NPM : 6121004
Kelas : A S1 Kebidanan
Mata Kuliah : Epidemiologi
Dosen Pengampu : Diani Aliansy, S.S.T., Bd., M. Kes
Tugas :
1. Jelaskan Rumus-rumus, interpretasi hasil dan contoh penghitungan untuk penelitian
epidemiologi analitik
a. Cross Sectional
Rumus
A C
Rasio Prevalens (RP) = :
A+B C+D
• Interpretasi
1) Bila RP=1, maka faktor resiko tidak berpengaruh atas timbulnya efek atau
dikatakan bersifat netral.
2) Bila RP>1, maka faktor resiko merupakan 20 (Epidemiologi di Berbagai
Aspek) penyebab timbulnya penyakit.
3) Bila RP<1, maka faktor resiko bukan menjadi penyebab timbulnya penyakit
bahkan merupakan faktor protektif.
• Contoh
Penelitian hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada
anak usia sekolah di sekolah dasar negeri mangkangkulon 03 semarang. Apabila
penelitian dengan pendekatan cross sectional kemudian pengambilan sampel secara
total sampling sebanyak 74 responden maka analisis data yang digunakan adalah
dengan perhitungan prevalensi rate. Berikut analisisnya.
Kejadian Diare Jumlah
Diare (+) Tidak Diare (-)
Baik (+) 1 (1,4 %) 56 (75,6 %) 57 (77,0%)
Prilaku cuci tangan
pakai sabun Tidak Baik (-) 14 (18,9 %) 3 (4,1 %) 17 (23,0%)
b. Case Control
Rumus
A/(A+C) B/(B+D) AD
OR = : -
C(C+A) D/(B+D) BC
• Interpretasi
1) OR =1, itu menunjukkan bahwa tidak ada perubahan dalam odds antara
kelompok perbandingan. Artinya, tidak ada hubungan antara variabel yang
diobservasi.
2) OR<1, itu menunjukkan bahwa odds suatu kejadian atau kondisi lebih
kecil pada kelompok pertama dibandingkan kelompok kedua.
3) OR>1, itu menunjukkan bahwa odds suatu kejadian atau kondisi lebih besar pada
kelompok pertama dibandingkan kelompok kedua.
• Contoh
Penelitian hubungan antara status gizi ibu hamil terhadap kejadian berat badan bayi
rendah di Wilayah A. Apabila penelitian dengan pendekatan case control kemudian
pengambilan sampel tidak random sejumlah 60 responden maka analisis data yang
digunakan adalah dengan perhitungan odds rasio (OR), dengan data sebagai
berikut:
Kejadian BBLR Jumlah
(+) (-)
Status Gizi Ibu (+) 14 (46,6%) 16 (53,3%) 30
Kurang (-) 3 (15 %) 17 (85%) 20
28 (56%) 27 (54%) 50
Jawab :
OR = a/b = 20/10
c/d 3/27
= 14 × 17 = 4,95
3×16
Kesimpulan: Odss terkena BBLR pada kelompok paparan adalah 4,95
dari odds kelompok paparan (-), dan karena tidak sama dengan 1, berarti
ada hubungan atau pengaruh antara status gizi kurang dengan kejadian
BBLR.
c. Kohort
Rumus
A/(A+B)
(Rr) =
C/(C+D)
• Interpretasi Hasil
Interpretasi nilai RR sebagai berikut:
1) RR = 1, maka faktor yang diteliti bukan sebagai faktor risiko.
2) RR<1, maka faktor yang diteliti (faktor risiko) merupakan faktor protektif
(pencegah terjadinya efek).
3) RR>1, maka faktor yang diteliti (faktor risiko) merupakan faktor penyebab
• Contoh
Penelitian ingin mengetahui hubungan atau pengaruh antara merokok dengan
kanker paru. Sejumlah 30 perokok dan 60 non perokok kemudian diikuti selama 1
tahun sehingga ditemukan 9 dari peokok dan 1 dari non perokok yang terkena
kanker paru.
Kejadian Kanker Paru Jumlah Rasio
(+) (-)
Merokok (+) 9 (a) 21 (b) 30 (a+b) 9/30=30%
(-) 1 (c) 59 (d) 60 (c+d) 1/60=1,66%
10 (a+c) 80 (b+d) 90
Jawab :
RR = 9/30 = 30/1,66 = 18
1/60
Kesimpulan: hasilnya > 1 berarti ada hubungan atau pengaruh dan risiko terkena
kanker paru pada kelompok paparan (+) adalah 18% dari kelompok paparan (-).
• Pada penelitian kohort dan ekperimental dapat menggunakan analisis risk relative
(RR) atau rasio risiko/rasio relatif.
Keuntungan Kerugian
Keuntungan Kerugian
c) Kohort
Keuntungan Kerugian
d) Eksperimental/ Intervensi
Keuntungan Kerugian
− Memungkinkan upaya
manipulasi yang fleksibel,
efisien, dan secara statistik
Referensi :
Windy Astuti, Nana. (2017). Hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare
pada anak usia sekolah di sekolah dasar negeri mangkangkulon 03 semarang: Jurnal
Stikes Widya Husada Semarang.