INTERVENSI KEPERAWATAN
4
- Lakukan penghisapan jalan napas
Kolaborasi:
- Lakukan penyapihan bertahap
- Periksa AGD
- Rontgen thorax ulang
3. Gangguan perfusi cerebral tidak Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan tekanan intracranial:
efektif keperawatan ketidakefektifan perfusi Mandiri:
jaringan cerebral teratasi. - Identifikasi penyebab peningkatan
DS: Perawat dinas malam TIK
mengatakan kesadaran pasien kriteria hasil: - Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
apatis, twiching kadang-kadang - Monitor MAP
ada 1. Tekanan systole dan diastole - Pantau adanya kejang, spastik,
DO: keadaan umum sakit berat, dalam rentang yang diharapkan twiching
kesadaran apatis, GCS 2. Tidak ada ortostatikhipertensi - Minimalkan stimulus dengan
E4M4VTC. Pupil isokor 2/2, 3. Menunjukkan konsentrasi dan menyediakan lingkungan yang tenang
reflek cahaya +/+ . Kejang tidak orientasi - Berikan posisi semi fowler
ada, spastik tidak ada, twiching 4. Pupil seimbang dan reaktif Pemantauan tekanan intracranial:
kadang ada 5. Bebas dari aktivitas kejang - Kaji status neurologis
TD: 96/62 mmHG - Pantau peningkatan TD
HR: 132 x/i - Pantau penurunan nadi
RR: 35x/i Kolaborasi:
T : 37,2 ˚C Pemberian terapi
EEG Inj. Sibital 2x20mg
Kesan : gelombang epileptiform Inj. Phenitoin 2x25 mg
terutama di regio frontal bilateal. NGT:
Burst suppresion Prolepsi 2x 65 mg
MRI Carbamazepin 3x30mg
Kesan : Lesi di basal ganglia Piracetam 3x50 mg
bilateral dan white matter lobus Pyradoxin 3x5mg
occipital bilateral sesuai
gambaran HIE. Hipotrofi lobus
frontotemporoparietal bilateral
5
disertai subarachnoid efusi regio
temporoparietal bilateral.
C. IMPLEMENTASI
6
19 november 19/ Dinas Sore - Memantau jalan napas Jam 20:30
14:00 - Mengobservasi rekanulasi TC S: tidak dapat dikaji
- Memberikan terapi inhalasi dengan NaCl 0,9% O:
16:00 - Mengatur posisi pasien semi fowler - Batuk ada
- Melakukan fisioterapi dada - ventilator via TC no. 4 rekanulasi mode PSIMV
- Memberikan pre oksigenasi 100% sebelum dengan Ps 10, RR : 20 , PEEP : 5, I:E 1:2, Tri:
2, Fi O2: 35% saturasi O2 96%-100%.
suction
- Slem banyak dan kental di oral, nasal dan TC
- Melakukan penghisapan lendir dari TC, oral dan - Suara napas ronkhi (+/+) di kedua lapang paru
nasal
18:00 - Memantau adanya bunyi napas tambahan A: bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
20:00 - Merubah posisi pasien P:
- Melakukan penghisapan lendir dan fisioterapi - Pantau jalan napas
dada - Lakukan fisioterapi dada
- Memberikan antibiotik inj. Ampicillin sulbactam - Lakukan suction sesuai indikasi
150 mg dan inj. Gentamycin 30 mg - Pertahankan posisi semifowler
- Memantau jalan napas - Lakukan pergantian posisi pasien per 3 jam
- Pantau adanya reflek batuk
7
- Melakukan penghisapan lendir - Os masih menggunakan ventilator mode
CPAP dengan FiO2 30 %
09:00 - Memonitor tanda-tanda vital selama - Slym masih banyak dan kental
proses weaning ventilator A: Gangguan penyapihan ventilator
- Memonitor adanya sianosis, sesak,
10:00 retraksi dada P:
- Mengatur posisi pasien - Pantau kesiapan pasien dalam penyapihan
13:00 - Pantau adanya sianosis, retrasi dada dan
sesak
- Atur posisi pasien
Kolaborasi untuk penyapihan ventilator dan tinjau
ulang apakah perli untuk pemeriksaan AGD. Os
rencana recanulasi hari senin, 18-11-19
19 november 19/ Dinas Sore - Mengobservasi keadaan umum dan Jam 20:30
14:00 kesadaran S: tidak dapat dikaji
- Melakukan penghisapan lendir O:
16:00 - Sesak tidak ada, retraksi tidak ada
- Memonitor tanda-tanda vital selama - Os masih menggunakan ventilator mode
proses weaning ventilator ventilator via TC no. 4 rekanulasi mode PSIMV
- Memonitor adanya sianosis, sesak, dengan Ps 10, RR : 20 , PEEP : 5, I:E 1:2, Tri:
retraksi dada 2, Fi O2: 35% saturasi O2 96%-100%.
- Mengatur posisi pasien - Slym masih banyak dan kental
A: Gangguan penyapihan ventilator
18:00
20:00 P:
- Pantau kesiapan pasien dalam penyapihan
- Pantau adanya sianosis, retrasi dada dan
sesak
- Atur posisi pasien
8
3. Gangguan perfusi cerebral tidak efektif
10