net/publication/341539841
CITATIONS READS
0 85,884
1 author:
Ade Heryana
Universitas Esa Unggul
109 PUBLICATIONS 84 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ade Heryana on 21 May 2020.
1. PENDAHULUAN
Uji Chi-Square merupakan uji statistik non-parametrik yang paling banyak digunakan
dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat, karena uji ini memiliki kemampuan
membandingkan dua kelompok atau lebih pada data-data yang telah dikategorisasikan. Meski
demikian, uji chi-square dapat pula dipakai pada pengujian satu kelompok dan berskala
interval/rasio. Secara ringkas kegunaaan uji chi-square disajikan pada gambar1 berikut.
Uji Chi-
. Square (2)
Satu Dua
Jumlah kelompok Kelompok Kelompok
Menguji
Menguji Menguji Menguji
hubungan 2
Fungsi varians kesesuaian perbedaan
variabel
populasi distribusi 2 kelompok atau lebih
2. DISTRIBUSI CHI-SQUARE
Distribusi Chi-square (dibaca “khai square” atau khai kuadrat dengan simbol 2)1 adalah
distribusi probabilitas teoritis yang asimetrik dan kontinyu. Nilai sebuah 2 selalu positif antara
1
Mahasiswa sering salah membuat notasi chi-square dengan tanda X2
1
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
0 sampai dengan (tak hingga) atau 0 ≤ 2 ≤ , tidak seperti distribusi normal atau distribusi
t yang dapat bernilai negatif. Nilai statistik 2 dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(𝑓0 − 𝑓𝑒 )2
𝜒2 =
𝑓𝑒
dimana, 𝑓0 = banyaknya frekuensi yang diobservasi dan 𝑓𝑒 = banyaknya frekuensi yang
diharapkan.
Gambar 1 menampilkan tiga jenis distribusi Chi-square dengan derajat kebebasan 1,5,
dan 10. Tampak bahwa 1) semakin kecil derajat kebebasan, kemencengan kurva distribusi
semakin positif artinya proporsi nilai rendah pada distribusi lebih besar; dan 2) semakin besar
Uji Chi-Square dapat digunakan untuk menguji 1 sampel, 2 sampel independen, dan k
Uji Chi Square 1 Sampel digunakan untuk mengetahui 1) Varians dari populasi (jika
data berskala interval/rasio) dan 2) Kesesuaian dengan distribusi Chi-square atau goodness of
Rumusan uji hipotesa yang dievaluasi adalah “Apakah sampel dengan n subyek berasal
dari populasi yang memilki nilai varians yang sama?” atau “Apakah sampel dengan nilai
2
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
estimasi varians ṡ2 diturunkan dari populasi dengan nilai estimasi varians 2?”. Bila hasil uji
statistik signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kemungkinan sample berasal dari
CONTOH SOAL
Pemecahan soal
Battery X X2
1 5 25
2 6 36
3 4 16
4 3 9
5 11 121
6 12 144
7 9 81
8 13 169
9 6 36
10 8 64
2
X = 77 X = 701
3
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Nilai 2 hitung = 21,62 diuji dengan tabel nilai distribusi Chi-square (terlampir)
dengan derajat kebebasan (df) = n – 1. Karena uji hipotesa satu arah maka
dengan = 0,05, maka Nilai 2 tabel (df = 9 dan = 0,05) yaitu 16,92. Hipotesa
nol tidak ditolak jika nilai 2 hitung lebih kecil dari nilai 2 tabel. Nilai 2 hitung
= 21,62 lebih besar dari nilai 2 tabel = 16,92 dengan demikian, hipotesa
ditolak atau nilai varians waktu hidup battery memiliki nilai tertentu selain 2
= 5 atau anggapan pelanggan bahwa waktu hidup battery pada brosur terlalu
rendah tidak terbukti secara statistik.
Uji hipotesa yang dievaluasi adalah “apakah populasi yang direpresentasikan dengan
sampel, memiliki perbedaan frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang diharapkan”
atau “apakah terdapat perbedaan antara frekuensi yang diobserbasi dengan frekuensi yang
Pernyataan hipotesa tersebut dapat dijelaskan dengan model umum uji kesesuaian
Setiap n observasi (subyek atau obyek) pada percobaan di tabel dipilih secara acak dari
populasi yang memiliki N observasi, dan dicatat sebagai salah satu dari k kategori yang mutual
exclusive. Ci adalah sel/kategori ke-i dan Oi adalah frekuensi observasi ke-i. Jumlah total
observasi pada setiap sel disebut dengan n.
b. Data terdiri dari n observasi independen yang dipilih secara acak dari populasi; dan
4
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
CONTOH SOAL
Bila i adalah frekuensi observasi populasi pada sel ke-i dan i adalah
frekuensi ekspektasi populasi pada sel ke-i, maka pada i adalah frekuensi
observasi sampel pada sel ke-i dan i adalah frekuensi ekspektasi sampel
pada sel ke-i, sehingga hipotesa dirumuskan sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜊𝑖 = 𝜀𝑖 (tidak terdapat perbedaan jumlah buku yang dipinjam tiap hari
dalam seminggu)
𝐻𝑎 : 𝜊𝑖 ≠ 𝜀𝑖 (terdapat perbedaan jumlah buku yang dipinjam tiap hari
dalam seminggu).
Perhitungan nilai statistik 2 sebagai berikut:
𝑘
2
(Ο𝑖 − Ε𝑖 )2
𝜒 = ∑[ ]
Ε𝑖
𝑖=1
𝚶𝒊 𝒊 (𝚶𝒊 − 𝚬𝒊 ) (𝚶𝒊 − 𝚬𝒊 )𝟐 (𝚶𝒊 − 𝚬𝒊 )𝟐
𝚬𝒊
Senin 20 20 0 0 0
Selasa 14 20 -6 36 1,80
Rabu 18 20 -2 4 0,20
Kamis 17 20 -3 9 0,45
Jumat 22 20 2 4 0,20
Sabtu 29 20 9 81 4,05
120 120 0 𝜒2 = 6,70
Penggunaan lain dari Uji Chi-Square adalah pengujian hipotesis pada 2 kelompok
menggunakan tabel kontinjensi 2 x 2 atau tabel b x k tertentu, dimana b adalah baris dan k
5
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
adalah kolom. Dalam hal ini, jumlah sel adalah k dikalikan b, sehingga untuk tabel 2 x 2 jumlah
selnya adalah 4, tabel 2 x 3 jumlah selnya adalah 6, dan seterusnya. Data-data yang terdapat
pada sel disebut dengan jumlah/frekuensi observasi dari subyek atau obyek. Contoh tabel
Tabel 2 di atas menunjukkan contoh tabel kontinjensi b x k dengan baris ke-1, ke-2,
sampai dengan dengan baris ke-n dan kolom ke-1, ke-2, sampai dengan kolom ke-n. Sehingga
pada tabel 2 x 2 terdapat baris ke-1 dan ke-2 dan kolom ke-1 dan ke-2, lalu pada tabel 2 x 3
terdapat baris ke-1 dan ke-2 dan kolom ke-1, ke-2, dan ke-n, dan seterusnya. Jumlah frekuensi
observasi pada baris ke-n dan kolom ke-n ditunjukkan dengan pada sel bnkn sehingga jumlah
frekuensi observasi pada baris ke-1 dan kolom ke-1 berada pada sel b1k1 lalu jumlah frekuensi
observasi pada baris ke-1 dan kolom ke-2 berada pada sel b1k2 dan seterusnya.
Kolom (k)
Kolom 1 Kolom 2 .... Kolom n
Baris 1 b1k1 b1k2 ... b1kn
Baris 2 b2k1 b2k2 ... b2kn
Baris (b)
..... ... ... ... ...
Baris n bnk1 bnk2 ... bnkn
Baris dan Kolom pada tabel kontinjensi dapat mewakili “kategori” dari data yang yang
dipelajari sebagai representasi dari kelompok, sehingga tabel ini dapat dipakai pada berbagai
Contohnya kejadian hipertensi pada dua kelompok2 “Sesudah Senam” dan “Sebelum
Senam”, maka kelompok “Sesudah Senam” dapat diwakilkan dengan Baris dan kelompok
“Sebelum Senam” diwakilkan dengan Kolom (lihat tabel 3). Pada tabel tersebut, jumlah
observasi kejadian “hipertensi” pada kelompok “Sesudah Senam” dan kelompok “Sebelum
Senam” adalah 10, jumlah observasi kejadian “tidak hipertensi” pada kelompok “Sesudah
2
Pengertian kelompok di sini adalah jenis intervensi/perlakukan sebelum dan sesudah (pre and post
intervention) melakukan senam
6
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kejadian pada kelompok Kasus dan
kelompok Kontrol (pada desain studi Case-Control) sebagaimana disajikan pada tabel 4
menampilkan contoh kejadian Hipertensi dan Tidak Hipertensi pada kelompok Kasus dan
kelompok Kontrol.
mengetahui hubungan antara kejadian hipertensi dengan usia (tabel 5) atau mengetahui
hubungan antara kejadian hipertensi dengan Indeks Massa Tubuh/IMT pada tabel 4 x 2
3
Pada contoh aplikasi tabel kontinjensi untuk mengetahui korelasi antara 2 variabel atau lebih, terdapat
kesepakatan sebagai berikut: 1) variabel dependen disajikan sebagai Kolom dan variabel independen sebagai
Baris; dan 2) Urutan baris dan kolom menunjukkan tingkat kemungkinan risiko, misalnya jika usia > 45 tahun
memiliki risiko paling tinggi terhadap hipertensi maka sebagai Baris ke-1 adalah kejadian hipertensi positif dan
Kolom ke-1 adalah usia > 45 tahun.
7
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Jumlah frekuensi observasi setiap sel pada tabel kontinjensi lebih besar atau sama dengan
5. Jika terdapat sel yang < 5 maka distribusi chi-square tidak akurat menghasilkan estimasi
yang menggambarkan keadaan populasi. Untuk mengatasi hal ini, peneliti bisa
menggabungkan sel yang jumlahnya < 5 agar tercapai syarat tersebut. Bila tabel 2 x 2
tetap menghasilkan sel dengan jumlah < 5, maka disarankan menggunakan uji distribusi
Sebenarnya uji ini merupakan perluasan dari uji chi-square goodness of fit pada satu
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan ketika sampel independen yang terdiri dari dua atau
lebih kelompok sampel (sebagai baris dalam tabel kontinjensi) dikategorisasikan ke dalam
satu dimensi yang terdiri dari dua atau lebih sub kategori (sebagai kolom dalam tabel
homogen maka proporsi observasi pada dimensi yang ditetapkan akan sama pada
4
Kedua jenis uji ini menggunakan tabel kontinjensi b x k tabel sebagai alat untuk memperhitungkan nilai
statistik 2
8
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Asumsi yang digunakan pada uji homogenitas adalah: 1) seluruh data dipilih
secara acak dari populasi tertentu; dan 2) jumlah kelompok pada variabel independen
telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum dilakukan pengumpulan data.
2. Uji Independensi
atau lebih dimensi atau variabel. Uji ini mengevaluasi hipotesa “apakah terdapat
hubungan pada dua variabel atau apakah dua variabel tersebut saling independen?”.
Dengan demikian, dua buah variabel yang saling independen tersebut tidak memiliki
Asumsi yang digunakan pada uji independensi adalah 1) seluruh data dipilih secara
acak dari populasi tertentu; dan 2) jumlah kategori untuk variabel pertama dan variabel
Pembahasan soal
5
Sumber: Sheskin, 2003, hal. 515
6
Perilaku altruistik adalah perilaku dan sikap yang mementingkan kepentingan orang lain dibanding dirinya
sendiri
9
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Perilaku Altruistik
Menolong Tidak Jumlah Baris
Menolong
Terpapar 100
30 70
kebisingan
Paparan
Tidak terpapar 100
60 40
kebisingan
Jumlah Kolom 90 110 200
10
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Pemilihan Jurusan
Kesmas Non Kesmas Jumlah Baris
Introvert 30 70 100
Kepribadian
Extrovert 60 40 100
Jumlah Kolom 90 110 200
Pembahasan soal
7
Disadur dan modifikasi dari Sheskin (2003, hal. 516)
11
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Uji hipotesa yang akan dievaluasi adalah “apakah antara pemilihan jurusan
dengan kepribadian calon mahasiswa saling independen?” atau “Apakah
terdapat hubungan antara pemilihan jurusan kuliah dengan jenis
kepribadian?”, dan dirumuskan sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜊𝑖𝑗 = 𝜀𝑖𝑗 (tidak terdapat hubungan antara kepribadian dengan
pemilihan jurusan kuliah)
𝐻𝑎 : 𝜊𝑖𝑗 ≠ 𝜀𝑖𝑗 (tidak terdapat hubungan antara kepribadian dengan
pemilihan jurusan kuliah).
Karena pada kasus ini, antara contoh soal uji homogenitas dan soal uji
independensi sama-sama menggunakan tabel 2x2 dengan jumlah
frekuensi selnya yang sama pula, maka perhitungan nilai chi-square sama
dengan contoh soal homogenitas di atas, dengan kesimpulan terdapat
hubungan antara kepribadian dengan pemilihan jurusan kuliah pada
calon mahasiswa.
notasi a,b,c,d untuk melambangkan jumlah frekuensi observasi pada masing-masing sel,
Kolom (k)
Kolom 1 Kolom 2 Jumlah Baris
Baris 1 a b a+b=n1
Baris (b) Baris 2 c d c+d=n2
Jumlah kolom a+c b+d n
𝑛(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)2
𝜒2 =
(𝑎 + 𝑏)(𝑐 + 𝑑)(𝑎 + 𝑐)(𝑏 + 𝑑)
Sesuaid dengan contoh soal di atas, maka perhitungan nilai statistik chi-
12
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
kontinjensi, tergantung pada ukuran sampel dan proporsi pada masing-masing sel
test). Pada uji t test, kekuatan hubungan tidak terpengaruh oleh ukuran sampel.
asosiasi yang dapat digunakan pada tabel kontinjensi dengan berbagai ukuran
2. Koefisien Phi atau disingkat 𝜑 yang hanya dapat digunakan pada tabel kontinjensi
3. Koefisien Phi Cramer merupakan pengembangan dari Koefisien Phi untuk tabel
4. Yule’s Q merupakan ukuran asosiasi untuk tabel kontinjensi 2x2 yang dapat
Metode ini lebih jarang dipakai atau direkomendasikan dibanding Koefiesien Phi
5. Odds Ratio merupakan ukuran kekuatan/asosiasi yang bisa digunakan pada tabel
2x2 atau lebih dari 2x2 dan bukan merupakan fungsi dari chi-square (pada
Pada artikel ini hanya akan dibahas ukuran asosiasi yang sering dipakai terutama pada
penelitian epidemiologi dan kesehatan yaitu Odds Ratio (OR). Ukuran asosiasi lainnya
menginterpretasikan hasil odds ratio dari tabel kontinjensi dibandingkan ukuran yang
lain. Untuk memudahkan pembahasan, data tabel pada contoh soal uji independensi
13
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Pemilihan Jurusan
Kesmas Non Kesmas Jumlah Baris
Introvert 30 70 100
Kepribadian
Extrovert 60 40 100
Jumlah Kolom 90 110 200
extrovert. Berdasarkan data pada tabel di atas, probabilitas memilih jurusan Kesmas
bila calon mahasiswa memiliki kepribadian introvert adalah 30/100 = 0,30 dan
atau
𝑎𝑐 + 𝑏𝑐 (30)(60) + (70)(60)
𝑅𝑅 = = =2
𝑎𝑐 + 𝑎𝑑 (30)(60) + (30)(40)
Nilai RR = 2 berarti calon mahasiswa dengan kepribadian extrovert cenderung 2 kali lipat
Sekarang kita menghitung Odds Ratio. Namun sebelum menghitung, ada baiknya kita
memahami konsep dari odds. Secara konseptual, odds merupakan suatu kejadian (event X)
yang akan terjadi, yang dihitung dengan membagi probabilitas suatu kejadian X akan terjadi
dengan probabilitas suatu kejadian X tidak akan terjadi, atau secara matematis ditulis dengan
14
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
1. Hasil perhitungan atau nilai odds akan berada antara 0 hingga tak terhingga
2. Bila nilai odds > 1, maka probabilitas suatu kejadian X akan terjadi > 0,50 atau makin besar
nilai odds maka semakin besar pula probabilitas suatu kejadian X akan terjadi
3. Bila nilai odds < 1, maka probabilitas suatu kejadian X akan terjadi < 0,50 atau makin kecil
nilai odds maka semakin kecil pula probabilitas suatu kejadian X akan terjadi
4. Bila nilai odds = 1, maka probabilitas suatu kejadian X akan terjadi = 0,50 atau kesempatan
atau peluang terjadinya kejadian X adalah 50:50
Berdasarkan data di atas, maka nilai odds untuk masing-masing kejadian adalah:
𝑝(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡 ) 60⁄100
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) = 𝑝(𝑁𝑜𝑛𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) = 40⁄100 = 1,500
𝑝(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 30⁄100
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) = = = 0,429
𝑝(𝑁𝑜𝑛𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 70⁄100
Dari hasil perhitungan di atas, karena odds calon mahasiswa dengan kepribadian
extrovert memilih jurusan Kesmas > 1 (yaitu 1,500), maka probabilitas terjadinya hal tersebut
adalah > 0,50. Demikian pula, odds calon mahasiswa dengan kepribadian introvert memilih
jurusan Kesmas < 1 (yaitu 0,429), maka probabilitas terjadinya hal tersebut adalah < 0,50.
Odds ratio merupakan perbandingan antara kedua odds di atas berdasarkan tabel
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 1,500
𝑂𝑅 = = = 3,500
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 0,429
Artinya adalah kejadian seorang calon mahasiswa berkepribadian extrovert memilih jurusan
Kesmas 3,5 kali lebih besar dibanding seorang mahasiswa berkepribadian introvert memilih
jurusan Kesmas.
Rumus menghitung Odds Ratio dapat pula dinotasikan dalam bentuk huruf
𝑎𝑑
𝑂𝑅 =
𝑏𝑐
Bila sebelumnya dibahas menghitung Odds Ratio dengan tabel 2x2, lalu bagaimana
cara menghitung OR dengan tabel kontinjensi lebih besar dari 2x2 ? Menghitung OR dengan
tabel kontinjensi di atas 2x2 memungkinkan dilakukan namun interpretasi hasilnya lebih
kompleks. Misalnya data tabel 2x2 di atas diganti menjadi tabel 3x2 sebagai berikut:
15
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Pemilihan Jurusan
Kesmas Non Kesmas Jumlah Baris
Introvert 30 70 100
Kepribadian Moderate 50 50 100
Extrovert 80 20 100
Jumlah Kolom 160 140 300
Dari tabel di atas, maka odds untuk kejadian pemilihan jurusan kesmas adalah sebagai berikut:
𝑝(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 80⁄100
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) = = = 4,00
𝑝(𝑁𝑜𝑛𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 20⁄100
𝑝(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝑀𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒) 50⁄100
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝑀𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒) = = = 1,00
𝑝(𝑁𝑜𝑛𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝑀𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒) 50⁄100
𝑝(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 30⁄100
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) = = = 0,43
𝑝(𝑁𝑜𝑛𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 70⁄100
Dengan demikian terdapat beberapa nilai Odds Ratio yang dapat dihitung yaitu
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 4,00
𝑂𝑅1 = = = 9,300
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 0,43
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐸𝑥𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 4,00
𝑂𝑅2 = = = 4,000
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝑀𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒) 1,00
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝑀𝑜𝑑𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒) 1,00
𝑂𝑅3 = = = 2,330
𝑂𝑑𝑑𝑠(𝐾𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠⁄𝐼𝑛𝑡𝑟𝑜𝑣𝑒𝑟𝑡) 0,43
OR1 = 9,300 berarti kejadian calon mahasiswa berkepribadian extrovert memilih jurusan
Kesmas 9,3 kali lebih besar terjadi dibanding kejadian calon mahasiswa berkepribadian
OR2 = 4,000 berarti kejadian calon mahasiswa berkepribadian extrovert memilih jurusan
Kesmas 4,0 kali lebih besar terjadi dibanding kejadian calon mahasiswa berkepribadian
OR3 = 2,330 berarti kejadian calon mahasiswa berkepribadian moderate memilih jurusan
Kesmas 2,33 kali lebih besar terjadi dibanding kejadian calon mahasiswa berkepribadian
REFERENSI
16
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
LATIHAN SOAL8
antara pria dewasa dengan wanita dewasa. Pada studi ini 100 pria dewasa 80 wanita
dewasa dipilih secara acak dari populasi. Setiap subyek diberikan permainan menyusun
sanggup atau tidak sanggup dalam menjawab permainan. Enam puluh dari 100 subyek
pria dewasa sanggup menjawab permainan, dan hanya 30 dari 80 subyek wanita dewasa
yang sanggup.
a. Ujilah hipotesa yang menyatakan “Terdapat perbedaan signifikan antara wanita dan
2. Sebuah lembaga survey sedang meneliti antusias masyarakat dengan Status Ekonomi
Sosial (SES) Tinggi dan Rendah terhadap program imunisasi. Lima ratus orang dipilih
secara acak dari populasi tertentu untuk diwawancara menggunakan kuesioner. Hasil
a. Ujilah hipotesa yang menyatakan “ada hubungan antara Status Sosial Ekonomi
dalam setahun pada karyawan dengan masa kerja tertentu. Hal ini dilakukan sebagai
upaya perusahaan tersebut dalam menilai efektifitas klinik perusahaan. Sebanyak 280
karyawan dipilih secara acak dari total 1500 karyawan di perusahaan tersebut.
diwawancarai dengan kuesioner, dan hasil jawaban disajikan pada tabel berikut:
8
Sumber modifikasi dari: Sheskin (2003, hal. 581-583)
17
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
Jumlah Kunjungan/Tahun
0 1-5 >5 Jumlah Baris
0–7 20 16 24 60
Masa Kerja 8 – 15 30 10 10 50
(tahun) 16 – 23 50 30 10 90
> 23 19 11 50 80
Jumlah Kolom 119 67 94 280
Berdasarkan data tersebut:
a. Ujilah hipotesa yang menyatakan “ada hubungan antara Masa Kerja dengan
18
Uji Chi-Square | Ade Heryana, SST, MKM
LAMPIRAN: Tabel Distribusi Chi-Square untuk nilai = 0,005 hingga 0,995 dan derajat
kebebasan (df) 1 sampai dengan 100.
(Sumber: diunduh dari website Department of Statistics Eberly College of Science, Penn State University
http://stat.psu.edu/)
19