Observasi
/Non Eskperime
Eskperime ntal
ntal
Pra Quasy
Deskriptif Analitik eskperim Eskperime RCT
ental ntal
FR Eskternal FR Internal
Perhitungan
Pengumpulan data
dilakkan pada
besar sampel
rentang waktu tidak
Pengumpulan Hubungan sebab
tertentu, singkat memerhatikan
data dapat akibat hanya
dan proses besarnya
pengameatan diarahkan sesuai berupa perkiraan
kelompok yang
dilakukan sekali dengan kriteria sementara..
diamati.
saja pd rentang subyek yg telah
waktuyang telah ditetapkan.
ditetapkan.
Kekurangan & Kelebihan
Cross-Sectional
Kelebihan Kekurangan
• Pelaksanaan mudah dan • Sulit mengetahui
hasilnya cepat selesai mekanisme causative
• Ekonomis • Kesimpulan korelasinya
• Dapat meneliti banyak paling lemah
variable
• Risiko drop out subyek kecil
• Tidak banyak mengalami
kendala etik penelitian
Langkah
1. Identifikasi Populasi
Variabel (Faktor
risiko dan Efek)
2. Penetapan Sampel
subyek
penelitian
3. Observasi/peng FR+ FR-
ukuran variable
4. Analisis (Rasio
Prevalensi)
Efek (+)/A Efek (-)/B Efek (+)/C Efek (-)/D
Contoh Langkah-Langkah Penelitian
Kasus Tahap pertama: identifikasi
Peneliti akan melakukan variabel.
penelitian dengan judul • Variabel efek: ISPA
hubungan riwayat • Variabel risiko: riwayat
pemberian ASI esklusif pemberian ASI esklusif.
dengan kejadian ISPA.
Tujuan penelitian untuk
mengetahui korelasi riwayat
pemberian ASI esklusif
dengan kejadian ISPA pada
anak bayi 6-12 bulan.
Contoh Langkah-Langkah Penelitian
Tahap kedua: penetapan Tahap ketiga: Pengumpulan
subyek penelitian. data/observasi variable.
Pengukuran variable ASI
• Ibu yang memiliki anak
esklusif dan ISPA dilakukan
berusia 6 - 12 bulan. pada waktu yang sama.
• Di batasi di Kec … ISPA = menanyakan pada ibu
• Di batasi yang (keluhan batuk/sukar
berkunjung ke wilayah bernapas)
Puskesmas …. Riwayat pemberian ASI esklusif
: menanyakan pada ibu riwayat
pemberian ASI saja dari lahir
sampai 6 bulan.
Contoh Langkah-Langkah Penelitian
Tahap keempat: Analisis data
• A= berapa subyek dengan factor risiko (riwayat tidak
ASI esklusif) yang mengalami efek (ISPA)?
• B= berapa subyek dengan faktor risiko (riwayat tidak
ASI esklusif) yg tdk mengalami efek (tidak ISPA)?
• C= berapa subyek tanpa faktor risiko (ASI esklusif)
yang mengalami efek (ISPA)?
• D= berapa subyek tanpa faktor risiko (ASI esklusif)
yang tidak mengalami efek (tidak ISPA)?
Hitung rasio prevalensi?
Cross-Sectional
Keterangan;
E = Exposed/terpapar/terkena
sebab
D= Disease/kasus/akibat
E+ = terpapar
E- = tidak terpapar
D+ = berpenyakit
D- = tidak berpenyakit
Tabel 2 x 2 pada studi Cross- sectional
(Merokok) A B A+B
25 10 35
(tidak merokok) C D C+D
15 50 65
(Asap) A B A+B
18 10 28
(tidak terpapar C D C+D
asap) 8 6 14
Orang yang terpapar asap rokok berisiko 1,1 kali mengalami ca paru
dibandingkan dengan kelompok orang yang tidak tidak terpapar asap
pengomprongan tembakau.
Soal 2
Jumlah anak yang memiliki factor risiko (makan manis sebelum tidur) yang
terkena efek (karies gigi) adalah 20. Jumlah orang yang memiliki factor risiko
(makan manis sebelum tidur) yang tidak terkena efek (karies gigi): 15. Jumlah
orang yang tidak memiliki factor risiko (makan manis sebelum tidur) yang
terkena efek (karies gigi): 10. Jumlah anak yang tidak memiliki factor risiko
(makan manis sebelum tidur) dan tidak terkena karies gigi (Ca paru): 10.
Anak yang makan manis sebelum tidur berisiko 1,14 kali mengalami karies gigi
dibandingkan dengan kelompok orang yang tidak tidak makan manis sebelum
tidur.
Soal 3
Jumlah orang yang memiliki factor risiko (tidak vaksin) yang terkena efek
(infeksi covid) adalah 25. Jumlah orang yang memiliki factor risiko (tidak
vaksin) yang tidak terkena efek (tidak infeksi covid-19): 10. Jumlah orang yang
tidak memiliki factor risiko (vaksin) yang terkena efek (infeksi covid-19): 8.
Jumlah anak yang tidak memiliki factor risiko (vaksin) dan tidak terkena efek
(tidak infeksi covid-19): 6.
Orang yang tidak vaksin covid berisiko 1,25 kali mengalami infeksi covid-19
dibandingkan dengan kelompok orang yang mendapat vaksin covid-19
THANK YOU