Anda di halaman 1dari 80

KONSEP DASAR KLASIFIKASI DAN

KODEFIKASI PENYAKIT

DYAH ERNAWATI, S.Kep,Ns,M.Kes


NOMENKLATUR DAN SISTEM KLASIFIKASI
SISTEM KLASIFIKASI
• Informasi dalam berkas RM  tidak akan bermanfaat  tanpa
adanya proses dan kategorisasi
• Institusi pelay. kesh harus mampu mengkaji pola penyakit dan cedera
untuk tujuan klinis, finansial dan administratif.
• Komparasi data pelay. kesh  antar fasilitas kesh, antar wilayah,
antar negara  sangat penting bagi perkembangan & disseminasi
informasi kesehatan seluruh dunia adanya suatu standarisasi dalam
proses identifikasi dan klasifikasi penyakit.
LANJUTAN

• Penggunaan standar terminologi  dalam


menggambarkan kemajuan klinik, prosedur
pengobatan  penting  untuk memastikan
semua orang yang terlibat dalam penanganan
pasien baik secara langsung maupun tak langsung
 memiliki pemahaman yang sama mengenai
kondisi penyakit pasien ybs.
Nomenklatur
• “Nomenklatur” berasal dari bahasa latin ‘nomen’ yang
berarti nama, dan ‘clature’ yang berarti suatu sebutan.
• Nomenklatur berarti suatu sebutan nama.
• Jadi nomenklatur penyakit adalah sistem terminologi
untuk sebutan nama proses penyakit, yang bertujuan
untuk standarisasi nama/istilah medis.
Penggunaan Nomenklatur
Apapun nomenklatur yang digunakan; terminologi penyakit
dan operasi harus jelas dan spesifik agar dapat diidentifikasi
dan di-kode dengan tepat.
Tiap diagnosis harus mencantumkan letak dan etiologi yang
spesifik; atau letak & prosedur yang sejelas mungkin.
Bilamana dokter tidak dapat merinci letak atau etiologi
karena belum ada kesimpulan dari hasil x-foto, pemeriksaan
lab atau pemeriksaan lain, maka harus dinyatakan sebagai
suspek atau diagnosis belum lengkap.
lanjutan

 Bila hanya dapat menyatakan gejalanya saja,


maka diagnosis tersebut ditambahkan dengan
keterangan tak diketahui sebabnya atau
‘unknown’.

Terkadang dokter sebagai penulis diagnosis


tanpa sengaja melakukan kesalahan dalam
penulisan diagnosis (kurang spesifik).
Contoh-contoh penulisan terminologi yang dipaparkan oleh Huffman
(1994) :

SALAH BENAR

Embolism of artery Embolism of pulmonary artery


(tak ada keterangan letak
topography)
Emphysema Emphysema due to infection
(tak mencantumkan etiology)
lanjutan
SALAH BENAR
Arthrotomy Arthrotomy of knee joint
(tak mencantumkan topography)
Headache Undiagnosed disease manifested by
(bukan penyakit, tetapi symptom) headache
Infarction of myocardium from Infarction of inferior myocardium
arteriosclerotic coronary thrombosis, from arteriosclerotic coronary
Polydipsia thrombosis,
(symptom polydipsia tak dapat Diabetes mellitus, polydipsia
dijelaskan sebagai akibat infark;
seharusnya ada penyakit lain
dengan gejala tersebut)
SALAH BENAR
Pott’s disease Tuberculosis of the vertebra

lanjutan (Pada sebagian besar kasus,


eponyms bukanlah pengganti
diagnostik yang akurat untuk
menyatakan letak dan etiology)
Hives Urticaria
(hives adalah istilah awam.
Urticaria merupakan istilah yang
lebih tepat untuk kondisi tersebut)
lanjutan

• Yang berhak membuat / menetapkan


diagnosis adalah dokter yang merawat
pasien tersebut.
• praktisi informasi kesehatan perlu
membantu dokter agar penulisan
diagnosisnya dapat lebih spesifik guna
keperluan dokumentasi.
KLASIFIKASI PENYAKIT

• pengelompokan kesatuan kategori


• Jadi sistem klasifikasi penyakit adalah suatu sistem
pengelompokan/kategorisasi satuan penyakit
(morbid entities) berdasarkan suatu kriteria yang
disepakati bersama  merupakan standarisasi
kondisi/tindakan medis ke dalam kelompok
tertentu
Suatu sistem klasifikasi yang efektif mempunyai
tiga aturan dasar, yaitu :

Set kategori harus disusun berdasarkan prinsip klasifikasi


tunggal, misalnya letak anatomik, etiologi atau spesialisasi
medis.
Set kategori yang ada  harus lengkap  sehingga memungkinkan
untuk memuat setiap istilah diagnostik atau operatif dalam suatu
kategori dari sistem klasifikasi tersebut  Dengan kata lain, selalu
ada tempat untuk semua istilah.
Kategori-kategori yang ada dalam sistem klasifikasi haruslah eksklusif
secara mutual tidaklah mungkin memuat suatu istilah diagnostik
ataupun pengelolaan ke dalam lebih dari satu kategori dari sistem 
Jadi setiap istilah mempunyai tempat masing-masing dalam sistem
sistem klasifikasi yang digunakan :

• Clinical Modification of ICD-9 (ICD-9-CM),


• ICD-Oncology (ICD-O),
• ICD-10 (edisi revisi ICD-9).
SEJARAH KLASIFIKASI PENYAKIT

ribuan tahun yang lalu  orang Yunani kuno, mengikuti


jejak patolog Hippocrates  mengklasifikasi penyakit
kedalam empat golongan cairan 
1.Darah yang berasal dari jantung  panas (heat);
2.Empedu Hitam (Black Bile),berasal dari limpa dan lambung 
basah (wetness);
3.Empedu Kuning (Yellow Bile),yang dikeluarkan oleh hati 
kering (dryness);
4.dan phlegmon yang berasal dari otak dan menyebar rata di
seluruh tubuh  dingin (cold)
International Classification of Diseases
(ICD)
• Lembaga Statistik Internasional (1891) di Wina  menugaskan komite
yang dipimpin oleh Dr. Jacques Bertillon  klasifikasi tentang sebab
kematian, the Bertillon Classification of Causes of Death pada tahun
1893.
• Pada tahun 1898 American Public Health Association
merekomendasikan Klasifikasi Bertillon untuk digunakan di Kanada,
Meksiko dan Amerika Serikat, serta usulan agar klasifikasi tersebut
direvisi setiap sepuluh tahun sekali.
• Hasil revisinya, yang berjudul the International Classification of Causes
of Death, telah diselesaikan tahun 1900, 1920, 1929 dan 1938.
lanjutan

• 1948 (dibawah pengawasan WHO)  edisi ke-enam diterbitkan 


mencakup daftar tabulasi untuk morbiditas & mortalitas  mulai
dicoba RS di dunia
• 1955 American Hospital Association dan American Medical Record
Association  didukung dana riset pemberian Public Health Service
 melaksanakan ‘pilot study’  menggunakan versi modifikasi dari
International Statistical Classification of Diseases, Injuries and Causes
of Death, dengan the Standard Nomenclature of Diseases and
Operations sebagai kontrol.
• 1959  menghasilkan U.S Public Health Service Publication 719; the
International Classification of Diseases, Adapted for Indexing Hospital
Records by Diseases and Operations (ICDA).
lanjutan

• WHO menunda konferensi Revisi ke-Sepuluh yang


seharusnya tahun 1985 menjadi 1989
• dan menunda pengenalan revisi ke-Sepuluh yang
seharusnya jatuh tahun 1989.
• Jadi Revisi ke-Sepuluh saat ini merupakan terbitan
terakhir dari serial yang dimulai sebagai Klasifikasi
Bertillon tahun 1893.
KLASIFIKASI YANG TERKAIT-
DIAGNOSIS

• Daftar tabulasi khusus  utk komparasi internasional &


publikasinya dimasukkan dl Vol 1 (hal 1205-1231)
• Adaptasi yang specialty-based  tdpt bgn2 ttt yg relevan dgn
spesialis ttt  t’sedia kategori 4 karakter (kadang dilengkapi
karakter ke-5 & ke-6)
• Onkologi  t’baru ICD-O  WHO, 2003
Kode morfologi untuk neoplasma identik dengan kode dalam the
Systematized Nomenclature of Medicine (SNOMED), yang diambil
dari edisi th. 1968 dari the Manual of tumor nomenclature and
coding (MOTNAC) dan the Systematized nomenclature of pathology
(SNOP).
lanjutan

• Dermatologi
(1978)  British Association of Dermatologists mempublikasikan the
International Coding Index for Dermatology kompatibel dengan ICD Revisi ke-9 
mempersiapkan adaptasi khusus dermatologi berdasarkan ICD-10 dibawah
pengawasan International League of Dermatological Societies.
• Gigi dan mulut
Edisi ke-Tiga dari the Application of the International Classification of Diseases to
Dentistry and Stomatology (ICD-DA), berdasarkan ICD-10 sedang disiapkan untuk
publikasi oleh WHO.
• Neurologi
lanjutan

• Rematologi dan ortopedik


Liga internasional dalam mengatasi masalah rheumatism sedang
mempersiapkan the Application of the International Classification
of Diseases to Rheumatology and Orthopaedics (ICD-R&O),
termasuk the International Classification of Musculoskeletal
Disorders (ICMSD) yang kompatibel terhadap ICD-10.
• Anak (Pediatrik)
• Gangguan Mental
The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders:
clinical descriptions and diagnostic guidelines dipublikasikan tahun
1992.
KLASIFIKASI NON-
DIAGNOSTIK
• Prosedur medis
The International Classification of Procedures in
Medicine (ICPM) diterbitkan dalam dua volume
oleh WHO pada tahun 1978, dan diperbaharui
tahun 1989 seiring dengan ICD-10.
Pengenalan ICD-10
• Fungsi dasar ICD  klasifikasi penyakit,
cedera, dan sebab kematian  untuk tujuan
statistik.
• WHO  klasifikasi  dapat merekam data
kesehatannya dengan cara yang sama dan
komparabel  dlm bentuk kode  sesuai ICD
 uniform secara universal
GUNA :
• Riset medis/klinik
• Komparasi data
• Studi epidemiologi  perencanaan
pencegahan/penanggulangan penyakit
• Manajemen Pelayanan Kesehatan
• Asuransi kesehatan (reimbursement)
TUJUAN & APLIKASI ICD-
10
ICD-10  The International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems-10th Revision.
 Tujuan 
• Perekaman sistematis  analisis, interpretasi dan komparasi
data morbiditas & mortalitas
• menerjemahkan diagnosis peny. & masalah kesh  kode 
memudahkan penyimpanan, retrieval dan analisis data.
ICD-10 dan ICD-9CM
lanjutan

 ICD  untuk gejala, tanda temuan abnormal, keluhan


dan kondisi sosial yang dapat menggantikan diagnosis
dalam data rekam medis  (lihat volume 1, Bab XVIII dan XXI).
 ICD  klasifikasi data RM  kondisi sbb 
‘diagnosis’, ‘alasan masuk dirawat (admisi)’, kondisi
yang dirawat/diobati, dan ‘alasan berkonsultasi’ 
sumber data statistik dan informasi kesehatan.
Implementasi ICD-10

• ICD-10  revisi dari ICD-9  menampung banyak


masukan dari berbagai negara pengguna ICD-9 
diolah dalam sidang WHO
• WHO (sidang World Health Assembly ke-43)  menetapkan ICD-
10  sebagai pedoman klasifikasi internasional
 tentang penyakit edisi terbaru
DASAR HUKUM

Di Indonesia  ICD-10  pedoman klasifikasi penyakit 


KepmenKes RI No. 50/ MENKES/ SK/ I/ 1998  tentang
Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai
Penyakit Revisi ke-10 tertanggal 13 Januari 1998 
menggantikan Klasifikasi Penyakit Revisi ke-9 yang telah
diberlakukan sejak th. 1979.
PERBEDAAN ICD-9 DAN ICD-10

• WHO menunda Konferensi Revisi ke-10 


dr 1985 – 1989
• dan menunda pengenalan Revisi ke-10 
dr 1989 -- 1990-an  masih berlanjut sp
skrg
• Terdapat sedikit perbedaan dalam rangka
peningkatan cakupan klasifikasi
internasional
Perbedaan ICD revisi ke-9 dan revisi ke-10 :
No Perbedaan ICD-9 ICD-10
1 Jumlah 2 Volume 3 Volume
Volume Volume 1 berisi : Volume 1 berisi :
Buku - Daftar tabulasi - Daftar tabulasi
- 17 Bab Inti - 21 Bab Inti
- Bab E - Daftar tabulasi khusus
- Bab V - Definisi
- Daftar tabulasi khusus
- Sejarah
- Petunjuk pemakaian
- Peraturan
- Sertifikat Medis
- Definisi
lanjutan No Perbedaa ICD-9 ICD-10
n

Volume 2 Volume 2 berisi


berisi : :
- Indeks - Manual
alfabetik instruksi
Volume 3 berisi
:
- Indeks
alfabetik

2. Karakt Sandi numerik Sandi alfanumerik


No Perbedaan ICD-9 ICD-10
3. Judul Bab I. Infectious & I. Certain Infectious &
lanjutan
Parasitic Disease Parasitic Disease
II. Neoplasma II. Neoplasma
III. Endocrine, III. Diseases of blood
Nutritional & IV. Endocrine,
Metabolic Disease Nutritional &
IV. Disease of blood & Metabolic Disease
blood forming V. Mental &
organs Behavioural
V. Mental Disorders Disorders
No Perbedaan ICD-9 ICD-10

lanjutan VI. The Nerve Syst. & Sense VI. The Nervous Syst.
Org VII. The eye & adnexa
VII. The Circulatory Syst. VIII.The ear & mastoid
VIII. The Respiratory Syst process
IX. The Digestive Syst. IX. The Circulatory Syst.
X. The Genito-urinary Syst. X. The Respiratory Syst
XI. Pregnancy, childbirth & XI. The Digestive Syst.
puerperium XII. The skin & subcutan
XII. The skin & subcutan tissue tissue
No Perbedaan ICD-9 ICD-10
XIII. The musculo- XIII. The musculo-skeleton Syst.
skeleton Syst. XIV. The Genito-urinary Syst.
lanjutan
XIV. The Congenital XV. Pregnancy, childbirth &
Anomaly, puerperium
XV. Certain Condition XVI. Certain Condition of
of XVII. The Congenital Anomaly,
XVI. Symptom & Signs XVIII. Symptom & Signs
XVII. Injury & XIX. Injury & Poisoning
Poisoning XX. External causes
Supplementary : - E XXI. Factors influencing health-
-V status
Perbedaan ICD-9 & ICD-10

jumlah volume-nya
Daftar tabulasi utama pada ICD-10 juga lebih
tebal memuat 21 Bab, sedangkan ICD-9  17
Bab, namun terdapat supplementary E dan V yang
pada revisi ke 10 berubah menjadi 2 bab terakhir.
Struktur Dasar ICD-10

Berdasarkan klasifikasi William Farr, sbb:


• Penyakit-penyakit epidemi
• Penyakit-penyakit umum / konstitusional
• Penyakit-penyakit yang terlokalisir pada letak tertentu
• Penyakit-penyakit tumbuh kembang
• Cedera/luka
ICD-10  mengelompokkan peny dg b’bagai kombinasi

tipe penyakit
Sbgn  bgn2 tubuh
B’dasarkan fx eksternal t’kecuali BAB XVIII & BAB XIX
ICD-10 menggunakan istilah

• special diseases
• body systems; dan
• external factors
Body systems are for diseases of parts of the
body.

• berisikan penyakit2  mengenai bagian2 ttt dari


tubuh.
• Contoh :
appendicitis’  spesifik untuk appendix  bukan
pada mata atau telinga.
termasuk body system  bab VI s/d bab XIV 
Volume 1.
Special diseases/
groups are to cover other types

• Mrpk kelompok penyakit2 yang terkait oleh faktor-faktor lain selain


letak/bagian tubuh,
• Misalnya : berupa tipe penyakit atau kondisi-kondisi tertentu seperti
kehamilan.
• Contoh :
‘measles’  gejala/symptom yang bermanifestasi di bbrp bagian
tubuh (menyeluruh), dan digolongkan dalam penyakit-penyakit
infeksi.
 bab I s/d V, serta bab XV s/d XIX dalam volume 1.
External factors
• Konsep untuk bab ini sangat luas cakupannya sehingga agak sulit
didefinisikan, misalnya :
• alasan-alasan mengapa seseorang cedera ; apakah disengaja
/kecelakaan
• alasan seseorang melakukan kontak dengan pelayanan kesehatan;
untuk pemeriksaan rutin, dll
• faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan; misalnya kontak erat
dengan penderita, dll
• Biasanya mudah dikenali dari pernyataan dalam rekaman kasusnya, yang
tidak menunjukkan letak bagian tubuh atau kondisi tertentu.
• Yang tergolong dalam kategori ini adalah bab XX dan XXI.
Karakter ke-4
• Karakter ke-4 bisa numerik angka 0  9
• Ada kategori yang memiliki anggota sub
kategori dari .0 s/d .9
Struktur Dasar ICD-10
•  daftar kode tunggal  dr kategori 3-karakter mjd
subkategori 4-karakter.
• kode alfanumerik  huruf di bagian depan dan angka pada
posisi kedua, ketiga dan ke-empat.
• Nomor kode bervariasi antara A00 s/d Z99.9
• Huruf U- belum digunakan.
• U00-U49  masih dicadangkan untuk penyakit-penyakit baru
yang belum jelas etiologinya
• U50-U99  dapat digunakan dalam riset atau proyek khusus).
lanjutan

Januari 2006, WHO meng-up-date ICD-10


dengan menambahkan beberapa kode U,
yang mrpk hasil masukan sejak tahun 1996
– 2004.
Up-date ini dapat diunduh di internet
pada situs WHO.
Volume dalam ICD-10

ICD-10  3 volume :
 volume 1  klasifikasi utama
 volume 2  pedoman
 volume 3  indeks alfabetik
Struktur dan penggunaan volume 1

Volume 1 juga berisikan :


• Morfologi neoplasma.  hal. 1177-1204  tipe morfologis neoplasma
Bab II hanyalah berdasarkan perilaku dan letak anatomis (topografi).
Kode morfologi  ICD for Oncology (ICD-O).
• Daftar tabulasi khusus (special tabulation lists).
Daftar 1 dan 2 untuk kematian umum sedang daftar 3 dan 4 untuk anak dan bayi
(usia 0-4 tahun).
hal. 1205-1231 dari volume 1.
• Definisi hal. 1233-1238 dari volume 1 telah diadopsi oleh The World Health
Assembly dan disertakan untuk memfasilitasi komparabilitas data internasional.
• Regulasi nomenklatur (nomenclature regulations).
hal. 1239-1243 volume
Struktur dan Penggunaan Volume 2

• deskripsi  sejarah ICD, struktur & prinsip klasifikasi


• aturan-aturan b/d koding morbiditas dan mortalitas
• presentasi statistik & petunjuk praktis  agar dapat
memanfaatkan klasifikasi
• Pengetahuan dan pemahaman tentang tujuan dan
struktur ICD  penting  statistisi dan analis informasi
kesehatan, (koder).
Struktur dan penggunaan volume 3

• instruksi tentang penggunaan volume 3


(indeks alfabetik)
• Instruksi ini harus dimengerti dengan baik
sebelum mulai meng-kode
Susunan indek alfabetik ada 3 bagian :

• Bagian I  semua terminologi yang terklasifikasi dalam Bab I-XIX dan Bab XXI,
kecuali obat-obatan dan zat kimia lain
• Bagian II merupakan indeks dari sebab luar morbiditas dan mortalitas 
semua terminologi yang terklasifikasi dalam Bab XX, kecuali obat-obatan dan
zat kimia lain
• Bagian III, Tabel obat-obatan dan zat kimia lain  berisikan masing-masing
substansi yang digunakan dalam koding keracunan dan efek samping obat yang
ada dalam Bab XIX dan kode dalam Bab XX  yang menunjukkan apakah
keracunan tersebut tidak sengaja dilakukan, sengaja (menyakiti diri-sendiri),
tak ditentukan atau merupakan efek samping dari substansi yang telah
diberikan secara benar.
Struktur dalam index
• Indeks berisikan “lead-term” di bagian paling kiri dari kolom,
disertai kata-kata lain (“modifiers” atau “qualifiers”) pada
berbagai tingkatan indentasi di bawah lead term.
• Di bagian I, kata-kata yang diindentasi ini biasanya merupakan
varietas, letak anatomis, atau kondisi yang mempengaruhi
koding
• di bagian II menunjukkan berbagai tipe kecelakaan atau
kejadian, kendaraan yang terlibat, dll.
• Modifiers yang tidak mempengaruhi kode muncul dalam kurung
parentheses di belakang kondisi.
Nomor Kode
• Nomor kode yang mengikuti terminologi merujuk pada kategori
dan subkategori
• Bila kode tersebut hanya memiliki 3 karakter  kategori
tersebut belum di-subdivisikan.
• Pada beberapa keadaan  dimana kategori sudah di-
subdivisikan akan disertai angka ke-empat dalam indeks.
• Tanda dash (-) pada posisi karakter ke-4  menunjukkan adanya
subdivisi yang masih harus ditemukan dalam volume 1.
BAB dalam ICD-10

• Terdapat 21 bab.
• Karakter pertama  adalah huruf  tiap huruf terkait
dengan bab tertentu, terkecuali huruf D yang
digunakan dalam Bab II sekaligus Bab III, serta huruf H
untuk Bab VII dan VIII.
• Empat bab (Bab I, II, XIX, dan XX) menggunakan lebih
dari satu huruf dalam posisi pertama kodenya.
BLOK KATEGORI
• Tiap bab terbagi lagi menjadi subdivisi-subdivisi yang
“homogen” yang disebut blok kategori.
• Range dari blok kategori dimuat dalam kurung parentheses
di belakang masing-masing judul blok.
Kategori tiga dan empat karakter

• Kategori tiga-karakter khusus berisikan kondisi tunggal


yang terpilih karena :
Kekerapannya (frequency); Keparahan (severity);
Kerentanannya (sesceptibility) bagi kepentingan intervensi
bid kesmas
• Selebihnya, tiga-karakter mrpk kumpulan/kelompok
penyakit yg m’py kesamaan karakteristik
lanjutan

• Umumnya kategori tiga-karakter t’bagi lg dlm subkategori


dgn angka ke-empat t’ltk diblkg titik
• Sub kategori empat-karakter  digunakan ssi kebuth  utk
identifikasi ltk anatomis/varietas yg b’beda  jk kategori
tiga-karakternya mrpk penyakit tunggal => menunjukkan
penyakit individual
lanjutan

• Bilamana subdivisi empat-karakter berlaku sama utk


serangkaian kategori tiga-karakter dlm satu range, biasanya
hy dibuat dlm satu daftar pd awal range, & b’laku sama bagi
tiap kategori tiga-karakter dlm range tsb.
• Sbg contoh : kategori O03-O06, utk msg2 tipe aborsi, tdpt
karakter ke-empat yg sama b’kenaan dgn komplikasi yg
t’kait (volume 1 hal 724)
•Inclusion
•Exclusion
•Glossary Descriptions
Inclusion terms
• Pernyataan diagnostik yang terklasifikasi
dlm rubrik tsb.
• Istilah penting/umum digunakan (kondisi
yg berbeda, sinonim)
• Letak/kondisi ‘borderline’ (yang
membedakan antar kategori)
Exclusion terms

• Kondisi yang seolah terklasifi-kasi


dlm kateg. ybs, namun ternyata
terklasifikasi di tempat lain
• Di blkg istilah diagnosis tdp kode
kateg./subkateg. (dlm kurung)
Glossary Descriptions

• Sbg tambahan dari ‘inclusion’ & ‘exclusion terms’


• Bab V : Kelainan Mental dan Perilaku => m’gunakan ‘glossary
descriptions’ (daftar istilah/deskripsi) => utk menerangkan isi rubrik
• o/k terminologi utk kelainan mental sangat bervariasi, (khususnya
antar negara yang berbeda) => Dgn nama yang sama dapat digunakan
untuk deskripsi kondisi yang berbeda.
• Glossary bukan dimaksudkan/diberikan untuk petugas koding =>
namun sbg panduan tenaga medis dalam menetapkan diagnosis.
• Tipe yg sama dpat dijumpai pd bagian lain (Bab XXI)
Kode ganda utk kondisi-kondisi tertentu

Sistem sangkur dan bintang


Kode ganda opsional lainnya
Sistem sangkur & bintang (dagger &
asterisk)
• Pada ICD-9  suatu sistem  dilanjutkan dalam
ICD-10
• dimana terdapat dua kode  untuk suatu
pernyataan diagnostik berisikan  tentang penyakit
yang mendasari maupun manifestasinya pada suatu
letak anatomis atau organ tertentu yang merupakan
suatu permasalahan klinik.
lanjutan

• Kode primer  penyakit yang mendasari  tanda sangkur


(dagger)
• kode tambahan opsional  untuk manifestasi  ditandai
oleh bintang (asterisk).
• Konvensi  o/k koding berdasarkan penyakit yang
mendasari saja seringkali dirasa tidak memuaskan dalam
memenuhi kebutuhan statistik untuk spesialisasi tertentu 
sehingga dikehendaki adanya suatu kode manifestasi yang
mengacu pada bab tertentu
lanjutan

• sistem  memberikan alternatif klasifikasi guna presentasi statistik, dalam


prinsip ICD
• kode sangkur (dagger) merupakan kode primer dan harus selalu digunakan
• kode bintang (asterisk) digunakan sebagai kode tambahan yang bersifat opsional
• Dalam koding, kode asterisk tidak boleh digunakan secara tunggal
• Penggunaan kode dagger dalam statistik sesuai dengan klasifikasi tradisional
untuk penyajian data morbiditas , mortalitas dan aspek asuhan medis lainnya.
• Area sistem dagger dan asterisk digunakan terbatas  terdapat 83 kategori
khusus asterisk dalam keseluruhan klasifikasi.
Ada tiga format berbeda dari rubrik yang mengandung kode dagger di
dalamnya, yaitu
Tanda  dan * muncul pada judul rubrik
• Maka semua kriteria dalam rubrik tersebut merupakan klasifikasi
rangkap / ganda dan semua memiliki kode alternatif yang sama.
Contoh :
A17.0  Tuberculous meningitis (G01*)
Tuberculosis of meninges (cerebral,spinal)
Tuberculous leptomeningitis
lanjutan

Tanda  muncul pada judul rubrik, tetapi * tidak


Maka semua kriteria / terminologi dalam rubrik tersebut merupakan klasifikasi
rangkap, namun memiliki kode asterisk (*) yang berbeda.
Contoh :
A18.1  Tuberculosis of genitourinary system
Tuberculosis of :
• Bladder (N33.0*)
• Cervix (N74.0*)
• Kidney (N29.1*)
• Male genital organs (N51.- *)
• Ureter (N29.1*)
Tuberculous female pelvic inflammatory disease (N74.1*)
lanjutan

Tanda  maupun * tidak muncul dalam judul rubrik.


Maka rubrik tersebut (dan isinya) bukanlah klasifikasi rangkap, namun ada beberapa
terminologi individual yang tergolong rangkap. Biasanya terminologi tersebut akan
ditandai dengan tanda gambar berikut kode alternatifnya.
Contoh :
A54.8 Other gonococcal infections
Gonococcal :
............
• Peritonitis  (K67.1*)
• Pneumonia  (J17.0*)
• Septicaemia
• Skin lesions
KODE GANDA OPSIONAL LAINNYA
• Ada beberapa situasi, selain yang dijelaskan dalam sistem
sangkur dan bintang tadi, yang membolehkan penggunaan
dua kode untuk mendeskripsikan kondisi seseorang secara
utuh.
• Catatan dalam daftar tabulasi yang berbunyi , “ Use
additional code, if desired .....”menunjukkan situasi ini.
Kode tambahan ini hanya digunakan dalam tabulasi khusus.
Kode ganda tersebut antara lain adalah :

• Untuk infeksi lokal, yang terklasifikasi dalam bab “body


systems”, kode dari Bab I dapat ditambahkan guna
identifikasi organisme penyebab infeksi, bilamana informasi
ini tidak muncul dalam judul rubrik. Sebuah blok kategori,
B95 – B97, disediakan dalam Bab I untuk tujuan ini.
lanjutan

• Untuk neoplasma dengan aktivitas fungsional. Bagi


beberapa kode dalam Bab II dapat ditambahkan kode
yang sesuai dari Bab IV untuk menunjukkan jenis
aktivitas fungsional dari neoplasma.
lanjutan

• Untuk neoplasma, kode morfologi pada


volume 1, walaupun bukan merupakan
bagian utama dari ICD, dapat ditambahkan
pada kode dari Bab II untuk identifikasi tipe
morfologik dari tumor.
lanjutan

• Untuk kondisi-kondisi yang terklasifikasi dalam F00 – F09


(Organic, including symptomatic, mental disorders)
dalam Bab V, suatu kode dari Bab lain dapat
ditambahkan untuk menunjukkan penyebabnya,
misalnya penyakit yang mendasari, cedera atau
gangguan lain pada otak.
lanjutan

• Bilamana suatu kondisi disebabkan oleh agen


toksik, suatu kode dari Bab XX dapat
ditambahkan untuk identifikasi agen tersebut.
lanjutan

• Bilamana dua kode dapat digunakan untuk


menggambarkan suatu cedera, keracunan atau efek
samping lain : suatu kode dari Bab XIX, yang
mendeskripsikan kondisi cedera, ditambah kode dari
Bab XX, yang menunjukkan penyebabnya. Kode
mana yang dipilih sebagai kode tambahan tentunya
tergantung pada tujuan pengumpulan datanya.
(baca introduction Bab XX pada hal. 1011 Volume 1)
LATIHAN SOAL
1. Apakah yang dimaksud dengan klasifikasi penyakit ? Apa perbedaan klasifikasi
dengan nomenklatur ?
2. Sebutkan tujuan penyusunan ICD-10 sebagai sistem klasifikasi penyakit.
3. Sebutkan beberapa perbedaan / perubahan dari ICD Revisi ke-9 dengan ICD
Revisi ke-10.
4. ICD 10 menggunakan istilah-istilah bab ‘special diseases’, ‘body systems’ dan
‘external factors’. Jelaskan apa perbedaan masing-masing bab tersebut, dan
sebutkan bab mana yang termasuk dalam ‘special diseases’, ‘body systems’ dan
‘external factors’.
5. ICD-10 terdiri dari 3 volume. Sebutkan struktur dan isi dari masing-masing
volume.
6. Dalam ICD-10 terdapat beberapa jenis kode ganda untuk kondisi-kondisi
tertentu. Sebutkan kode ganda tersebut berikut contohnya.
Selamat belajar,
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai