Anda di halaman 1dari 25

Nilai OR, RR, PR, dan Stratified

Random Sampling

Mursid Tri Susilo, S.Gz., M.Gizi


Program Studi Gizi
Universitas Negeri Semarang
Odds Ratio (OR)
• ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengan
kejadian penyakit;
• dihitung dari angka kejadian penyakit pada
kelompok berisiko (terpapar faktor risiko)
dibanding angka kejadian penyakit pada
kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar
faktor risiko).
• Sebagai contoh, kita ambil sebuah kasus yaitu:
“Pengaruh Rokok Terhadap Penyakit Kanker Pada
Pria Usia Di Atas 50 Tahun”.
• Odds Ratio yang dimaksud dalam contoh tersebut
adalah: seberapa besarkah pengaruh
rokok terhadap Penyakit Kanker pada pria usia di
atas 50 tahun. Maka jawabannya bisa jadi 2 kali
lipat, 3 kali lipat atau 5,5 kali lipat. Nilai kali lipat
inilah yang disebut sebagai “odds ratio”.
• Berdasar contoh tersebut, nilai OR bisa
sebesar 2 atau 3 atau 5,5. Artinya:
pria dengan usia di atas 50 yang merokok
memiliki resiko sebesar 2 kali lipat untuk
dapat menderita kanker dibandingkan dengan
pria di atas 50 tahun yang tidak merokok.
• Dalam hal ini perlu diketahui: Rokok adalah
paparan atau faktor resiko sedangkan kanker
adalah kejadian efek atau penyakit.
Rumus OR
• Rumusnya ialah: ad/bc

Kanker
Rokok
Tidak Ya
Tidak a b
Ya c d

Di mana: “a” adalah cell a, “b” adalah cell b, “c” adalah


cell c dan “d” adalah cell d
• Dari tabel tersebut, apabila kita cermati maka
jelas dapat kita ambil kesimpulan,
bahwasanya OR dapat dicari nilainya apabila
penelitian yang dilakukan menggunakan skala
data nominal dikotom.
Manfaat OR
• OR dapat digunakan pada penelitian dengan
pendekatan Case Control. Sedangkan untuk
penelitian dengan pendekatan kohort maka
disebut Relatif Risk
Relative Risk (RR)
• Risiko relatif adalah istilah statistik yang
menggambarkan risiko terjadinya peristiwa
tertentu pada satu kelompok dibandingkan pada
kelompok lain.
• Istilah ini biasa digunakan dalam epidemiologi
dan pengobatan berbasis bukti, di mana risiko
relatif membantu mengidentifikasi risiko
berkembangnya suatu penyakit setelah mendapat
paparan (obat/tindakan atau lingkungan tertentu)
dibandingkan dengan tidak mendapat paparan.
Rumus RR
𝑎 /(𝑎+𝑏)
• Rumusnya ialah: 𝑐 /(𝑐+𝑑)

Kanker
Rokok
Ya Tidak
Ya a b
Tidak c d
Di mana:
a = Jumlah orang yang mendapat paparan dan terkena penyakit tertentu.
b = Jumlah orang yang mendapat paparan, tetapi tidak terkena penyakit
tertentu.
c = Jumlah orang yang tidak mendapat paparan, tetapi terkena penyakit
tertentu.
d = Jumlah orang yang tidak mendapat paparan dan tidak terkena penyakit
tertentu
• Contoh kasus:
Kanker
Rokok TOTAL
Ya Tidak
Ya 30 70 100
Tidak 10 90 100
TOTAL 40 160 200

𝑎 /(𝑎+𝑏)
Rumusnya ialah=
𝑐 /(𝑐+𝑑)

30 /(30+70)
= 10 /(10+90)
0,3
= 0,1
=3
Menafsirkan RR
• Jika angka risiko relatif = 1, maka tidak ada
perbedaan risiko antara kedua kelompok.
• Jika angka risiko relatif kurang dari 1, berarti
kelompok yang terpapar risikonya lebih kecil
daripada yang tidak terpapar.
• Jika angka risiko relatif lebih dari 1 (seperti
pada contoh), berarti kelompok yang terpapar
risikonya lebih besar daripada yang tidak
terpapar
• Jadi, risiko relatif terkena kanker paru-paru bagi
perokok adalah 3.
• Rancangan penelitian seperti studi kohor dan uji
coba klinis menjadi alat bagi para peneliti untuk
menghitung angka insidensi yang tidak bisa
didapatkan dari studi kasus kontrol.
• Jadi, angka risiko relatif bisa didapatkan dari studi
kohor dan uji coba klinis, tetapi tidak dari studi
kasus kontrol. Odds Ratio dapat dipakai untuk
memperkirakan risiko relatif dalam studi kasus
kontrol.
Prevalence Ratio (PR)

Prevalens pada kelompok terpajan


RP 
Prevalens pada kelompok tidak terpajan

• Untuk kasus prevalens pada studi


cross sectional survey
• Sama seperti perhitungan RR,
Rumus PR = RR
𝑎 /(𝑎+𝑏)
• Rumusnya ialah: 𝑐 /(𝑐+𝑑)

Kanker
Rokok
Ya Tidak
Ya a b
Tidak c d
Di mana:
a = Jumlah orang yang mendapat paparan dan terkena penyakit tertentu.
b = Jumlah orang yang mendapat paparan, tetapi tidak terkena penyakit
tertentu.
c = Jumlah orang yang tidak mendapat paparan, tetapi terkena penyakit
tertentu.
d = Jumlah orang yang tidak mendapat paparan dan tidak terkena penyakit
tertentu
Stratified Random Sampling
• Stratified random sampling adalah suatu teknik
pengambilan sampel dengan memperhatikan suatu
tingkatan (strata) pada elemen populasi.
• Elemen populasi dibagi menjadi beberapa tingkatan
(stratifikasi) berdasarkan karakter yang melekat
padanya.
• Dalam stratified random sampling elemen populasi
dikelompokkan pada tingkatan-tingkatan tertentu
dengan tujuan pengambilan sampel akan merata pada
seluruh tingkatan dan sampel mewakili karakter
seluruh elemen populasi yang heterogen.
Konsep Dasar
• Pada umumnya populasi-populasi yang dijadikan
sebagai objek penelitian lebih cenderung heterogen.
Karena apabila diketahui karakter elemen populasi
bersifat homogen maka prosedur pengambilan sampel
tidak perlu rumit, tidak perlu menggunakan teknik
sampel yang sulit dan ukuran sampel diambil pun
cukup sedikit saja.
• Contohnya saat anda sedang memasak sayur, anda
cukup mengaduk sayuran dan mengambil satu sendok
untuk dijadikan sampel Apakah sudah cukup asin atau
belum. Contoh lain dapat anda lihat pada kasus
pengambilan sampel darah.
• Dalam stratified random sampling setiap
kelompok di dalam populasi yang dibentuk untuk
tujuan penelitian tersebut disebut sebagai
stratum.
Ilustrasi Stratified Random Sampling: Pembentukan stratum
Syarat Pembentukan Strata
Dalam Stratified Random Sampling
• Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling
terpisah dalam populasi.
• Stratifiaksi populasi harus dilakukan pada strata yang
bersifat homogen dalam strata tersebut dengan
karakteristik tertentu.
• Pada kenyataannya di lapangan, ketika hal ini sulit untuk
distratakan dengan suatu nilai karakteristik tertentu, maka
kemudahan administrasi menjadi dasar pemikiran dalam
stratifikasi.
• Jika akurasi batas untuk kepastian tiap – tiap populasi
diberikan, hal ini akan menjadi lebih baik dan terpercaya
untuk tiap – tiap populasi sebagai suatu strata.
Kelebihan metode stratified random
sampling
• Stratifikasi memberikan kemudahan
administrasi.
• Stratifikasi dengan karakteristik alami
membantu memperbaiki desain sampel.
• Stratifikasi secara praktek lebih efektif ketika
terdapat nilai – nilai ekstrim dalam populasi
yang dapat dibedakan ke dalam strata dengan
maksud mengurangi keragaman dalam strata.
• memberikan kemungkinan penggunaan
desain sampel yang berbeda – beda pada
strata yang berbeda – beda
• cukup mewakili keragaman kelompok dalam
populasi yang memberikan beberapa
keterterikan atau efek yang besar.
• memilih sampel secara cross section yang
lebih baik dengan populasi dari yang tidak
berstrata.
Kelemahan metode stratified random
sampling
• Kerangka sampel yang dijadikan sebagai acuan
pembentukan strata atau acuan penarikan
sampel seringkali tidak memuat informasi
informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar
Pembentukan suatu strata.
• Apabila kerangka belum menyediakan informasi
ke dalam strata maka peneliti harus membentuk
sendiri kerangka sampel secara terpisah yang
sudah terisi tingkatan tingkatan sesuai kebutuhan
penelitian.
• Biaya operasional dapat membengkak apabila
pembentukan strata bukan mengikuti wilayah
geografis melainkan mengikuti sifat atau
karakter lain. Misalkan tingkatan atau strata
yang kita bentuk berdasarkan tingkatan
pendidikan, meskipun dianggap sebagai
homogen dalam setiap strata namun populasi
bisa tersebar di seluruh wilayah atau area
yang menjadi batas populasi katakanlah
tersebar di dalam kota.

Anda mungkin juga menyukai