Anda di halaman 1dari 160

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS, METODE

PENELITIAN DAN ILMU KEDOKTERAN


KELUARGA

Dr.muhamad ibnu sina


Public Health
• Metodologi Penelitian
• Promosi Kesehatan
• Epidemiologi
• Sistem Pelayanan Kesehatan
• Family Medicine
• Ilmu Perilaku
• Komunikasi Efektif
Public Health
Metodologi Penelitian

• Desain Penelitian
• Uji Hipotesis
• Teknik Pengambilan Sampel
• Bias Penelitian
VARIABEL VARIABEL
BEBAS TERIKAT

RISK EFFE
CT
Desain Penelitian

Cross Case
Cohort
Sectional Control

Singkat, Retrospektif, Prospektif,


Bergerak Bergerak Diikuti ke
dari Resiko dari Efek Depan

Prevalence
Odd Ratio Risk Ratio
Ratio
CROSS SECTIONAL /
POTONG LINTANG

• Studi epidemiologi yang mempelajari :


• Prevalensi
• Distribusi
• Hubungan penyakit dan paparan
dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara
SERENTAK pada individu- individu dari suatu populasi pada suatu saat.

Clinical Key :
SATU POPULASI, JUMLAH SAMPEL TELAH DITENTUKAN
MUDAH, MURAH, CEPAT, HEMAT, EFISIEN
Struktur studi Cross-sectional

Pengukuran faktor resiko dan efek dilakukan sekaligus

a efek (+)
b efek (-)

Faktor resiko

c efek (+)
d efek (-)
KEUNGGULAN

Efisien waktu dan Tidak dapat


biaya memantau
Dapat mengetahui perubahan yang

KETERBATASAN
prevalensi suatu terjadi
kejadian Informasi kurang
Dapat mengetahui mendalam
hubungan sebab
akibat
Hasil pengamatan studi cross sectional

Efek (+) Efek (-) Jumlah


Paparan (+) a b a+b
Paparan (-) c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

RASIO PREVALENS dihitung dengan membagi


prevalens efek pada kelompok paparan (+)
dengan prevalens efek pada kelompok paparan
(-).
RP = a/(a+b) : c/(c+d)
Rasio Prevalens
• RP = 1
Variabel yang diduga sebagai faktor resiko tidak ada
pengaruhnya dalam terjadinya efek.
• RP > 1
Variabel tersebut merupakan faktor resiko timbulnya
penyakit.
• RP < 1
Faktor yang diteliti merupakan faktor protektif.
Case Control /
KASUS KONTROL

• Studi epidemiologis yang mempelajari hubungan antara


paparan dan efek (penyakit), dengan cara
MEMBANDINGKAN KELOMPOK KASUS dan KELOMPOK
KONTROL berdasarkan status paparannya.

• Faktor resiko dipelajari dengan pendekatan “RETROSPEKTIF”


(faktor efek diidentifikasikan pada saat ini, faktor resiko
diidentifikasikan terjadinya pada waktu yang lalu)
→ Efek sudah terjadi , hanya tinggal mengkaji dari
data yang ada .
Adakah faktor Ditelusuri Penelitian
resiko? retrospektif mulai disini

Skema dasar studi kasus- kontrol


• Cocok untuk mempelajari penyakit yg
jarang ditemukan
• Subjek penelitian bisa lebih sedikit
• Dapat mengetahui faktor risiko yg
mungkin berhubungan dengan penyakit
• Tidak mengalami kendala etik

•Mudah terjadi bias recall


• Pemilihan sampel kasus dan kontrol
sering salah
• Pengaruh faktor luar selain paparan
tidak diperhitungkan
• Data yang didapat tidak dapat di
validasi
Hasil pengamatan studi kasus kontrol
Kasus Kontrol Jumlah
Faktor resiko (+) a b a+b
Faktor resiko (-) c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Resiko relatif yang dinyatakan dalam rasio odds (RO)


Odds adalah perbandingan antara peluang (probabilitas)
untuk terjadinya efek dengan peluang untuk tidak
terjadinya efek.

RO = ad/bc
Interpretasi nilai RO sama dengan pada
penelitian Cross-sectional.

• RO = 1
Bukan faktor resiko
• RO > 1
Merupakan faktor resiko
• RO < 1
Faktor protektif
Cohort
• Suatu penelitian epidemiologis yang PALING BAIK dalam
mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek
(penyakit).

• Penelitian PROSPEKTIF atau longitudinal

• Faktor resiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian


diikuti ke depan secara prospektif hingga timbulnya efek
Penelitian Cohort

Diikuti prospektif
Penelitian mulai Apakah terjadi
disini efek?

Skema dasar penelitian kohort


prospektif
Membutuhkan waktu lama
sarana dan pengelolaan yang rumit
Kemungkinan subjek drop-out akan
mengganggu analisis hasil
Kurang etis, karena faktor resiko pada objek
akan diamati sampai terjadinya efek

Perbandingan antara kelompok subjek dan


kelompok kontrol sejak awal
Besarnya angka resiko satu waktu ke waktu
dapat ditentukan
Ada keseragaman observasi, baik terhadap
faktor resiko maupun efek dari waktu ke waktu
Analisis dasar studi Cohort
Efek
Ya Tidak Jumlah
Faktor
resiko

Resiko relatif dihitung dengan cara membandingkan


insidens efek pada kelompok dengan resiko dengan
insidens pada kelompok tanpa resiko.

RR = a/(a+b) : c/(c+d)
Ya a b a+b
JENIS SKALA PENGUKURAN

N JENIS OPERASI EMPIRIS


KARAKTERISTIK CONTOH
O SKALA DASAR

1. Nominal Urutan (-), Penentuan Kesamaan Agama, Jenis


Titik awal (-) Kelamin, Golongan
Darah
2. Ordinal Urutan (+), Penentuan lebih besar Tingkat Pendidikan,
Perbedaan (-), dan lebih kecil Sikap, Tingkat
titik awal (-) Motivasi,
3. Interval Urutan (+), Penentuan kesamaan Skala pada jam,
Perbedaan (+), interval atau perbedaan Skala pada
Titik awal (-) termometer
4. Rasio Urutan (+), Penentuan Kesamaan Berat Badan,
Perbedaan (+), rasio pendapatan
Titik awal (+) karyawan
KLASIFIKASI SKALA
KATEGORIK (KUALITATIF)
merupakan data yang hasil pengklasifikasian / penggolongan
data  nominal, ordinal

NUMERIK (KUANTITATIF)
merupakan variabel hasil dari penghitungan dan pengukuran
 Interval, rasio
VARIABEL
HIPOTESIS VARIABEL I JENIS UJI STATISTIK
II

Kategorik Kategorik Kai Kuadrat


Fisher Exact
numerik ordinal

Variabel T
berpasang dependent Wilcox
(paired) on
an
KOMPARATIF 2 kelompok
Kategorik Ordinal
Numerik
Variabel T Mann
tidak
berpasang independe Whitne
nt y
an

>2 Annova
kelompok

KORELATIF Numerik Numerik Regresi


Korelasi
Macam-macam Metode Sampling

TEKNIK
TEKNIKSAMPLING
SAMPLING

Non
NonProbability
Probability
Probability
ProbabilitySampling
Sampling Sampling
Sampling

1.
1. Simple
SimpleRandom
Random 1.1. Purposive
Purposivesampling
sampling
Sampling
Sampling 2.2. Judgement
Judgement
2.
2. Sistematis
SistematisRandom
Random Sampling
Sampling
Sampling
Sampling 3.3. Quota
QuotaSampling
Sampling
3.
3. Stratified
StratifiedSampling
Sampling 4.4. Snowball
SnowballSampling
Sampling
4.
4. Cluster
ClusterSampling
Sampling 5.5. Convenience
Convenience
5.
5. Double
Double Sampling/
Sampling/ Sampling
Sampling
Multiphase
MultiphaseSampling
Sampling
SIMPLE RANDOM SAMPLING
SISTEMATIS RANDOM SAMPLING
Pengambilan sampel dimana semua
unsur dari populasi mempunyai
Pengambilan sampel dimana sampel
kesempatan yang sama untuk
pertama ditentukan secara acak
dipilih sebagai anggota sampel.
Anggota sampel dipilih secara acak.
sedangkan sampel berikutnya
diambil berdasarkan satu interval
tertentu.
Contoh :
POPULASI 1.Berdasarkan urutan genap absen

SAMPEL
STRATIFIED RANDOM SAMPLING
• Pengambilan sampel dimana populasi yang ada
memiliki strata atau tingkatan dan setiap
tingkatan memiliki karakteristik sendiri.
• Contoh : Kelas pada suatu sekolah

CLUSTER SAMPLING
Hampir sama dengan teknik stratified.
Perbedaannya jika pada stratified anggota
populasi dalam satu strata relatif homogen
sedangkan pada cluster sampling anggota
dalam satu cluster bersifat heterogen.
Contoh : penelitian pada wilayah luas
DOUBLE SAMPLING /
MULTIPHASE SAMPLING

• Double sample (sampel ganda) sering juga


disebut dengan istilah sequential sampling
(sampel berjenjang), multiphase-sampling
(sampel multi tahap).

Purwokerto
Purwokerto Pwt-Utara
Pwt-Utara Sumampir
Sumampir
••Pwt-Utara
Pwt-Utara ••Grendeng
Grendeng ••Rw
RwI I
Pwt-Selatan
Pwt-Selatan Sumampir
Sumampir Rw
RwIIII
Pwt-Barat
Pwt-Barat Bancatkembar
Bancatkembar Rw
RwIII
III
Pwt-Timur
Pwt-Timur Buaran
Buaran Rw
RwIVIV
Baturaden
Baturaden Kararangwangkal
Kararangwangkal
Sokaraja
Sokaraja karanggintung
karanggintung
NON PROBABILITY SAMPLING
CONSECUTIVE SAMPLING
Penetapan sampel dari populasi secara acak selama
masih memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
CONVENIENCE SAMPLING
Penetapan sampel berdasarkan kebetulan saja.
PURPOSIVE /JUDGEMENT SAMPLING
Penetapan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria
tertentu.
QUOTA SAMPLING
Penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih
dahulu pada masing-masing kelompok.
SNOW BALL SAMPLING
Penetapan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil
tetapi makin lama makin banyak sampai informasi telah
UJI DIAGNOSTIK
IDEAL :
1. memberi hasil (+) pd semua subjek yg sakit
(sensitif)
2. memberikan hasil (-) pd semua subjek yg tidak
sakit.
(spesifik)

TETAPI
1. Hasil (+) pd subjek yg sehat : FALSE
POSITITIVE
2. Hasil (-) pd subjek yg sakit : FALSE
NEGATIVE
• Positive Predictive Value:
• Probabilitas seseorang menderita penyakit apabila uji
diagnostiknya positif.
• = A : (A+B)

• Negative Predictive Value:


• Probabilitas seseorang tidak menderita penyakit apabila
uji diagnostiknya negatif.
• = D : (C+D)
SENSITIVITAS dan SPESIFISITAS
BAKU EMAS
UJI Positif Negatif Jlh
Positif A B A+B
Negatif C D C+D
Jlh A+C B+D A+B+C+D

Sensitivitas = A : (A+C)
Spesifisitas = D : (B+D)
Nilai prediksi positif (Positive Predictive Value ) = A :
(A+B)
Nilai prediksi negatif (Negative Predictive Value) = D :
(C+D)
CONTOH SOAL

Suatu uji diagnostik terhadap 100 pasien


limfoma malignum yang dibuktikan dengan
biopsi, 65 menunjukkan hasil positif; sedangkan
uji diagnostik yang sama terhadap 100 pasien
dengan pembesaran kelenjar non-limfoma,
hanya 30 yang menunjukkan hasil uji positif.
Penyakit
Limfoma Non Jlh
limfoma
Hasil uji Positif 65 30 95
Negatif 35 70 105
Jlh 100 100 200

Sensitivitas = A : (A+C) = 65 : 100


= 65%

Spesifisitas = D : (B+D) = 70 : 100


= 70%
Promosi Kesehatan
Level Pencegahan
Media Promosi
Teori Blum
PHBS
5 Level of Prevention
( Leavell & Clark )

1. Health promotion
2. Spesifik protection
3. Early diagnosis and prompt treatment
4. Disability limitation
5. Rehabilitation
Health Promotion
Kegiatan :
• Pendidikan kesehatan agar berlaku sehat
• Perbaikan gizi
• Pemeriksaan kesehatan secara berkala
• Cukup istirahat dan rekreasi
• Pemeliharaan kesehatan lingkungan
Spesific Protection
Kegiatan :
• Imunisasi
• Pakaian pelindung
• Kebersihan perorangan
• Kesehatan lingkungan
Early Diagnosis &
Prompt Treatment

Kegiatan :
• Mencari kasus (case finding)
• Screening
• Survey penyakit
• Pemberian obat sesuai penyakit
• Pemeriksaan lingkungan secara berkala
Disability Limitation
Kegiatan :
• Pencegahan + perawatan yang baik dan tepat
• Gangren → amputasi
Rehabilitation
Kegiatan :
• R. fisik
• R. mental
• R. sosial
• R. estetis
Sasaran promosi kesehatan
1. SASARAN PRIMER individu atau kelompok
yg diharapkan berubah perilakunya.
2. SASARAN SEKUNDER
individu/kelompok/organisasi yang
mempengaruhi perilaku sasaran primer.
Contoh : tokoh masyarakat, tokoh agama,
petugas kesehatan
3. SASARAN TERSIER
individu/kelompok/organisasi yang punya
wewenang membuat kebijakan/keputusan
yang memperngaruhi perilaku sasaran primer.
Contoh : badan eksekutif, legislatif, donatur
METODE PROMOSI KESEHATAN

• Individual : konseling dan wawancara


• Kelompok :
1. Kelompok Besar : Ceramah dan Seminar
2. Kelompok kecil : Diskusi kelompok,
brainstorming, snowballing, buzzgrup, roleplay,
simulasi
• Massa
• Public Speaking
• Diskusi
• Simulasi
• Billboard
Surveilans Epidemiologi
proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data, serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara
program dan pihak / instansi terkait secara sistematis dan
terus menerus agar dapat dilakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien
-Surveilans aktif
-Surveilans pasif
-Surveilans sentinel
Teori Blum
• Pada suatu desa diketahui angka kejadian Gizi buruk
terbilang tinggi. Setelah dilakuakn telaah masalah,
ternyata terdapat mitos di daerah tersebut bahwa anak
anak tidak boleh makan ikan karena akan membuat
cacingan. Penyebab utama keadaan ini adalah?
• A. Pengaruh Tenaga Kesehatan
• B. Pengaruh Perilaku
• C. Pengaruh Genetik
• D. Pengaruh Lingkungan
• E. Pengaruh Pejabat Pembuat Kebijakan
PHBS
• 10 (sepuluh) indikator PHBS, yaitu:
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;
2) Memberi ASI Eksklusif;
3) Menimbang balita setiap bulan;
4) Menggunakan air bersih;
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;
• 6) Menggunakan jamban sehat;
• 7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu;
• 8) Makan sayur dan buah setiap hari;
• 9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari;
• 10) Tidak merokok di dalam rumah (Kemenkes, 2011).
Epidemiologi
Ukuran Penyakit
Kejadian Luar Biasa
Indikator Kesehatan Daerah
•  

Jumlah bayi lahir hidup selama 1 tahun x 1000


Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

Jumlah kematian selama 1 tahun x 1000


Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

Jumlah bayi mati sebelum berusia 1 tahun selama 1 tahun x 1000


Jumlah bayi lahir hidup pada tahun yang sama
•  

Jumlah kematian janin lahir > 28 minggu kehamilan + jumlah kematian bayi berumur < 7 hari x
1000
Jumlah lahir hidup tahun yang sama

Jumlah kematian bayi usia <28 hari selama setahun x 1000


Jumlah lahir hidup tahun yang sama
juml

Jumlah kematian balita selama 1 tahun x 1000


Jumlah balita pada tahun yang sama

Jumlah ibu mati akibat kehamilan, persalinan dan nifas selama 1 tahun x 1000
Jumlah lahir hidup tahun yang sama
INCIDENCE RATE PREVALENCE RATE
Merupakan jumlah Merupakan jumlah
kasus baru yang orang yang menderita
terjadi di kalangan penyakit di kalangan
DEFENIS
I penduduk selama penduduk pada satu
periode waktu titik waktu tertentu.
tertentu.

RUMUS
SKEMATIS:
1 X 2
4 X
X X
3
X X
5 6
x
7
X 9
X 8 X X X

1 Januari 1990 31 Desember 1990

• Incidence: kasus 2, 3, 4, 8, 9
• Point prevalence: 1 Jan: kasus 1, 5, 7
31 Des: kasus 2, 5
• Periode prevalence: kasus 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 dan 9
Besarnya masalah kesehatan
• Endemi
Suatu keadaan dimana dijumpai suatu penyakit dengan
frekuensi kecil dan menetap di suatu daerah tertentu

• Sporadik
Penyakit dijumpai di suatu daerah tertentu dengan
frekuensi berubah-ubah menurut perubahan waktu
• Epidemi
Penyakit pada daerah tertentu dengan frekuensi
meningkat cepat, waktu singkat dan gejala jelas.

• Pandemi
Peningkatan frekuensi sangat tinggi dan melewati
batas negara.
KLB = OUT BREAK =
EPIDEMI
Dari tidak ada menjadi ada
ENDEMIS Dari ada meningkat 2x lipat
Terus menerus Dari ada terus meningkat 3 waktu
tinggi berturut
SPORADIS Pandemi
Naik turun
Wabah

Epidemi

OUTBREAK/KLB
04/17/2020 Peny. Akibat Kerja/A.S. 61

• Pendekatan Klinis (Individu):


• 7 langkah mendiagnosis penyakit akibat kerja:
I. Diagnosis klinis
II. Pajanan yang dialami
III. Hubungan pajanan dengan penyakit
IV. Pajanan yang dialami cukup besar
V. Peranan faktor individu
VI. Faktor lain diluar pekerjaan
VII. Diagnosis PAK atau bukan PAK
• Attack Rate

Jumlah kasus
Populasi yang beresiko
• Secondary Attack Rate

Jumlah kasus sekonder


• Case Fatality Rate
Populasi yang beresiko

• Cause Spesific Death


Jumlah orang yang mati karena penyakit A
Jumlah penderit a dengan penyakit A

Jumlah orang yang mati karena penyakit A


Jumlah penduduk dalam periode waktu yang sama
Definisi Kasus
• Suspect  hanya gejala klinis saja
• Probable  dilakukan pemeriksaan penunjang yang
bukan gold standard
• Confirmed / definit  dilakukan gold standard
Sistem Pelayanan Kesehatan
Puskesmas & Posyandu
Sistem Rujukan
Pembiayaan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Di
Indonesia

PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat)


• Suatu kesatuan organisasi fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga disamping memberikan
pelayanan secara menyeluruh juga membina peran
serta masyarakat uruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok
Kegiatan Pokok Puskesmas
• Upaya Promosi Kesehatan
• Upaya Kesehatan Lingkungan
• Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana
• Upaya Perbaikan Gizi
• Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular
• Upaya Pengobatan
Puskesmas dan jumlah penduduk

• Ditetapkan satu macam puskesmas yang wilayah kerjanya


meliputi satu kecamatan atau pada suatu daerah dengan
jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa.
Yang dikenal dengan konsep wilayah.
• Berdasarkan Inpres No. 5 tahun 1974 dan No. 4 tahun
1976 konsep wilayah diperkecil menjadi suatu wilayah
dengan jumlah penduduk 30.000 jiwa.
• Untuk koordinasi kegiatan di tingkat kecamatan, salah
satu ditunjuk menjadi sebagai penanggung jawab dan
disebut Puskesmas Kecamatan atau Puskesmas
pembina.
• Dan puskesmas  yang ada di desa/kelurahan disebut
sebagai puskesmas pembantu.
STANDAR KEBERHASILAN
PROGRAM PUSKESMAS

• Indikator derajat kesehatan


masyarakat yang paling peka untuk
menilai dampak (impact) program
kesehatan adalah IMR, MMR dan BR
(Infant Motality Rate, Maternal
Mortality Rate, Birth Rate).
Penunjang Puskesmas
• Puskesmas Pembantu
ruang lingkup lebih kecil
• Puskesmas Keliling
memliki kendaraan bermotor, wilayah terpencil,
kasus KLB, penyuluhan audiovisual
• Bidan Desa
Belum ada pelayanan kesehatan
3000 orang
Memberikan pelayanan dan rujukan
Konsultasi & Rujukan
• Konsultasi ad. upaya meminta bantuan
profesional penanganan suatu kasus penyakit
yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada
dokter lainnya yang lebih ahli

• Rujukan ad. upaya melimpahkan wewenang dan


tanggungjawab penanganan kasus penyakit yang
sedang ditangani oleh seorang dokter kepada
dokter lain yang sesuai
Pembagian Wewenang & Tanggung jawab

1. INTERVAL REFERRAL
• Pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab penderita
sepenuhnya kepada dokter
konsultan untuk jangka waktu
tertentu, dan selama jangka
waktu tersebut dokter tsb tidak
ikut menanganinya.
2. COLLATERAL REFERRAL
• Menyerahkan wewenang dan
tanggungjawab penanganan
penderita hanya untuk satu
masalah kedokteran khusus saja

3. CROSS REFERRAL M
• Menyerahkan wewenang dan
tanggung jawab penanganan
penderita sepenuhnya kepada
dokter lain untuk selamanya
4. SPLIT REFERRAL
• Menyerahkan wewenang dan
tanggung jawab penanganan
penderita sepenuhnya kepada
beberapa dokter konsultan, dan
selama jangka waktu pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab
tersebut dokter pemberi rujukan
tidak ikut campur.
POSYANDU
Posyandu adalah kegiatan yang dilaksanakan
oleh, dari dan untuk masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak
pada khususnya.

Pos Pelayanan Terpadu


SASARAN

1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun


2. Balita usia 1-5 tahun
3. Ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas
4. Wanita usia subur

1 POSYANDU  100
BALITA
5 KEGIATAN POSYANDU 7 KEGIATAN POSYANDU
(PANCA KRIDA POSYANDU) (SAPTA KRIDA
POSYANDU)

1. Kesehatan ibu dan anak


1. KIA
2. KB
2. KB
3. Imunisasi
3. Imunisasi
4. Peningkatan gizi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan diare
5. Penanggulangan diare
6. Sanitasi dasar
7. Penyediaan obat esensial
MEJA POSYANDU
• Meja 1  Registrasi
• Meja 2  Penimbangan
• Meja 3  Pengisian KMS
• Meja 4  Penyuluhan, pembagian PMT
• Meja 5  Pelayanan kesehatan, pengobatan, KB,
Imunisasi
JENJANG POSYANDU
“KONSEP ARRIF”

Jenjang Program Dana


No. Jumlah Kader Kegiatan
Posyandu Tambahan Mandiri

1. Pratama Terbatas Belum Tidak ada Tidak ada


rutin
2. Madya 5 orang Teratur Tidak ada Tidak ada

3. Purnama ≥ 5 orang Teratur Ada Tidak ada

4. Mandiri ≥ 5 orang Teratur Ada Ada


Keberhasilan Posyandu tergambar melalui
cakupan SKDN

S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu.


K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.

INDIKATOR KEBERHASILAN
1 ) D/S : Baik/kurangnya peran serta masyarakat.
2 ) N/D : Berhasil tidaknya program Posyandu
Program Imunisasi Tambahan
• Backlog Fighting
mencukupi imunisasi wajib yang tidak terpenuhi pada anak berumur 1-3 tahun
setiap 2 tahun sekali
• Crash Program
pada daerah dengan angka kematian bayi tinggi, angka PD3I tinggi,
infrastruktur kurang
• PIN
pemberian imunisasi polio pada semua balita tanpa mempertimbnagkan status
imunisasinya. Dilakukan 2 bulan berturut turut
• Sub PIN
bila telah terjadi 1 kasus polio, diberikan imunisasi polio pada semua bayi
kurang dari 1 tahun
• Catch Up Campaign
imunisasi ulangan campak pada anak sekolah tanpa mempertimbangkan
imunisasi sebelumnya
Jenis Laporan Terpadu Puskesmas

Laporan harian : kejadian KLB penyakit tertentu

Laporan mingguan : kegiatan penyakit yang


ditanggulangi

Laporan bulanan : kegiatan rutin program


• LB1: data kesakitan
• LB2: data kematian
• LB3: data program gizi, KIA, KB
• Lb4: data obat-obatan
Pencegahan dlm Masalah Kesehatan
• Primer
• Health promotion
• Spesific protection
• Sekunder
• Early diagnosis
• Prompt treatment
• Tersier
• Disability limitation
• Rehabilitation
Fee For
Service

SISTEM
PEMBIAYAAN

Health
Insurance
PRINSIP
ASURANSI KESEHATAN
(HEALTH INSURANCE)

SOLUSI??

MEMBAGI RISIKO
(RISK SHARING) PEMBAYARAN PRA-UPAYA
DENGAN PPK (PRE-PAYMENT/
PROSPECTIVE PAYMENT)

KENAPA????

PPK = Pemberi Pelayanan Kesehatan


PEMBAYARAN PRA-UPAYA/PROSPEKTIF

Empat bentuk pembiayaan pra-upaya :


1)Sistem Kapitasi (Capitation System)
2)Sistem Paket (Packet System)
3)Sistem Kelompok Diagnosa Terkait (Diagnosis
Related Group/DGR System)
4)Sistem Anggaran (Budget System)

Menjaga di kala sehat,


Mengobati di kala sakit
Pelaku dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM)

• Badan Penyelenggara
• Peserta
• Penyelenggaraan dan Pemberi Pelayanan Kesehatan
PENYELENGGARAAN JPKM
BAPIM

BAPEL

pe
ar

m
ay

ba
ab

ya
pr

ikatan kerja/kontrak

ra
an

n
siklus kendali mutu
ur

pr
i-i

au
pemantauan utilisasi
em

pa
penanganan keluhan
pr

ya
PESERTA yankes (paripurna)
PPK
Jenis Rujukan Medis
Rujukan Pasien  penatalaksanaan pasien
dari yg strata pelayanan kesehatan kurang
mampu ke strata pelayanan yang lebih
sempurna

Rujukan Ilmu Pengetahuan  pengiriman


dokter/tenaga kesehatan yg lebih ahli ke
strata pelayanan kesehatan yang kurang
untuk bimbingan/diskusi

Rujukan Specimen  pengiriman bahan


pemeriksaan ke strata pelayanan yang
mampu atau sebaliknya
Jenis Rujukan Kesehatan
Rujukan tenaga  mengirim tenaga
kesehatan ke strata kurang mampu untuk
menanggulangi masalah kesehatan di
masyarakat

Rujukan sarana  pengiriman berbagai


peralatan medis/nonmedis ke strata kurang
mampu untuk menanggulangi masalah
kesehatan

Rujukan operasional pelimpahan wewenang


tan tanggung jawab penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat
Family Medicine
Dokter Keluarga
Konseling
Fungsi Manajemen
BENTUK-BENTUK KELUARGA

• KELUARGA INTI (Nuclear Family)


• Suami+istri+anak

• KELUARGA CAMPURAN (Blended Family)


• Suami+Istri+anak tiri+anak kandung

• KELUARGA BESAR (Extended Family)


• Terdiri dari 3 generasi vertikal maupun horizontal
berasal dari kedua belah pihak

• KELUARGA ORANGTUA TUNGGAL


(Single Parent Family)
• KELUARGA HIDUP BERSAMA
(Communal / Corporate Family)
BENTUK – BENTUK KELUARGA

Keluarga inti

Property of PDKI Cab. Sumut - 2013


Keluarga orang tua tunggal

Property of PDKI Cab. Sumut - 2013


Keluarga extended

atau

Property of PDKI Cab. Sumut - 2013


Keluarga majemuk

atau

Property of PDKI Cab. Sumut - 2013


Model Pelayanan Dokter Keluarga
• One Stop Shopping
• Bekerja dalam tim
• Kemitraan jangka panjang
• Pola pikir & tindak paradigma sehat
• Kendali mutu & Biaya
• Membentuk jejaring dokter keluarga
Ciri Dokter Keluarga
• First Contact dalam pelayanan kesehatan
• Melayani penderita sebagai anggota keluarga (Family
Based Service)
• Doctor –Patient –Relationship (D –P –R) yang optimal
• Home Visite
• Family Folder
PRINSIP
KEDOKTERAN KELUARGA

dokter
1. CONTINUITY OF CARE
(Pelayanan yang Rumah
perawat
berkesinambungan) sakit

2. COMPREHENSIVE OF CARE
(Pelayanan yang
menyeluruh)
klinik bidan
3. COORDINATION OF CARE
(Pelayanan yang Dokter
spesiali
terkoordinasi) s

4. COMMUNITY (Masyarakat)
5. PREVENTION (Pencegahan)
FIVE-STAR DOCTOR

• Penanganan menyeluruh fisik, mental, dan sosial


• Meliputi kuratif, preventif, dan rehabilitatif
CARE-PROVIDER
• Memastikan pengobatan yang diterima pasien adalah yang terbaik (highest
quality)

• Cost effective – risk and benefit


DECISION-MAKER • Penerapan teknologi penunjang secara etik

• Promosi individu, keluarga, dan komunitas menuju gaya hidup sehat


COMMUNICATOR • Memberdayakan masyarakat menjadi partner dalam promosi kesehatan

• Dapat menempatkan diri sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat


COMMUNITY
• Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu dan masyarakat
LEADER
• Mampu melaksanakan program sesuai kebutuhan kesehatan masyarakat

MANAGER
• Bekerjasama harmonis dengan individu dan organisasi termasuk bidang
non-medis untuk kebutuhan pasien dan komunitas
• Mampu memanfaatkan data kesehatan  TEPAT & BERHASIL GUNA
Metode diagnosis komunitas

1. Mengidentifikasi masalah
2. Menetapkan prioritas masalah
3. Menganalisis penyebab masalah
4. Menentukan alternatif pemecahan masalah
5. Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah
6. Memilih alternatif pemecahan masalah
7. Implementasi
8. Follow up
TOOLS FOR FAMILY
ASSESSMENT
FAMILY LIFE CYCLE

• Menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah


anggota, komposisi, dan fungsi keluarga sepanjang
hidup.
• Gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau
diprediksi dialami banyak keluarga
THE FAMILY LIFE CYCLE
Source: Duvall 1977

1. Newly married couple


2.Newborn children
2 3. The family with
2.5
young children
8. Family in 3.5
later years 10-15 4. The family
with school-age
7 children

7
15 5. Family with
7. Middle age parents adolescent
to retire time 8

6. Launching family
The Family Genogram
(Genogram Keluarga)
Manfaat:
• Mencatat nama dan peran setiap anggota keluarga
• Memisahkan keluarga besar dalam beberapa generasi
• Mencatat masalah2 kesehatan setiap anggota keluarga
• Mencatat tanggal2 penting dalam sejarah keluarga
• Memberi informasi yang lengkap dan mudah sebuah
keluarga
FAMILY CIRCLE
APGAR Keluarga = Fungsi Keluarga
Adaptation (adaptasi)
Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima
bantuan yang diperlukannya dari anggota keluarga
lainnya
Partnership (kemitraan)
Tingkat kepuasan dalam berkomunikasi
Growth (pertumbuhan)
Tingkat kepuasan dalam kebebasan untuk
mematangkan pertumbuhan/kedewasaan
Affection (kasih sayang)
Tingkat kepuasan terhadap kasih sayang dan interaksi
emosional dalam keluarga
Resolve (Kebersamaan)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap
kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang
antar anggota keluarga.
Hubungan Dokter - Pasien
• Aktif-pasif  Paternalistic
(pasien merasa dokter tau semuanya)
• Guidance cooperative
(pasien mencurahkan keinginannya, kemudian bekerja
sama dengan dokter yang membimbing agar tercapai
solusi
• Mutuality
(dokter dan pasien sama sama mencari jalan terbaik)
• Consumerist
(pasien sbg pembeli jasa medik, berhak menuntut jika
tidak puas)
Transaksi Terapeutik
• Inplanning
Dokter berusaha menjanjikan UPAYA dan PROSES yang
terbaik

• Resultant
Dokter menjanjikan HASIL yang terbaik
KONSELING EFEKTIF
• Prinsip Konseling
CEA (Catarhsis – Education – Action)
Seorang pria didiagnosis dengan gangrene diabetikum dan
perlu menjalani operasi amputasi karena dikhawatirkan akan
meluas ke jaringan di sekitarnya. Pasien terlihat enggan mdan
ragu untuk menjalani amputasi. Langkah konseling yang
sebaiknya dilakukan dokter pada pria tersebut adalah?
a. Menjelaskan bahwa amputasi tidak berbahaya
b. Menjelaskan bahwa amputasi merupakan jalan terbaik
untuk keadaan saat ini
c. Menjelaskan manfaat dan konsekuensi amputasi dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan tanpa ditutupi
d. Mengundang anggota keluarga pasien untuk memberikan
support psikologis pada pasien
e. Menanyakan pada pasien mengapa enggan dan ragu ragu
CATARHSIS
• Biarkan pasien untuk mengeluarkan dan mengutarakan
yang dirasakan terhadap kekhawatirannya atau
penyakitnya. Biarkan emosi pasien keluar, kita tidak boleh
mengarahkan atau memutusnya.
• Identifikasi jika ada mispersepsi pasien tentang penyakit
atau apa yang menyebabkan pasien cemas (ECM =
Emotional Critical Misperception)
CATARHSIS
• Dengan cara member pertanyaan pada pasien
• Apa yang bapak/ ibu pikirkan saat bapak/ibu merasakan
sakit?
• Perasaan apa yang muncul saat bapak/ibu berpikiran
seperti itu?
• Dari penyakit/kecemasan bapak/ibu, konsekuensi apa
yang paling bapak/ibu pikirkan?
• Rangkum dan simpulkan
EDUCATION
• Kita lakukan edukasi dan mengoreksi mispersepsi pasien.
Kita berikan informasi tentang penyakit pasien, meliputi
definisi, etiologi, faktor resiko
ACTION
• Menjelaskan pengelolaan penyakit
• Mengklarifikasi pemahaman pasien tentang
penyakit/penyakit yang sedang dikhawatirkan
• Mengklarifikasi perasaan pasien
FUNGSI MANAJEMEN

INPUT PROSES
• Man • Planning
• Money • Organizing
• Material • Actuating
• Method • Controlling OUTPUT OUTCOME
• Machine • Evaluation
• Market
• Time
Input-Proses-Output
• Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan
untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti SDM,
dana, obat, fasilitas, peralatan , bahan, teknologi,
organisasi,

• Proses adalah Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi


lainnya yang mengadakan interaksi secara profesional
dengan pasiennya
• Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan,
merupakan perubahan yang terjadi pada konsumen
(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen
tersebut.. Hasil pelayanan kesehatan / medis dapat dinilai
antara lain dengan melakukan audit medis, review rekam
medis
FUNGSI MANAJEMEN
• POACE

• Planning
• Organizing
• Actuating
• Controlling
• Evaluating
Fungsi Manajemen
• Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat
tujuan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

• Fungsi Pengorganisasian / Organizing


Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan
pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya
fisik lain untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
Fungsi Manajemen
• Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating
• Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal
serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain
sebagainya.

• Fungsi Pengendalian / Controling


• Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja
berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat
perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

• Fungsi Peninjauan / Evaluating


• Fumgsi Peninjauan adalah suatu aktivitas meninjau atau
memperhatikan hasil hasil dari kegiatan yang telah dilakukan.
Diagram Penyelesaian Masalah
• DIAGRAM SEBAB AKIBAT (TULANG IKAN)
Diagram Penyelesaian Masalah
• DIAGRAM PARETO
Diagram Penyelesaian Masalah
• DIAGRAM POHON
Diagram Penyelesaian Masalah
• DIAGRAM SWOT
Ilmu Perilaku
Teori Perubahan Perilaku
Manajemen Konflik
Teori Kuble Ross
Teori Skinner
• Respondent / Reflexive
Stimulus disikapi sama sehingga menghasilkan respons
yang sama

• Operant
stimulus disikapi oleh masing masing individu sehingga
responsnya berbeda
Teori Perubahan Perilaku
• Prekontemplasi
tidak tertarik dan tidak berpikir untuk berubah
Intervensi : informasi dan edukasi
• Kontemplasi
mulai berniat untuk berhenti. Tantangan yang dihadapi
adalah emosi negatif yang timbul karena pilihan untuk
meninggalkan kegiatan yang ia senangi
Intervensi : Motivasi
• Persiapan
persiapan spesifik sudah mulai dibuat. Misalnya, tanggal
berapa
intervensi : mengajarkan teknik teknik
• Tindakan
Perubahan perilaku
Intervensi : dukungan positif, kelompok kerja
• Pemeliharaan
6 bulan setelah perubahan perilaku, beratahan ataui
kembali pada kebiasaan lama
Intervensi : pujian dan apresiasi
Manajemen Konflik (Coping)
• Kompetisi
hasrat untuk memuaskan kepentingan pribadi, tanpa memedulikan
dampaknya atas pihak lain yang berkonflik dengannya
meyakinkan orang lain bahwa kesimpulan anda benar dan
kesimpulannya salah

• Kolaborasi
ingin sepenuhnya memuaskan kepentingan kedua belah pihak

• Avoiding
mencoba mengabaikan suatu konflik dan menghindari orang lain yang
berbeda pendapat.
“Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan
menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
Manajemen Konflik (Coping)
• Accomodating
salah satu pihak yang berkonflik untuk menempatkan
kepentingan lawannya di atas kepentingannya sendiri.
Maksud dari perilaku ini adalah supaya hubungan tetap
terpelihara, salah satu pihak bersedia berkorban

• Compromising
berusaha mencari jalan tengah, umumnya melibatkan
kerelaan berkorban lebih banyak dibandingkan
pendekatan dominasi, namun tak sebanyak yang
direlakan dalam pendekatan akomodasi
Teori Kuble Ross
• DENIAL
Penyangkalan biasanya merupakan pertahanan sementara untuk diri
sendiri
“Hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya”

• ANGER
Menyalahkan keadaan
"Kenapa saya ? Ini tidak adil!";

• BARGAINING
harapan supaya individu dapat sedemikian rupa menghambat atau
menunda kematian
“Kalau dengan bersedekah saya bisa sembuh, saya akan bersedekah
setiap hari sebanyak banyaknya”
• DEPRESI
menolak dibesuk dan menghabiskan banyak waktu untuk
menangis dan berduka
“Untuk apa lagi saya berobat, toh pasti akan mati juga”

• ACCEPTANCE
“saya sudah siap menjalani pengobatan, inilah jalan
terbaik untuk saya”
Komunikasi Efektif
Komunikasi
Breaking Bad News
Komunikasi Efektif
Lingkungan

Pembuat Berita Penerima


berita berita

Feedback
Komunikasi Efektif
• Komunikasi Intrapersonal
komunikasi yang terjadi pada diri sendiri
• Komunikasi Interpersonal
komunikasi antara 2 orang (dokter-pasien)
Komunikasi Verbal
Komunikasi Non Verbal
• Kumunikasi Kelompok
komunikasi massal
Komunikasi Verbal
adalah komunikasi melalui kata-kata
yang diucapkan oleh seseorang

1. Membuat pasien merasa nyaman (Rapporting)

2. Mengajukan pertanyaan (pertanyaan terbuka dan tertutup,

diajukan satu-persatu)

3. Mendengar aktif (refleksi isi, refleksi perasaan, merangkum),

4. Memberikan informasi

5. Menanggapi pasien (asumsi, evaluasi, memotong

pembicaraan, tidak mencela, menenteramkan, memuji),

6. Mendorong pasien berbicara


Komunikasi Non Verbal
• Suara (volume, kecepatan, nada, vokal)
• Wajah (muram, kesal, senyum, marah, kecewa)
• Kontak mata
• Gerak tubuh, posisi tubuh
• Touch
Teknik Komunikasi Verbal
• RAPPORTING
Salam – perkenalkan diri – persilahkan duduk – berbasa
basi

• Mengajukan pertanyaan terbuka


“ bisa ibu ceritakan apa yang ibu rasakan,..?”
Jenis jenis pertanyaan:
- Pertanyaan terbuka
- Pertanyaan tertutup
- Pertanyaan mendalam
- Pertanyaan mengarahkan
JENIS KEGUNAAN CONTOH
Pertanyaan- Untuk menanyakan riwayat "Berapa umur Ibu?"
tertutup kesehatan
Pertanyaan- Untuk mempelajari "Apa yang saudara
terbuka perasaan, kepercayaan dan rasakan saat ini?"
pengetahuan klien
Pertanyaan Untuk menanggapi "Apa saudara bisa
mendalam pernyataan klien menjelaskan lebih
lanjut kepada saya
mengapa saudara
berpikir bahwa
imunisasi itu justru
berbahaya pada
anak?"
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN KOMUNIKASI EFEKTIF:

MENGAJUKAN • PERTANYAAN TERBUKA  Pertanyaan dengan BANYAK kemungkinan jawaban


PERTANYAAN • PERTANYAAN TERTUTUP  Pertanyaan dengan jawaban “YA” atau “TIDAK”

• REFLEKSI ISI  Mengungkapkan kembali inti yang telah dikemukakan pasien.


“Anda mengatakan…”
• REFLEKSI PERASAAN  amati & dengarkan PERASAAN pasien. “Anda
MENDENGAR
sepertinya bingung?”
AKTIF
• MERANGKUM  Mirip refleksi isi, BEDANYA??
• Merangkum: durasi sudah lama, atau transisi topik atau bahan rumit

• BAHASA SEDERHANA
MEMBERIKAN • JUJUR
INFORMASI • BENAR
• LENGKAP

DON’T
• VERBAL
• Memotong pembicaraan
MENANGGAPI • Mencela
KLIEN?!! • Asumsi  kesimpulan TANPA didukung bukti dan terlalu dini
• Evaluasi  TIDAK PERCAYA ucapan pasien
• NON-VERBAL  mengernyitkan dahi, reaksi terkejut, senyum melecehkan
MENDENGARKAN AKTIF
• Mengajukan Refleksi Isi
Gambaran ide yang diekspresikan pasien, untuk
memvalidasi apa yang didengar
• Klien: “Saya tidak tahu apa yang terjadi. Hari ini saya
merasa tidak enak badan.”
• Konselor: “Anda merasa tidak sehat dan bingung karena
hal tersebut?”
• Mengajukan Refleksi Perasaan
Memberi respon pada perasaan klien
• Merangkum
mirip seperti refleksi isi, tetapi dilakukan di akhir
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
• Pasien: “Sebenarnya saya ingin pakai pil KB, tapi
tetangga saya mengatakan bahwa kalau minum pil saya
akan jadi gemuk dan berjerawat, padahal sekarangpun
saya sudah gemuk begini, bagaimana jadinya nanti! “

• Provider :
• Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai akibat buruk
dari penggunaan pil”.
• Refleksi Perasaan: “Ibu kuatir kalau menggunakan pil
akan memperoleh efek samping yang tidak
menyenangkan”.
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
• Pasien: “Saya sudah tidak ingin punya anak lagi, anak
saya sudah 3, umur saya sudah 35 tahun, saya ingin
disteril saja, tapi suami saya tidak mau mengerti, katanya
dia ingin punya laki-laki, payah deh dia.”

• Provider :
• Refleksi Isi: “Ibu sebenarnya sudah tidak ingin hamil
dan melahirkan lagi, tetapi suami ibu tidak setuju.”
• Refleksi Perasan: “Ibu jengkel karena itu ingin disteril
saja, tetapi suami ibu tidak setuju.”
CONTOH MENDENGARKAN AKTIF
• Pasien: “Kakak saya menganjurkan supaya saya pakai
spiral, tetapi teman saya mengatakan agar saya memakai
susuk KB saja, jangan spiral, sebab katanya enak dan
praktis. Tetapi ada yang mengatakan susuk bisa berjalan-
jalan di dalam kulit kita, mana yang benar ?!”

• Provider :
• Refleksi Isi: “Ibu mendengar berbagai anjuran untuk
mengikuti KB, tetapi selalu ada pendapat negatif tentang
itu.”
• Refleksi Perasaan: “Ibu bingung dengan berbagai
anjuran dan pendapat negatif tentang cara/alat KB.”
Memberikan Informasi
• Sederhana
• Jujur
• Benar
• Lengkap
MENANGGAPI PASIEN
• Mengajukan asumsi
Asumsi, adalah bila provider membuat kesimpulan terlalu
dini, membuat kesimpulan tanpa bukti
• Mengajukan evaluasi
evaluasi, bila dalam responnya provider meragukan atau
menaruh ketidakpercayaan terhadap apa yang dikatakan
oleh pasien.
CONTOH ASUMSI
• PROVIDER: “Ibu, syarat operasi steril antara lain harus
ada ijin suami…….”
• KLIEN: “Wah, kalau saya mengatakan pada suami
saya, kemungkinan besar dia tidak akan setuju kalau
saya memilih steril.
• 
• PROVIDER: “Wah, jadi ibu akan bohong kepada
suami.”
CONTOH EVALUASI
• PROVIDER : “Ibu, apakah ada saudara kandung ibu
yang pernah mengalami gejala-gejala seperti penyakit ibu
ini?”
• KLIEN : “ Nggak ada tuh dok?”
• PROVIDER : “Masak sih, masak nggak ada yang
sakit seperti ibu?”.
MENDORONG PASIEN BERBICARA
• Dorong dengan mengatakan: “Apa lagi,…..Lalu……
Sesudah itu apa yang terjadi?”

• Kadang-kadang provider perlu berhenti berbicara


sebentar (silence) untuk memberikan kesempatan kepada
pasien untuk berfikir atau berkonsentrasi dengan baik
agar dapat mengutarakan pendapatnya.
Jarak kedekatan
• Zona intim (0-0,5 meter)
• Zona personal ( 0,5-1,5 meter)
• Zona sosial (1,5-3 meter)
• Zona publik ( 3 meter atau lebih)
PLEASE NOTICE THE BARRIER BETWEEN DOCTOR – PATIENT!
PLEASE NOTICE THE POSITION OF DOCTOR – PATIENT.
IT IS CLOSER, FAMILIAR, AND THERE IS NO BARRIER…BETTER.
Tips for Breaking Bad News.

• PERSIAPAN :
Negosiasikan waktu konsultasi yang tepat.
Kondisikan situasi yang nyaman saat konsultasi.
Persilakan pasien membawa keluarga/kerabat dekat.
Pelajari latar belakang pendidikan, pekerjaan dan kondisi
medis pasien.
Pelajari perasaan pasien yang mungkin muncul dan
hadapilah.
• BERIKAN INFORMASI YANG BENAR
• Nilai pemahaman pasien tentang penyakit yang diterimanya.
• Berikan peringatan dini seperti
(Saya fikir,, mungkin hasilnya tidak seperti yang Anda
harapkan..)
• Berikan Informasi Dasar
• Hubungkan informasi yang anda berikan kepada pemahaman
pasien.
• Jangan berikan terlalu banyak informasi dalam suatu waktu.
• Empati terhadap perasaan pasien.
• Gunakan bahasa yang mudah dimengerti.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai