Anda di halaman 1dari 17

RUMUS BESAR SAMPEL

Mata kuliah : Metodologi Penelitian


Dosen Koordinator : Ns.Chrisyen Damanik, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh :

Heri Saputra
16.0378.713.01

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN 2019
A. Penentuan Rumus Besar Sampel
Pada bagian konsistensi I, kita telah membahas secara panjang lebar klasifikasi masalah
penelitian secara statistik.Jika Anda memahami konsistensi I, dengan mudah Anda akan
memahami bagaimana cara penentuan rumus besar sampel yang tepat.Hal ini disebabkan
pemilihan rumus sampel besar yang bergantung pada masalah penelitian secara statistik.
Tabel di atas menyajikan rumus besar sampel yang tepat untuuk setiap jenis masalah.

Tabel 5.1 Rumus Besar Sampel Berdasarkan Masalah Penelitian secara Statistik
No Jenis Masalah Rumus Besar Sampel
1 Deksriptif kategorik 𝑍𝛼 2 𝑃𝑄
𝑑2
2 Deksriptif numerik 𝑍𝛼𝑆 2
( )
𝑑

3 Korelatif 2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)
𝑛=( ) +3
1+𝑟
0.5𝑙𝑛 1 − 𝑟

4 Analitik komparatif kategorikal tidak 2


𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
( )
berpasangan 𝑃1 − 𝑃2

5 Analitik komparatif kategorikal berpasangan (𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)2 𝑓


(𝑃1 + 𝑃2)2

6 Analitik komparatif numerik tidak


berpasangan 2 kelompok 2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽). 𝑆
2( )
𝑥1 − 𝑥2
7 Analitik komparatif numerik tidak
berpasangan >2 kelompok
8 Analitik komparatif numerik berpasangan 2
kelompok 2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽). 𝑆
( )
9 Analitik komparatif numerik berpasangan >2 𝑥1 − 𝑥2
kelompok
10 Multivariat regresi linier
∫ 𝛼. 𝛽. 𝑣. 𝑅 2

11 Multivariat regresi logistik (10 × 𝑉)/𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛𝑠


(10 × 𝑉)/𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
12 Diagnostik 𝑍𝛼 2 𝑆𝑒𝑛(1 − 𝑠𝑒𝑛)
𝑑2𝑃
13 Survival (𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)2 ( ф𝜆2 + ф𝜆2 )
(𝜆2 − 𝜆2 )2

Uraian panjang lebar mengenai penggunaan rumus besar sampel secara benar telah diuraikan
pada buku seri-2 Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ntuk Penelitian Kedokteran
dan Kesehatan,edisi 3,Salemba Medika,Jakarta,2012.Pada buku ini,pembahasan mengenai
rumus besar sampel akan dibatasi beberapa prinsip umum serta contoh sederhana penggunaan
rumus.
Berikut ini rambu-rambu dassar untuk perhitungan besar sampel.
1. Pilihlah rumus besar sampel yang tepat.
2. Gunakanlah rumus besar sampel tersebut dengan benar.
3. Jika dalam satu penelitian terdapat lebih dari satu pertanyaan,hitunglah besar sampel
untuk setiap pertanyaan penelitian karena untuk menjawab setiap pertanyaan
memerlukan besar sampel yang berbeda.
4. Jika dalam satu penelitian terdapat lebih dari satu desain,hitunglah besar sampel untuk
setiap desain karena untuk menjawab setiap pertanyaan dalam setiap desain,memerlukan
besar sampel yang berbeda.

B. Contoh Perhitungan Besar Sampel:


1. Deksriptif Kategorik
“Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi diare di Desa A.Diketahui bahwa
prevalensi diare dari penelitian sebelumnya adalah 20%.Apa rumus yang digunakan
dan berapa besar sampel yang diperlukan untuk meneliti prevalensi diare di Desa A?
Jawab:
a. Menentukan rumus besar sampel
Berdasarkan tujuan penelitian,penelitian tersebut termasuk ke dalam penelitian
dekskriptif (prevalens)dengan variable keluaran berupa variabel kategorikal
(diare).Dengan demikian,rumus besar sampel yang digunakan adalah rumus besar
sampel untuk penelitian deksriptif kategorikal.Rumusnya adalah:

𝑍𝛼 2 𝑃𝑄
𝑛=
𝑑2
b. Menghitung besar sampel
Berdasarkan rumus diatas,nilai yang harus dicari dari kepustakaan adalah nilai
p (prevalensi),sedangkan nilai yang ditetapkan oleh peniliti adalah Zα dan nilai d.
Peneliti mendapatkan bahwa berdasarkan penelitian sebelumnya yang
dilakukan di Desa A,prevalensi diare adalah 20% . Peneliti menetapkan alpha
sebesar 5% sehingga Zα =1.96,dengan kesalahan prediksi yang masih bisa diterima
(presisi,d) ditetapkan sebesar 5% dengan demikian,besar sampel yang diperlukan
adalah:

𝑍𝛼 2 𝑃𝑄 1.962 . 20 × 0.08
𝑛= = = 246
𝑑2 0.052

Apakah besar sampel 246 bisa digunakan?


Salah satu syarat besar sampel pada penelitian deksriptif kategorik adalah
PXN>5.Pada kasus ini, bila prediksi penelitian benar,peneliti akan memperoleh
prevalensi sebesar 20% ± 5% = 15%-25%.Jika dihitung PXN,akan didapatkan
minimal 15% × 246 = 36.9 dan maksimal 25%× 246 =61.5. Nilai keduanya > 5.
Dengan demikian,besar sampel sebesar 246 boleh digunakan karena memenuhi
syarat besar sampel untuk penelitian deksriptif kategorik.

2. Deksriptif Numerik
Seorang peneliti iin mengetahui rerata kadar hemoglobin pada ibu hamil di
Kabupaten Sukamaju.Berdasarkan peneliti sebelumnya,rerata dan standar deviasi
kadar hemoglobin adalah 10±4 g/dl.Apa rumus yang digunakan dan berapa sampel
yang diperlukan untuk meneliti rerata kadar hemoglobin di Kabupaten Sukamaju?
Jawab:
a. Menentukan rumus besar sampel
Berdasarkan tujuan penelitian,penelitian tersebut termasuk ke dalam penelitian
deksriptif (mencari rerata) dengan variabel keluaran berupa variabel numeric
(kadar Hb).Dengan demikian,rumus besar sampel yang digunakan adalah rumus
besar sampel untuk penelitian deksriptif numeric.Rumusnya adalah:
𝑍𝛼𝑥𝑆 2
𝑛=( )
𝑑
b. Menghitung besar sampel
Berdasarkan rumus di atas, nilai yang yang harus dicari dari kepustakaan
adalah nilai S ( standar deviasi ),sedangkan nilai yang ditetapkan oleh peneliti
adalah Zα dan nilai d.Peneliti mendapatkan bahwa berdasarkan penelitian
sebelumnya,rerata dan standar deviasi kadar hemoglobin adalah 10±4 g/dl
sehingga nilai S=4.Untuk nilai yang ditetapkan oleh peniliti,peneliti menetapkan
alpha sebesar 5% sehingga nilai Zα =1.96,dengan nilai presisi (d) sebesar 1.Dengan
demikian besar sampel yang diperlukan adalah:

𝑍𝛼𝑥𝑆 2 1.96 × 4 2
𝑛=( ) = ( ) = 62
𝑑 1

Dengan demikian,besar sampel yang diperlukan adalah 62.

3. Penelitian Analitik Korelatif


Seorang peneliti ingin mengetahui korelasi kadar vitamin D dengan densitas
tulang.Korelasi minimal antara vitamin D dengan densitas tulang yang dianggap
bermakna adalah 0.4.Dengan kesalahan tipe I sebesar 5%,hipotesis satu arah,dan
kesalahan tipe II sebesar 10%,berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawab:
a. Menentukan rumus besar sampel
Penelitian di atas adalah penelitian analitik korelatif.Dengan
demikian,rumus besar sampel yang dipilih adalah:

2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)
𝑛=( ) +3
1+𝑟
0.5𝑙𝑛 1 − 𝑟

b. Perhitungan besar sampel


Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%,hipotesis satu arah sehingga Zα =
1.64.
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%,maka Z𝛽 = 1.28.
Korelasi minimal antara vitamin D dengan densitas tulang yang dianggap
bermakna ditetapkan sebesar 0.4.
Dengan demikian,
2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)
𝑛=( ) +3
1+𝑟
0.5𝑙𝑛 1 − 𝑟
2
(1,64 + 1,28)
𝑛=( ) + 3 = 54
1 + 0,4
0.5𝑙𝑛 1 − 0,4

Dengan demikian,besar sampel minimal adalah 54.

4. Penelitian Analitik Kategorik Tidak Berpasangan


Kasus I
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kesembuhan
antara obat A ( standar) dengan obat B.Untuk menentukan besar sampel,peneliti
menetapkan bahwa proporsi kesembuhan obat A dengan obat B dianggap
bermakna jika selisihnya 20%.Diketahui bahwa kesembuhan pada obat A adalah
70%.Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%,kesalahan tipe II 20% dengan
hipotesis satu arah, berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab:
a. Menentukan rumus besar sampel
Penelitian tersebut merupakan penelitian analitik kategorikal tidak
berpasangan.Dengan demikian, rumus besar sampel yang digunakan adalah:

2
𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
𝑃1 − 𝑃2

b. Menghitung besar sampel


Dari kasus diketahui bahwa kesalahan tipe I ditetapkan sebesar
5%,hipotesis satu arah,Zα = 1.96
Catatan:walaupun hipotesis satu arah,pada rumus ini Anda dianjurkan untuk
menggunakan nilai Zα dua arah.
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%,maka Z𝛽 = 0,84.
P2 =angka kesembuhan pada obat satndar.Berdasarkan kepustakaan angka
kesembuhan obat standar adalah 0,7.
Q2 =1-0,7=0,3
P1-P2 = selisih minimal proporsi kesembuhan antara obat A dan B yang
dianggap bermakna.Penelitian menetapkan nilai P1-P2 sebesar 0,2.
Dengan demikian
P1 = P2 + 0,2 = 0,7+ 0,2 = 0,9
Q1 = 1-P1 = 1-0,9 = 0,1
P = (P1+P2)/2 = (0,7+0,9)/2 =0,8
Q = 1- P = 1 - 0,8 = 0,2
Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus,diperoleh :
2
𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
𝑃1 − 𝑃2
2
1.96√2 × 0,8 × 0,2 + 0,84 √0,9 × 0,1 + 0,7 × 0,3
𝑛1 = 𝑛2 = ( ) = 62
0,9 − 0,7

Dengan demikian ,besar sampel untuk tiap kelompok adalah 62.

Kasus 2
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara pajanan
bising dengan tuli.Peneliti menggunakan desain kohort.Untuk menentukan besar
sampel,peneliti menetapkan bahwa perbedaan
cc minimal proporsi tuli antara yang
terpajan dengan yang tidak terpajan yang dianggap bermakna adalah
10%.Diketahui bahwa proporsi tuli pada kelompok yang tidak terpajan sebesar
10%.Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%,kesalahan tipe II 20 %,dengan
hipotesis satu arah,berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab:
a. Menentukan rumus besar sampel
Penelitian tersebut merupakan penelitian analitik kategorikal tidak
berpasangan.Dengan demikian,rumus besar sampel yang digunakan adalah:
2
𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
𝑃1 − 𝑃2
b. Menghitung besar sampel
Dari kasus diketahui bahwa:
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%,hipotesis satu arah Zα = 1,96.
Catatan : walaupun hipotesis satu arah,pada rumus ini Anda dianjurkan untk
menggunakan nilai Zα dua arah.
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%,maka Z𝛽 = 0,84.
P2 proporsi tuli pada kelompok tanpa resiko sebesar 0,1 (kepustakaan).
Q2 = 1-0,1=0,9
P1-P2 = selisish proporsi tuli minimal yang dianggap bermakna,ditetapkan
sebesar 0,1.
P1 = P2 +0,1 = 0,1 +0,1 =0,2
Q1 = 1-P1 = 1 -0,2 = 0,8
P = (P1+P2)/2 = (0,2+0,1)/2 = 0,15
Q = 1- P = 1-0,15 =0,85
Dengan memasukkan nilai-nilai diatas pada rumus,diperoleh:

2
𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
𝑃1 − 𝑃2

2
1.96√2 × 0,15 × 0,85 + 0,84 √0,2 × 0,8 + 0,1 × 0,9
𝑛1 = 𝑛2 = ( ) = 200
0,2 − 0,1

Dengan demikian,besar sampel untuk tiap kelompok adalah 200 (kelompok


terpajan sebanyak 200,kelompok tidak terpajan sebanyak 200).

Kasus : 3
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan pajanan
terhadapa bising dengan tuli. Peneliti menggunakan desain kasus kontrol.
Untuk menentukan besar sampel, peneliti menetapkan bahwa perbedaan
proporsi pajanan minimal antara kelompok kasus dan kelomok kontrol adalah
20%. Diketahui bahwa proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesar 10%.
Bila ditetapkan kesalahaan tipe I sebesar 5% kealahan tipe II 20%, dengan
hipotesis satu arah, berapakah besar sampel yang di perlukan ?

Jawab
a. Menentukan rumus besar sampel
Penelitian tersebut merupakan penelitian analitik kategorikal tidak
berpasangan,. Dengan demikian, rumus besar sampel yang digunakan adalah:

2
𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
𝑃1 − 𝑃2

b. Menghitung besar sampel


Dari kasus diketahui bahwa:
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%,hipotesis satua arah Zα = 1,64.
Catatan : walaupun hipotesis satu arah, pada rumus ini anda dianjurkan untuk
menggunakan nilai Zα dua arah.
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Zα = 0,84
P2 = proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesar 0,1 (kepustakan)
Q2 = 1-0,1 = 0,9
P1-P2 = selisih proporsi pajanan minimal yang dianggap bermakna, ditetapkan
sebesar 0,2.
P1 = P2 + 0,20 = 0,1 + 0,2 = 0,3
Q1 = 1-P1 = 1-0,3 = 0,7
P = (P1+P2)/2 = (0,3+)0,1)/2 = 0,2
Q = 1-P = 1-0,2 =0,8

Dengan memasukan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh :

2
𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
𝑃1 − 𝑃2

2
1.96√2 × 0,8 × 0,2 + 0,84 √0,9 × 0,1 + 0,7 × 0,3
𝑛1 = 𝑛2 = ( ) = 62
0,9 − 0,7
Dengan demikian, besar sampel untuk tiap kelompok adalah 62
(kelompok kasus sebanyak 62, kelompok kontrol sebanyak 62).

5. Analitik Kategorik Berpasangan


Seorang peneliti ingin menegetahui apakah terdapat hubungan antara pajanan
terhadap bising dengan tuli. Peneliti menggunakan desain kasus kontrol
berpasangan. Proporsi pajanan pada kelompok kontrol diketahui sebesar 40%.
Peneliti menetapkan bahwa perbedaan proporsi pajanan yang dianggap
bermakna adalah 20. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% kesalahan
tipe II sebesar 20%, berapakan ebsar sampel yang diperlukan ?
Jawab
a. Menentukan rumus besar sampel
Penelitian tersebut merupakan penelitian komparatif dengan skala
pengukuran kategorik berpasangan. Dengan demikian, rumus besar sampel
yang digunakan adalah:

(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)2 𝑓
𝑛1 = 𝑛2 =
(𝑃1 − 𝑃2)2

b. Perhitungan besar sampel


Dari kasus diketahui bahwa:
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, sehingga Zα = 1,96.
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, sehingga Zb = 0,84.
P2 proporsi pajanan pada kelompok kontrol = 0,40.
P1 - P2 = perbedaan proporsi pajanan yang dianggap bermakna antara kasus
dengan kontrol, ditetapkan 0,20.
P1 = proporsi pajanan pada kelompok kasus = 0,40 + 0,20 = 0,60.
Selanjutnya adalah menghitung nilai diskordan:

𝑓 = 𝑃1 (1 − 𝑃2 ) + 𝑃2 (1 − 𝑃1 ) = 0,60 (1 − 0,40) + 0,40 (1 − 0,60) = 0,52

Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus,diperoleh


(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)2 𝑓 (1,96 + 0,84)2 0,52
𝑛1 = 𝑛2 = = = 101,92
(𝑃1 − 𝑃2)2 (0,20)2
Dengan demikian, besar sampel untuk tiap kelompok adalah 102 (kelompok
kasus sebanyak 102, kelompok control sebanyak 102)

6. Analitik Numerik Tidak Berpasangan


seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan kadar placenta growth factor
(PGF) antara ibu hamil normal dengan ibu hamil yang mengalami
preeclampsia. Diketahui bahwa rerata PGF pada ibu hamil adalah 110±40
mg/ml. Peneliti menetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% hipotesis satu arah ,
kesalahan tipev II sebesar 90% dan perbedaan rerata minimal yang dianggap
bermakna adalah 25. Rumus besar sampel mana yang digunakan dan berapa
besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
a. Menetukan rumus besar sampel
Penelitian diatas adalah penelitian analitik rumerik tidak berpasangan
dengan demikian, rumus besar sampel yang dipilh adalah:

2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽). 𝑆
𝑛1 = 𝑛2 = 2 ( )
𝑥1 − 𝑥2

b. Menghitung besar sampel


Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga
Zα=1,64.
kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka Zβ=1,28
Selisih minimal yang dianggap bermakna (xI-x2)=25.\
Standar deviasi =40(diasumsikan standar deviasi 40 merupakan standar
deviasi wanita hamil normal dan preeclampsia).

2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽). 𝑆
𝑛1 = 𝑛2 = 2 ( )
𝑥1 − 𝑥2

2
(1,64 + 1,28)40
𝑛1 = 𝑛2 = 2 ( ) = 44
25
Dengan demikian, besar sampai minimal masing-masing kelompoik adalah 44
(kelompok kehamilan normal sebanyak 44, kehamilan dengan preeclampsia
sebanyak 44.)

7. Penelitian analitik numeric berpasangan


Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan
sesuadah 2 minggu suplemntasi Fe pada ibu hamil trimester 2. Diketahui
bahwa kadar hemoglobin ibu hamil adalah 10±2 g/dl. Peneliti menetapkan
kesalahan tipe I sebesar 5%, hipotesis satu arah, kesalahan tipe II sebesar 90%
dan perbedaan rerata minimal antara sebelum dengan sesudah suplemntasi Fe
yang dianggap bermakna adalah 2 g/dl. Standar deviasi perbedaan rerata
antara sebelum dengan sesudah suplementasi berdasrkan kepustakaan adalah
4mg/dl. Rumusan besar sampel mana yang digunakan dan berapa besar sampel
yang diperlukan?
Jawab :
a. Menentukan rumus besar sampel
Peneliti di atas adalah penelitian analitik dengan skala pengukuran numeric
antara dua kelompok berpasangan. Dikatakan berpasangan karena data diukur
dua kali pada individu yang sama. Dengan demikian, rumus besar sampel yang
dipilih adalah :

2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽). 𝑆
𝑛1 = 𝑛2 ( )
𝑥1 − 𝑥2

b. Menghitung besar sampel


Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah sehingga
Zα=1,64.
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka Zβ=1,28.
Selisihg minimal yang dianggap bermakna (x1-x2)=2.
Standar deviasi = 4 (kepustakaan).

2
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽). 𝑆
𝑛1 = 𝑛2 ( )
𝑥1 − 𝑥2
2
(1,64 + 1,28)4
𝑛1 = 𝑛2 ( ) = 35
4

Dengan demikian, besar sampel minimal masing-masing kelompok adalah 35.

8. Besar sampel untuk multivariat analisis regresi linear


Seorang peneliti ingin mengetahui factor-faktor apa saja yang berhubungan
dengan kadar antimulerian hormone (AMH). Variabel bebas yang diteliti
sebanyak lima variabeldengan koefisien determinasi minimal sebesar 25%.
Dengan kesalahan tipe I. sebesar 5% dan kesalahan tipe II sebesar 20%,
berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
Menetukan rumus besar sampel
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian analitik multivariat dengan
variabel tergantung berskala numerik. Dengan demikian, rumus besar sampel
adalah sebagai berikut.
N=F(α,β,R2,V
F= fungsi dari
α = kesalahan tipe satu
β =kesalahan tipe dua
R2 = koefisien determinasi minimal
V = jumlah bariabel bebas
Menghitung besar sampel
Dengan kesalahan tipe satu 5%, kesalahan tipe dua 20%, koefisien
determinasi minimal 25%, dan jumlah variabel bebas lima, besar sampel
adalah sebagai berikut:
N=F(α,β,R2,V)=F(5%,20%,25%,5)=45
Catatan :
Untuk mempelajari rumus ini silahkan and abaca buku seri 2 besar sampel dan
cara pengambilan sampel untuk penelitian kedokteran dan kesehatan, edisi 3,
Salemba Medika, Jakarta, 2012.
9. Besar sampel untuk multivariate analisis regresi logistik
seorang peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan
dengan syok pada pasien demam berdarah dengue. Variable bebas yang diteliti
sebanyak lima variable. Berdasar kepustakaan, insiden syok pada DBD adalah
sebanyak 5%. Berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab
Menentukan rumus besar sampel
penelitian ini termasuk kedalam penelitian analitik multivariate dengan
variable tergantung berkala kategorik. Dengan demikian, rumus besar sampel
adalah sebagai berikut.
n= (10 × V) / insidens
n= jumlah subjek
V= jumlah variasi bebas
Menghitung besar sampel
Dengan memasukkan angka-angka di atas ke dalam rumus, diperoleh besar
sampel sebagai berikut.
n = (10 × V)/insidens
= (10 × 5)/0,05
=1000
Catatan :
Untuk mempelajari rumus ini, silahkan and abaca buku seri 2 Besar sampel
dan cara pengambilan sampel untuk penelitian kedokteran dan kesehatan, edisi
3, Selemba Medika, Jakarta, 2012.

10. Uji Diagnostik dengan Keluaran Sensitivitas


Ingin diketahui nilai diagnostic papsmear untuk mendiagnosis kanker serviks
dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi. Diharapkan, sensitivitas
papsmear adalah 75%. Penelitian dilakukan dengan basis populasi masyarakat di
mana di ketahui prevalensi kanker serviks sebesar 0.2%. Jika tingkat kepercayaan
ditetapkan 95% dan persis 10%, berapa besar sampel yang diperlukan?
Catatan: angka 0,2% artinya dari 1.000 subjek yang di duga mengalami kanker
serviks, terdapat 2 yang memang menderita kanker serviks.
Jawab :
Menentukan rumus besar sampel
Pertanyaan penelitian ini termasuk ke dalam pertanyaan uji diagnostic
segingga rumus besar sampel yang dipilih adalah sebagai berikut:

𝑍𝛼 2 𝑆𝑒𝑛(1 − 𝑠𝑒𝑛)
𝑛=
𝑑2𝑃

Penghitungan besar sampel


n = besar sampel
p = sensitivitas alat yang di inginkan, ditetapkan sebesar 75%
d = presisi penelitian ditetapkan sebesar 10%
a = tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5% sehingga Za=1,96
p = 0,2% (kepustakaan)

𝑍𝛼 2 𝑆𝑒𝑛(1 − 𝑠𝑒𝑛)
𝑛=
𝑑2 𝑃

1,962 × 0,75 × 0,25


𝑛= = 36016
0,102 × 0,002
Dengan demikian, diperlukan besar sampel sebanyak 36.016 subjek.

11. Penelitian Kesintasan (Survival analysis)


Seorang peneliti ingin mengetahui pertandingan kesintasan antar pasien
kanker payudara stadium lanjut yang diobati dengan obat standar dibandingkan
dengan pasien yang mendapat terapi obat baru. Diketahui bahwa median survival
obat standar adalah 18 bulan. Bila kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II
sebesar 10%, dan perbedaan median survival minimal yang dianggap bermakna
adalah 6 bulan, berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti memakai
desain kesintasan jenis 2, dengan lama pengamatan setiap subjek maksimal
selama 36 bulan.
Jawab
Diketahui dari kasus di atas:
Median survival kelompok control adalah 18 bulan,
λ3 = hazard kelompok control = - In (0,5)/MT = - In (0,5) / I 8 = 0,039
Dari soal diketahui bahwa selisih media survival minimal yang dianggap
bermakna adalah 6 bulan.
Jadi, median survival kelompok uji adalah median survival kelompok
control+selisih minimal yang dianggap bermakna = 18 + 6 = 24 bulan.
λ1 = hazard kelompok uji = - In (0,5)/MT = - In (0,5)/24. = 0,029
λ2 – λ1 = selisish hazard antara kelompok control dan intervensi yang
dianggap bermakna = 0,039 – 0,029 = 0,01
kesalahan tipe I = 5%, Zα = 1,96.
Kesalahan tipe II = 10%, Zβ = 1,28.
Rumus yang digunakan :
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)2 ( ф𝜆2 + ф𝜆2 )
𝑛1 = 𝑛2 =
(𝜆2 − 𝜆2 )2

Terlebih dahulu, kita harus menghitung nilai ⌽(λ) untuk kelompok control
dan kelompok interensi dengan rumus:
⌽(λ) = λ2 ( ᛁ - e λ x)iperlukan ?

(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)2 ( ф𝜆2 + ф𝜆2 )


𝑛1 = 𝑛2 =
(𝜆2 − 𝜆2 )2
(1,96 + 1,28)2 (0,002 + 0,001)
𝑛1 = 𝑛2 = = 350
(0,039 − 0,029)2

jadi besar sampel untuk tiap kelompok adalah 350

Bab I : Pendahuluan X
a. Latar belakang masalah X
b. Perumusan masalah X

c. Pertanyaan penelitian X
d. Hipotesis X
e. Tujuan penelitian X
1) Tujuan Umum X
2) Tujuan Khusus X

f. Manfaat penelitian X
Bab II : Kerangka Teori,Kerangka Konsep,Definisi Operasional
a. Kerangka teori
b. Kerangka konsep
c. Definisi Operasional
Bab III : Metode Penelitian
a. Desain penelitian X

b. Waktu dan tempat


c. Populasi dan sampel
1) Populasi target
2) Populasi terjangkau
d. Kriteria inklusi dan ekslusi
e. Besar sampel X
f. Cara pengambilan sampel
g. Alokasi sampel
h. Alur penelitian
i. Cara kerja penelitian
j. Rencana analisis
k. Etika
Tabel dummy
Informed consent

Anda mungkin juga menyukai