KELOMPOK 9
Riski Auliyah Akib 220101501025
Dewi Nur Annisa 220101501027
Dwi Ariesta 220101502029
Nurul Hasanah 2105124291
i) Kaidah Pengujian
Contoh :
Diketahui nilai rata-rata kelas 9 pada UTS mata pelajaran matematika dengan
menggunakan beberapa metode pembelajaran adalah sebagai berikut.
Rata-rata UTS
Metode Jumlah
K 9.1 K 9.2 K 9.3 K 9.4
DL 6 7 8 5 26
PBL 6 8 10 7 31
PJBL 9 7 6 8 30
Jumlah 21 22 24 20 87
5. Perhitungan
• Jumlah Kuadrat Total (JKT)
2 𝑇2
𝐽𝐾𝑇 = ∑𝑏𝑖=1 ∑𝑘𝑗=1 𝑇𝑖𝑗 − 𝑘𝑏
872
= 62 + 72 + 82 + 52 + 62 + 82 + 102 + 72 + 92 + 72 + 62 + 82 − 4.3
7569
= 36 + 49 + 64 + 25 + 36 + 64 + 100 + 49 + 81 + 49 + 36 + 64 − 12
= 653 − 630,75
= 22,25
• Jumlah Kuadrat Baris (JKB)
∑𝑏
𝑖=1 𝑇𝑖
2
𝑇2
𝐽𝐾𝐵 = −
𝑘 𝑘𝑏
262 +312 +302 872
= −
4 4.3
676 +961+900 7569
= −
4 12
2537 7569
= −
4 12
= 634,25 − 630,75
= 3,5
𝑠 2 0,97
FHitung (kolom) = 𝑠22 = 2,64 = 0,37
2
6. Kesimpulan
a. Karena FHitung (baris) = 0,66 ≤ FTabel (baris) = 5,14. Maka H0 diterima,
hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil UTS
antara metode pembelajaran yang digunakan.
b. Karena FHitung (kolom) = 0,37 ≤ FTabel (baris) = 4,76. Maka H0 diterima,
hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil UTS
antar kelas yang dibandingkan.
b. Dengan Interaksi
Dalam analysis of variance dua arah dengan interaksi terdapat tiga hipotesis
yang digunakan yaitu apakah ada perbedaan rata-rata antar kategori baik
kategori berdasarkan baris maupun kolom. hipotesis tambahan satu lagi yaitu
apakah ada interaksi antara kategori baris dan kolom. Berikut hipotesis dalam
Anova dua arah dengan interaksi.
- Hipotesis Anova Kolom
H0 = 𝜇1 = 𝜇2 (Tidak ada perbedaan yang nyata dari kategori kolom)
H1 = 𝜇1 ≠ 𝜇2 (Ada perbedaan yang nyata dari kategori kolom)
- Hipotesis Anova Baris
H0 = 𝜇1 = 𝜇2 (Tidak ada perbedaan yang nyata dari kategori baris)
H1 = 𝜇1 ≠ 𝜇2 (Ada perbedaan yang nyata dari kategori baris)
- Hipotesis Interaksi
H0 = 𝜇1 = 𝜇2 (Tidak ada interaksi antara variabel baris dan kolom)
H1 = 𝜇1 ≠ 𝜇2 (Ada interaksi antara variabel baris dan kolom)
Asumsi Asumsi
- Normalitas, adalah menguji apakah data tiap kelompok memiliki distribusi
normal
- Homogenitas, adalah menguji apakah varians tiap kelompok sama (homogen).
- Saling Bebas, menunjukkan bahwa setiap kelompok tidak saling berhubungan
- Aditif, merupakan datar interval/rasio
Tahapan Pengujian ( untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tahap tahap contoh yang
diberikan)
Contoh :
Pengaruh model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar
Faktor 1 : Model pembelajaran dengan level : Inquiry dan Jigsaw
Faktor 2 : Kemampuan awal dengan dengan level : Tinggi dan rendah
Prestasi belajar merupakan variabel terikat
Suatu penelitian bertujuan mempelajari pengaruh model pembelajaran dan kemampuan
awal terhadap prestasi belajar matematika. Untuk keperluan itu telah diambil dua
kelompok sampel acak untuk belajar menggunakan pembelajaran inquiry (AI) dan
jigsaw (A2). Setiap kelompok masing masing dibagi dua secara acak dan dibedakan
menjadi dua berdasarkan kemampuan awal, yaitu kelompok tinggi (B1) dan kelompok
rendah (B2). Skor prestasi belajar matematika disajiakan sebagai berikut.
b. Menentukan jumlah kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi, yaitu total (T),
Antar kelompok A (A), Antar kelompok B (B), Antar kelompok A dan B (A,B)
dan Error (E)
• Jumlah Kuadrat Total (JKT)
(∑ 𝑋𝑇 )2 (2940)2
𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑋𝑇 2 − = 221400 − = 221400 − 216090 = 5310
𝑛𝑇 40
• Jumlah Kuadrat Antar Kelompok A (JKA)
(∑ 𝑋𝐴 )2 (∑ 𝑋𝑇 )2
𝐽𝐾𝐴 = ∑ −
𝑛𝐴 𝑛𝑇
(840 + 670) + (800 + 630)2 (2940)2
2
𝐽𝐾𝐴 = − = 216250 − 216090 = 160
2.10 40
(∑ 𝑋𝐴𝐵 )2 (∑ 𝑋𝑇 )2
𝐽𝐾𝐴𝐵 = ∑ − − 𝐽𝐾𝐴 − 𝐽𝐾𝐵
𝑛 𝑛𝑇
𝐽𝐾𝐵 2890
𝑉𝐴𝑅𝐵 = = = 2890
𝐷𝐾𝐵 1
𝐽𝐾𝐴𝐵 0
𝑉𝐴𝑅𝐴𝐵 = = =0
𝐷𝐾𝐴𝐵 1
𝐽𝐾𝐸 2260
𝑉𝐴𝑅𝐸 = = = 62,778
𝐷𝐾𝐸 36
𝑉𝐴𝑅𝐵 2890
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝐵) = = = 46,035
𝑉𝐴𝑅𝐸 62,778
𝑉𝐴𝑅𝐴𝐵 0
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝐴𝐵) = = =0
𝑉𝐴𝑅𝐸 62,778
❖ Kemampuan Awal
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 47,314
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,110
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak artinya ada perbedaan prestasi belajar
matematika antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah.