhadap-
hadapan langsung, wawancara focus group, wawancara focus group online, dan
wawancara telepon.
Dokumentasi
Mendokumentasikan buku harian selama penelitian.
Meminta buku harian atau diary dari partisipan selama penelitian.
Mengumpulkan surat pribadi ari partisipan.
Menganalisis dokumen publik (seperti, memo resmi, catatan-catatan resmi, atau arsip-arsip
lainnya).
Menganalisis autobiografi atau biografi.
Meminta foto partisipan atau merekam suara mereka dengan videotape.
Audit-audit.
Rekaman medis
Materi Audio-Visual
Menganalisis jejak-jejak fisik (seperti, jejak-jejak kaki di salju).
Merkam atau memfilmkan situasi sosial atau seorang individu atau kelaompok tertentu.
Menganalisis foto dan rekaman video.
Mengumpulkan suara/bunyi (seperti, musik, teriakan anak, klakson mobil),
Mengumpulkan email.
Mengumpulkan text massage dari telepon seluler.
Menganalisis harta kepemilikan atau objek-objek ritual.
Mengumpulkan bunyi, aroma, rasa, atau stimuli-stimuli indra lainnya
Gunakanlah protokol untuk merekam data observasional. Peneliti sering kali terlibat
dalam banyak observasi selama penelitian dan selama observasi ini; peneliti
meggunkan protokol observasional untuk merekam data. Protokol ini bisa berupa
satu lembar kertas dengan garis pemisah di tengah untuk membedakan catatan-
catatac deskriptif (deskripsi mengenai partisipan, rekonstruksi dialog, deskripsi
mengenai setting fisik, catatan tentang peristiwa dan aktivitas tertentu) dengan
catatan-catatan refleksif (pengetahuan pribadi peneliti, seperti ―spekulasi, perasaan,
masalah, gagasan, dugaan, kesan, dan prasangka‖) (Bogdan & Biklen, 1992:121).
Dalam prorokol ini juga bisa disertsakan informasi demografis, seperti jam, tanggal,
dan lokasi di mana peneliti saat itu berada.
Gunakanlah protokol wawancara ketika mengajukan pertanyaan dan merekam
jawaban-jawaban selama wawancara kualitatif. Protokol ini bisa mencakup
komponen-komponen berikut ini:
1. Judul (tanggal, lokasi, pewawancara/peneliti, yang diwawancarai/partisipan).
2. Instruksi-instruksi yang harus diikuti oleh partisipan agar prosedur-prosedur
wawancara dapat berajalan lancar.
3. Pertaanyaan-pertanyaan (biasanya pertanyaan ice-breaker di awal wawancara
yang kemudian dilanjutkan dengan 4-5 pertanyaan yang menjadi subpertanyaan-
subpertanyaan dari rumusan masalah penelitian; lalu diikuti oleh beberapa
pertanyaan lain atau pertanyaan penutup, seperti: ―siapa yang harus saya
kunjungi untuk mempelajari lebih lanjut mengenai topik ini?
4. Proses penjajakan/pemeriksaan dengan mengajukan 4-5 pertanyaan, untuk
meminta partisipan menjelaskan gagasan-gagasan mereka lebih detail atau
menguraikan lebih rinci tentang apa yang mereka katakan.
5. Waktu tunda selama wawancara untuk merekam/mencatat respons-respons dari
partisipan.
6. Ucapan terimakasih kepada orang yang diwawancarai atas waktu yang
diluangkan untuk wawancara (lihat Creswell, 2007)
1. Berusahalah untuk memperoleh pemahaman umum. Bacalah semua tran'skripsi dengan hati-hati.
Berusahalah untuk menangkap gagasan-gagasan inti dari transkripsi tersebut.
2. Pilihlah satu dokumen (seperti, wawancara) —yang paling menarik, paling singkat, dan paling penting.
Pelajari baik-baik, lalu tanyakan pada diri Anda sendiri, "Ini tentang apa?" Jangan dulu berpikir
mengenai substansi informasi, tetapi pikirkanlah makna dasarnya. Tulislah gagasan tersebut dalam
bentuk catatan-catatan kecil.
3. Ketika Anda sudah merampungkan tugas ini, buatlah daftar mengenai semua topik yang Anda peroleh
dari perenungan Anda sebelumnya. Gabungkan topik-topik yang sama. Masukkan topik-topik ini
dalam kolom-kolom khusus, bisa sebagai topik utama, topik unik, atau topik lain.
4. Sekarang,bawalah daftar topik tersebut dan kembalilah ke data Anda. Ringkaslah topik-topik ini
menjadi kode-kode, lalu tulislah kode-kode tersebut dalam segmen-segmen/kategori-kategori. Amati
kembali kategori-kategori yang sudah Anda buat, lalu lihatlah apakah ada kategori-kategori dan kode-
kode lain yang luput dari pengamatan Anda.
5. Buatlah satu kalimat/frasa/kata yang paling cocok untuk meng- gambarkan topik-topik yang sudah
Anda peroleh sebelumnya, lalu masukkanlah topik-topik ini dalam kategori-kategori khusus. Cobalah
meringkas kategori-kategori yang ada dengan mengelompokkan topik-topik yang saling berhubungan
satu sama lain. Untuk melakukan hal ini, Anda bisa membuat garis-garis antarkategori untuk
menujukkan keterhubungannya.
6. Jika masih dimungkinkan, ringkas kembali kategori-kategori ini, lalu susunlah kode-kode untuknya.
7. Masukkan materi-materi data ke dalam setiap kategori tersebut dan bersiaplah untuk melakukan
analisis awal.