Anda di halaman 1dari 19

YANKESDAS

SOP/ PROTAP
INJEKSI INTRA MUSKULAR
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Pengertian
Tujuan

Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot


Sebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot

Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur

Penatalaksanaan
A. INDIKASI :
1. Pada psien yang memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
B. PERSIAPAN :
1. Disp. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Bengkok
4. Aquabidest steril
5. Gergaji ampul
6. Tempat sampah/bengkok
7. Obat yang dibutuhkan
8. bak instrumen
C. PELAKSANAAN :
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang
dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada
pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan
disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan
disuntik dengan arah 90 derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat
jangan dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik
dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil
melakukan masase.
12. Pasien dirapikan
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah
akan dapat mengenai saraf.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

Unit terkait

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
MELAKUKAN SUNTIKAN SUBCUTAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Prosedur

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan


memakai jarum suntik
1. Mendapatkan reaksi setempat
2. Memberikan kekebalan, mis. BCG
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan
intracutan
1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang
terampil
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali
pakai
Persiapan alat :
1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada
pasien/keluarga pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan/
disinfektan lokasi suntikan.
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi
gelembung putih dalam kulit kemudian jarum
dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10. Mendokumentasikan hasil tindakan

Unit terkait

Hal-hal yang diperlukan :


1. Daerah suntikan jangan dimasage
2. Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan
reaksi suntikan
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
MELAKUKAN SUNTIKAN
INTRAVENA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan


memakai jarum suntik agar mendapatkan reaksi obat
yang lebih cepat
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan
intravena
Pemasukan cairan obat kedalam vena dengan memakai
jarum suntik dilakukan dengan berpedoman pada protap
PERSIAPAN :
1. Bak spuit
2. Spuit 3 cc / 5 cc
3. Obat suntik (siap pakai)
4. Kapas desinfektan
5. Alas/perlak
6. Pembendung/stuing
7. Bengkok
8. Bad side/plester
9. Buku injeksi
10. Gunting
PROSEDUR :
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang
akan ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan
9. Menghapus hama lokasi suntikan
10.Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11.Melakukan pengisapan/aspirasi
12.Melepaskan pembendung
13.Memasukan obat berlahan-lahan
14.Mencabut jarum suntik
15.Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan
kalau perlu diplester/band aid
16.Merapikan pasien dan alat-alat
17.Mencuci tangan
18.Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les
paien
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan reaksi pasien pada saat dan sesudah
pemberian suntikan
2. Lokasi penusukan :
- Lengan (vena media kubiti/vena cephalica)
- Tungkai (vena saphenous)

Unit terkait

Kepala (vena frontalis temporalis) khusus


anak

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
MELAKUKAN SUNTIKAN
INTRACUTAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai


jarum suntik untuk
Memberikan pengobatan
Sebagai acuan tindakan melakukan suntikan
intracutan (pemberian insulin)
Pemasukan obat di bawah kulit dengan memakai
jarum suntik steril dengan berpedoman pada
protap
Persiapan :
1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada
pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi
suntikan
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O
8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit)
9. Memasukkan obat perlahan-lahan
10. Mencabut jarum kemudian melakukan
masage pada daerah suntikan
11. Merapikan pasien dan alat
12. Mendokumentasikan hasil tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Tempat penyuntikan :
1. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari
bahu
2. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi
panggul
3. Daerah perut, sekitar pusat
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
PENGHISAP LENDIR PASIEN
DEWASA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau


mulut
Sebagai
acuan
penatalaksanaan
tindakan
penghisapan
lendir,
mengeluarkan
lendir,
melonggarkan jalan nafas
Dibawah tangungjawab dokter.
PERSIAPAN ALAT :
Perangkat penghisap lendir meliputi :
1. Mesin penghisap lendir
2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya
(kom)
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk
merendam slang
5. Pinset anatomi untuk memegang slang
6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan
kain kasa
7. Sarung tangan
8. Bak instrumen
9. Kasa
10. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN :
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi
setengah duduk
2. Bila pasien tidak sadar ;
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat
berjalan lancar
PELAKSANAAN :
1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform
concern
2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci
tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
5. Mesin penghisap lendir dihidupkan

Unit terkait

6. Sebelum menghisap lendir pada pasien,


cobakan lebih dahulu untuk air bersih yang
tersedia
7. tekan lidah dengan spatel
8.
Hisap lendir pasien sampai selesai.
Mesin/pesawat dimatikan
9. Bersihkan mulut pasien kasa
10. membersihakan slang dengan air dalam kom
11. Slang direndam dalam cairan desinfektan
yang tersedia
12. Perawat cuci tangan
UGD

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
MEMBERIKAN OKSIGEN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Pengertian
Tujuan

Memberikan oksigen pada pasien


Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien

Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur

PERSIAPAN ALAT :
1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. kapas alkohol
PELAKSANAAN :
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan
3. Sebelum memasang slang pada hidung
pasien slang dibersihkan dahulu dengan
kapasa alkohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung
tangan lalu ditutup kembali
5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi
(plester)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran
sesuai advis dokte
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah

sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada


manometer
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk
maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter
masih belum masuk maksimal, supaya posisi
kateter diperbaiki
3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis
lapor dokter
4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk
melapor kepada petugas bila tabung oksigen /
air steril habis.
Unit terkait

UGD, Kaber

YANKESDAS

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

SOP/ PROTAP
MEMASANG KATETER
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1
Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk


mengeluarkan air kencing
Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter
untuk mengeluarkan air kencing
-1 Perawat yang terampil
-2 Tersedia alat-alat lengkap
PERSIAPAN ALAT :
1. Slang kateter
2. Aqua jelly
3. Sarung tangan
4. Aquadest dalam kom
5. Spuit 5 cc

8. Kasa dalam tempatnya


9. Betadine
10. Urobag
11. Stik pan / urinal
12. Pinset

6. Plester
13. Bengkok
7. Gunting
14. perlak
PENATALAKSANAAN :
1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan
pasien
2. mendekatkan peralatan disamping penderita
3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. memakai sarung tangan
5. mengatur posisi pasien
PADA LAKI-LAKI

Unit terkait

6. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly


7. tangan kiri dengan kasa memegang penis
sampai tegak 60O
8. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan
mendorong secara pelan-pelan sampai urine
keluar
PADA WANITA
9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka
labia
10. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan
mendorong secara pelan-pelan sampai urine
keluar
11. bila urine telah keluar, pangkal kateter
dihubungkan dengan urine bak
12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (2030cc)
13. mengobservasi respon pasien
14. menggantungkan urobag disisi tempat tidur
pasien
15. memfiksasi kateter dengan plester pada paha
bagian atas
16. klien dirapikan
17. alat-alat dibersihkan dan dibereskan
18. perawat cuci tangan
19. mencatat kegiatan respon pasien pada
catatan keperawatan
UGD

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
MEMASANG NGT (NASO GASTRIL
TUBE) ATAU PENDUGA LAMBUNG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Prosedur

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung ke


dalam lambung.
1. Memberi makanan dan obat-obatan.
2. Membilas/mengumbah lambung
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang
NGT
1. Membilas/mengumbah lambung
2. Memberi makanan dan obat-obatan.
-1 Perawat yang terampil
-2 Tersedia alat-alat lengkap
Persiapan alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

NGT
PLESTER
GUNTING
BENGKOK
SARUNG TANGAN
AQUA JELLY

9. STETOSCOPE
10. SPUIT 10 CC
11. AQUADES DALAM KOM
12. CORONG
13. SPATEL
14. KASA

7. PERLAK + PENGALAS
8. ALAT TULIS

15.

OBATOBATAN/
MAKANAN YANG AKAN
DIMASUKAN

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga
pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan
pasien
4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan
dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi
s/d proxesus xypoideus)
8. Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm
dari ujung NGT
9. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien
dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar
tekan lidah pasien dengan spatel) masukan NGT
sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil
perhatikan keadaan umum pasien.
10.Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di
paru-paru) dengan 3 cara:
a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika
cairan bercampur isis lambung berarti sudah masuk
kelambung,
b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air
dalam kom bila ada gelembung berarti NGT dalam
paru-paru
c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit
bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan
stetoskop untuk mendengarkan gelembung udara di
lambung
11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air
hangat),
kemudian
memasukan
obatobatan/makanan
12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
13. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung
tangan dilepas.
14.Mendokumentasikan

Unit terkait

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7
hari sekali)
UGD

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
PADA PASIEN RAWAT INAP
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Tatacara pemberian kompres hangat kepada pasien


yang mengalami panas tinggi Menurunkan suhu
tubuh
Sebagai acuan untuk pemberian kompres hangat
pada pasien rawat inap untuk menurunkan suhu
pasien.

Kebijakan
Prosedur

Ada tenaga perawat


Tersedia mangkok berisi air hangat dan waslap
PERSIAPAN ALAT :
1. Air panas dalam baskom
2. Waslap
3. Perlak dan pengalas
4. Termometer
PENATALAKSAAN :
1. Mendekatkan peralatan disamping pasien
2. Mengukur suhu tubuh pasien
3. Perawat cuci tangan
4. Memberitahukan pasien dan keluarga
5. Memasang perlak dan pengalas pada tempat
yang akan dikompres
6. Waslap dibasai dengan air hangat dan diletakkan
pada tempat yang akan dikompres
7. Mengobservasi respon pasien dan mengukur
suhu tubuh
8. Mencatat kegiatan dan respon pasien ke dalam
catatan perawatan
Perawat cuci tangan

Unit terkait

Bagian dapur

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
PEMBERIAN OBAT PER INJEKSI
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Tatacara pemberian obat per injeksi


Memasukkan obat injeksi secara IM, IV, SC den IC.

Tujuan

Sebagai acuan untuk pemberian obat per injeksi.

Kebijakan

1. Ada petugas ruangan yang terampil.


2. Tersedia alat injeksi yang cukup.
3. Tersedia obat-obatan yang diperlukan
PERSIAPAN ALAT :
1. Bak spuit
6. Pembendung/stuing
2. Spuit sesuai dengan
7. Bengkok
kebutuhan
3. Obat suntik (siap pakai)
8. Bad side/plester
4. Kapas desinfektan
9. Buku injeksi
5. Alas/perlak
10. Gunting
PENATALAKSANAAN
1. Membaca daftar obat klien.
2. Perawat cuci tangan.
3. Mengambil spuit.
4. Melarutkan lebih dahulu obat yang perlu
dilarutkan (mempersiapkn obat ).
5. Membaca kembali daftar obat, kemudian
melakukan desinfektan dengan kapas alkohol :
- Leher botol/ ampul sebelum digergaji
- Karet penutup flakon ( botol obat )
6. Spuit diisi obat sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan
7. Mengatur posisi klien.
8. Permukaan kulit yang disuntik didesinfektan
dengan alkohol.
9. Menenangkan kulit
10. Memasukan jarum tegak lurus (25 -90O) pada
permukaan kulit.
11. Menarik menghisap spuit sedikit (IM, SC), bila
tidak ada darah, obat dimasukkan perlahan1ahan sedangkan IV kalau ada darah harus
dimasukan secara perlahan.
12. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut,
bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas
alkohol.
13. cuci tangan kemudian catat pada buku injeksi
dan mencatat di status
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

Prosedur

Unit Terkait

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
PEMBERIAN OBAT PER ORAL
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Memberikan pengobatan melalui mulut, guna

Tujuan

mendapatkan hasil yang optimal


Sebagai acuan pemberian obat secara per oral

Kebijakan

Tersedianya obat-obatan yang diperlukan pasien

Prosedur

PERSIAPAN ALAT :
1. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul,)
2. Sendok Dari pasien
3. Gelas dengan air minum dari pasien
4. Lap bersih/tisu dari pasien
PENATALAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien
2. Menyiapkan obat
3. Perawat cuci tangan
4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan
dan dicocokkan dengan nama pasien dan
ruangannya
5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan
ditunggu sampai obat tersebut betul-betul
ditelan habis oleh pasien
6. Observasi respon pasien
7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
8. Perawat cuci tangan

Unit terkait

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
PEMBERIAN PENYULUHAN
SECARA INDIVIDU / KELUARGA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Tatacara penyuluhan secara individu / keluarga


tentang hal-hal yang berhubungan dengan
penyakitnya
Pasien dapat mengerti tentang hal-hal yang
berhubungan dengan penyakitnya
-1 Sebagai acuan dalam pemberian penyuluhan
secara individu/keluarga
-1 Ada perawat yang trampil
-2 Komunikasi efektif menggunakan bahasa
sederhana (mudah diterima orang lain) dan
menjaga kesopanan
1. membuat SAP sesuai materi penyuluhan
2. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
3. Menggunakan
cara
diskusi
dan
atau
demonstrasi
4. Menggunakan alat bantu bila diperlukan
5. Mengadakan evaluasi
6. Memberikan umpan balik
7. Menyusun perencanaan lanjutan
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN


MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

SOP/ PROTAP
PEMINDAHAN PASIEN DARI KURSI
RODA
KE TEMPAT TIDUR
Nomor Standar Operasional Prosedur :
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

Tanggal Efektif

: : 1 Pebruari 2013

Halaman

: 1

Tanggal Revisi

dr. H. Apuh Alifuchin

Membantu pasien pindah dari kursi roda ke tempat


tidur.
Membatasi atau menghindari pergerakan pasien
sesuai keadaan fisik atau diagnosanya.
Sebagai acuan dalam melakukan pemindahan
pasien dari kursi roda ke tempat tidur
Pasien dalam keadaan keterbatasan pergerakan
dan harus didampingi perawat serta melibatkan
keluarga pasien dalam proses pemindahan
PERSIAPAN ALAT :
-1 Tempat tidur sudah disiapkan.
-2 Dua atau satu orang perawat.
PENATALAKSANAANr :
-3 Memberi tahu pasien.
-4 Mengunci kursi roda.
-5 Melipat/menyampingkan kaki kursi rida agar
kaki pasien tidak terhalang waktu berdiri.
-6 Perawat berdiri didepan pasien , jika diperlukan
keluarga dilibatkan dalam proses pemindahan
pasien dari kursi roda ke tempat tidur
-7 Kedua tangan perawat memegang pinggang
pasien dan kedua tangan pasien memegang
bahu perawat
-8 Membantu pasien berdiri dan keluar dari kursi
roda.
-9 Memagang pinggang pasien dengan tangan
kanan dan tangan kiri pasien memeluk bahu
perawat.
-10 Mendudukkan pasien ditempat tidur.
-11 Menahan punggung pasien dengan satu
tangan dan tangan yang lain membantu
mengangkat kedua kaki pasien diletakkan diatas
tempat tidur, lalu dibaringkan.
-12 Merapikan pasien.
-13 Mengembalikan kursi roda ketempat semula.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
-14 Sebelum dan sesudah melakukan, perawat
harus mencuci tangan.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS
DISAHKAN OLEH

SOP/ PROTAP
PENGHITUNGAN JUMLAH NADI
DAN PERNAFASAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013

KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

Halaman

: 1

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien


selama 1 menit
Untuk mengetahui volume, rytme, jumlah nadi,
pernafasan per menit.
Sebagai acuan untuk penghitungan jumlah nadi
dan pernafasan
Tersedia jam tangan dengan petunjuk detik dan
timer
PERSIAPAN ALAT :
1. Jam tangan
2. Timer
PENATALAKSANAAN NADI :
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila
memungkinkan (mengatur posisi tangan),
3. mencari denyut pada pergelangan tangan
(arteri radilais) sambil melihat jam.
4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada
arteri radialis, menutup selama 1 menit.
5. Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi.
6. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan
perawat.
8. Perawat cuci tangan.
PENATALAKSANAAN MENGHITUNG RESPIRASI :
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang,
kecuali pasien sesak nafas bisa didudukkan
3. Tekan tombol timer.
4. Menghitung respirasi selama 1 menit.
5. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan
perawat.
8. Perawat cuci tangan.

Unit terkait

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
PENATALAKSANAAN LUKA ROBEK
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Memberikan tindakan pertolongan pada luka robek


dennga cepat dan tepat
Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka
dalam Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial
1. Perawat yang terampil
2. Alat-alat yang lengkap
PERSIAPAN ALAT STERIL :
HEACHTING SET :
1. Pinset anatomi
8. Kapas
2. Pinset chirurge
9. Benang cargut - silk
3. Gunting
10 Jarum
4. Naald foulder
11. Hand scoe
5. Bengkok
12. Spuit 3 cc
6. Kom kecil
13 Klem anatomi
7. Kassa
BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine,
alkohol, savlon)
5. Obat luka sesuai kebutuhan
6. Tempat sampah
7. lidokain injeksi sebagai anasthesi
8. NaCl
PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga + inform
concern
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka denga NaCl
5. mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan
betadin
6. menganastesi luka dengan lidokain, kemudian
lakukan heacting
7. Menutup luka dengan cara dibalut/diplester
9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
10. Klien dirapikan
11. Alat dibereskan dan dibersihkan
12. Perawat cuci tangan
UGD, Poliklinik

YANKESDAS
SOP/ PROTAP
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Tatacara mengukur tekanan darah dengan


menggunakan Tensimeter
Untuk mengetahui ukuran tekanan darah pasien.
Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.
1. Ada petugas yang terampil
2. Tersedia alat tensimeter
persiapan alat :
1. stestoskop
2. tensi meter lengkap
3. buku catatan
4. alat tulis
penatalaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas
dengan pipa karetnya berada disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope
ditempatkan pada daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa
dibuka, selanjutnya balon dipompa sampai
denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa
didalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil
memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan
bunyi denyutan pertama dan terakhir.
8. Hasil dicatat.

Unit terkait

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

YANKESDAS

DISAHKAN OLEH
KEPALA UPTD
PUSKESMAS
DTP JATIWANGI

SOP/ PROTAP
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
MAJALENGKA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS DTP


JATIWANGI
Pengertian
Tujuan

:
449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013
Tanggal Pembuatan
: 2 Januari 2013
Tanggal Revisi
: Tanggal Efektif
: 1 Pebruari 2013
Halaman
: 1
Nomor Standar Operasional Prosedur

dr. H. Apuh Alifuchin


NIP. 19660429 199603
1 001

Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau


hanya bagian tertentu yang dianggap perlu
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan
fisik

Kebijakan
Prosedur

BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA :


1. Rambut
3. Kepala
5. Muka
7. Mata
9. Hidung
11.Mulut

2. Extermitas /atas/ bawah


4. Genetalia
6. Telinga
8. Leher
10.Dada
12.Perut / abdomen

Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga


gejala-gejala objektif pasien, misalnya :
- Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
- Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa
CARA PEMERIKSAAN :
- Melihat (inspeksi)
- Mengetuk (perkusi
PERSIAPAN :
- Alat :
Lampu baterey
Spatel lidah
Sarung tangan dan
vaselin
Refleks hammer
Termometer
Buku catatan
perawat
-

Meraba (palpasi)
Mendengar (Auskultasi)

Stetoskop
Bengkok
Kom berisi larutan desinfektan
Tensi meter
Catatan medik
Blangko resep dan blangko
pemeriksaan lanjutan

Pasien :
- Pasien diberi tahu
- Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

PELAKSANAAN :
- Gorden dan sampiran dipasang.
- Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah
kepala.
- Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan
pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju
dipasang kembali.
- Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian
dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya,
setelah selesai pakain bawah dipasang kembali.
- Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai
pasien dengan menggunakan refleks hammer.
- Tekanan darah diukur bila perlu.

Unit terkait

Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan.


- Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan
ke tempat semula.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES

Anda mungkin juga menyukai