Anda di halaman 1dari 21

CASE CONTROL STUDY

Penelitian Kasus Kontrol

KELOMPOK 2

Desi Anggraini NPM 2106774276


Devi Tirta Ningrum NPM 2106774282
El Nino Tunjungsari NPM 2106678933
Enjelita Karujan NPM
Furi Estie Honez NPM
Rahma Fadillah Sopha NPM 2006562433
OUTLINE
DEFINISI PENELITIAN CASE CONTROL

TUJUAN PENELITIAN CASE CONTROL

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN CASE


CONTROL

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


PENELITIAN CASE CONTROL

JENIS-JENIS PENELITIAN CASE CONTROL

CONTOH PENELITIAN CASE CONTROL


DEFINISI

Kasus kontrol merupakan desain penelitian retrospektif dimana peneliti


melihat dari hasil yang telah terjadi dan melakukan investigasi terhadap
paparan yang menyebabkan hal tersebut. Dalam kasus kontrol ini
paparan tersebut dikaitkan dengan hasil. Simpelnya peneliti ingin
mengetahui penyebab terjadinya suatu kasus yang telah terjadi dengan
membandingkan antara kelompok yang berisiko dengan yang tidak
beresiko

(Lewallen, 1998)
DEFINISI

Studi kasus kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari


hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara
membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
paparannya.

(Nurhaedah,dkk, 2017)
DEFINISI

Kasus kontrol studi ini berbeda dengan kohort, dimana pada kasus kohort,
subjek penelitiannya tanpa efek paparan faktor risiko dan kemudian secara
prospektif dicari tahu siapa yang mengalami efek dan siapa yang tidak.
Sementara pada kasus kontrol, peneliti memulai dengan mengidentifikasi
subjek yang sudah mengalami paparan atau subjek yang memiliki kasus
tertentu (yang disebut sebagai kasus) dan dibandingkan dengan kelompok
tanpa efek (disebut kontrol), kemudian secara retrospektif ditelusur faktor
risikonya
(Suradi, dkk dalam Sastroasmoro, 1995)
Case Control Study Design
CASE CONTROL

Dimulainya

Dilakukan penelusuran ke belakang


Penyakit Tanpa penyakit
penelitian

Terpapar Tidak terpapar Terpapar Tidak terpapar

Kesimpulan

McKinney,2019
TUJUAN

1. Menentukan apakah ada hubungan antara perlakuan dengan hasil


penelitian
2. Untuk mengetahui suatu faktor risiko tertentu yang mempengaruhi
suatu kasus yang diteliti dan membandingkan dengan intensitas
paparan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan
kelompok kontrol
3. Mengkaji sejauh mana disproporsional keterpaparan antara kasus
dan kelompok kontrol.
LANGKAH-LANGKAH
1 Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai

2 Mendeskripsikan variabel penelitian seperti faktor risiko dan efek

Menentukan populasi terjangkau dan sampel (sampel kasus


3
dan sampel kontrol) dan cara untuk pemilihan subjek penelitian

4 Melakukan pengukuran variabel efek dan faktor risiko

5 Menganalisa data
Odds Ratio (OR)
Odds ratio menunjukkan hubungan kasualitas antara faktor resiko atau paparan dengan kejadian
suatu penyakit (outcome). Dalam studi kohort disebut sebagai resiko relatif.

Penentuan Odds Ratio tanpa “matching”


Ratio Odds:
Proporsi kasus dengan risiko : proporsi kontrol dengan risiko
proporsi kasus tanpa risiko proporsi kontrol tanpa risiko

Penentuan odd ratio kasus-kontrol dengan “matching”


Ratio Odds :

Kasus yang mengalami pajanan tapi kontrol tidak_____


kasus tidak mengalami pajanan tapi kontrol
mengalami
Odds Ratio (OR)
Kasus Kontrol

Terpapar A B

Tidak Terpapar C D

OR = A/B = AD
C/D BC

Interpretasi :
OR > 1 : kemungkinan terjadinya suatu kejadian lebih tinggi jika terpapar/ terpajan
OR = 1 : kemungkinan terjadinya suatu kejadian sama besar antara yang terpapar atau tidak
OR < 1 : kemungkinan terjadinya suatu kejadian berkurang pada mereka yang terpapar/ terpajan

(Dey, 2020)
Resiko relatif pada penelitian kohort mempunyai interpretasi yang sama namun
pada penelitian case control hasil RO tidak mempunyai kekuatan hubungan.

Nilai RO dapat dikatakan mendekati risiko relatif jika:


● Insiden penyakit kecil tidak lebih dari 20% dari populasi terpajan
● Kelompok kontrol merupakan kelompok representatif dari populasi
● Kelompok kasus harus representatif
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN Case Control Study
(Lewallen, 1998; Schulz, 2002; Hidayat,2010; Sastroasmoro, 2018; Dupepe, dkk., 2019; Dey, dkk, 2020)

KEKURANGAN

❏ Adanya peluang terjadi recall bias


❏ Validasi informasi sukar untuk diperoleh
KELEBIHAN ❏ Sulit meyakinkan kelompok kasus dan kontrol merupakan dua

Dapat dilakukan dalam jangka waktu yang pendek (time-
L kelompok yang sebanding dalam faktor eksternal dan sumber
effective) bias karena kelompok kasus dan kontrol dipilih oleh peneliti
❏ Umumnya hanya membutuhkan sedikit sampel ❏ Tidak dapat memberikan incidence rates
❏ Dana yang diperlukan minimal (cost-effective) ❏ Tidak dapat digunakan untuk menentukan lebih dari satu
❏ Sangat cocok jika data paparan/ pajanan sulit diperoleh variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu penyakit atau
atau mahal satu efek
❏ Cocok untuk penyakit langka atau penyakit dengan ❏ Tidak cocok digunakan untuk pengambilan data dengan
periode latensi yang lama antara pajanan dan manifestasi pajanan yang jarang
penyakit
❏ Tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat antara
❏ Dapat digunakan untuk meneliti beberapa pajanan atau
pajanan dan hasil
faktor resiko (multiple exposure)
❏ Tidak memerlukan follow-up dan sangat cocok

digunakan untuk populasi yang dinamis
.
JENIS PENELITIAN CASE CONTROL (Dey, 2020)
● Prospektif retrospektif

01 NESTED



Kombinasi dari penelitian kohort dan case-control
Kasus dan kontrol ditentukan pada suatu waktu di masa depan
Dapat meminimalkan recall bias

● Sampel diambil dari sampel penelitian kohort yang disebut subkohort

02 CASE-COHORT


Meminimalkan recall bias
Mampu meneliti beberapa outcome (penyakit) dengan menggunakan satu
subkohort

● Kasus dan kontrol merupakan subyek yang sama


● Terdapat istilah “case window” dan “control window”

03 CASE-CROSSOVER ● Digunakan untuk menilai suatu pajanan terhadap suatu kejadian akut, atau bisa
disebut pencetus kejadian
● Dilakukan dalam rentang waktu tertentu yang telah ditetapkan

● Kelompok kasus dan kontrol mempunyai karakteristik yang sama

04 MATCHING PAIR


Sangat kuat, dapat mengontrol efek dari pembaur
Meningkatkan efisiensi ketika variabel pasangan mempunyai hubungan dengan
status kesehatan
CONTOH JURNAL
Dengan Metode Case-
Control Study
Case-control Tradisional

Kejadian/ outcome : Flebitis

Faktor resiko : karakteristik pasien


(usia, jenis kelamin, status gizi, riwayat
hipertensi, riwayat DM) >> multiple
exposure

Kasus : pasien yang mengalami flebitis

Kontrol : pasien yang tidak mengalami


flebitis

Diteliti secara retrospektif dengan data


yang ada di rekam medis
Case-Control Tradisional

Jurnal disamping meneliti tentang pajanan


yang didapatkan ibu selama kehamilan
terhadap kejadian penyakit jantung bawaan
(PJB) pada keturunannya
Dalam hal ini “kasus” nya adalah bayi atau
fetus terdiagnosa penyakit jantung bawaan
Dan “kontrol” nya adalah bayi tanpa
kelainan bawaan
Dikaji secara retrospektif menggunakan Life
Event Scale for Pregant Women, pajanan
dibagi menjadi kejadian negatif dan positif
Didapatkan kesimpulan : kejadian negatif
terhadap ibu hamil meningkatkan resiko
kejadian PJB pada keturunannya
Nested Case-Control

Jurnal disamping merupakan penelitian yang


ingin menginvestigasi apakah konsentrasi vitamin
D berhubungan dengan resiko terjadinya Celiac
Disease Autoimmunity (CDA) pada anak-anak
yang secara genetik berisiko

Menggunakan desain penelitian nested case-


control study

Cohort : anak-anak yang di follow up dalam


proyek multinasional mengenai kejadian diabetes
pada usia dini

Case : anak dengan CDA, ditentukan dengan


hasil 2 kali tTGA positif

Control : anak tanpa CDA yang masih berada


dalam kelompok cohort

Faktor resiko : vitamin D dalam bentuk 25(OH)D


Case-Crossover Study
Penelitian pada jurnal disamping bertujuan untuk mengevaluasi
hubungan antara penggunaan obat-obatan tertentu dengan
kejadian jatuh.

Kejadian : Jatuh

Pajanan/ pencetus : obat-obatan tertentu*

Kasus dan kontrol : pasien yang sama

Penetapan rentang waktu : (didasarkan pada waktu paruh obat-


obatan*)

“case window/ period” : 3 hari sebelum kejadian jatuh dialami (hari


ke 0-2)

“control window/ period” : hari ke 6-8, hari ke 9-11, hari ke 12-14

“washed period” : 3 hari sebelum case period (hari ke 3-5)

Riwayat penggunaan obat-obatan dibandingkan pada kedua


periode waktu tersebut
Matching pair
Tujuan: Mengetahui sebesar besar
PUFAR dalam mendeteksi kejadian
Diabetic Retinopathy

Metode: Matching pair-case control


study menggunakan propensity score
matching algorithm

Kasus: 69 pasien DM Type 2 yang


mengalami DR yang dicocokkan
berdasarkan usia, jenis kelamin, BMI,
nilai HbA1c

Kontrol: 69 pasien DM Type 2 yang


tidak mengalami DR yang dicocokkan
berdasarkan usia, jenis kelamin, BMI,
nilai HbA1c

Hasil: Terdapat hubungan antara


PUFAR dalam mendeteksi Diabethic
Retinopathy
KESIMPULAN

● Kasus kontrol merupakan studi observasional analitik yang retrospektif


● Ada kelompok kasus dan ada kelompok kontrol
● Telusuri secara retrospektif apakah subjek mengalami pajanan faktor risiko yang diteliti
● Kasus dipilih dengan kriteria jelas, dan kontrol bisa menggunakan cara matching atau
tanpa matching
● Analisis dilakukan dengan menentukan nilai Rasio Odds (RO) yakni odds pada
kelompok kasus dibandingkan dengan odds kelompok kontrol
● Jika nilai RO = 1 artinya pajanan bukan merupakan faktor risiko
● Jika nilai RO > 1 artinya pajanan merupakan faktor risiko
● Studi kasus kontrol merupakan desain untuk menentukan etiologi kasus yang jarang
ditemukan
● Kekurangan studi ini terdapat recall bias
References
Akbar,N., Isfandiari, M.A. (2018). Pengaruh Karakteristik Pasien yang Terpasang Kateter Intravena terhadap Kejadian
Flebitis. Jurnal Berkala Epidemiologi Volume 6 (1), 1-8. DOI: 10.20473/jbe.v6i12018. 1-8
Lewallen, S., & Courtright, P. (1998). Epidemiology in practice: case-control studies.
Community eye health, 11(28), 57–58.
Dey, T., Mukherjee, A., Chakraborty, S. (2020). A Practical Overview of Case-Control Studies in Clinical
Practice. Chest Journal, 158(1) , S57-S64. DOI: https://doi.org/10.1016/j.chest.2020.03.009
Schulz, K. F., & Grimes, D. A. (2002). Case-control studies: Research in Reverse. Lancet (London, England),
359(9304), 431–434. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(02)07605-5
Hidayat,A.A.A. (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Health Books Publishing (35)
Nurhaedah,dkk. (2017). Buku Ajar Kesehatan Lingkungan, Metodologi Penelitian. Pusat pengembangan sumber
daya manusia kesehatan,DEPKES , 84
Mc.Kinley. (2019). Design, Conduct, and Analysis of Case Control Studies. Department of Oral Health Sciences University
of Washington,8
Sastroasmoro, Sudigdo, Ismael, Sofyan. (2014). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis Ed:5. Sagung Seto
Shuto, H., et al. (2010). Medication use as a risk factor for inpatient falls in an acute care hospital: a case-crossover study.
British Journal of Clinical Pharmacology, 69(5), 535-542. Doi: 10.1111/j.1365-2125.2010.03613.x
Zhao, S., Jin, D., Wang, S., Xu, Y., Li, H., Chang, Y., Ma, Y., Xu, Y., Guo, C., Peng, F., Huang, R., Lai, M., Xia, Z., Che, M.,
Zuo, J., Jiang, D., Zheng, C., & Mao, G. (2021). Serum ω-6/ω-3 polyunsaturated fatty acids ratio and diabetic
retinopathy: A propensity score matching based case-control study in China. EClinicalMedicine, 39, 101089.
https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2021.101089

Anda mungkin juga menyukai