Anda di halaman 1dari 9

49

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di Unit Perawatan Intensif RS. Dr. M.

Djamil Padang dari tanggal 28 Mei 2009 sampai 1 Juni 2009. Hal ini tidak

sesuai dengan perencanaan yang semula dijadwalkan dari tanggal 25 Mei

2009 sampai 1 Juni 2009. Jumlah responden pada saat studi awal adalah 23

orang dimana terdapat 2 orang yang sedang mengikuti pendidikan, 2 orang

pelatihan dan 2 orang lagi cuti lebih dari 14 hari. Pada saat pengumpulan

data jumlah responden menjadi 29 orang dan terdapat 1 orang responden

yang cuti lebih dari 14 hari sejak mulai pengumpulan data sehingga jumlah

sampel akhir adalah 28 orang.

Data karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan,Lama


Dinas di ICU, Jabatan, dan Pelatihan Perawat di Unit
Perawatan Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009

No. Karakteristik Perawat Kategori frekuensi %


1 Jenis Kelamin Pria 4 14
Wanita 24 86
2 Umur 20-30 17 61
31-40 7 25
>40 4 14
3 Pendidikan SPK 1 4
DII 21 21
S1 6 75

4 Lama Dinas di ICU > 5 tahun 9 32


50

1-5 tahun 16 57
< 1 tahun 3 11
5 Jabatan Ka.SPF 1 4
Ka.Ru 1 4
Ka.Tim 11 39
Anggota Tim 15 53
6 Pelatihan Khusus 18 64
Dasar 10 36

B. Analisa Univariat

1. Motivasi perawat dalam melaksanakan higiene mulut pada pasien

yang terpasang ventilasi mekanik

Distribusi frekuensi motivasi perawat dalam melaksanakan higiene

mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik di Unit Perawatan

Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang sesuai dengan tabel berikut :

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Motivasi Perawat dalam Melaksanakan


Higiene Mulut pada Pasien yang Terpasang Ventilasi
Mekanik di Unit Perawatan Intensif RS. Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2009

No Motivasi Perawat Jumlah %


1. Tinggi 19 68

2. Rendah 9 32
Jumlah 28 100

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 28 responden, terdapat 19

responden (68%) yang memiliki motivasi tinggi dan 9 responden (32%)

yang memiliki motivasi rendah dalam melaksanakan higiene mulut pada

pasien yang terpasang ventilasi mekanik.


51

2. Perhatian perawat dalam melaksanakan higiene mulut pada pasien

yang terpasang ventilasi mekanik

Distribusi frekuensi perhatian perawat dalam melaksanakan

higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik di Unit

Perawatan Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang sesuai dengan tabel

berikut:

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Perhatian Perawat dalam


Melaksanakan Higiene Mulut pada Pasien yang
Terpasang Ventilasi Mekanik di Unit Perawatan
Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009

No Perhatian Perawat Jumlah %


1. Terfokus 17 61

2. Terbagi/Tidak Terfokus 11 39
Jumlah 28 100
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 28 responden terdapat 17

responden (61%) memiliki perhatian yang terfokus dan 11 responden

(39%) memiliki perhatian yang terbagi terhadap pelaksanaan higiene

mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

3. Asumsi perawat dalam melaksanakan higiene mulut pada pasien

yang terpasang ventilasi mekanik

Distribusi frekuensi asumsi perawat dalam melaksanakan higiene

mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik di Unit Perawatan

Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang sesuai dengan tabel berikut :


52

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Asumsi Perawat dalam Melaksanakan


Higiene Mulut pada Pasien yang Terpasang Ventilasi
Mekanik di Unit Perawatan Intensif RS. Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2009

No Asumsi Perawat Jumlah %


1. Positif 24 86

2. Negatif 4 14
Jumlah 28 100

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 28 responden terdapat 24

responden (86%) memiliki asumsi yang positif dan 4 responden (14%)

memiliki asumsi yang negatif mengenai pelaksanaan higiene mulut pada

pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

4. Persepsi perawat dalam melaksanakan higiene mulut pada pasien

yang terpasang ventilasi mekanik

Distribusi frekuensi persepsi perawat dalam melaksanakan higiene

mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik di Unit Perawatan

Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang sesuai dengan tabel berikut :

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat dalam Melaksanakan


Higiene Mulut pada Pasien yang Terpasang Ventilasi
Mekanik di Unit Perawatan Intensif RS. Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2009

No Persepsi Perawat Jumlah %


1. Baik 16 57

2. Kurang Baik 12 43
Jumlah 28 100
53

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa dari 28 responden terdapat 16

responden (57%) memiliki persepsi yang baik dan 12 responden (43%)

memiliki persepsi yang kurang baik terhadap pelaksanaan higiene mulut

pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan motivasi dengan persepsi perawat dalam melaksanakan

higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik

Tabel 5.6. Hubungan Motivasi dengan Persepsi Perawat dalam


Melaksanakan Higiene Mulut pada Pasien yang
Terpasang Ventilasi Mekanik di Unit Perawatan
Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009

Persepsi Total
Motivasi Baik Kurang Baik
Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Tinggi 14 73,7 5 26,7 19 100
Rendah 2 22,2 7 77,8 9 100
Jumlah 16 57,1 12 42,9 28 100
p = 0,017

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 19 responden yang

motivasinya tinggi, terdapat 14 responden (73,7%) yang memiliki

persepsi baik dan 5 responden (26,7%) memiliki persespi yang kurang

baik dalam melaksanaan higiene mulut pada pasien yang terpasang

ventilasi mekanik. Selanjutnya dari 9 responden yang motivasinya

rendah, terdapat 7 responden (77,8%) yang memiliki persepsi yang

kurang baik dan 2 responden (22,2%) memiliki persepsi yang baik

dalam melaksanaan higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi

mekanik.
54

Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,017

(P<0,05) maka dengan demikian terdapat hubungan yang bermakna

antara motivasi dengan persepsi perawat dalam melaksanakan higiene

mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

2. Hubungan perhatian dengan persepsi perawat dalam melaksanakan

higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik

Tabel 5.7. Hubungan Perhatian dengan Persepsi Perawat dalam


Melaksanakan Higiene Mulut pada Pasien yang
Terpasang Ventilasi Mekanik di Unit Perawatan
Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009

Persepsi Total
Perhatian Baik Kurang Baik
Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Terfokus 15 88,2 2 11,8 17 100
Terbagi 1 9,1 10 90,9 11 100
Jumlah 16 57,1 12 42,9 28 100
p = 0,000

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa dari 17 responden yang

perhatiannya terfokus, terdapat 15 responden (88,2%) yang memiliki

persepsi baik dan 2 responden (11,8%) memiliki persepsi kurang baik

dalam melaksanaan higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi

mekanik. Selanjutnya dari 11 responden yang perhatiannya terbagi,

terdapat 10 responden (90,9%) yang memiliki persepsi yang kurang

baik dan 1 responden (9,1%) memiliki persepsi yang baik dalam

melaksanaan higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi

mekanik.

Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0,000

(P<0,05) maka dengan demikian terdapat hubungan yang bermakna


55

antara motivasi dengan persepsi perawat dalam melaksanakan higiene

mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

3. Hubungan asumsi dengan persepsi perawat dalam melaksanakan

higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik

Tabel 5.8. Hubungan Asumsi dengan Persepsi Perawat dalam


Melaksanakan Higiene Mulut pada Pasien yang
Terpasang Ventilasi Mekanik di Unit Perawatan
Intensif RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2009

Persepsi Total
Asumsi Baik Kurang Baik
Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Positif 16 66,7 8 33,3 24 100
Negatif 0 0 4 100 4 100
Jumlah 16 57,1 12 42,9 28 100
p = 0,024

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 24 responden yang

asumsinya positif, terdapat 16 responden (66,7%) yang memiliki

persepsi baik dan 8 responden (33,3%) memiliki persepsi kurang baik

dalam melaksanaan higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi

mekanik. Selanjutnya semua responden (4 orang) yang asumsinya

negatif memiliki persepsi yang kurang baik dalam melaksanaan

higiene mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

Dari hasil uji statistic chi-square didapatkan nilai p = 0,024

(p < 0,05) maka dengan demikian terdapat hubungan yang bermakna

antara asumsi dengan persepsi perawat dalam melaksanakan higiene

mulut pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

D. Analisa Multivariat
56

Tahapan analisis multivariat meliputi : seleksi bivariat dan

dilanjutkan dengan pemodelan multivariat.

1. Seleksi Bivariat

Seleksi bivariat dengan uji regresi logistik sederhana pada masing-

masing variabel independen dengan variabel dependen. Bila hasil bivariat

menghasilkan p value < 0.25, maka variabel tersebut langsung masuk

tahap pemodelan multivariat. Ketiga variabel independen layak masuk

kedalam tahap pemodelan multivariat karena semuanya memiliki p value

< 0.25.

2. Pemodelan Multivariat

Pemodelan multivariat dengan melakukan pengujian variabel yang

masuk kedalam pemodelan multivariat melalui uji regresi logistik antar

variabel secara bersama-sama. Kemudian variabel dengan nilai p value

yang paling besar dikeluarkan dari analisa model multivariat tahap

selanjutnya.

a. Analisa Model Multivariat Tahap


Pertama

Tabel 5.9: Hasil Analisa Model Multivariat Tahap Pertama


Hubungan antara Motivasi, Perhatian dan Asumsi
dengan Persepsi Perawat dalam Melaksanakan
Higiene Mulut pada Pasien yang Terpasang Ventilasi
Mekanik di Unit Perawatan Intensif RS. Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2009

95.0% C.I. for


No. Variabel p value Exp(B) Exp (B)
Lower Upper
1. Motivasi .109 9.741 .600 158.165
2. Perhatian .012 39.683 2.255 698.303
3. Asumsi .999 305911 .000 .
57

669.168

Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa variabel dengan p value

yang paling besar yaitu asumsi sehingga untuk pemodelan tahap

selanjutnya variabel asumsi dikeluarkan.

b. Analisa Model Multivariat Tahap Akhir

Tabel 5.10:Hasil Analisa Model Multivariat Tahap Akhir


Hubungan Antara Motivasi dan Perhatian dengan
Persepsi Perawat dalam Melaksanakan Higiene
Mulut pada Pasien yang Terpasang Ventilasi
Mekanik di Unit Perawatan Intensif RS. Dr. M.
Djamil Padang Tahun 2009

95.0% C.I. for


No. Variabel p value Exp(B) Exp (B)
Lower Upper
1. Motivasi .121 9.206 .557 152.228
2. Perhatian .003 72.317 4.410 1185.969

Pada analisa model multivariat tahap akhir dapat ditentukan

variabel yang paling dominan berhubungan dengan persepsi perawat

dalam melaksanakan higiene mulut pada pasien yang terpasang

ventilasi mekanik dengan perbandingan nilai Exp (B) antara 2 variabel

yang tersisa. Untuk melihat variabel mana yang paling besar

pengaruhnya terhadap variabel dependen, dilihat dari Exp (B) untuk

variabel yang signifikan (Hastono, 2006).

Pada tabel 12 dapat dilihat bahwa variabel perhatian

mempunyai nilai Exp (B) paling besar yaitu 72.317 sehingga dapat

diartikan bahwa perhatian berhubungan dengan persepsi perawat

dalam melaksanakan higiene mulut pada pasien yang terpasang

ventilasi mekanik di Unit Perawatan Intensif RS. Dr. M. Djamil

Padang adalah 72 kali.

Anda mungkin juga menyukai