Anda di halaman 1dari 26

METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM AKUNTANSI

Research Philosophy, Design, Focus and Frame


Dan

Access and Relationships, and Ethics in Research;


Qualitative Research Materials

Dosen : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si

Disusun oleh Kelompok 4 :

Putu Tiya Kirana Wibawa (2381611065)


I Dewa Ayu Adnyaswari (2381611066)
Ni Wayan Dina Sumantari (2381611067)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR

2023
A. RESEARCH PHILOSOPHY
Proses desain penelitian dalam penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi-asumsi rumit
yang dibuat oleh para penyelidik dalam memutuskan untuk melakukan sebuah studi kualitatif.
Selain itu, para peneliti membawa pandangan dunia mereka sendiri, paradigma, atau
seperangkat keyakinan terhadap proyek penelitian, hal inilah yang menggambarkan penulisan
penelitian kualitatif. Hal pertama yang perlu dibahas mengenai filsafat yang berarti penggunaan
ide-ide abstrak dan keyakinan yang menginformasikan penelitian. Kita tahu bahwa asumsi
filosofis biasanya merupakan ide pertama dalam mengembangkan penelitian, tetapi bagaimana
mereka berhubungan dengan keseluruhan proses penelitian tetap menjadi misteri. Kita dapat
mulai dengan memikirkan mengapa penting untuk memahami asumsi filosofis yang mendasari
penelitian kualitatif dan untuk dapat mengartikulasikannya dalam studi penelitian atau ketika
menyajikan studi tersebut kepada audiens. Huff (2009) sangat membantu dalam
mengartikulasikan pentingnya filsafat dalam penelitian.
a) Arah tujuan dan hasil penelitian. Bagaimana merumuskan masalah dan pertanyaan
penelitian untuk dipelajari dibentuk oleh asumsi kita dan pada gilirannya memengaruhi
cara kita mencari informasi untuk menjawab pertanyaan. Jenis pertanyaan sebab-akibat
yang di dalamnya terdapat variabel-variabel tertentu diprediksi menjelaskan suatu hasil
yang berbeda dari eksplorasi fenomena tunggal seperti yang ditemukan dalam penelitian
kualitatif.
b) Asumsi berakar dalam pelatihan dan diperkuat oleh komunitas tempat bekerja. Memang
beberapa komunitas lebih eklektik dan meminjam banyak disiplin ilmu, sementara yang
lain lebih fokus pada komponen penelitian seperti masalah penelitian khusus untuk
dipelajari, bagaimana cara mempelajari masalah ini, dan bagaimana menambah
pengetahuan melalui pembelajaran.
c) Tidak diragukan lagi para pengulas membuat asumsi filosofis tentang sebuah penelitian
ketika mereka mengevaluasinya. Ketika asumsi antara penulis dan resensi berbeda, karya
penulis mungkin tidak mendapatkan penilaian yang adil, dan dapat ditarik kesimpulan
bahwa karya tersebut tidak memberikan kontribusi pada literatur.
Apa saja asumsi filosofis yang dibuat peneliti ketika itu melakukan studi kualitatif?
Dalam filsafat ilmu-ilmu sosial asumsi filosifis ontologi, epistemologi, metodologi, metode,
dan paradigma merupakan konsep kunci. Bagi banyak peneliti ontologi, epistemologi, dan
metodologi bersama-sama dapat dikaitkan satu sama lain sebagai kerangka kerja bahkan satu
pandangan terpadu yang oleh beberapa peneliti disebut paradigma.

1
1) Ontologi
Ontologi adalah asumsi yang penting tentang inti dari fenomena dalam penelitian.
Pertanyaan dasar tentang ontologi menekankan pada apakah “realita” yang diteliti
objektif atau realita. Ketika peneliti melakukan penelitian kualitatif, mereka menerima
gagasan tersebut dari berbagai realitas. Peneliti yang berbeda menerima kenyataan yang
berbeda pula individu yang diteliti dan pembaca penelitian kualitatif. Kapan
mempelajari individu, peneliti kualitatif melakukan penelitian dengan maksud
melaporkan berbagai realitas ini. Bukti berbagai realitas termasuk penggunaan berbagai
bentuk bukti dalam tema menggunakan kata-kata sebenarnya individu yang berbeda dan
menyajikan perspektif yang berbeda. Misalnya, ketika penulis menyusun suatu
fenomenologi, mereka melaporkan bagaimana individu berpartisipasi dalam penelitian
ini memandang pengalaman mereka secara berbeda (Moustakas,1994).
2) Epistemologi
Epistemologi adalah asumsi tentang landasan ilmu pengetahuan. Pertanyaan dasar
tentang epistemologi menekankan pada apakah mungkin untuk mengidentifikasi dan
mengkomunikasikan pengetahuan sebagai sesuatu yang keras, nyata, dan berwujud
sehingga pengetahuan dapat dicapai atau apakah pengetahuan itu lebih lunak, lebih
subjektif, berdasarkan pengalaman dan wawasan dari sifat seseorang yang unik dan
penting sehingga pengetahuan adalah sesuatu yang harus dialami secara pribadi. Oleh
karena itu perdebatan tentang epistemologi dibedakan antara positivisme yang berusaha
untuk menjelaskan dan memprediksi apa yang akan terjadi pada dunia sosial dengan
mencari kebiasaan dan hubungan kausal antara elemen – elemen pokoknya dan
antipositivisme yang menentang pencarian hukum atau kebiasaan pokok dalam urusan
dunia sosial yang berpendapat bahwa dunia sosial hanya dapat dipahami dari sudut
pandang individu yang secara langsung terlibat dalam aktifitas yang diteliti.
3) Aksiologis
Semua peneliti membawa nilai-nilai ke dalam sebuah penelitian, namun peneliti
kualitatiflah yang menentukan nilai-nilai tersebut nilai-nilai yang diketahui dalam suatu
penelitian. Asumsi aksiologis inilah yang menjadi cirinya penelitian kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti mengakui adanya muatan nilai sifat penelitian dan secara
aktif melaporkan nilai-nilai dan bias mereka serta sifat sarat nilai dari informasi yang
dikumpulkan dari lapangan.

2
4) Metodologi
Prosedur penelitian kualitatif, atau metodologinya, dikarakterisasi sebagai induktif, dan dibentuk
oleh pengalaman peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Logikanya peneliti
kualitatif bersifat induktif, dari rinci ke umum, bukan diturunkan seluruhnya dari teori atau dari
sudut pandang peneliti. Debat tentang metodologi dibagi menjadi dua antara prinsip
nomotetik yang mendasarkan penelitian pada teknik dan prosedur yang sistematis,
menggunakan metode dan pendekatan yang terdapat dalam ilmu pengetahuan alam
atau natural scientific rigour dan prinsip ideografis yang mendasarkan penelitian
pada pandangan bahwa seseorang hanya dapat memahami dunia sosial dengan
mendapat pengetahuan langsung dari subjek yang diteliti, memperbolehkan
subjektivitas seseorang berkembang dalam sifat dasar dan karakteristik selama proses
penelitian
5) Paradigma
Paradigma atau Pandangan dunia asumsi-asumsi tersebut mencerminkan pendirian
tertentu yang dibuat oleh para peneliti ketika mereka melakukan hal tersebut memilih
penelitian kualitatif. Kuhn (1970) dalam bukunya “The Structure of Scientific
Revolutions” menulis bahwa ia mengembangkan konsep paradigma untuk dapat
membedakan perkembangan ilmu-ilmu sosial dari perkembangan dalam ilmu-ilmu alam.
Dia telah mengamati bahwa penelitian dalam ilmu sosial tidak pernah sejalan dalam
teori, konsep atau metodologi. Oleh karena itu ia menyimpulkan bahwa tidak mungkin
ada paradigma dalam ilmu-ilmu sosial, tetapi ilmu-ilmu sosial berada dalam fase pra-
paradigma dalam pengembangan pengetahuan ilmiah. untuk sebuah paradigma, peneliti
perlu berbagi tidak hanya teori tetapi juga dasar bersama untuk pilihan teori. Meskipun
demikian, konsep paradigma banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial dan penelitian
bisnis. Dalam diskusi ini, paradigma sebagai istilah telah bergeser dari pernyataan asli
yang dibuat oleh Kuhn dan dapat didefinisikan sebagai pandangan dunia atau sistem
kepercayaan yang memandu seorang peneliti dalam pekerjaan mereka (Guba dan
Lincoln, 1994). Bahkan jika Kuhn tidak berpendapat bahwa paradigma akan berubah-
ubah, mereka kadang-kadang secara keliru dianggap sebagai diskusi. Juga, deskripsi
paradigma yang bersaing dari penyelidikan yang diperkenalkan pada tahun 1994 oleh
Guba dan Licoln sering disebut. Mereka mengidentifikasi paradigma utama yang
membingkai penelitian ilmu sosial antara lain:
a. Positivism yaitu pengetahuan tentang kata diperoleh melalui penerapan metode
ilmiah pada pengalaman dan dunia empiris.

3
b. Postpositivism yaitu versi positivism yang direformasi dan juga mencakup
kritik terhadap asumsi dasar positivism.
c. Critical Realism yaitu menggabungkan beberapa ide dalam pemikiran positivis
dan konstruksionis, berkaitan dengan identifikasi struktur dunia
d. Interpretivism and Constructionism yaitu latar belakang hermeneutics
dan fenomenologi, mengacu pada makna subjektif dan makna bersama.
e. Hermeneutics yaitu mengacu pada kondisi yang diperlukan interpretasi
dan pemahaman sebagai bagian dari proses penelitian
f. Postmodernism yaitu menolak dasar positivis, rasional, dan dapat
digeneralisasikan untuk penelitian ilmiah, yang akan menjelaskan dunia dari sudut
pandang objektif.
g. Poststructuralism yaitu singkatan dari penolakan paling ekstrim terhadap
positivism dalam postmodernism.

B. DESIGN
Penelitian kualitatif diawali dengan asumsi dan penggunaan kerangka
interpretatif/teoritis yang menginformasikan studi tentang masalah penelitian yang membahas
makna individu atau kelompok dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Untuk
mempelajari masalah ini, peneliti kualitatif menggunakan pendekatan kualitatif yang muncul
penyelidikan, pengumpulan data dalam keadaan alami yang sensitif terhadap orang dan tempat
yang diteliti, dan analisis data, keduanya induktif dan deduktif serta menetapkan pola atau
tema. Bila dilihat dalam definisi ini proses penelitian digambarkan sebagai proses yang
mengalir dari asumsi filosofis, lensa interpretatif, dan prosedur yang terlibat dalam
mempelajari masalah-masalah sosial atau kemanusiaan. Kemudian, ada kerangka kerja untuk
prosedur pendekatan terhadap penyelidikan, seperti teori dasar, atau kasus penelitian studi, atau
lainnya. Berikut beberapa hal ciri-ciri umum penelitian kualitatif:
a) Pengaturan Dasar. Peneliti kualitatif sering mengumpulkan data di lapangan dimana
peserta mengalami isu atau masalah yang diteliti. Peneliti kualitatif memperoleh informasi
dengan berbicara langsung kepada orang-orang dan melihat mereka berperilaku di dalam
konteks mereka. Interaksi tatap muka ini mungkin terjadi seiring berjalannya waktu.
b) Peneliti sebagai instrumen kunci. Peneliti kualitatif mengumpulkan data diri mereka
sendiri melalui pemeriksaan dokumen, mengamati perilaku, dan mewawancarai peserta.

4
Mereka mungkin menggunakan sebuah instrumen, tapi itu adalah satu instrument
dirancang oleh peneliti dengan menggunakan pertanyaan terbuka.
c) Berbagai metode. Peneliti kualitatif biasanya mengumpulkan banyak informasi bentuk
data, seperti wawancara, observasi, dan dokumen daripada mengandalkan satu sumber
data.
d) Penalaran kompleks melalui logika induktif dan deduktif. Kualitatif peneliti
membangun pola, kategori, dan tema mereka dari “buttom up” dengan mengorganisasikan
data secara induktif menjadi semakin abstrak unit informasi.
e) Berbagai perspektif dan makna peserta. Dalam keseluruhan proses penelitian kualitatif,
peneliti tetap fokus pada pembelajaran makna yang diyakini partisipan mengenai masalah
atau isu tersebut, bukan makna yang peneliti berikan pada penelitian atau penulis dari
literatur.
f) Tergantung konteks. Penelitian ini ditempatkan dalam konteks atau latar partisipan atau
lokasi. Untuk melaporkan situasi di mana masalah sedang dipelajari, peneliti harus
mencari pemahaman tentang fitur kontekstual dan pengaruhnya terhadap pengalaman
partisipan. Hal ini penting karena konteks tertentu memungkinkan peneliti untuk
“memahami bagaimana peristiwa, tindakan, dan makna dibentuk oleh keadaan unik di
mana hal tersebut terjadi” (Maxwell, 2013, hal. 30).
g) Desain yang muncul. Proses penelitian bagi peneliti kualitatif sedang muncul, artinya
rencana awal penelitian tidak dapat ditentukan secara ketat dan semua tahapan proses
dapat berubah atau bergeser setelah peneliti memasuki lapangan dan mulai mengumpulkan
data. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan dapat berubah, bentuk pengumpulan data dapat
diubah, dan individu-individu yang diteliti serta lokasi-lokasi yang dikunjungi dapat
dimodifikasi selama proses pelaksanaan penelitian.
h) Refleksivitas. Peneliti “memposisikan diri” dalam penelitian kualitatif. Artinya peneliti
menyampaikan (yaitu, di bagian metode, di pendahuluan, atau di bagian lain dalam
penelitian) latar belakang mereka (misalnya, pengalaman kerja, pengalaman budaya,
sejarah), bagaimana hal tersebut memengaruhi interpretasi mereka terhadap informasi
dalam penelitian. , dan apa yang dapat mereka peroleh dari penelitian ini.
i) Akun holistik. Peneliti kualitatif mencoba mengembangkan gambaran kompleks
mengenai permasalahan atau isu yang diteliti. Hal ini melibatkan pelaporan berbagai
perspektif, mengidentifikasi banyak faktor yang terlibat dalam suatu situasi, dan secara
umum membuat sketsa gambaran besar yang muncul. Peneliti tidak terikat oleh hubungan

5
sebab-akibat antar faktor, melainkan dengan mendeskripsikan interaksi kompleks faktor-
faktor dalam situasi apa pun.

Dalam design ini terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
1. Pentingnya Perencanaan. Ketika merencanakan suatu penelitian, dapat dimulai dengan
gagasan tentang topik penelitian yang diminati. Menemukan topik penelitian adalah hal
penting, tetapi yang sama pentingnya adalah membuat sketsa keseluruhan desain
penelitian, yang terdiri dari perencanaan dari seluruh proyek penelitian.
2. Elemen Desain Penelitian. Elemen-elemen desain penelitian yang perlukan ketika
menulis suatu penelitian adalah sebagai berikut: Memilih area penelitian dan
mengidentifikasi topik penelitian, merumuskan pertanyaan penelitian.
3. Sirkularitas Proses Penelitian. Dalam prakteknya, proses penelitian jarang terpotong jelas,
lurus dan linier. Inilah yang membuat penelitian begitu menarik; peneliti akan belajar hal-
hal baru di sepanjang jalan. Dari saat mulai memikirkan proyek penelitian, sangat jarang
yang dapat mengembangkannya menjadi laporan penelitian secara langsung, tanpa
mengoreksi, merevisi atau mengubah bagian dari pekerjaan, bahkan mengubah metode
yang dipilih semula, dan akhirnya, merevisi dan mengoreksi pertanyaan penelitian dan
formulasi asli, saat menulis versi final proyek penelitian.
4. Waktu dan Proses Penelitian Kualitatif. Semua proyek penelitian memiliki rentang waktu
tertentu dan batasan dalam hal jumlah bulan atau tahun maksimum yang dapat mereka
ambil. Semua proyek penelitian memiliki awal dan akhir. Oleh karena itu, penting untuk
belajar merencanakan proyek secara efektif dalam hal waktu yang dibutuhkan oleh fase
penelitian yang berbeda. Desain penelitian dan rencana penelitian juga memberikan
indikasi kerangka waktu yang diperlukan untuk berbagai kegiatan: rencana waktu harus
menjadi bagian integral dari desain penelitian.

C. RESEARCH QUESTIONS AND LITERATURE REVIEW


1. Relevansi pertanyaan penelitian
Riset bisnis sering kali dimulai dengan topik terkait bisnis yang menarik dan terkini atau
masalah bisnis praktis. Dengan cara ini, fenomena kehidupan nyata dapat menjadi titik awal
proyek studi bisnis kualitatif yang baik. Penelitian adalah tentang menghasilkan pengetahuan
baru dan menghubungkannya dengan pengetahuan ilmiah yang sudah ada tentang topik yang
sedang pelajari. Karena pengetahuan ilmiah terkait dengan teori dan konsep teoretis, perlu
mempelajarinya sebagai bagian dari proyek penelitian dan juga perlu merumuskan beberapa
6
metode dalam penelitian. Namun, kunci keberhasilan dalam proyek penelitian bisnis kualitatif
bukanlah penggunaan konsep dan metode teoretis, melainkan kemampuan untuk merumuskan
dan merumuskan kembali pertanyaan penelitian yang relevan secara ilmiah. Hal ini tidak hanya
terjadi satu kali saja, yaitu pada awal penelitian, tetapi sebaiknya dilakukan beberapa kali
selama proses penelitian.

1.1 Mendefinisikan ide penelitian dan pertanyaan penelitian


Dalam studi kualitatif, sering kali memulai dengan mengidentifikasi topik yang memiliki
minat lebih luas dan kemudian mengajukan satu atau dua pertanyaan spesifik terkait hal ini.
Ide topik dapat dengan mudah diperoleh dari media cetak dan media sosial, literatur bisnis
praktis dan akademis, minat pribadi, hobi, dan pengalaman kerja, supervisor, dan proyek
penelitian yang dibuat oleh peneliti lain. Ketika sudah lebih paham dengan bidang minat yang
lebih luas yang telah dipilih, peneliti bisa untuk memulai memikirkan pertanyaan yang lebih
spesifik. Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin berkaitan dengan isu-isu seperti apa yang menjadi
pengetahuan umum di lapangan dan apa yang tampaknya tidak diketahui, argumen apa yang
mendukung, dan apa yang menentang beberapa perkembangan, dan apa yang mengejutkan dan
membingungkan berdasarkan apa yang sudah diketahui.
Penting untuk diingat bahwa sebelum membuat tinjauan pustaka yang sistematis, harus
merumuskan satu atau lebih pertanyaan penelitian. Hal ini karena, umumnya, rangkaian
pertanyaan penelitian pertama yang dirumuskan oleh peneliti pemula seringkali terlalu rumit
dan sulit untuk dipelajari. Saat merumuskan kembali pertanyaan penelitian, harus memastikan
bahwa mampu menjawabnya dari sudut pandang yang dipilih dan dengan data empiris yang
telah dikumpulkan. Aspek penting dalam mendefinisikan pertanyaan penelitian pendahuluan
adalah bahwa pertanyaan tersebut dapat diterapkan, yang berarti bahwa pertanyaan penelitian
tidak boleh terlalu luas atau terlalu spesifik. Silverman (2013), mengadaptasi dari Punch (1998:
49), menulis bahwa pertanyaan penelitian yang bisa diterapkan harus dapat dijawab, saling
berhubungan, dan relevan secara substantif. Pertanyaan penelitian yang dapat dijawab berarti
kita dapat melihat jenis data apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut dan
bagaimana data tersebut dapat diperoleh. Relevansi substansi mengenai pertanyaan penelitian
berarti bahwa pertanyaan tersebut menarik dan sesuai topik atau tepat waktu, dan sangat
bermanfaat untuk penelitian.

1.2 Sempurnakan ide dan pertanyaan penelitian


Saat mulai mengerjakan topik dan ide penelitian, cobalah langkah-langkah berikut :
a. Pilih bidang minat yang lebih luas

7
b. Jelajahi wilayah yang lebih luas dengan membaca penelitian yang dilakukan oleh
peneliti lain (artikel ilmiah, buku penelitian)
c. Tulislah deskripsi singkat atau peta pikiran tentang ide-ide penelitian dan
keterkaitannya.
d. Persempit bidang minat dengan memilih sudut pandang tertentu untuk studi.
e. Lakukan penelitian lebih lanjut dari sudut pandang spesifik yang telah pilih.
f. Rumuskan satu atau lebih pertanyaan penelitian pendahuluan untuk penelitian.

2. Berbagai jenis pertanyaan penelitian


Pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa merupakan pertanyaan umum dalam penelitian
bisnis kualitatif. Pertanyaan "Apa" bersifat deskriptif dan berfokus pada eksplorasi dan
deskripsi keadaan, situasi, dan proses. Pertanyaan "Bagaimana" dan "mengapa" berfokus pada
sebab dan akibat, dengan kata lain, mereka bertujuan menjawab atau menjelaskan sesuatu
secara kualitatif. Dalam banyak kasus, akan berguna jika membahas topik penelitian dengan
semua pertanyaan ini. Terdapat juga membedakan antara pertanyaan penelitian yang tertarik
pada hasil dan pertanyaan yang tertarik pada proses. Pertanyaan penelitian yang berkaitan
dengan hasil berfokus pada entitas pada saat tertentu. Pertanyaan terkait proses berkaitan
dengan bagaimana entitas ini berevolusi atau berubah seiring waktu.
Jika merasa sulit untuk fokus dan mempersempit minat penelitian, maka akan sangat membantu
jika membuat pernyataan tesis untuk sebuah proyek penelitian. Pernyataan tesis
mendefinisikan tujuan inti penelitian dengan proposisi atau argumen yang secara jelas
menunjukkan inti diskusi akademis yang ingin dikembangkan.
Pernyataan tesis sangat membantu dalam menyaring poin utama penelitian menjadi satu
atau dua kalimat. Di awal proyek penelitian, pernyataan tesis membantu untuk memfokuskan
upaya penelitian, dan pada tahap selanjutnya dapat digunakan untuk mengatur ide, materi, dan
hasil yang presentasikan. Pernyataan tesis yang baik bersifat spesifik karena dapat memberikan
pendirian dan membenarkan diskusi lebih lanjut.

3. Penggunaan teori dan konsep teoritis


Meskipun penelitian bisnis menekankan masalah bisnis praktis, tetap harus memasukkan
beberapa ide dan konsep teoretis ke dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif hal ini
mungkin terjadi pada awal penelitian atau pada tahap selanjutnya. Dalam penelitian berbasis
teori, menaruh banyak perhatian pada konsep teoritis tepat di awal penelitian. Dalam penelitian
berbasis data, membangun hubungan antara konsep teoretis dan data pada tahap proyek
8
selanjutnya. Seringkali bermanfaat untuk membedakan antara teori (ide dan konsep teoretis)
dan penelitian sebelumnya (studi yang berhubungan dengan data empiris). Kedua hal ini
diperlukan untuk memfokuskan dan membingkai proyek penelitian dan untuk menempatkan
penelitian pada bidang minat yang lebih luas.

3.1 Bagaimana teori mengarahkan penelitian


Ada dua pandangan berbeda tentang peran dan posisi teori dalam penelitian bisnis.
Pandangan pertama menekankan relevansi teori 'besar', yang konsisten dan stabil serta dikenal
luas dan diadopsi di kalangan peneliti. Pandangan teori ini didasarkan pada gagasan bahwa
tujuan utama penelitian empiris adalah untuk menguji teori yang ada dan ikut serta dalam
proses konfirmasi dan pendefinisian ulang teori tersebut. Pengembangan teori jenis ini terjadi
melalui langkah-langkah kecil dan penetapan hipotesis dan proposisi.
Konsepsi teori yang lain menekankan sifat sosial dari semua aktivitas ilmiah. Di sini,
teori didefinisikan dengan cara yang lebih fleksibel yaitu terdiri dari asumsi awal dan asumsi
yang berubah yang mengarahkan cara melakukan penelitian. Pemahaman terhadap teori ini
membuka kemungkinan terjadinya perubahan bertahap masuknya ide-ide, dan penerapan
bahan-bahan baru dalam konstruksi teori. Konsepsi teori ini menunjukkan bahwa teori tidak
perlu diuji melalui hipotesis karena teori tersebut terus-menerus ditantang melalui sifat proses
penelitian yang berulang. Dari sudut pandang ini, teori dapat dipahami sebagai kumpulan ide-
ide yang mengalami redefinisi berkelanjutan, bukan formalisasi yang stabil dan kaku yang
dapat diuji.
Dalam penelitian bisnis kualitatif, kedua konsepsi teori tersebut valid. Namun, karena
penelitian kualitatif sering kali bergantung pada interaksi yang konstan dan erat antara data
empiris, interpretasi, dan teori, gagasan teori yang terakhir sebagai kumpulan gagasan yang
berubah-ubah sering kali lebih disukai. Konsepsi teori ini juga memberi lebih banyak
kebebasan dalam menulis kerangka teoretis dan menelusuri hubungan antara teori, konsep, dan
metode.

3.2 Berbagai cara menggunakan teori


Penggunaan teori berbeda-beda dalam pendekatan penelitian kualitatif yang berbeda. Ide
kontinum seperti yang digunakan oleh Creswell (2012) menawarkan salah satu cara berpikir
tentang penggunaan teori dalam penelitian kualitatif. Creswell menempatkan penelitian
Grounded Theory pada salah satu ujung kontinum, karena bertujuan untuk menghasilkan teori
dan konsep teoritis dengan bantuan penelitian empiris. Menempatkan fenomenologi dan
etnografi di ujung lain kontinum karena keduanya selalu dimulai dengan komitmen teoritis.

9
Studi kasus dan biografi terletak di tengah-tengah kontinum karena mereka mengenalkan teori
yang ada, menggunakannya dengan berbagai cara pada tahapan proses penelitian yang berbeda.

4. Memposisikan kajian melalui literatur


Peneliti pemula terkadang berpikir bahwa membuat proyek penelitian kualitatif adalah
alasan untuk tidak mengetahui apa yang dikatakan peneliti lain tentang permasalahan yang
diteliti. Beberapa orang bahkan mungkin berpikir bahwa, ketika membuat penelitian kualitatif,
tidak perlu menggunakan konsep teoritis untuk mendasari penelitian. Bagi peneliti mana pun,
mustahil untuk mengatakan sesuatu yang menarik secara ilmiah jika tidak menghubungkan
temuan, gagasan, dan kesimpulan dengan apa yang telah diketahui sebelum penelitian. Pada
titik tertentu dalam proyek penelitian, harus membaca diri sendiri dalam bidang penelitian yang
minati. Secara tradisional, hal ini dilakukan pada awal proyek penelitian, namun dalam
praktiknya harus membaca karya orang lain selama proses penelitian, karena Idenya adalah
untuk memperjelas dan mempertajam pertanyaan penelitian selama proses penelitian. Oleh
karena itu, harus menyediakan waktu yang cukup selama berbagai fase proyek penelitian.

5. Relevansi tinjauan literatur


Istilah 'literatur penelitian' atau hanya 'literatur' mengacu pada kumpulan penelitian, baik
teoritis maupun empiris, yang harus dikonsultasikan untuk mengembangkan, memahami,
menyelidiki dan mengevaluasi ide-ide penelitian dan produk akhir. Literatur ini diterbitkan
dalam buku, jurnal ilmiah, serta database elektronik. Untuk menghasilkan, mengembangkan,
dan menyempurnakan ide penelitian, perlu mengetahui apa yang telah ditulis peneliti lain
tentang topik proyek penelitian. Selain itu untuk dapat melakukan penelitian yang baik, harus
mengetahui pengetahuan terkini di bidang topik. Seringkali juga diminta untuk menunjukkan
kemampuan mengevaluasi pendekatan teoritis dan studi empiris peneliti lain secara kritis.
Artinya harus mencari dan membaca sejumlah literatur penelitian selama proses penelitian. Ini
berlaku untuk semua orang penelitian bisnis kualitatif.
Tinjauan pustaka seringkali merupakan bab tersendiri dalam laporan penelitian, namun
dalam penelitian kualitatif tidak perlu dilaporkan dengan cara seperti itu. Wolcott (2009),
seorang etnografer yang memberikan nasihat praktis tentang cara menulis penelitian kualitatif,
merekomendasikan untuk menyajikan penelitian sebelumnya dalam interaksi, atau dalam
dialog, dengan penelitian sendiri. Dengan kata lain, tinjauan pustaka juga dapat dilaporkan
dalam bagian-bagian yang lebih kecil dalam beberapa bab laporan penelitian.

10
Selain itu tidak ada penelitian yang dapat dimulai dari awal atau tanpa pengetahuan
teoretis atau empiris sebelumnya. Ketika bekerja lebih induktif, melanjutkan melalui beberapa
siklus peninjauan literatur seiring dengan semakin spesifiknya pertanyaan penelitian, juga
dapat melakukan penelitian kualitatif melalui deduksi, yang berarti mengembangkan ide dan
pertanyaan penelitian langsung dari teori dan penelitian sebelumnya. Dalam hal ini, sangatlah
penting untuk melakukan pencarian literatur secara sistematis dan menganalisisnya sebelum
mulai mengumpulkan data empiris.

5.1 Tujuan dari tinjauan literature


Tujuan dari tinjauan literatur adalah untuk mengeksplorasi, merangkum,
membandingkan, dan menganalisis secara kritis apa yang telah ditulis oleh peneliti lain tentang
topik penelitian. Tujuan penulisan tinjauan literatur adalah untuk mengeksplorasi pengetahuan
dan gagasan apa yang telah ditetapkan mengenai suatu topik, pendekatan dan sudut pandang
apa yang telah diadopsi, dan apa kekuatan dan kelemahannya. Saat menulis tinjauan literatur
terpisah, disarankan untuk mengaturnya menjadi beberapa bagian yang mengidentifikasi tren
penelitian dan menyajikan tema teoretis, empiris, atau metodologis dalam bidang topik
penelitian. Namun, perlu diingat bahwa tinjauan pustaka yang informatif harus selalu
ditentukan dan dipandu oleh pertanyaan penelitian.

5.2 Ciri-ciri tinjauan pustaka yang baik


Ini berkaitan dengan penelitian yang relevan dalam kaitannya dengan pertanyaan
penelitian. Tinjauan pustaka ini disusun berdasarkan pertanyaan penelitian studi. Ini
memberikan ringkasan, interpretasi, evaluasi dan kritik terhadap literatur. Ini mengidentifikasi
bidang kontroversi dan ketidaksepakatan dalam literatur. Ini membantu dalam merumuskan
pertanyaan penelitian baru untuk penelitian, atau dalam menyempurnakan pertanyaan
penelitian yang mulai.

5.3 Mengidentifikasi kata-kata kunci


Agar dapat melakukan pencarian literatur secara efektif, perlu menghasilkan "kata kunci"
yang terkait dengan topik penelitian dan pertanyaan penelitian. Materi yang ditemukan akan
membantu mengenal bidang penelitian dan kata kunci yang digunakan peneliti lain di bidang
ini. Jika menemukan artikel atau buku penelitian yang sangat relevan dan terkini mengenai
topik, maka dapat menemukan daftar panjang referensi bagus dari satu sumber ini. Inilah
sebabnya mengapa metode terbaik untuk pencarian literatur adalah memulai dari sumber-
sumber terbaru dan bekerja mundur. Menggunakan kata-kata kunci yang menghubungkan

11
pendekatan penelitian kualitatif ini dengan topik penelitian akan menghasilkan daftar referensi
yang lebih jelas. Namun, tidak boleh membatasi pencarian literatur hanya pada pendekatan
penelitian kualitatif. Meskipun akan melakukan penelitian kualitatif, mungkin ada banyak
literatur relevan mengenai topik yang belum menggunakan metode kualitatif apa pun.

5.4 Melakukan pencarian literature


Dua strategi pencarian dasar, yaitu mengidentifikasi kata kunci atau kutipan, membantu
dalam melakukan pencarian literatur. Saat menggunakan kata kunci, mulailah dengan
merangkum topik penelitian dengan satu atau dua kalimat. Kemudian identifikasikan elemen
paling sentral yang telah gunakan dalam ringkasan. Kemudian pilih kata kunci yang sesuai
untuk setiap elemen. Seringkali, memasukkan kata-kata umum dan ilmiah akan berguna,
karena hal ini akan meningkatkan jumlah kutipan yang diambil. Saat melakukan pencarian
subjek, penting untuk mempertimbangkan hubungan antara kata kunci. Strategi lainnya adalah
mulai mencari kutipan kunci, yaitu referensi penelitian sebelumnya. Dimulai dengan satu
kutipan terbaru yang berkualitas baik (artikel atau buku), biografi penelitian yang berkaitan
dengan topik dapat dengan mudah dibuat berdasarkan daftar referensi mereka. Saat mencari
referensi dari database digital atau dari Internet, sistem mungkin menawarkan referensi serupa
lainnya kepada atau mungkin menunjukkan kepada siapa yang telah menggunakan publikasi
tertentu sebagai referensi.

6. Dua cara melakukan tinjauan literatur


Secara keseluruhan, dalam tinjauan literatur harus mencari konsep-konsep kunci,
kesimpulan, teori dan argumen yang mendasari penelitian di bidang topik. Selain itu, perlu
mendeskripsikan bagaimana penelitian berhubungan dengan penelitian teoritis dan empiris
sebelumnya. Tujuan dari tinjauan pustaka yang paling sederhana adalah untuk merangkum
literatur yang ingin digunakan dalam proyek penelitian dan memberikan gambaran singkat
tentang proyek penelitian besar yang dirujuk. Bahkan ketika menyusun ringkasan literature
harus memutuskan apa yang harus diambil dan apa yang tidak. Pertimbangkan baik-baik ide
atau informasi mana yang penting bagi penelitian, dan mana yang kurang penting serta dapat
dibahas secara singkat atau tidak disertakan dalam tinjauan.

12
D. ACCESS AND RELATIONSHIP
1. Mengidentifikasi partisipan penelitian
Peneliti bisnis kualitatif sering menggunakan orang sebagai sumber informasi. Jika tidak,
hanya mengunakan bahan penelitian yang ada (misalnya dokumen, arsip, wawancara yang
dilakukan oleh orang lain), maka perlu mengidentifikasi organisasi, kelompok, dan individu
mana yang dapat berpartisipasi dalam penelitian. Bagaimana kita bisa melakukan ini? Karena
penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi statistik, maka metode
pengambilan sampel khusus yang dirancang untuk tujuan ini tidak diperlukan.
Mengidentifikasi partisipan penelitian untuk penelitian kualitatif lebih bertujuan daripada
representatif dan acak, seperti halnya dalam penelitian kuantitatif.
Meskipun ada beberapa tantangan yang akan dijelaskan nanti, ada baiknya untuk
mempertimbangkan apakah dapat melakukan penelitian di suatu organisasi dan dengan orang-
orang yang sudah dikenal, atau setidaknya memiliki kontak langsung atau tidak langsung. Oleh
karena itu, harus mempertimbangkan untuk mendekati sebuah organisasi atau kontrak kerja
yang sudah dikenal sebelumnya. Selain itu, sebaiknya gunakan kontak supervisor dan
departemen universitas jika mereka mengizinkannya. Namun, mungkin ada topik yang
memerlukan akses ke organisasi dan individu yang belum dikenal. Misalnya saja jika ingin
membuat penelitian etnografi mengenai etnis yang dikuasai perempuan bisnis, maka hal
pertama yang perlu dilakukan adalah mencari cara mengidentifikasi perusahaan yang cocok
untuk studi. Bergantung pada tujuan, menemukan satu perusahaan yang cocok saja sudah
cukup. Jika membutuhkan lebih dari satu peserta, maka teknik pengambilan sampel bola salju,
rantai, dan jaringan berguna.
Tergantung pada tujuan, mungkin juga ingin mengidentifikasi populasi organisasi atau
orang yang lebih besar untuk membuat pengambilan sampel yang bertujuan untuk kasus-kasus
unik (di mana fenomena yang diteliti jarang terjadi), atau kasus-kasus representatif (di mana
fenomena yang diteliti adalah kasus-kasus yang representatif). Untuk melakukan hal ini, dapat
menggunakan beberapa sumber informasi, seperti direktori perusahaan, halaman web, asosiasi
industri, dan pakar bisnis. Jika beruntung, dapat menemukan daftar organisasi atau individu
yang dapat dipilih. Jika tidak, mungkin perlu menggabungkan beberapa sumber berikut untuk
menghasilkan daftar organisasi.

2. Mengakses organisasi
Riset bisnis biasanya melibatkan perolehan akses ke organisasi. Permasalahan akses
sangat penting dalam studi bisnis kualitatif karena kualitas akses mempunyai pengaruh
13
langsung terhadap hasil penelitian (Feldman, Bell dan Berger, 2003). Setelah melakukan
kontak awal dengan organisasi, sering kali perlu mempertahankan kontak ini selama
keseluruhan proyek penelitian. Oleh karena itu, alih-alih memperlakukan kontak sebagai
peristiwa yang terjadi satu kali saja, yang terjadi pada awal penelitian, penting untuk
mempertimbangkannya sebagai proses berkelanjutan yang dapat berlanjut hingga tahap akhir
penelitian (Gummesson, 2000).

2.1 Organisasi sebagai penjaga gerbang penelitian


Proyek penelitian bisnis seringkali memerlukan izin dari suatu organisasi atau orang
pusat dalam organisasi tersebut untuk pengumpulan data empiris. Penjaga gerbang, baik
organisasi atau orang, memiliki kekuasaan untuk mengizinkan atau menolak akses ke data.
Artinya, penjaga gerbanglah yang akan memutuskan apakah data dapat dikumpulkan dan
dalam jangka waktu apa hal ini dapat dilakukan. Oleh karena itu, menjual ide penelitian kepada
penjaga gerbang sangatlah penting. Antara lain, keberhasilan dalam menjual ide-ide akan
bergantung pada seberapa mudah dipahaminya tujuan penelitian bagi para penjaga gerbang.
Khususnya perusahaan bisnis besar yang mengakui kekuatan mereka sebagai penjaga
gerbang riset bisnis. Perusahaan global mempunyai kebijakan sendiri terhadap penelitian, dan
setiap proposal dari masing-masing peneliti kemungkinan besar perlu mengakomodasi
kebijakan tersebut. Bahkan perusahaan yang lebih kecil pun mungkin ingin mempengaruhi
tujuan dan struktur proyek penelitian, metode yang digunakan, bentuk pelaporan penelitian,
dan apakah penelitian tersebut akan tersedia untuk umum agar dapat dibaca oleh orang lain.

2.2 Kekhawatiran umum


Ketika memikirkan tentang organisasi kontak yang berguna, akan sangat membantu jika
kita memahami mengapa organisasi mau atau tidak ingin berpartisipasi dalam proyek
penelitian. Beberapa kekhawatiran umum organisasi berkaitan dengan kerahasiaan informasi
mengenai mereka Perusahaan bisnis dan pelaku bisnis bisa sangat memperhatikan kerahasiaan
semua informasi yang berhubungan dengan manajemen, operasi bisnis, atau rencana masa
depan mereka. Saat menegosiasikan akses, harus memiliki gagasan yang jelas tentang
bagaimana akan menjaga kerahasiaan data.
Alasan lain dari keengganan untuk berpartisipasi adalah bahwa penelitian selalu
memerlukan sumber daya dari para partisipan, paling sering waktu dan informasi dari orang-
orang yang akan diwawancarai atau yang karyanya akan diikuti. Perjelas mengenai berapa
banyak waktu dan sumber daya lain yang diperlukan dari para peserta akan mempermudah
negosiasi akses. Terakhir, mudah dipahami bahwa suatu organisasi tidak ingin berpartisipasi

14
jika organisasi tersebut tidak melihat manfaat proyek penelitian. Inilah sebabnya mengapa
perlu mempertimbangkan bagaimana 'menjual' proyek penelitian ke organisasi yang ingin
pelajari.

2.3 Memperkenalkan proyek penelitian


Ketika mendekati organisasi yang belum pernah berhubungan dengan sebelumnya, perlu
lebih berhati-hati dalam memperkenalkan proyek penelitian dengan benar dan kepada orang
yang tepat. Orang yang tepat adalah orang yang dapat memberi izin untuk melakukan
penelitian atau meneruskan permasalahan tersebut agar orang lain dapat memutuskannya. Saat
melakukan kontak awal, sebaiknya kirimkan ringkasan singkat proposal penelitian melalui
surat atau email, yang menunjukkan bahwa akan menghubungi orang tersebut melalui telepon
dalam waktu tiga hingga empat hari. Hal ini memberikan waktu bagi pihak perusahaan untuk
mempertimbangkan tawaran dan, yang paling penting, tidak memerlukan upaya apa pun dari
mereka.
Jika permintaan penelitian dipenuhi dengan minat, maka biasanya akan diminta untuk
berkunjung organisasi untuk mendiskusikan rincian proyek penelitian dan sumber daya yang
diperlukan dari organisasi yang berpartisipasi. Karena kunjungan tersebut dapat menentukan
nasib hubungan dengan organisasi tersebut, disarankan agar mempersiapkan diri secara
matang. Pelajari semua informasi tertulis tentang organisasi yang dapat temukan (misalnya teks
media, laporan tahunan, halaman web) untuk menunjukkan bahwa mempunyai minat yang
tulus terhadap organisasi dan bahwa dapat bekerja secara profesional. Pikirkan terlebih dahulu
tentang jenis perjanjian apa yang dapat buat dengan organisasi yang bersangkutan, namun
berikan juga fleksibilitas untuk mengakomodasi saran yang mungkin dibuat oleh organisasi
tersebut.

3. Mengakses individu
Setelah mendapatkan persetujuan dari organisasi, masih perlu meyakinkan individu
dalam organisasi tersebut tentang relevansi penelitian. Partisipasi individu dalam penelitian
selalu bersifat sukarela dan perlu dinegosiasikan secara terpisah, baik oleh peneliti atau
organisasi. Tugas sebagai peneliti juga harus meyakinkan masing-masing partisipan dengan
memberi tahu mereka apa manfaat penelitian. Setiap peserta penelitian mempunyai hak untuk
menerima informasi yang memadai tentang apa saja yang diperlukan dalam partisipasi mereka
dalam praktik.

15
4. Membuat perjanjian penelitian
Perusahaan besar secara rutin memerlukan perjanjian penelitian tertulis, termasuk rincian
tentang anonimitas, kerahasiaan, etika, hak milik, jadwal waktu, publikasi dan sumber daya
yang diperlukan dari perusahaan. Perjanjian tertulis sering kali dimulai dengan ringkasan
tujuan proyek dan mencakup rincian jenis informasi yang ingin dikumpulkan peneliti dan
apakah peserta ditawari sesuatu sebagai imbalan atas partisipasi mereka. Sekalipun perjanjian
tertulis tidak diperlukan, ada baiknya membuat catatan rinci tentang apa yang sepakati dengan
peserta. Pertimbangkan untuk membuat memo tentang pertemuan pertama dengan masing-
masing peserta dan memberikannya kembali kepada mereka untuk dikomentari dan
dikonfirmasi. Ingatlah bahwa peserta penelitian mempunyai hak untuk mengetahui siapa yang
bertanggung jawab atas penelitian tersebut dan siapa yang dapat dihubungi untuk mendapatkan
informasi tambahan. Sumber utama pendanaan juga perlu diungkapkan kepada para peserta.
Secara keseluruhan, harus jujur mengenai proyek penelitian dan memberi tahu peserta apa yang
lakukan dengan informasi yang akan diberikan.

4.1 Berurusan dengan keterbatasan


Bukan hal yang aneh bagi organisasi untuk menegosiasikan beberapa batasan pada
proyek penelitian yang akan mereka ikuti. Hal ini mungkin berkaitan dengan isu-isu seperti
siapa yang dapat wawancarai atau amati, pertemuan apa yang boleh hadiri, atau jenis dokumen
apa yang dapat dibaca. Meskipun menunjukkan kehati-hatian dalam menangani semua potensi
keterbatasan di awal proses penelitian, akan ada lebih banyak keterbatasan yang mungkin
muncul selama proses tersebut dan harus mampu mengatasinya. Terakhir, sebagai peneliti yang
harus mempertimbangkan batasan seperti apa yang dapat terima namun tetap dapat
melanjutkan penelitian yang berkualitas baik.
Para peserta harus diperbolehkan membaca rencana penelitian jika mereka
menginginkannya dan merupakan praktik yang baik untuk menawarkan mereka kesempatan
membaca laporan akhir penelitian sebelum tersedia untuk umum. Diskusi terbuka dan
kesediaan untuk mencari kompromi yang memuaskan biasanya merupakan solusi terbaik
dalam situasi seperti ini. Namun, jika terjadi perbedaan pendapat mengenai hasil dan
kesimpulan, perlu diingat bahwa berhak membuat interpretasi sendiri dan menarik kesimpulan
sendiri meskipun peserta mungkin tidak setuju dengan hal tersebut.

16
5. Hubungan peneliti-peserta
Dalam riset bisnis kualitatif, jarak antara peneliti dan peserta ini sering kali muncul. Ini
berarti bahwa partisipan penelitian dapat terlibat secara intensif dalam proses penelitian dalam
berbagai cara tergantung pada tujuan dan pendekatan penelitian. Variasi dalam keterlibatan
dapat berkisar dari pertemuan partisipan dan peneliti hanya satu kali, hingga keterlibatan
mereka dalam wawancara interaktif intensif dan diskusi serial terbuka. Pengecualiannya adalah
penelitian kualitatif yang menggunakan bahan penelitian yang sudah ada meskipun terkadang
juga dapat mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang hadir dalam bahan tersebut
atau yang memproduksinya. Khususnya dalam penelitian etnografi, tindakan, dan studi kasus,
biasanya sering bertemu dengan partisipan penelitian dan dalam jangka waktu yang lebih lama,
yang mengarah pada hubungan yang lebih dekat dari biasanya dengan mereka. Tujuan untuk
menjadi orang dalam terhadap budaya yang diteliti dalam penelitian etnografi memerlukan
pengembangan hubungan yang erat. Namun, hubungan dekat dapat berkembang, meskipun itu
mungkin bukan tujuan studi. Ketika hubungan dekat telah berkembang, baik direncanakan atau
tidak, para partisipan mungkin lebih cenderung memberikan umpan balik kepada peneliti
mengenai analisis empiris, penulisan penelitian, dan kesimpulan mereka.

5.1 Alasan berkurangnya jarak antar peneliti dan para peserta


Ada beberapa alasan untuk mengurangi jarak antara peneliti dan partisipan. Pertama, hal
ini dapat dijadikan sebagai titik awal penelitian bahwa pesertanya adalah ahli terbaik untuk
diajak bicara tentang materi pelajaran. Kedua, penelitian kualitatif seringkali bertujuan untuk
memasukkan perspektif partisipan dalam proses penelitian, yang memerlukan peningkatan
keakraban dan pemahaman antara peneliti dan partisipan. Dengan memasukkan peserta dalam
proses dapat berasumsi bahwa akan ada lebih banyak materi empiris mewakili dunia sosial
mereka.
Ketiga, dalam proyek penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen utama penelitian. Artinya,
proses penelitian dimediasi melalui ucapan dan tulisan, bukan melalui peralatan teknis. Dalam
tradisi penelitian kualitatif, peneliti dianggap sebagai agen aktif, yang usia, jenis kelamin,
kelas, ras, etnis, orientasi, sejarah dan pengalamannya dapat memainkan peran penting dalam
membentuk proses penelitian.

5.2 Posisi orang dalam dan orang luar


Seorang peneliti bisnis dapat menjadi "orang dalam" atau "orang luar" dalam
penelitiannya (Eriksson dan Rajamäki, 2010). Misalnya ketika melakukan penelitian di
perusahaan tempat juga bekerja, adalah orang dalam dalam organisasi tersebut dan sudah

17
familiar dengan isu-isu yang pelajari. Dengan cara yang sama, ketika melakukan penelitian
tentang isu-isu yang tidak kenal dan di organisasi yang tidak kenal, adalah orang luar. Hal ini
tergantung pada pendekatan penelitian dan tujuan mengenai apakah lebih baik menjadi orang
dalam atau orang luar. Selain itu, tidak jarang memulai penelitian sebagai orang luar dan, dalam
prosesnya, menjadi orang dalam.
Sebagai orang dalam, dapat memiliki akses lebih mudah ke organisasi dan individu, serta
peluang lebih besar untuk mengembangkan hubungan dekat dengan para peserta. Hal ini karena
memiliki pemahaman tentang norma budaya dan hubungan sosial yang mendasari
permasalahan dan situasi dalam organisasi. Menjadi atau tetap menjadi orang luar dapat
memberi kesempatan lebih baik untuk bersikap analitis, dan bahkan kritis, terhadap organisasi
dan orang-orangnya, serta terhadap isu dan situasi yang sedang periksa.

5.3 Tantangan posisi orang dalam


Menjadi insider adalah posisi yang bermanfaat, namun juga bisa menjadi posisi yang
menantang bagi peneliti pemula. Menurut pengalaman kami, masalah umum disebabkan oleh
kebingungan antara apa yang diketahui secara intuitif dan apa yang diketahui berdasarkan bukti
penelitian. Selain itu, peneliti bisnis pemula dengan mudah meniru keyakinan normative
tentang cara menjalankan bisnis atau cara mengelola perusahaan tanpa mempertimbangkan
bagaimana keyakinan tersebut muncul. Inilah sebabnya mengapa seorang peneliti bisnis orang
dalam harus melakukannya cobalah untuk merefleksikan keyakinan dan praduganya,
menganalisis dari mana hal tersebut berasal dan bagaimana hal tersebut muncul.
Jika topik penelitian dan konteksnya sudah sangat familiar, saran lain yang dapat
diberikan oleh peneliti yang lebih berpengalaman adalah mencoba mengembangkan cara untuk
melihatnya dengan cara yang tidak biasa, atau sebagai orang luar. Misalnya, jika seorang
peneliti telah bekerja di fungsi layanan pelanggan dan sedang melakukan studi tentang
bagaimana kerja tim dilakukan dalam layanan pelanggan, cobalah melihat segala sesuatunya
dari sudut pandang pelanggan.

5.4 Peran peneliti lainnya


Selain menjadi orang dalam atau orang luar, peneliti juga dapat memiliki peran lain
dalam proyek penelitian (lihat misalnya Glesne, 2010). Seorang peneliti bisnis pemula dapat
dengan mudah bertindak seperti seorang pelajar yang menginginkan pebisnis yang lebih
berpengalaman untuk mengajarinya. Peneliti bisnis yang kritis, misalnya, dapat mengambil
sikap politik dan berperan sebagai pendukung kelompok masyarakat yang kurang berkuasa
(misalnya pengusaha perempuan muda atau karyawan dengan latar belakang etnis), yang

18
merupakan peran yang sangat spesifik bagi seorang peneliti. juga dapat bertindak sebagai
kolaborator dengan para peserta, bahkan mengizinkan mereka berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan mengenai penelitian . Jika peneliti adalah orang dalam, mereka juga
dapat bertindak sebagai teman bagi partisipan.

5.5 Bersikap refleksif tentang peran peneliti


Peran sebagai peneliti dan peran mereka sebagai partisipan dapat berubah, terkadang
beberapa kali selama proses penelitian, misalnya saja saat rasa percaya diri tumbuh, pertama-
tama dapat berpindah dari peran pelajar ke peran ahli dan, kemudian, dari peran ahli ke peran
guru. Secara keseluruhan, penting untuk merefleksikan peran dan hubungan dengan para
partisipan seiring kemajuan penelitian. Salah satu alasan pentingnya refleksivitas adalah bahwa
setiap peran memerlukan hubungan kekuasaan yang berbeda antara peneliti dan peserta dan
hal ini mempengaruhi penelitian dan hasilnya dalam satu atau lain cara. Bersikap refleksif
tentang bagaimana hubungan kekuasaan terlibat dalam penelitian, misalnya bagaimana
membuat interpretasi dan saran, akan meningkatkan peluang untuk membuat penelitian yang
beralasan dan dapat dipercaya. Peneliti pemula tidak secara spontan menyadari masalah
kekuasaan dalam penelitian, dan inilah sebabnya harus memberi perhatian pada hal ini.

E. Ethics In Research (Etika dalam Penelitian


Pada bagian ethics in research ( Etika dalam penelitian )memberikan informasi tentang:
• Aturan dan regulasi umum mengenai etika dalam penelitian
• Kemungkinan masalah yang ada khususnya dalam pengaturan penelitian bisnis
• Makna konsep seperti kerahasiaan, anonimitas, dan berbagai bentuk persetujuan
• Dimana menemukan informasi tentang pedoman etika umum dalam penelitian
• Isu-isu plagiasi dalam penelitian.

Pentingnya Etika dalam Penelitian


Etika penting dalam cara kita menjalani kehidupan. Hal-hal yang boleh dan tidak boleh
untuk dilakukan merupakan bagian dari etika dan masalah moral. Masyarakat dan ekonomi
diatur oleh berbagai hukum dan peraturan tertulis maupun tidak tertulis. Dalam semua
penelitian, isu etika memerlukan pertimbangan terhadap pernyataan-pernyataan yang
melampaui etika. Isu-isu ini terkait dengan cara kita membentuk pengetahuan yang sah dan
beralasan tentang kehidupan sosial.

19
Prinsip-prinsip etika, seperti informasi, menghindari penipuan,bahaya, atau risiko, dan
prinsip universal tata cara memperlakukan orang lain sebagai tujuan dan bukan sebagai alat,
semuanya berjalan seiring dengan cara kita melihat peneliti terkait dengan topik penelitian.
Prinsip-prinsip etika yang disebutkan mengatur semua kegiatan penelitian, terlepas dari
pendekatan peneliti sendiri terhadap produksi pengetahuan. Etika penelitian mencakup cara
penelitian dilakukan dan dilaporkan. Selain itu, masalah yang lebih kompleks, seperti bias
penelitian, cara mengutip penulis dan peneliti lain, dan bahkan pertanyaan tentang
membungkam peneliti lain dalam komunitas penelitian, semuanya memiliki tempatnya dalam
etika penelitian dan akan dibahas.
Salah satu bagian fundamental dari penelitian adalah masalah kepercayaan yang tercipta
dalam komunitas penelitian. Kepercayaan ini dalam komunitas penelitian, bahwa semua
penelitian dan semua peneliti mengikuti prinsip-prinsip etika dan pedoman, pada prinsipnya
didasarkan pada gagasan etika yang diterima secara umum, yang pada dasarnya berkaitan
dengan 'benar' dan 'salah' dalam masyarakat, dan dalam kasus ini, dalam penelitian. Secara
umum, standar, kode, prinsip normatif, dan regulasi diperlukan untuk membuat prinsip etika
dan pedoman dikenal dan diterima sebagai kode etik dalam komunitas penelitian. Mereka juga
diperlukan untuk menciptakan prosedur penanganan situasi masalah yang mungkin terjadi.
Pemahaman umum tentang 'benar' dan 'salah' hadir dalam sistem hukum dan regulasi
masyarakat, serta dalam kode-kode sukarela yang biasanya diterima dalam masyarakat dan
dalam kehidupan sehari-hari dan perilaku kita. Etika, bagaimanapun, berkaitan dengan semua
aspek kehidupan kita. Masalah dan kekhawatiran baru muncul, baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun terutama dalam penelitian, di mana topik, masalah, metode, dan bahan baru
memungkinkan untuk menjelajahi pertanyaan yang sebelumnya belum pernah diteliti atau
bahkan terpikirkan. Ketika masalah dan pertanyaan baru muncul dalam masyarakat, aturan dan
regulasi juga perlu ditinjau ulang, dibenarkan, dan disesuaikan kembali. Hal ini juga berlaku
untuk etika penelitian dan kode etik dalam penelitian.
Selama beberapa tahun terakhir, pertanyaan etika baru telah muncul terutama dengan
kemungkinan dan perkembangan baru dalam bidang kedokteran dan biosains. Di dunia bisnis
dan ekonomi, etika bisnis telah mengangkat masalah pelanggaran di bidang ekonomi yang juga
menarik minat dari sudut pandang etika penelitian (Clegg dan Rhodes, 2006), terutama setelah
krisis keuangan global pada tahun 2008.
Etika penelitian sering kali hanya dipikirkan dalam hubungannya dengan pengumpulan
data empiris. Sebagai alternatif, etika penelitian dipandang sebagai penambah kredibilitas
penelitian, seperti yang ditunjukkan dalam kutipan berikut di mana peneliti diimbau untuk
20
'mengatasi masalah-masalah ini [etika] dalam bab metode, sehingga menambah kredibilitas
proses penelitian' (Zalan dan Lewis, 2004: 520). Mungkin tidak perlu ditambahkan bahwa
instruksi seperti ini mungkin tidak akan meningkatkan kredibilitas proses penelitian kecuali
jika peneliti tidak mengikuti aturan etika dan tidak mengetahuinya sebelum memulai proses,
tidak menyesuaikannya selama proses penelitian yang sebenarnya, dan buku metode yang ada
tidak memadai dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
Pada saat yang sama, skandal suap dan pemalsuan bisnis dalam kasus-kasus yang dikenal
secara global seperti Enron dan Siemens telah menjadi pengetahuan umum dan meningkatkan
minat umum dalam penelitian etika bisnis. Bidang bisnis sebagai bidang penelitian juga
menarik perhatian dari ilmuwan selain peneliti manajemen, yang mungkin dengan lebih mudah
membawa isu-isu etika ke dalam fokus. Oleh karena itu, penelitian dalam etika bisnis telah
meningkat. Namun, mencapai informasi dan mendapatkan akses ke bisnis melibatkan beberapa
aspek di mana aturan umum etika penelitian mungkin berperan, misalnya, dalam cara
mendapatkan akses, jenis informasi yang tersedia, kepentingan siapa yang mungkin dilayani.
Etika penelitian dalam penelitian bisnis kualitatif biasanya hanya terkait dengan proses
pengumpulan data etnografi dan proses wawancara dalam etnografi atau studi kasus, bukan
dengan bagian lain dari proses dan prosedur penelitian, seperti pengaturan penelitian umum
atau fitur lain yang dibahas nanti dalam bab ini. Oleh karena itu, pandangan yang lebih luas
tentang etika penelitian disajikan dalam bab ini. Dalam hal berikut, Anda akan dipandu melalui
berbagai topik yang paling sering terkait dengan etika penelitian, dengan mempertimbangkan
ekonomi sebagai bidang penelitian dan membuka konsep-konsep kunci.

Mengapa aturan etika penting dalam ilmu pengetahuan


Mengapa aturan etika secara khusus diperlukan dalam penelitian? Meskipun sering
dikatakan bahwa etika adalah tentang menarik garis antara 'benar' dan 'salah', etika memiliki
justifikasi alamiahnya sendiri sebagai bidang disiplin. Sebagian besar, jika tidak semua,
pertanyaan penelitian ilmiah memiliki beberapa aspek etika: jika tidak langsung terkait dengan
pertanyaan penelitian, maka mungkin terkait dengan praktik penelitian, proses penelitian
secara keseluruhan, atau cara kita memahami hubungan antara peneliti dan topik penelitian
serta berkomunikasi tentang penelitian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat etis
muncul dengan sangat mudah dalam penelitian medis dan biosains, tetapi juga hadir dalam
ilmu humaniora dan ilmu sosial, karena kompleksitas bidang-bidang tersebut.

21
Dimensi Hubungan Antara Peneliti – Partisipan
Hubungan antara peneliti dan partisipan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
a. Peneliti berada pada posisi netral dan jaraknya jauh dari objek yang diteliti. Partisipan
yang diteliti berperan sebagai subjek, sumber data, dan responden dalam penelitian.
b. Peneliti dapat setengah berpartisipasi (selain sebagai peneliti juga sebagai partisipan)
dalam penelitian, partisipan yang diteliti bertindak sebagai informan.
c. Peneliti berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas penelitian, bertindak sebagai
fasilitator, bahkan agen perubahan.
Hubungan peneliti dengan partisipan dalam penelitian kualitatif relatif dekat. Meski
demikian, penting bagi peneliti untuk tetap menjaga kerahasiaan identitas informan, hubungan
kepercayaan, dan mencegah pelanggaran etika selama proses penelitian.

Sponsor dan Etika Penelitian


Sponsor berkaitan erat dengan dukungan pendanaan suatu penelitian. Sebagai timbal
balik, sponsor mengharapkan hasil dari penelitian yang disponsorinya. Penggunaan sponsor
biasanya tidak menimbulkan masalah jika sponsor dan peneliti membuat perjanjian atau
kontrak terkait proyek penelitian, menyetujui kontrak, dan menghormati posisi masing-masing
pihak.

Praktik Ilmiah yang Baik


Setiap peneliti individu, etika penelitian berkaitan erat dengan penggambaran garis antara
benar dan salah,. Aturan tentang praktik ilmiah yang baik dan kode etik penelitian sebagian
besar mengadaptasi kode etik yang dikembangkan oleh ISA (International Sosiological
Association), APA (American Psychological Association), dan ASA (American Sociological
Association) meliputi:
a. Keikutsertaan partisipan sifatnya sukarela, bukan karena diharuskan untuk ikut karena
posisi atau jabatan yang dimilikinya. Partisipan harus diberi kesempatan untuk menolak
berpartisipasi atau mengundurkan diri dari partisipasi.
b. Peneliti memberi informasi kepada partisipan terkait tujuan penelitian, prosedur
penelitian, peran partisipan, identitas peneliti, dan manfaat apa yang akan diperoleh
dengan berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
c. Peneliti harus menentukan nantinya hasil penelitiannya itu akan dimasukkan ke dalam
kelompok pengetahuan yang mana.

22
d. Peneliti dan penelitian yang dilakukan tidak boleh menimbulkan dampak negatif bagi
partisipan.
e. Peneliti harus menjaga anonimitas dan privasi partisipan.
f. Penelitian harus orisinil dan bukan merupakan hasil plagiarism. Dengan demikian,
peneliti harus memperhatikan pedoman menulis rujukan dan referensi.

F. QUALITATIVE RESEARCH MATERIALS


Sebagian besar penelitian kualitatif mengumpulkan data empiris dan menggunakan
berbagai jenis metode pengumpulan data untuk tujuan ini. Setiap metode pengumpulan data
membutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan khusus yang didapat dengan
mempelajari, bereksperimen, berlatih, dan dengan merefleksikan tujuan dan praktik dalam
mengumpulkan data untuk studi yang dilakukan. Pendekatan penelitian yang dipilih, dan
pertanyaan penelitian harus menjadi panduan dalam menentukan jenis data empiris mana yang
paling berguna dalam penelitian.

a. Wawancara Kualitatif
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih yang disusun berdasarkan
serangkaian pertanyaan dan jawaban. Wawancara biasa dilakukan dengan tatap muka, melalui
telepon, atau online. Wawancara kualitatif bertujuan menghasilkan bahan empiris.. Pada
dasarnya pertanyaan wawancara harus bisa memberikan materi yang akan membantu
menjawab penelitian melalui analisis yang cermat. Silverman memberikan tipologi studi
wawancara yang meliputi: 1) Positivist (naturalis atau realis) yang tertarik terhadap fakta, 2)
Emosionalis (subjektivitas), dan 3) Konstruksionis. Beberapa jenis pertanyaan yang dapat
digunakan dalam wawancara kualitatif:
a. Terbuka dan tertutup, pertanyaan terbuka yang mendorong lebih banyak pembicaraan.
b. Sederhana dan kompleks, pertanyaan sederhana lebih mudah dipahami dan dijawab.
c. Netral dan terkemuka, pertanyaan netral memberi lebih banyak pilihan bagi peserta.
d. Langsung dan tidak langsung, pertanyaan langsung lebih sesuai untuk isu sensitif.
e. Primer dan sekunder, kombinasi keduanya bisa digunakan untuk mendapatkan data yang
lebih lengkap.

23
b. Melakukan Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data empiris. Peneliti dapat melakukan
kontak langsung maupun tidak langsung dengan yang di observasi. Terdapat empat dimensi
metode observasi, yaitu:
a. Observasi partisipasi dan non partisipasi, dilakukan bergantung pada apakah peneliti
menjadi bagian dari situasi yang dipelajari atau tidak.
b. Observasi obtrusive dan non-obtrusive, dilakukan bergantung pada apakah partisipan
mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi atau tidak.
c. Observasi alami dan buatan, bergantung pada apakah suatu tindakan yang diobservasi
terjadi secara alami atau disengaja.
d. Observasi terstruktur dan tidak terstruktur, bergantung pada apakah observasi dilakukan
menggunakan checklist atau tidak.
Keuntungan menggunakan metode observasi adalah dapat merekam suatu tindakan
sesuai dengan yang terjadi, tetapi observasi tidak menjelaskan apa yang dipikirkan orang lain
atas tindakan yang dilakukan.

c. Data Tekstual
Saat ini berbagai jenis teks bacaan memberikan data penelitian yang semakin relevan.
Data tekstual yang digunakan mencakup dua teks yaitu jenis teks primer dan teks sekunder.
Teks sekunder dapat menjadi peluang bagus untuk penelitian bisnis kualitaif seperti studi
akuntansi yang berorientasi pada teks yang diterbitkan dan dipelajari sebagai “artefak” (laporan
formal, pernyataan notulen dan lainnya).

d. Materi Visual
Dalam penelitian, materi visual mengacu pada data yang berbentuk lisan seperti gambar,
video, CD-ROM, dan lainnya. Materi visual dapat digunakan dalam dua cara utama dalam
proyek penelitian kualitatif. Pertama, digunakan sebagai data empiris, yang berarti
menganalisis banyak hal dengan cara yang sama seperti wawancara, dokumen, dan data
kualitatif lainnya. Kedua, materi visual dapat digunakan untuk menganalisis makna budaya
visual dalam masyarakat.

24
Daftar Pustaka

Creswell, John W. 2007. Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing among Five
Alternatives. 2nd edition. London: SAGE Publications Ltd.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing
Among Five Approaches (4th ed.). Thousand Oaks, California: SagePublication.
Eriksson, Paivi & Anne Kovalainen. 2008. Qualitative Methods in Business Research. London:
SAGE Publications Ltd

25

Anda mungkin juga menyukai