Anda di halaman 1dari 65

IKM

SESAT

JUST FOR UJIAN UKMPPD


DESAIN PENELITIAN
Probability Sampling
Simple random sampling
• Semua diberi nomorambil secara acak

Systematic sampling
• Semua diberi nomorambil dengan pola tertentu (ex: kelipatan 5)

Stratified sampling
• karakteristik bertingkat (pendidikan rendah – menengah – tinggi)random
• Proportional tiap strata memiliki sampling fraction yang sama
• Disproportional sampling fraction berbeda di tiap strata
Cluster sampling
• kelompok setara (dari 100 SMP diambil hanya 20 SMP)

Area/Multistage sampling
• Populasi besar, nationwide surveybertahap, agar mewakili seluruhnya (provinsi  kabupaten 
kecamatan  kelurahan)
Nonprobability/ Nonrandom Sampling
Consecutive sampling
• Diambil yang memenuhi kriteria dan berdasar dalam kurun waktutertentu
• ALL accessible subjects
Convenience/ Accidental/ Captive sampling
• Convenience to access. Sample dipilih berdasar kemudahan/suka-suka
• Easiest, cheapest, least time consumingpilot research
Purposive/ Judgemental sampling
• berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampelpenelitiannya
(dianggap dapat memberi informasi)
Quota sampling
• Dibuat strata grup sesuai representasi subjek dan diambil sejumlah orang secara subjektif / tidak acak sampai
jumlah sampel terpenuhi.
Snowball sampling
• Bermula dari sedikit sampel menjadi banyak (dgn network)
Non randomized
(Quasi Experimental)
Experimental
Ada intervensi Randomized
(Randomized Controlled Trial)

Case report
Descriptive
• Cuma menggambarkan Case series
• Tidak membandingkan
Case study
Tidak ada intervensi
Observational
Cross-sectional
• Ada perbandingan
Case control
Analytical Cohort
CROSS SECTIONAL CASE CONTROL COHORT
• Waktu singkat, mudah, • Retrospektif/mundur • Bisa Prospektif
dan murah • Berangkat dari penyakit • Bisa Retrospektif
• Faktor resiko dan baru mencari faktor • Berangkat dari factor
penyakit dianalisa resiko resiko
bersamaan • Subyek digolongkan jadi • Semua subyek harus
• Hubungan kausal lemah sakit dan tidak sakit lalu berawal dari kondisi
• Contoh paling sering digali kebelakang sehat
Penelitian saat • Kelemahan waktu yg
wabah/KLB dibutuhkan relative
lama
Penyakit

(+) (-)

(+) a b
Resiko
Faktor

(-) c d

Case Control Odd Ratio OR = ad/bc


Cohort  Relatif Risk = a/a+b Hasil
=1 Bukan factor resiko
c/c+d >1 Faktor resiko
Cross sectional  Prevalen Risk = a/a+b <1 Faktor protektif
c/c+d
1. Di suatu puskesmas, hipertensi selalu menjadi penyakit No. 1 –10.
Kepala puskesmas merencanakan intervensi berupa penyuluhan tentang
faktor risiko dan pencegahan hipertensi. Metode penelitian yang sesuai
adalah ....
A. Deskriptif
B. Cross sectional
C. Case control
D. Pre eksperimen
E. Kuasi eksperimen
2. Seorang peneliti ingin meneliti hubungan zat X terhadap penyakit jantung
koroner. Peneliti tersebut hanya punya waktu yang singkat dan dana yang terbatas.
Desain penelitian apakah tepat untuk dilakukan?
A.Kohort
B.Kasus control
C.Potong lintang
D.Kuasi eksperimental
E.Double blind eksperimental
3. Seorang dokter akan meneliti hubungan ASI eksklusif dengan IMT overweight
pada masa remaja. Kelompok dibagi menjadi remaja dengan IMT overweight dan
tidak overweight, kemudian ditanyakan riwayat ASI eksklusifnya. Apakah metode
yg dipakai oleh peneliti tersebut?
A.Cross Sectional
B.Kohort Prospektif
C.Case Control
D.Kohort Retrospektif
E.Pre-eksperimental
4. Dokter ingin meneliti hubungan antara vaksinasi HPV dengan angka kejadian
kanker serviks yang telah di lakukan pap smear. Subyek dibagi menjadi kelompok
yang sudah vaksinasi dan belum di vaksinasi dalam kurun waktu 10 tahun ke
belakang. Metode penelitian yang dilakukan oleh dokter ini adalah?
A.Cross sectional
B.Retrospektif cohort
C.Case control
D.Prospektif cohort
E.Eksperimental
5. Seorang dokter akan melakukan penelitian mengenai hubungan
pemberian vitamin A dengan kejadian diare. Hitung odd ratio

Diare + Diare -
Vit A + A 50 B 200
Vit A - C 10 D 140

A. 200x10/50x140
B. 50/50+200 : 10/10+140
C. 50x140/200x10
D. 50x200/10x140
E. 50/50+10 : 200/200+140
Disease / Gold Std
+ -

+ a b a+b
Test
result
- c d c+d

a+c b+d N

Sensitivity = a / (a+c) PPV = a / (a+b)


Specificity = d / (b+d) NPV = d/ (c+d)
1. Untuk deteksi dini DBD, mahasiswa FK UNHAS mengembangkan Rapid Test dengan
menggunakan strip yang dapat mendeteksi antibodi penyebab DBD pada sampel darah penderita.
Untuk mengetahui sejauh mana rapid test ini dapat digunakan, maka dilakukan pengujian rapid test
ini terhadap 800 penderita DBD dan 1000 yang bukan penderita DBD. Rapid test ternyata
memberikan hasil positif pada 400 penderita DBD dan 200 orang positif pada yang bukan
penderita DBD. Berapa Spesifitas Rapid Test ini?
A. 400/800
B. 400/1000
C. 800/1000
D. 200/800
E. 200/1000
2. Untuk deteksi dini kanker serviks, sekelompok dokter mengembangkan rapid test
terbaru. Untuk mengetahui sejauh mana rapid test ini dapat digunakan, maka
dilakukan pengujian rapid test ini terhadap 100 penderita kanker serviks dan 100
yang bukan penderita kanker serviks. Rapid test ternyata memberikan hasil positif
pada 85 penderita kanker serviks serta 40 orang positif pada yang bukan penderita
kanker serviks. Berapakah sensitivitas alat uji tersebut?
A.85/125 x 100%
B.15/125 x 100%
C.85/100 x 100%
D.40/100 x 100 %
E.60/75 x 100%
Sensitivitas
• Kemampuan alat diagnostik untuk menunjukkan proporsi pasien yang
menderita sakit dari seluruh populasi yang benar-benar sakit.
Spesifisitas
• Kemampuan alat diagnostik untuk menunjukkan proporsi pasien yang
tidak menderita sakit dari mereka yang benar-benar tidak sakit.
Nilai Duga Positif (PPV)
• Kemungkinan pasien benar-benar sakit jika hasil tesnya positif.
• Contoh: Jika hasil pemeriksaan mamografi positif, berapa probabilitas
pasien betul-betul menderita penyakit Ca mamae?
Nilai Duga Negatif (NPV)
• Kemungkinan pasien benar-benar tidak sakit jika hasil tesnya negatif
• Contoh: Jika hasil PP test negatif, berapa probabilitas dia betul-betul tidak
hamil?
NNH & NNT
• Number Needed to Harm = Jumlah yg dibutuhkan untuk
menimbukan bahaya
NNH • Semakin besar angka NNH semakin aman (Safety) suatu
treatment/faktor risiko

• Number Needed to Treat = Jumlah yg dibutuhkan untuk terapi


Semakin kecil angka NNT maka semakin efektif suatu treatment
NNT
STATISTIK
VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
◦Variabel yang mempengaruhi
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
◦Variabel yang Dipengaruhi
Skala Variabel
SKALA VARIABEL SIFAT CONTOH
Numerik = Angka
Interval Tidak punya 0 alamiah • Suhu
(mudahnya : nilai terendahnya bukannol) • Ketinggian
Punya 0 alamiah • Penghasilan
Rasio
(mudahnya : nilai terendahnya nol) • Kadar Hb
Katagorik
Ordinal Bertingkat • Derajat penyakit
• Status sosial ekonomi
Nominal Tidak bertingkat • Golongan darah
• Jenis kelamin
UJI STATISTIK
1.UJI KOMPARATIF = Membandingkan, Uji Beda,
apakah ada perbedaan atau tidak.
2.UJI KORELASI = Hubungan, Ada tidak
hubungan
3.UJI REGRESI = Pengaruh Hubungan, mana
hubungan yang paling kuat, digunakan untuk
memprediksi
UJI KOMPERATIF
Variabel Variabel Variabel Tidak
Berpasangan
Bebas Bebas Terikat Berpasangan

Numerik T Unpair T Pair Hanya jika data


terdistribusi
Mann normal atau
2 Kelompok Ordinal Wilcoxon
Whitney P≥0,05 (α)

Nominal Chi Square Mc Nemar


Jika data tidak
KATEGORIK
One Way Repeted terdistribusi
Numerik
Anova Anova normal atau
Kruskal
P<0,05 Maka
> 2 Kelompok Ordinal Friedman Skala data
Wallis
numerik pindah
Nominal Chi Square Mc Nemar ke ordinal (α)
Numerik Pearson Hanya jika data

Korelasi terdistribusi
normal atau
Kategorik Spearman P≥0,05 (α)

Jika data tidak

Nominal Linear terdistribusi


normal atau
Regresi P<0,05 (α) Maka
Skala data
Kategorik Logistik numerik pindah
ke ordinal
Chi Squere diganti dengan Uji Fisher Exact jika sampel kurang atau sama
dengan 40 dan terdapat sel yang nilai harapan (E) kurang dari 5. Uji
Fisher Exact juga dapat digunakan untuk sampel kurang dari 20 dalam
kondisi apapun.
1. Seorang dokter melakukan penelitian uji ekstraksi daun kersen
terhadap kadar gula darah mencit. Penelitian menggunakan 20
mencit yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan, yaitu ekstraksi daun
kersen 250 mg, ekstraksi daun kersen 500 mg, metformin 500 mg,
dan kontrol negatif. Setelah 2 minggu perlakuan, dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah mencit dalam satuan mg/dl. Uji
statistik yang digunakan?
A.ANOVA
B. Chi Square
C. Regresi linier
D.Uji Korelasi Pearson
E.Uji T berpasangan
2. Seorang dokter ingin melakukan penelitian untuk
mengetahui perbedaan rerata kadar gula darah pada orang
dengan kadar kolesterol normal (<200mg/dl) dan tinggi
(>200 mg/dl). Sebaran data pada kedua kelompok penelitian
tidak berdistribusi normal.Uji statistik yang sesuai?
A. Kruskal Wallis
B. Independent t test
C. Mann Whitney
D. One way anova
E. Wilcoxon
3. Seorang dokter ingin melakukan penelitian efek samping berdebar dari berbagai
obat asma yang diberikan sebagai terapi. Efek samping yang diukur adalah jumlah
denyut jantung (HR). Obat yang dibandingkan adalah Salbutamol, Formaterol,
Aminofilin, Terbutalin. Sedangkan penderita asma sebagai sampel dibagi menjadi
kategori pria dan wanita. Data yang ada sudah terdistribusi normal. Uji hipotesis
yang digunakan adalah?
A. Fisher
B. Chi square
C. Kruskall wallis
D. One way ANOVA
E. Two way ANOVA
4. Seorang dokter menduga adanya hubungan antara BBL dengan
jumlah kunjungan ANC ibu. BBLdinyatakan dalam satuan gram dan
ditimbang menggunakan timbangan digital. ANC diukur dalam jumlah
kunjungan dari awal hamil sampai sebelum melahirkan. Data tidak
terdistribusi normal. Analisis statistik yang sesuai adalah:
A. Analisis spearman
B. Analisis pearson
C. Analisis mann whitney
D. Analisis chi square
E. Analisis independent t test
HIPOTESIS
◦H0 = Hipotesis yang tidak diharapkan
◦H1 = Hipotesis yang diharapkan
◦Jika P < α, missal P<0,05 maka H1 diterima H0 ditolak,
artinya hasil penelitian sesuai dengan hasil hipotesis
◦Sebaliknya missal P>0,05 maka H0 diterina H1 ditolak,
artinya hasil penelitian tidak sesuai hipotesis
PUBLIK HEALTH
Family
two or more persons related by blood, marriage or adoption (U.S. Census)

Nuclear (conjugal family)


• Hanya ayah, ibu, dan anak

Extended (consanguinal family)


• Nuclear family + relatives, seperti kakek nenek, paman, bibi, sepupu…

Blended (stepfamily)
• Jika ada yang tidak memiliki hubungan darah atau tiri

Single-parent family
• Single parent dan anak

Commune family
• Beberapa orang tinggal Bersama, berbagi tanggung jawab dan sumber daya, contoh Gengster

Common Law Family


• Laki-laki dan perempuan (dapat disertai 1 atau lebih anak) yang hidup layaknya keluarga tanpa ikatan suami-istri
Prinsip Kedokteran
Keluarga
Holistik • Biopsikososial ± spiritual

Komprehensif • Promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi

Kontinyu • Berkesinambungan. Follow up, kontrol, dll

Koordinatif • Kerjasama antar profesional

Kolaboratif • Kerjasama dengan pasien & keluarga pasien


FIVE STAR DOCTOR
(dr. Charles Boelen, WHO):

Care-provider • Fisik, mental, sosial (holistik).


• Manajemen kuratif, preventif, rehabilitatif. Terapi terbaik.

Decision-maker • Keputusan berdasarkan berbagai sudut pandang dan kondisi yang ada
• Teknologi yang tersedia, dengan cost effectiveness

Communicator • Memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan kesehatan dan advokasi yang efektif

• Memahami kebutuhan dan masalah masyarakat


Community leader • Memahami faktor kesehatan pada lingkungan fisik dan sosial
• Membawa manfaat bagi banyak orang

• Memiliki skill managerial yang baik


Manager • Mampu bekerja sama dengan perorangan maupun organisasi, baik di dalam maupun di
luar sistem pelayanan kesehatan
SASARAN PROMOSI KESEHATAN

• Sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku


Sasaran Primer seperti yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari
perubahan tersebut.

Sasaran • Individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran
primer  diharapkan mampu mendukung pesan-pesan  panutan,
pressure group, menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana
sekunder kondusif

• Para pembuat kebijakan publik (perundangan-undangan), para


Sasaran tersier penyandang dana  memberlakukan kebijakan yang mendukung,
menyediakan sumber dana

Panduan Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah - Kemenkes RI


Metode dan Media Promosi
Kesehatan
Metode
• Perseorangan Media
– Bimbingan dan konseling Promkes

– Wawancara
• Kelompok
Berdasarkan
– Kelompok kecil: Diskusi, FGD, bentuk umum
Berdasarkan
Role play, simulasi, dll cara produksi
penggunaan
– Kelompok besar:
• Ceramah: pendidikan tinggi
maupun rendah
Bahan Media Media luar
• Seminar: pendidikan Bahan bacaan
peragaan
Media cetak
elektronik ruang
menengah ke atas
• Massa
– Ceramah umum poster, flip
Poster, flip TV, radio, film, Reklame,
modul, leaflet, chart, leaflet, kaset, video, spanduk,
– Media elektronik, media cetak, majalah, dll
chart, slide,
pamflet, slide show, CD pameran,
billboard, dll film, dll
majalah, koran interaktif banner
Imunisasi Tambahan
Back log fighting • Anak 1-3 th. tidak capai UCI 2 th berturut2.

• Intervensi cepat, cegah KLB: tidak capai UCI 3 th berturut2, IMR & PD3I
Crash program tinggi, infrastruktur jelek

Outbreak response
• Penanggulangan KLB
immunization

PIN • Percepat pemutusan siklus hidup virus polio

SUB PIN • 2x imunisasi polio (interval 1 bln), serentak, pada anak <1th

Catch up campaign campak • Vaksinasi semua anak usia <15th pada suatu waktu
Natural History of Disease

Susceptibility Pre-clinical Clinical Disability

Level of Prevention (Leavel & Clark)

Primary SecondarSyecondary Tertiary

3. Early detection
1. Health 2. Specific 4. Disabillity
and prompt 5. Rehabilitation
promotion protection limitation
treatment

Nutrition, Vaccination,
smoking protective SCREENING Mx Physiotx
cessation equipment
Surveilans
Datang langsung
Aktif /mencari
langsung
Data
Pasif Laporan bulanan

Pada wil/ pop


Surveilans terbatas utk
mendapatkan
Sentinel sinyal adanya
masalah yg lebh
luas
Metode Khusus

Rutin
terpadu
Case Definition

Suspect • Faktor risiko + sign symptom

Probable • Faktor risiko + sign symptom + penunjang

• Faktor risiko + sign symptom + penunjang gold std


Definite
Avian Flu /
H5N1
Epidemic Disease
Endemic
Occurrence
• A constant presence and/or usual prevalence of a disease in a population within a geographic area
• Holoendemic: children intensely infected, most adult immuned
• Hyperendemic:a disease constantly affecting a large proportion of all age groups in the population

Epidemic / Outbreak (Wabah)


• An unexpected increase (often sudden) in incidence of disease above what is normally expected in that population in that area

Pandemic
• Affect a large number of people and crosses many international boundaries

Sporadic
• Disease that occurs infrequently and irregularly

Cluster
• Cluster: aggregation of cases grouped in place and time that are suspected to be greater than the number expected. Usually for rare, non infectious disease
suspected have environmental cause.

Pseudo epidemic
• From time to time errors in collecting, handling, or processing laboratory specimens
• Sudden increase in doctors’ or patients’ awareness of a diseae or from change in the organization of a doctors’ practice

Essential Epidemiology Webb and Bain, 2011


Principles of epidemiology in public health practice 3rd Ed, CDC
PERMENKES
1501/MENKES/PER/X/2010
Kriteria KLB
Epidemic
Patterns
Common-source

• group of persons exposed to an infectious agent or a toxin from the


same source
• Point: brief period, one incubation period, eg: food poisoning
• Continuous (range of exposure and range of incubation)
• Intermittent (nature of the exposure)

Propagative (contangious)
• Transmission from one person to another

Mixed
Propagative
Point common source

Continous common
Intermiten
source
Identifikasi Jentik
1. House index (HI) adalah jumah rumah  Rumah yang positif jentik x 100%
positif jentik dari seluruh rumah yang  Rumah yang diperiksa
diperiksa.

2. Container index (CI) adalah jumah  Kontainer yang positif jentik x 100%
kontainer yang ditemukan jentik dari  Kontainer yang diperiksa
seluruh seluruh yang diperiksa.

3. Breteu index (BI) adalah jumah  Kontainer yang positif jentik x 100%
kontainer dengan jentik dalam 100 100 Rumah yang diperiksa
rumah.

Sumber: http://www.who.int/denguecontrol/monitoring/vector_surveillance/en/
Tipe Posyandu
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Cakupan Program Belum MANTAP <<50% >50% >50%
Utama (KIA/KB,
Imunisasi, Gizi)

Jumlah Kader Terbatas >5 orang >5 orang >5 orang

Program Tambahan --- --- Ada, masih sederhana Ada, sudah


terlaksana baik

Dana Sehat --- --- Proses penyelenggaraan Sudah mencakup


awal, <50% KK >50% KK
UU No 44 tahun 2009

Klasifikasi Rumah Sakit


Berdasarkan fasilitas dan kemampuan

RS Khusus kelas A ◦ Berdasarkan pengelolaan:


• 4 Spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medic, 12 spesialis lain
dan 13 subspesialis • RS public (milik pemerintah, pemda, atau badan
• Pelayanan medic spesialis, pelayanan medic subspesialis sesuai hokum yang bersifat nirlaba)
kekhususan lengkap
• RS privat (dikelola badan hokum dengan tujuan
RS Khusus kelas B profit yang berbentuk PT atau Persero)
• 4 Spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medic, 8 spesialis lain
dan 2 subspesialis dasar ◦ Berdasarkan jenis pelayanan
• Pelayanan medic spesialis, pelayanan medic subspesialis sesuai
kekhususan terbatas
yang diberikan:
RS Khusus kelas C • RS Umum
• 4 Spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medic • RS Khusus (memberikan pelayanan utama pada
• Pelayanan medic spesialis, pelayanan medic subspesialis sesuai satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
kekhususan minimal berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, atau kekhususan lainnya)
RS Khusus kelas D
• 2 Spesialis dasar
Permenkes-56-Tahun-2014

Jenis Pelayanan Medik


Pelayanan • sebagaimana dimaksud pada Pelayanan • sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
medik ayat (1) huruf b, meliputi medik meliputi pelayanan mata, telinga hidung
tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh
pelayanan penyakit dalam, darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa,
spesialis kesehatan anak, bedah, dan spesialis paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah

dasar obstetri dan ginekologi lain plastik, dan kedokteran forensik.

Pelayanan • sebagaimana dimaksud pada • sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
meliputi pelayanan subspesialis di bidang
ayat (1) huruf c, meliputi Pelayanan
medik pelayanan anestesiologi,
spesialisasi bedah, penyakit dalam, kesehatan
anak, obstetri dan ginekologi, mata, telinga
radiologi, patologi klinik, medik hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan
spesialis patologi anatomi, dan subspesialis pembuluh darah, kulit dan kelamin,
kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi,
penunjang rehabilitasi medik. bedah syaraf, bedah plastik, dan gigi mulut.
Referal Antar Dokter
Interval
• Pelimpahan sepenuhnya kepada satu dokter konsultan untuk
jangka waktu tertentu
Antar Instansi • Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur

Split
Horizontal • Pelimpahan sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan
untuk jangka waktu tertentu
• Strata sama; PKM • Selama jangka waktu itu dokter primer TIDAK ikut campur
APKM B
Collateral
Vertikal • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan
penderita HANYA untuk SATU MASALAH tertentu
• Strata berbeda,
Cross
PKMRS tipe D
• Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada
dokter lain untuk SELAMANYA
Prevalensi = jumlah kasus
baru+lama/seluruh populasi
Insidensi = jumlah kasus
baru/populasi beresiko
Attack Rate = jumlah sakit
pertama /populasi beresiko
Secondary Attack Rate = jumlah sakit
ke 2 / (populasi beresiko - sakit pertama)
Case Fatality Rate
• CFR adalah persentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu,
untuk menentukan kegawatan/ keganasan penyakit tersebut
Mortality Rate
Crude Death Rate •  kematian/satuan
kematian/1000 penduduk penduduk

• kematian
kematiananak anak
usia <1usia
tahun<1
x Ktahun x 1.000
Infant Mortality Rate •  kelahiran
 kelahiran hidup hidup

Neonatal Mortality • kematian


kematiananakanak
usia <1usia
bulan<28
x K hari x 1.000
Rate •  kelahiran
 kelahiran hidup hidup

Maternal Mortality •  kematian ibu xx K100.000


 kematian ibu
Rate • kelahiran hidup
kelahiran hidup
Komponen Fungsi Manajemen
• proses merumuskan tujuan sampai menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya
Planning

• Menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya
Organizing secara efisien untuk mencapai tujuan

• Proses bimbingan kepada staff agar mampu bekerja secara optimal menjalakan tugas-tugas
Actuating pokoknya sesuai keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia

• Mengamati secara kontinyu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
Controlling disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan
BPJS
IURAN
1. Iuran (PBI) dibayar Pemerintah.
2. Iuran PNS, TNI, Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5%, 3%
(tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.
3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 5%,
4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan seterusnya,
ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per
orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah.
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara kandung/ipar, asisten rumah
tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:

a. Sebesar Rp. 25.500,- ruang perawatan Kelas III.


b. Sebesar Rp. 51.000,- ruang perawatan Kelas II.
c. Sebesar Rp. 80.000,- ruang perawatan Kelas I.

6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim
piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, dibayar oleh Pemerintah.
7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan
SISTEM PEMBAYARAN BIAYA
KESEHATAN
◦ Kapitasi = pembayaran rata yang dihitung dari jumlah peserta
◦ Fee for service = pasien membayar per item pelayanan
◦ Out of pocket = pasien membayar langsung secara pribadi ke faskes
◦ Reimbursement = pasien membayar ke faskes dan akan melakukan klaim pembayaran ke asuransi
◦ Klaim = peserta atau faskes meminta pembayaran ke asuransi
◦ Paket = pembayaran biaya pelayanan kesehatan per diagnosa atau kelompok diagnosa
Sistem pembiayaan pelayanan kesehatan dalam
jaminan kesehatan nasional

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, FKTP


• Kapitasi & Klaim Non Kapitasi

Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan, FKTL


• Klaim Ina-CBG
DONE

Anda mungkin juga menyukai