Anda di halaman 1dari 23

CASE CONTROL STUDY

Khudazi AulawI, SKp., M.Kes., MN.Sc., Ph.D


DESAIN PENELITIAN Laboratorium

Eksperimental Binatang Percobaan


Perlakuan Manusia
Deskriptif

Tidak ada
perbandingan kelompok

Paparan alamiah

Observasional Ada perbandingan Cross-sectional


kelompok
Cohort
Analitik
Case control
Definition
• Studi yang membandingkan pasien yang memiliki penyakit
atau hasil yang diinginkan (kasus) dengan pasien yang tidak
memiliki penyakit atau hasil (kontrol), dan melihat ke
belakang (retrospektif) seberapa sering paparan faktor risiko
ada di setiap kelompok untuk menentukan hubungan antara
faktor risiko dan penyakit.
• Merupkan studi observasional karena tidak ada intervensi
yang dilakukan dan tidak ada upaya untuk mengubah
perjalanan penyakit.
Definition
• Tujuannya adalah untuk menentukan eksposur faktor risiko
yang menarik dari masing-masing kelompok: kasus dan
control secara retrospektif
• Disebut juga "retrospective studies" and "case-referent
studies."
• Case control study akan selalu retrospektif karena dimulai
dengan menentukan outcome kemudian ditelusuri
paparannya.
Sample of Cases

Population
with diseases
Risk Factor R.F.
Disease
(+) (-)

Larger Population
woth no diseases
(controls)
Risk Factor R.F.
No Disease
(+) (-)

Sample of Control
Keunggulan
• Relatif cepat, murah, dan mudah.
• Sesuai untuk menyelidiki wabah, dan mempelajari penyakit
atau hasil yang jarang terjadi.
• Contoh:
• Studi tentang endophthalmitis setelah operasi mata. Saat wabah
sedang berlangsung, jawaban harus diperoleh dengan cepat.
• Studi tentang faktor risiko untuk melanoma uveal, atau tukak
kornea. Studi dimulai dengan orang yang diketahui memiliki hasil
(lebih cepat diketahui daripada dimulai dengan populasi bebas
penyakit dan kemudian menunggu munculnya outcome)
Kekurangan
• Studi retrospektif memiliki lebih banyak masalah dengan
kualitas data
• Mengandalkan memori untuk mengingat faktor risiko
(disebut juga bias ingatan).
• Kurang baik untuk evaluasi tes diagnostik karena sudah jelas
kondisinya utk kasus sedangkan untuk kontrolnya tidak
• Sulit untuk menemukan kelompok kontrol yang cocok
Kasus
• Definisi kasus harus sangat spesifik:
• Misal: Faktor risiko pasien jatuh di rumah sakit
• Kelompok kasus terdiri dari semua pasien di rumah sakit
yang mengalami jatuh.
• Perhatikansyarat sebagai kasus – kapan periode jatuhnya,
satu hari, satu minggu, atau satu bulan, satu tahun?
• Pasien jatuh dibuktikan secara apa? Laporan?
• Kriteria sebagai pasein jatuh harus diidentifikasi dengan
rinci. Apakah sampai menyentuh lantai atau bagaimana?
Kontrol
• Kontrol harus dipilih yang serupa dalam banyak hal dengan
kasus. (misalnya, usia, jenis kelamin, waktu rawat inap)
• Kontrol yang dipilih harus mempunyai risiko yang sama
untuk mengalami outcome yang diukur;
• Tidaklah tepat untuk membandingkan kelompok kontrol
yang mengalami resiko lebih besar terjadi jatuh dengan
kasus pasien jatuh
Matching
• Salah satu hal penting yang perludilakukan pada case control
studi adalah “Matching” / pencocokan
• Meskipun kontrol harus seperti kasus dalam banyak hal, ada
kemungkinan untuk over-match.
• Pencocokan yang berlebihan dapat membuat kontrol yang cukup
sulit ditemukan.
• Variabel yang sudah sama tidak mungkin untuk menganalisanya
sebagai faktor risiko/paparan
• Untuk menambahkan kekuatan pada studi dilakukan dengan
mendapatkan lebih dari satu kontrol untuk setiap kasus.
Macthing
• Keuntungan
• Mengeliminasi pengaruh perancu kuat (usia, jenis kelamin)
• Mengeliminasi pengaruh perancu yang sulit diukur atau
didefinisikan; faktor sosial kompleks, keadaan saat masa kecil
• Dapat digunakan saat jumlah kasus terbatas (pajanan jarang
atau keluaran jarang)
• Meningkatkan presisi karena keseimbangan jumlah kasus-
kontrol
Macthing
• Kekurangan:
• Sulit, mahal, makan waktu Ireversibel, rentan terhadap
hilangnya data
• Overmatching
Collecting Data
• Harus dikumpulkan dengan cara yang sama dari kedua
kelompok.
• Kehati-hatian harus dilakukan dalam mencari faktor risiko
masa lalu, terutama untuk kelompok kasus karena
outcomenya sudah diketahui
• Pasien yang memiliki hasil (kasus) cenderung mengingat
detail paparan negatif yang telah terjadi lebih jelas
disbanding pada kelompok kontrol.
• Perhatikan adanya bias ingatan (recall bias)
Analysis: Odds Ratios and Confidence Intervals
• Hitung frekuensi masing-masing variabel yang diukur pada
masing-masing kelompok.
• Mengukur kekuatan hubungan antara eksposur dan
outcome.
• Perhitungan case control menghasilkan odds ratio
• Odds ratio adalah rasio peluang paparan dalam kelompok
kasus (odds kasus) dengan peluang paparan dalam
kelompok control (odds control)
Analysis: Odds Ratios and Confidence Intervals
• Odds kasus: perbandingan jumlah kasus terpapar dengan
kasus tidak terpapar
• Odds control: perbandingan julmah control terpapar dengan
control tidak terpapar

• Odds rasio merupakan penedekatan relative risk pada


desain case control
Analysis: Odds Ratios and Confidence Intervals
• Selain odds ratio, hitung confident interval (CI) / interval
kepercayaan untuk setiap odds ratio.
• Odds ratio tanpa interval kepercayaan tidak terlalu berarti.
• Studi case control membuktikan adanya hubungan tetapi
tidak untuk menunjukkan adanya sebab-akibat
Analisis: Odds Ratio
Outcome /Desease

Yes No Keseluruhan

Yes (+) a b

Faktor Risiko

No (-) c d

OR = (a/c) / (b/d)
Analisis: Odds Ratio

Kolonisasi S. aureus

Yes No Keseluruhan

Yes (+) 280


22 258
Kepatuhan cuci
tangan

No (-) 170
128 42

150 300 450


Analisis: Odds Ratio
Kolonisasi S. aureus
Yes No Keseluruhan

22 258
Kepatuhan Yes (+) 280
cuci tangan
128 42
No (-) 170
150 300 450

OR = (22/128) / (258/42) = bahwa orang yang patuh cuci tangan


= 0,027 hanya mempunyaipeluang terjadinya
kolonisasi s.aureus sebesar 0,027 (2,7 %)

OR = (128/22) / (42/258) = bahwa orang yang tidak patuh cuci tangan


= 36 mempunyai peluang terjadinya kolonisasi
s.aureus sebesar 36 kali disbanding yang
taat cuci tangan (2,7 %)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai