Anda di halaman 1dari 21

CASE CONTROL

STUDY
 Merupakan penelitian observasional
 Mempelajari hubungan serta besarnya risiko, antara
tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit.
 Dimulai dengan mengidentifikasi kelompok dengan
peyakit/efek (kasus) dan kelompok tanpa penyakit
(kontrol), kemudian ditelusuri ke belakang faktor
risikonya.
 Nama lain: Retrospektif, kasus kelola, case referent ,
atau case history.
 Subyek yang didiagnosis menderita sakit (kasus)
adalah insiden (kasus Baru)
Skema rancangan desain kasus kontrol

PENELUSURAN KE
FAKTOR RISIKO PENELITIAN MULAI DARI SINI
BELAKANG

Faktor Risiko + (A)


Kasus (Ada Penyakit)
Faktor Risiko - (B)

Faktor Risiko + (C)


Kontrol (Tak Ada penyakit)
Faktor Risiko - (D)
Langkah – langkah:

1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian


2. Mendeskripsikan variabel penelitian: Efek & Faktor Risiko
(FR)
3. Menentukan Populasi dan Sampel (kasus dan kontrol)
a. Memilih Kasus: Kriteria Diagnosis, Sumber Kasus dan
Jenis Data Penyakitnya
b. Memilih Kontrol:
 Memilih kontrol dari sumber karakteristik yang sama
dengan kasus
 Keserupaan antara Kontrol dan kasus (Matching)

c. Menetapkan Jumlah Sampel: Jika kasus sedikit, jumlah


kontrol diperbesar 1 : 2 atau 1 : 4
4. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko
(FR) , dibuat dikotom/dua kategori.
5. Melakukan analisis  Odds Ratio (dengan tabel 2 x 2)

KASUS KONTROL TOTAL


Faktor Resiko + A B (A+B)
Faktor Resiko - C D (C+D)
(A+C) (B+D) (A+B+C+D)

AXD
ODDS RATIO (OR) = ----------------
BXC
CONTOH KASUS

Dilakukan suatu penelitian Case Control di suatu rumah sakit pada


300 orang. Tujuannya ingin mencari hubungan antara penyakit
AIDS dengan penggunaan jarum suntik pada IDU (Injection Drug
User). Diketahui jumlah orang yang tidak AIDS adalah 175, jumlah
total orang yang menggunakan jarum tak steril adalah 100, dari
kelompok pengguna jarum yang tak steril ada 65 orang yang AIDS.

Pertanyaan
1. Sebutkan langkah-langkahnya penelitiannya?
2. Berapa Odds Rasionya?
3. Bagaimana kebermaknaanya
AIDS + AIDS - TOTAL
Jarum suntik 65 B
35 100
tidak steril
Jarum suntik C
60 D
140 (C+D)
200
steril
(A+C)
125 175 300

AXD 65 X 140
ODDS RATIO (OR) = ---------------- = -------------- = ……..
BXC 35 X 60
KELEBIHAN

Dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat

Relatif murah

Cocok untuk penyakit yang langka

Cocok untuk meneliti penyakit-penyakit yang


masa laten panjang

Dapat meneliti berbagai faktor risiko sekaligus


KELEMAHAN

Bias dalam seleksi subyek

Tdk efisien utk mengevaluasi paparan yg langka

Tidak dapat menghitung laju insiden

Kadang sulit memastikan hubungan temporal


antara paparan dan penyakit

Hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek

Kesulitan memilih kontrol yang tepat


COHORT STUDY
 Merupakan penelitian observasional
 Mempelajari hubungan serta besarnya risiko,
antara tingkat keterpaparan dengan kejadian peny
 Pengamatannya “diikuti ke depan” yakni dimulai
dengan populasi /kelompok subyek yang bebas
dari penyakit, dan secara alami kelompok subyek
ini akan terbagi menjadi terpapar dan tidak
terpapar,kemudian diikuti sepajang waktu/periode
tertentu untuk melihat ada tidaknya efek pada
subyek tersebut.
 Nama lain: Prospektif, Studi Follow Up,
Studi Longitudinal, Studi insidensi.
 Karena kejadian kasusnya adalah kasus
baru terjadi maka studi ini disebut dengan
studi insiden.
Skema Rancangan Kohort Study

Penelitian Mulai Dari


Penelusuran ke Depan Apakah Terjadi Efek
Sini

EFEK (Kasus) + A

FAKTOR RISIKO +

EFEK (Kasus) - B
Subyek tanpa Efek
EFEK (Kontrol) +C

FAKTOR RISIKO -

EFEK (Kontrol) - D
LANGKAH-LANGKAH
1. Menetapkan pertanyaan penelitian beserta hipotesis
penelitian
2. Mendeskripsikan variabel penelitian: Efek dan Faktor
Risiko (FR) = defendent dan indefendent;
 Mendefinisikan secara jelas faktor risiko (variabel
independen/bebas) dan faktor efek (variabel
dependen/terikat)
 Mengidentifikasikan faktor risiko internal (dari
subyek) maupun faktor risiko Eksternal (dari
lingkungan), hal ini penting karena dikhawatrirkan
akan menjadi predisposisi timbulnya penyakit (efek)
3. Menentukan Populasi dan Sampel;
 Dari awal penelitian dipilih subyek yang benar-benar
tak mempunyai efek (penyakit).
 Subyek dipilih dari populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
 Subyek yang dipilih dari populasi terjangkau
berdasarkan geografik penduduk dan dari kelompok
orang tertentu
 Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor
Risiko (FR)
4. Dibuat dikotom (tabel 2 x2)
5. Mengamati timbulnya Efek agar tak Drop Out
6. Melakukan analisis
KASUS KOONTROL TOTAL
Faktor Resiko + A B (A+B)
Faktor Resiko - C D (C+D)
(A+C) (B+D) (A+B+C+D)

A(A+B)
RR = ----------------
C(C+D)
INTERPRETASINYA
KELEBIHAN
 Merupakan desain yang terbaik utk menentukan
insiden
 Studiini paling baik dalam menerangkan hubungan
temporal antara faktor risiko dengan efek
 Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu
faktor risiko tertentu
 Bias pada paparan lebih minimal
 Cocok untuk meneliti paparan yang langka
KEKURANGAN

Memerlukan waktu yang lama

Sarana dan biaya mahal

Tidak efisien untuk kasus (penyakit) yang langka

Terancam adanya drop out

Masalah etika  peneliti membiarkan subyek terpajan


paparan yang dapat merugikan si subyek itu sendiri
CONTOH KASUS

Dilakukan suatu penelitian Longitudinal selama 10 tahun di


suatu propinsi pada 1500 orang. Tujuannya ingin mencari
hubungan antara kejadian kanker paru dengan merokok.
Setelah pengamatan didapatkan orang-orang yang mempunyai
paparan dan sakit sebesar 600, hasil pengamatan tersebut juga
mendaptakan jumlah orang yang kanker paru adalah 1100 dan
jumlah total orang merokok adalah 900

PERTANYAAN
1. Sebutkan langkah-langkahnya penelitiannya?
2. Berapa Rasio Relatif?
3. Bagaimana interpretasinya?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai