Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 3

NAMA : DWI RAHAYU NINGSIH

NIM : 856640377

UPBJJ : JAMBI

TUGAS PDGK4104 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

JAWABLAH PERTAYAAN DIBAWAH INI DENGAN BENAR !

1. Uraikan perbedaan penilaian acuan norma dengan acuan patokan.


Jawab :

Perbedaan PAN (Penilaian Acuan Norma) dan PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu,
PAN digunakan untuk survey sedangkan PAP digunakan untuk penugasan. PAN
mengukur perilaku khusus dengan dengan sedikit butir tes, sedangkan PAP mengukur
perilaku khusus dengan banyak butir tes. PAN menekan perbedaan di antara peserta tes
dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif, sedangkan PAP Menekan penjelasan
tentang perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.

Perbedaan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP), sebagai
waberikut :

Tabel 2. Perbedaan Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan

No Penilaian Acuan Patokan (PAP) Penilaian Acuan Norma (PAN)


.
1. PAP cenderung menekankan PAN lebih terfokus dalam
pada hal apa yang dapat membandingkan hasil belajar
dilakukan oleh peserta didik, peserta didik dengan teman-
bukan membandingkan peserta temannya yang lain.
didik dengan teman-temannya
yang lain.
2. Kriteria dalam penilaian ini Penilaian ini biasanya digunakan
adalah tingkat pengalaman untuk seleksi atau penilaian akhir
belajar yang telah dicapai oleh belajar, sehingga guru dapat
peserta didik setelah kegiatan mengetahui kemampuan yang
pembelajaran ataupun berkaitan dimiliki oleh masing-masing
dengan Kompetensi Dasar yang peserta didik.
sudah ditentukan sebelum
memulai kegiatan pembelajaran.
3. Tujuannya adalah untuk Tujuannya adalah untuk
mengukur ketercapaian tujuan mengklasifikasikan peserta didik
atau kompetensi yang telah sesuai dengan tinggi rendahnya
ditetapkan sebagai Kriteria tingkat kemampuan yang
keberhasilan dalam proses dimiliki oleh mereka.
pembelajaran.
4. Digunakan untuk menjelaskan Digunakan untuk menjelaskan
hasil Tes Formatif hasil Tes Sumatif
5. Mengukur sejumlah besar Mengukur sejumlah terbatas
kompetensi dengan sedikit butir kompetensi dengan banyak butir
tes. tes.
6. Digunakan terutama untuk Digunakan terutama untuk
survey penugasan
7. Penafsiran hasil tes Penafsiran hasil tes
membutuhkan pendefisian membutuhkan pendefisian
kelompok secara jelas perilaku yang diukur secara jelas
dan terbatas
8. Menekan perbedaan di antara Menekan penjelasan tentang
peserta tes dari segi tingkat perilaku yang dapat dan yang
pencapaian belajar secara relatif tidak dapat dilakukan oleh setiap
peserta tes.

2. Berikan contoh dari masing-masing penilaian tersebut.


Jawab :

- Penilaian Acuan Normatif (PAN)

Nilai sekelompok peserta didik (siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada
tingkat penguasaan di kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai
di kelompok itu.
Contoh:

1. Suatu kelompok peserta didik (siswa) terdiri dari 9 orang mendapat skor (nilai mentah):
50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, 30
Dari skor mentah ini dapat dibaca bahwa perolehan tertinggi adalah 50 dan perolehan
terendah adalah 30. Dengan demikian nilai tertinggi diberikan terhadap skor tertinggi,
misalnya 10. Secara proporsional skor di atas dapat diberi nilai 10, 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Cara lain ialah dengan menghitung persentase jawaban benar yang dijawab oleh setiap siswa.
Kemudian kepada siswa yang memperoleh persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi. Jika
skor (nilai mentah) di atas didapat dari 60 butir pertanyaan atau skor maksimalnya 60, maka
(perhatikan tabel di bawah ini)!
Tabel. 1
Menghitung Nilai dari Skor (Nilai Mentah)

Nilai menta 50 45 45 40 40 40 35 35 30
h
Persentase 83,3 75,0 75,0 66,7 66,7 66,7 58,5 58,5 50,0
jawaban
yang benar
Nilai 10 9 9 8 8 8 7 7 6
(1-10)

Untuk mengubah persentase menjadi nilai (1-10) dengan cara bahwa persentase tertinggi
diberi nilai 10, ini berarti bahwa 83,3% dihargai 10, maka 75,0% harganya adalah
(75,0%/83,3%) x 10 = 9,0.
Dapat juga dicari faktor pengali terlebih dahulu, yaitu:
83,3% adalah 10 atau (83,3/100) x n = 10 atau n = 12. Jadi faktor pengalinya adalah 12,
sehingga 66,7% pada nilai (1-10) adalah 66,7% x 12 = 7,9 atau 8.

- Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Suatu penilaian disebut PAP jika dalam melakukan penilaian itu kita mengacu kepada
suatu criteria pencapaian tujuan (instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai-
nilai yang diperoleh siswa dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan siswa tentang
materi pendidikan sesuai dengan tujuan (instruksional) yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh misalkan untuk dapat diterima sebagai calon penerbangan disebuah
lembaga penerbangan, setiap calon harus memenuhi syarat antara lain tinggi badan sekurang-
kurangnaya 165 cm dan memiliki tingkat kecerdasan (IQ) serendah-rendahnya 130
berdasarkan hasil tes yang diadakan oleh lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan criteria
atau patokan itu, siapapun calon yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut dinyatakan
gagal dalam tes atau tidak akan diterima sebagai siswa calon penerbang.

Contoh lain misalkan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mempunyai penilaian


acuan patokan nilai sebagai berikut: [3]
Nilai 80 s.d. 100 : A = 4
Nilai 65 s.d. 79 : B = 3
Nilai 55 s.d. 64 : C = 2
Nilai 40 s.d. 54 : D = 1
Nilai kurang dari 40 :E = 0 ( Tidak lulus).
Dan ditentukan batas passing grade sebesar 55 atau C, artinya mahasiswa yang belum
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dituntut suatu mata kuliah sekurang
kurangnya 55 %, belum dapat dinyatakan lulus dan harus mengikuti ujian ulang. Dan
mahasiswa yang mendapat nilai 0- 39 berarti gagal atau tidak lulus dan harus mengikuti
kuliah kembali mata kuliah itu pada semester berikutnya. Pendidik tidak lagi menilai sesuai
dengan apa adanya melainkan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sejak
PBM akan dimulai. Pendidik yang menggunakan acuan patokan dituntut selalu mengarahkan,
membantu dan membimbing peserta didik ke arah penguasaan minimal sejak dimulai,
berlangsungnya dan sampai pada proses belajar-mengajar itu selesai. Perlu kiranya bahwa
kriteria atau patokan yang digunakan dalam PAP bersifat mutlak, artinya kriteria itu bersifat
tetap , setidak-tidaknya untuk beberapa tahun dan berlaku untuk semua peserta didik.
Untuk menentukan batas lulus (passing grade) dengan pendekatan ini, setiap skor peserta
didik dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik. Misalnya
dalam suatu tes di tetapkan skor idealnya 120, maka peserta didik yang memperoleh 85 sama
memperoleh nilai 71. Contoh : diketahui skor 10 orang peserta didik dalam bidang studi
bahasa arab sebagai berikut :

Dengan rumus :[4] Nilai = Skor mentah x 100


Skor maksimum ideal
Kemudian nilai yang telah dicapai siswa diterjemahkan menjadi nilai huruf dengan patokan
:

80 ke atas :A
66-79 :B
56-65 :C
46-55 :D
45 ke bawah : E

Table :1. Skor-skor mentah hasil yang dicapai 10 siswa dalam bidang studi bahasa arab
setelah diubah menjadi nilai standar dengan menggunakan standar mutlak (PAP).

NO SKOR NILAI NILAI


MENTAH HURUF
1 60 60/120x100 = 50 D
2 80 80/120x100 = 67 B
3 75 75/120x100 = 62 C
4 59 59/120x100 = 49 D
5 85 85/120x100 = 71 B
6 40 40/120x100 = 33 E
7 43 43/120x100 = 36 E
8 71 71/120x100 = 59 C
9 55 55/120x100 = 46 D
10 57 57/120x100 = 47 D

Dari hasil tersebut tidak seorangpun yang mendapat nilai A, yang mendapat B 2 orang
(20%), C 2 orang (20%), D 4orang (40%), E 2 orang (20%).

Anda mungkin juga menyukai