Anda di halaman 1dari 14

LATAR BELAKANG

Penyakit yang asing terdengar biasanya terbilang


langka dan tidak diketahui oleh banyak orang.
GBS termasuk penyakit langka dan jarang terjadi
hanya 1 atau 2 kasus per 100.000 populasi di
dunia tiap tahunnya. Penyakit ini terjadi sepanjang
tahun serta dapat menyerang hampir semua usia
dan genetik (Nyati &Nyati, 2011; Rosen, 2012).
* Insidensi GBS pada tiap negara sangat bervariasi, Insiden
keseluruhan telah diperkirakan berkisar 0,4-2,4 kasus per
100.000 per tahun, dengan 3.500 kasus baru per tahun terjadi di
Amerika Serikat
(Rosen, 2016).

*GBS di Indonesia tahun 2010-2011 tercatat


48 kasus dalam satu tahun dengan berbagai
variannya. Insiden ini meningkat 10%
dibandingkan tahun sebelumnya
* GBS di
(Pdpersi, 2012; Hakim, 2011).
ruangan
PICU RSAB
Harapan
Kita pada
pertengaha
n tahun
2018 tidak
terdapat
kasus dan
pada tahun
2019
terdapat 2
kasus GBS
yang
membutuhk
an ventilasi
Insidensi GBS
pada tiap negara Insiden terjadinya Insiden GBS di
sangat bervariasi, GBS di Indonesia, ruangan PICU
Insiden pada akhir tahun RSAB Harapan
keseluruhan telah 2010-2011 tercatat Kita pada
diperkirakan ada 48 kasus dalam pertengahan tahun
berkisar 0,4-2,4 satu tahun dengan 2018 tidak
kasus per 100.000 berbagai variannya. terdapat kasus dan
per tahun, dengan Insiden ini pada tahun 2019
3.500 kasus baru meningkat 10% terdapat 2 kasus
per tahun terjadi dibandingkan tahun GBS yang
di Amerika sebelumnya (Pdpersi, membutuhkan
Serikat (Rosen, 2012; Hakim, 2011). ventilasi mekanik.
2016).
• Makalah ini dibuat untuk memahami asuhan keperawatan pada
pasien Gullain Barre Syndrome
Tujuan
Umum

• Menjelaskan tentang pengertian Guillain Barre syndrome


• Mengidentifikasi tentang etiologi Guillain Barre syndrome
• Menjelaskan tentang patofisiologis dari Guillain Barre syndrome
• Menjelaskan tanda dan gejala dari Guillain Barre syndrome
Tujuan • Menjelaskan pemeriksaan penunjang
Khusus • Menjelaskan penatalaksanaan medis Guillain Barre syndrome
• Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Guillain Barre
syndrome yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi
DEFINISI GBS Menurut Centers of Disease Control and
Prevention / CDC (2012), Guillain Barre
Syndrom (GBS) adalah penyakit langka
di mana sistem kekebalan seseorang
menyerang sistem saraf tepi dan
menyebabkan kelemahan otot bahkan
apabila parah bisa terjadi kelumpuhan.

Sindrom Guillain Barre merupakan suatu


sindrom klinis yang ditandai adanya
paralisis flaksid, terjadi secara akut
berhubungan dengan proses autoimun
dimana targetnya adalah saraf perifer,
radiks, dan nervus kranialis (Fujimura,
2013).
ETIOLOGI

Penyebab pasti dari Kondisi yang khas adanya


Guillaine Barre Syndrom kelumpuhan yang simetris
sampai saat ini masih secara cepat yang terjadi pada
belum dapat diketahui dan ekstremitas yang pada banyak
masih menjadi bahan kasus sering disebabkan oleh
perdebatan. Penyakit ini infeksi viral. Virus yang paling
pada banyak kasus sering sering menyebabkan penyakit
dihubungkan dengan ini adalah Cytomegalovirus
(CMV), HIV, Measles dan
penyakit infeksi viral, Herpes Simplex Virus.
seperti infeksi saluran Penyebab bakteri yang paling
pernafasan dan saluran sering adalah Campylobacter
pencernaan. GBS sering Jejuni. Penyakit ini dalam
sekali berhubungan beberapa kasus juga dapat
dengan infeksi akut non disebabkan oleh adanya
spesifik (Judarwanto, kelainan autoimun (Piccione,
2009) 2013)
PATOFLOW
F:\LAMPIRAN PATHOFLOW EDIT.DOCX
Perjalanan penyakit GBS dibagi menjadi 3 Fase

Fase Progresif

Fase Plateau

Fase
Penyembuhan
TANDA DAN GEJALA
1. Kelumpuhan

2. Gangguan sensibilitas 

3. Saraf kranialis

4. Gangguan fungsi otonom 

5. Kegagalan pernapasan

6. Papiledema
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan
1. Cairan serebrospinal kecepatan hantar saraf
3. Pemeriksaan darah
(CSS) (KHS) dan
elektromiografi (EMG)

4. Dapat dijumpai
respon 5. Elektrokardiografi
6. Tes fungsi respirasi
hipersensitivitas (EKG)
antibodi tipe lambat

7. Pemeriksaan
patologi anatomi
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan suportif Pengobatan therapi khusus

 Pasien pada stadium awal perlu dirawat di rumah


 Pengobatan secara suportif sakit untuk terus dilakukan observasi tanda tanda
vital.
tetap merupakan terapi yang  Pasien dengan progresivitas yang lambat dapat

utama, jika pasien sebelumnya hanya diobservasi tanpa diberikan


medikamentosa. Pasien dengan progresivitas cepat
melewati fase akut pada penyakit, dapat diberikan obat-obatan berupa steroid.
 Plasma exchange therapy (PE) telah dibuktikan
kebanyakannya akan mengalami dapat memperpendek lamanya paralisa dan
mempercepat terjadinya penyembuhan.
kesembuhan. Bagaimanapun,  Intravenous infusion of human Immunoglobulin

neuropati dapat memburuk dengan (IVIg) dapat menetralisasi autoantibodi patologis


yang ada atau menekan produksi autoantibodi
cepat dan diperlukan intubasi tersebut.
 Heparin dosis rendah dapat diberikan untuk
endotrakeal dan ventilasi mekanik mencegah terjadinya trombosis. 
 Karbamazepin (tegretol) dan Gabapentin
dalam 24 jam selama onset gejala.
(neurontin) telah digunakan sebagai tambahan
untuk menghilangkan nyeri pada SGB
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Anamnesa

b. Pemeriksaan Fisik

c. Pemeriksaan Tumbuh Kembang

d. Pemeriksaan Penunjang

2. Diagnosa Keperawatan

3. Intervensi

4. Implementasi

5. Evaluasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN GBS DI RUANG
ICU RSAB HARAPAN KITA
Nama : An. A

Rekam Medis : 009111xx

Tgl Lahir : 22-04-2017

d. Pemeriksaan Penunjang

2. Diagnosa Keperawatan

3. Intervensi

4. Implementasi

5. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai