Anda di halaman 1dari 21

Ukuran Pemusatan, Lokasi, dan Dispersi

(Statistika Pendidikan/PEMA4210)- MODUL 4


Prof. Drs. YL. Sukestiyarno, M.S, Ph.D.
sukestiyarno@gmail.com
Nama Penelaah
Email penelaah
Tendensi Sentral dan Dispersi
Adapun macam-macam tendensi sentral yang akan
dipelajar:
1. Rataan,
2. Median – desil - persentil
3. Modus

Adapun macam-macam disperti yang akan dibahas


4. Rentang
5. Maksimum –minimum
6. Varian
7. Simpangan baku
Rataan

Mean (rata-rata)
Mean Aritmatik biasanya menggunakan istilah Mean saja.
Mean data tunggal merupakan jumlah nilai data dibagi dengan banyaknya
data.

contoh : rataan untuk data 23, 3, 23, 46 dan 45 adalah

x1  x2  ...  xn x i
x  i 1

n n

23  3  23  46  45
x  28
5
Modus

Modus data tunggal adalah suatu nilai yang mempunyai frekuensi


kemunculan tertinggi. Secara formula dapat ditulis :
 
f(xm) = max f(xi), 1  i n
 
Contoh: Diberikan data :
2, 1, 3, 3, 4, 5, 6 , 7, 1, 1, 8,5, 1,1
dalam hal ini dapat ditulis 1 muncul 5x, 2 muncul 1x, 3 muncul 2x, 4 muncul
1x, 5 muncul 2x, 6,7,8 masing-masing muncul sekali. Jadi dalam hal ini
modusnya adalah Mo = 1.
Median (Me)
Untuk menentukan median dari data mentah, pertama kali kita harus
mengurutkan data dalam urutan mengecil/membesar. Jika jumlah data adalah
genap maka median adalah rataan antara dua nilai yang terletak di tengah, dan
jika jumlah data adalah ganjil maka nilai median berada tepat pada urutan
tengah.
Misalkan data, x1, x2, …, xn diurutkan menjadi x(1), x(2),…,x(n)
Maka , bila n ganjil
, bila n genap
Contoh :
Diberikan data 2, 1, 3, 4, 5, 6, 3, 3, 4.
Pertama kali data tersebut kita harus diurutkan dahulu sebagai berikut:
1, 2, 3, 3, 3, 4, 4, 5, 6 Dalam kasus ini n=9 (ganjil)

Me  x( 91)  x5  3
2
Generalisasi Median (Qartil, Desil, Persentil)

Median adalah nilai yang berada di tengah. Dalam hal ini median
membagi data menjadi 50 % sebelah kiri dan 50 % sebelah kanan.
Pembagian ini dapat digeneralisasi pada pembagian yang lebih kecil.
Bila data dibagi 4 diperoleh 25% jumlah data pertama adalah Q 1 =
Quartil bawah, 50 % jumlah data berikutnya adalah Q 2 = Median dan
75 % jumlah data berikutnya adalah Q3 = Quartil atas.
Pembagian dengan 10 bagian muncul istilah desil, D 1,…,D10 artinya
desil 1 s/d desil 10. Pembagian dengan 100 bagian muncul istilah
persentil (P1 s/d P100).
Rentang (Range)

Penjelasan sebaran data (dispersi) mengarah pada


kecenderungan menyebar dari nilai tendensi sentral. Ada
dua ukuran dispersi yaitu range dan standard deviasi.
Range adalah selisih nilai tertinggi (maksimum) dan nilai
terendah (minimum).

Contoh: Dari data 15,20,21,20,36,15,25,15; nilai maksimum 36


dan nilai minimum 14, jadi Range = 36 - 15 = 21.
Varians dan Simpangan baku

secara statistika dapat dibuktikan bahwa s2 merupakan penaksiran varians populasi


yang bias. Dengan modifikasi rumus varians sampel yang tak bias adalah sebagai
berikut :
1 n
s2  
n  1 n 1
( xi  x ) 2

dimana n adalah banyaknya data sampel. Rumus tersebut dapat disajikan dalam
bentuk lain dengan cara menguraikan bentuk kuadrat dan menyederhanakannya,
diperoleh :

Simpangan Baku (S) adalah merupakan akar dari Varians yaitu :


n
n xi2  ( xi ) 2 2
2
S  i i S s
n( n  1)
Contoh : mencari Varians dari data 6,7,8,8,9,9,10,10.14. Rataan = 9.

Xi xi- (xi- )   xi xi2 n


2
 i
( x  x ) 2

i i
x
2
 ( x ) 2
6 -3 9   6 36 s 2  n 1 s2 
7 -2 4 7 49 n 1 n (n  1)
8 -1 1 8 64 42
8 -1 1 8 64  9(771)  (81) 2
9 0 0 9 81 8 
9(8)
9 0 0 9 81  5,25
10 1 1 10 100  5,25
10 1 1 10 100
14 5 25 14 196 Cara a. sebelum mencari s2 harus dicari terlebih
    42   81 771
dahulu mean .
Tabel 5.1: Perhitungan nilai
varian dan Simpangan baku Cara b. tanpa mencari dapat langsung dicari s2.
Untuk program komputasi cara b. lebih efisien dari
pada cara a.
Dengan demikian nilai 2
simpangan baku diperoleh : s  s  5,25  2,3
2,3.
Penyajian data berkelompok
dalam bentuk tabel
Membuat Daftar Distribusi frekuensi

Perhatikan nilai ujian bahasa indonesia untuk 80 orang mahasiswa berikut


ini :

90 35 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 88 79 75

Tabel 4.1: Data nilai tes bahasa indonesia

Sebelum daftar sebenarnya dituliskan ada baiknya dibuat daftar


penolong yang berisikan kolom tabulasi. Dengan mengambil
banyak kelas 7, panjang kelas 10 dan dimulai dengan ujung bawah
kelas pertama sama dengan 31.
NILAI UJIAN TABULASI FREKUENSI

31 – 40 II 2
41 – 50 III 3
51 – 60 IIII 5
61 – 70 IIII IIII IIII 14
71 – 80 IIII IIII IIII IIII IIII 24
81 – 90 IIII IIII IIII IIII 20
91 – 100 IIII IIII II 12

Tabel 4.2: Tabulasi data 80


siswa
Dari tabel 4.2 dibuat histogram dan
poligon frekuensinya
Membuat ogiv

Frekuensi Baris pertama pada frekuensi


NILAI
FREKUENSI Komulatif kurang komulatif 2 artinya ada 2 anak yang
UJIAN
dari mendapat nilai kurang dari 40,5;
31 – 40 2 2 seterusnya 5 adalah ada 5 siswa
41 – 50 3 5 yang mendapat nilai kurng dari 50,5,
51 – 60 5 10 sampai terakhir 80 artinya ada 80
61 – 70 14 24 siswa yang mendapat nilai kurang ari
71 – 80 24 48
100,5.
81 – 90 20 68
91 – 100 12 80
Digambarkan diagram antara nilai
dan frekuensi komulatif dinamakan
Tabel 4.3 : Frekuensi komulatif dari suatu OGIV (perhatikan gambar 4.2.)
data nilai
Ogiv hasil tes bahasa indonesia
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100
 9 
x  75,5  10   76,62
 80 
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai