Anda di halaman 1dari 19

PRINSIP DAN LANGKAH DESAIN

PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
dr. Judy

• KONSEP PENELITIAN

EKSPERIMENTAL
PENELITIAN
KEDOKTERAN & CROSS-SECTIONAL
KESEHATAN
OBSERVASIONAL CASE CONTROL

COHORT

• Eksperimental : adanya intervensi/ rekayasa/ manipulasi


• Observasional : tidak ada intervensi, hanya melihat saja, ada
banyak factor risiko yang mempengaruhi
• Variabel bebas : factor risiko
• Variabel tergantung : efek
CROSS-SECTIONAL
• Paling sering dan simple, tidak perlu follow up
• Pengukuran variable
• Pengukuran variabel – satu kali, pada satu saat dilakukan hanya satu
kali observasi (kedua
Diskriptif – penentuan nilai normal :
variable sekaligus dapat
• Nilai antropometrik bayi baru lahir
dilihat)
• Kadar imunoglobulin pasien asma • Deskriptif : hanya

Analitik (etiologi/fr suatu penyakit) – studi menggambarkan, tidak


mencari hubungan antar
perbandingan/korelasi :
2 variable (gambaran
• Studi perbandingan antara kadar asam urat
penyakit A di desa B
pada manula normal & gemuk
pada bulan C)
• Studi korelasi antara skor kebugaran tertentu
dengan kadar kolesterol
Cross-sectional

• Hubungan variabel independen/bebas/faktor risiko (FR) & variabel


dependen /tergantung/efek – dinilai secara simultan pada satu saat

Satu saat :

• Tidak semua subyek pada saat/hari yg sama

• Faktor resiko & efek diukur menurut keadaan/statusnya pada waktu


observasi (kalau case control belum tentu dilakukan observasi saat dia
sedang hipertensi, tetapi ia sudah terdaftar sebagai pasien hipertensi,
setelah itu baru dicari factor risikonya dari rekam medis atau
wawancara)
Cross-sectional

• Prevalensi penyakit dalam populasi pada satu saat – studi prevalens


kasus lama/ penduduk yang berisiko

• Membandingkan prevalensi penyakit pada kelompok dengan factor


resiko dengan prevalensi penyakit tanpa factor resiko (untuk
menghitung prevalensi harus kasus lama/ kasus kronik) contoh : di 1
angkatan ada 92 orang, 1 flu, jadi proporsi flu ada 1 per 92, yang at risk
ada 91 orang/ selain yang sakit)

Manfaatnya :
• Kalau cohort itu studi
• Perencanaan kesehatan insider yaitu kasus baru/
akut karena diikuti
• Studi etiologi
kasusnya
Hasil pengamatan – indentifikasi factor risiko –
table 2 X 2
a – efek (+)
+ b – efek (-)
FAKTOR
RISIKO
- c – efek (+)
d – efek (-)
Efek
Ya Tidak Jumlah
Faktor
risiko Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
a = subyek dengan FR yg mengalami Efek
b = subyek dengan FR yg tidak mengalami Efek
c = subyek tanpa FR yg mengalami Efek
d = subyek tanpa FR yg tidak mengalami Efek
Efek
Ya Tidak Jumlah
Faktor
risiko Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Misalnya nilai rasio prevalens 3, artinya yang berisiko 3x mempunyai efek


daripada yang tidak berisiko

1. Dasar dilakukannya penelitian lalu dirumuskan dalam bentuk


pertanyaan, lalu dijawab dengan jawaban sementara yaitu hipotesis
2. Variabel ada yang kategorikal & numeric :
kategorikal (nominal spt gender & ordinal spt status gizi yang ada jenjangny)
numerical (interval yg tidak ada 0 spt suhu & rasio bisa di aljabarkan spt BB)
3. Ada populasi target : lihat berdasarkan status klinis
Ada populasi terjangkau : berdasarkan tempat yang bisa dijangkau agar
bisa menentukan sampel minimal menggunakan rumus (sampel diambil
dari populasi terjangkau bukar populasi target)
4. Alat ukur & yang mengukur harus sama/ memiliki kemampuan yang
sama, jadi harus dilatih supaya interpretasinya sama
5. Menentukan rasio prevalensi melalui table 2 x 2
CROSS-SECTIONAL
Indikasi
• Onset lama (slow onset)
• Lama sakit (duration of illness) yg panjang
1. Osteo artritis
2. Bronkitis kronik
3. Penyakit kejiwaan
Langkah-langkah penelitian

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai

2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung

3. Menetapkan subyek penelitian

4. Melaksanakan pengukuran

5. Melakukan analisis
Langkah-langkah penelitian :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan kejadian enuresis pada anaknya?

(hipotesa : ada hubungan antara pendidikan ortu dengan kejadian


enuresis anak contohnya) disini pendidikan ortu adalah factor resiko
dan enuresis adalah efek

2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung


Definisi operasional
• Faktor risiko diteliti (v. independen),
• Efek (v. dependen)
• FR tidak diteliti diindentifikasi – disingkirkan/dikurangi
Faktor risiko cari/ teliti yang berhubungan dengan efek
3. Menetapkan subyek penelitian
• Populasi penelitian :
• Populasi terjangkau (RS/masyarakat atau keduanya) populasi
harus tepat dengan factor risiko yang diteliti
• Besarnya kemungkinan untuk memperoleh FR yg diteliti
• Sampel

4. Melaksanakan pengukuran
• Pengukuran FR
• Kuesioner, rekam medis, lab, pemeriksaan fisik dll
• Pengukuran Efek
• Kuesioner, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
5. Melakukan analisis
• Uji hipotesis dengan statistic, benar/ tidak
• Rasio Prevalens (risiko relatif)
• Harus selalu disertai interval kepercayaan (confidence
interval) jika 95%, maka hanya 5% yang boleh
kemungkinan salah
• CI – rentang rasio prevalens (populasi terjangkau) bila
sampling dilakukan berulang-ulang dengan cara yg sama.
Yang dicari pada confident interval adalh intervalnya
misalnya 2 - 4
CROSS-SECTIONAL
Kelebihan

• Relatif mudah, murah, hasil cepat diperoleh

• Populasi dari masyarakat – generalisasinya cukup memadai

• Meneliti banyak variable sekaligus variable bebasnya bisa banyak

• Jarang terancam loss to follow-up (drop out)

• Dasar untuk penelitian selanjutnya


CROSS-SECTIONAL
Kekurangan

• Sulit menentukan sebab dan akibat (FR dan Efek bersamaan)

• Studi prevalens – tidak bisa untuk kasus akut

• Subyek banyak – untuk variabel yg dipelajari banyak

• Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, prognosis

• Tidak praktis untuk kasus yg sangat jarang


CROSS-SECTIONAL
Satu Faktor Risiko

• Mencari hubungan antara penggunaan obat nyamuk semprot dengan


batuk kronik berulang (BKB) pada balita

Langkah-langkah yang dilakukan

1. Penetapan pertanyaan penelitian dan hipotesis :

• Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan memakai obat nyamuk


semprot dengan kejadian pada anak balita?

• Hipotesis yang sesuai : Pemakaian obat nyamuk semprot


berhubungan dengan kejadian BKB pada balita
CROSS-SECTIONAL
2. Identifikasi variable

• Faktor Risiko : penggunaan obat nyamuk semprot

• Efek : BKB pada balita

• Faktor Risiko yg tidak diteliti : riwayat asma dlm keluarga, tingkat


sosial ekonomi, jumlah anak, dll

• Buat definisi operasionalnya


CROSS-SECTIONAL
3. Penetapan subyek penelitian

• Populasi terjangkau – responden adalah semua balita pengunjung


poliklinik yg tidak memiliki riwayat asma dlm keluarga, memiliki
tingkat sosial ekonomi tertentu, jumlah anak dalam keluarga
tertentu

• Sampel – sesuai perkiraan jumlah sampel (250 anak), pemilihan


dengan random sampling (table angka random)
4. Pengukuran
• Faktor risiko : ditanyakan apakah di rumah subyek digunakan obat
nyamuk semprot
• Efek : dengan kriteria tertentu ditentukan apakah subyek tersebut
menderita BKB
5. Analisis
• RP kurang
BKB dari 1 itu
Ya Tidak Jumlah tidak berisiko/
Obat netral
Ya 30 70 100
nyamuk • Jika RP lebih
Tidak 15 135 150
dari 1, itu
Jumlah 45 205 250 artinya
Penetapan subyek penelitian : berisiko
1. Rasio prevalens = 3.0
2. CI – 95% RP > 1(1,70 – 5,28)
Dalam populasi 95% RP terletak antara 1,70 – 5,28 – benar menjadi
risiko
3. RP = 3, CI (0,9 – 6,7) – mencakup angka satu – belum dapat
dikatakan secara definitif sebagai FR, ok
• Memang bukan FR
• Subyek kurang (jumlah subyek ditambah mempersempit CI)

Anda mungkin juga menyukai