Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
(SKM)
Oleh:
Renita Pertiwi
1111101000087
1438 H/ 2016 M
i
i
Abstrak
Abstract
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Renita Pertiwi
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Oleh:
Renita Pertiwi
NIM: 1111101000087
Pembimbing I Pembimbing II
PEMINATAN GIZI
1438 H/ 2016 M
v
RENITA PERTIWI
NIM: 1111101000087
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Email : pertiwirenita@gmail.com
Riwayat Pendidikan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih serta Maha
Skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rosul tercinta yang
telah menjadi suri tauladan bagi umatnya. Dengan bekal pengetahuan, pengarahan
skripsi yang berjudul “Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong Rasio
1. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Kepala Program Studi
Kesehatan Masyarakat.
2. Ibu Ir. Febrianti, Msi; Ibu Catur Rosidati, MKM; Ibu Ratri Ciptaningtyas
MHS; Ibu Hoirun Nisa, P.Hd dan ibu Rika Rachmalina, M.Gizi selaku
4. Mama, Papa dan Adik serta seluruh keluarga yang telah memberikan do’a
5. Kepada seluruh teman dan sahabat, Cindy, Isti, Atul, Rachma dan Siti,
Wulan, Tanza, Umami, Umi, Hatan, Ryan, Kahfi, Muslim, serta seluruh
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
yang lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Abstrak ..................................................................................................................... i
Abstract ................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 6
1. Tujuan Umum........................................................................................... 7
2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
BAB II .................................................................................................................. 10
A. Hipertensi.................................................................................................... 10
BAB IV ................................................................................................................. 27
HASIL .................................................................................................................. 39
B. Nilai Sensitivitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB Pada Laki – laki
Dewasa di Indonesia Tahun 2013 ............................................................... 41
C. Nilai Spesifisitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB Pada Laki-laki
Dewasa di Indonesia Tahun 2013 ............................................................... 42
D. Nilai Sensitivitas Titik Potong 0,50 dan 0,51 RLPTB Pada Perempuan
Dewasa di Indonesia Tahun 2013 ............................................................... 44
E. Nilai Spesifisitas Titik Potong 0,50 dan 0,51 RLPTB Pada Perempuan
Dewasa di Indonesia Tahun 2013 ............................................................... 45
BAB VI ................................................................................................................. 47
PEMBAHASAN .................................................................................................. 47
C. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB Pada
Laki-laki Dewasa di Indonesia Tahun 2013 ............................................... 51
xii
D. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,50 dan 0,51 RLPTB Pada
Perempuan Dewasa di Indonesia Tahun 2013 ........................................... 53
PENUTUP ............................................................................................................ 57
A. Simpulan ..................................................................................................... 57
B. Saran ........................................................................................................... 58
LAMPIRAN ......................................................................................................... 64
LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 65
LAMPIRAN 2 ....................................................................................................... 66
LAMPIRAN 3 ....................................................................................................... 68
LAMPIRAN 4 ....................................................................................................... 74
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah dan Hipertensi Menurut JNC VII .............. 11
Tabel 2.2 Efek Patologis Berkelanjutan dari Komplikasi Hipertensi Primer ....... 12
Tabel 5.3 Status Hipertensi Pada Orang Dewasa di Indonesia Berdasarkan Jenis
Kelamin ................................................................................................ 41
Tabel 5 4 Tabel 2x2 Titik Potong 0,47 RLPTB Dengan Status Hipertensi Pada
Tabel 5.5 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Tabel 5.6 Tabel 2x2 Titik Potong 0,47 RLPTB Dengan Status Hipertensi Pada
Tabel 5.7 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Tabel 5.8 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Tabel 5.9 Tabel 2x2 Titik Potong 0,51 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Tabel 5.10 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Tabel 5.11 Tabel 2x2 Titik Potong 0,51 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
DAFTAR BAGAN
DAFTAR ISTILAH
LP : Lingkar Pinggang
TB : Tinggi Badan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90
mmHg (WHO, 2013). Hipertensi juga sering disebut sebagai Sillent Killer
Pada tahun 1980 penderita hipertensi berjumlah 600 juta orang dan
meningkat menjadi 1 miliar orang pada tahun 2008 dan 40% diantaranya
(Kemenkes, 2014).
1
2
(WHO, 2013).
dan obat – obatan (Huether dan McCance, 2012). Sebagai salah satu faktor
beberapa kilogram berat badan akan membuat jantung bekerja lebih keras
penduduk berusia ≥15 tahun, dari 18,8% pada tahun 2007 menjadi 26,6%
pada tahun 2013 (Kemenkes, 2013b). Hasil penelitian Sulastri, dkk (2012)
Tinggi Badan). Selain untuk mengukur status obesitas dan obesitas sentral,
IMT, LP dan RLPTB juga dapat digunakan sebagai alat skrining dari
nilai dari ukuran Lingkar Pinggang dibagi dengan tinggi badan (Meilani,
2012). Titik potong 0,5 dari RLPTB dianggap sebagai alat skrining
Curve) 0,68 untuk perempuan dan 0,73 untuk laki-laki) (Lee dkk, 2008)
2010).
lebih baik dibandingkan dengan IMT pada studi longitudinal. Selain itu,
RLPTB dianggap lebih sensitif dari LP pada populasi yang memiliki tinggi
berbeda – beda karena terdapat hubungan negatif yang nyata antara tinggi
badan dengan faktor risiko metabolik (Ashwell dan Hsieh, 2005; Ashwell
Selain itu, RLPTB juga dianggap lebih murah daripada IMT karena
tinggi serta lingkar pinggang dapat dilakukan sendiri dan hasil ukurnya
dibandingkan dengan IMT. Titik potong 0,5 dari RLPTB dapat digunakan
oleh anak – anak (>5 tahun) hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun
perempuan dari berbagai etnis (Ashwell dan Hsieh, 2005; Ashwell dan
Gibson, 2009; Browning dkk, 2010; Ashwell dkk, 2012). Penelitian terkait
(Sayeed dkk, 2003), Turki (Meseri dkk, 2013), Korea (Park dkk, 2009),
Jepang (Hsieh dkk, 2003), Inggris (Ashwell dan Gibson, 2009) dengan
sebagai prediktor dari kejadian hipertensi yang paling baik dan dapat
potong yang hampir sama yaitu 0,4705 untuk laki-laki (sensitivitas 68,0%;
spesifisitas 50,0%).
bagaimana sensitvitas dan spesifisitas dari beberapa nilai titik potong dari
2013. Adapun titik potong yang akan diuji adalah titik potong 0,47 dan
0,50 untuk laki-laki serta titik potong 0,50 dan 0,51 untuk perempuan.
ini dikarenakan uji sensitivitas dan spesifisitas dianggap stabil dan tidak
berubah pada prevalensi subyek sehat dan sakit (Sastroasmoro dan Ismael,
penelitian ini serta data tersebut dapat mewakili populasi yang ada di
Indonesia.
6
B. Rumusan Masalah
terhadap status obesitas sentral sebagai salah satu faktor risikonya. Status
spesifisitas dari titik potong 0,47; 0,50 dan 0,51 RLPTB sebagai prediktor
C. Pertanyaan Penelitian
2. Bagaimana nilai sensitivitas titik potong 0,47 dan 0,5 RLPTB sebagai
3. Bagaimana nilai spesifisitas titik potong 0,47 dan 0,5 RLPTB sebagai
4. Bagaimana nilai sensitivitas titik potong 0,5 dan 0,51 RLPTB sebagai
5. Bagaimana nilai spesifisitas titik potong 0,5 dan 0,51 RLPTB sebagai
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
di Indonesia.
di Indonesia.
dewasa di Indonesia.
dewasa di Indonesia.
8
E. Manfaat Penelitian
hipertensi.
berusia ≥18 tahun. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji diagnostik tabel 2x2 untuk mengetahui nilai sensitivitas dan
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
10
11
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah dan Hipertensi Menurut JNC VII
3. Etiologi Hipertensi
McCance, 2012).
sebagai sillent killer. Gejala hipertensi yang terjadi pada tiap individu
ketika telah terjadi kerusakan pada organ target. Pada fase hipertensi
5. Dampak Hipertensi
1. Pengertian Obesitas
hanya didasari oleh jumlah lemak yang tedapat di dalam tubuh, tetapi
masih belum diketahui secara pasti, namun aktivasi dari sistem saraf
tekanan darah yang lebih tinggi pada orang yang obesitas. Selama fase
Pausova, 2014).
di hati, paru-paru dan ginjal). Produksi RAAS pada jaringan adiposa ikut
yang terlihat pada orang yang obesitas dibandingkan dengan orang yang
C. Indeks Antropometri
dalam kilogram (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter
Depok, Jawa Barat diketahui bahwa cut off IMT ≥27,0 memiliki
yang merupakan baku emas dari pengukuran obesitas adalah 35%. Hal
saat ini kurang tepat untuk mengukur status obesitas pada penduduk
2. Lingkar Pinggang
rekomendsi IDF tahun 2006, ukuran lingkar pinggang atau ideal untuk
RI, 2013c).
metabolik.
dapat digunakan oleh seluruh orang dewasa dan anak dengan usia lebih
Penggunaan batas nilai 0,5 RLPTB dapat diubah menjadi pesan yang
mudah, yaitu “jaga lingkar pinggang Anda untuk kurang dari setengah
dewasa, diperoleh hasil uji diagnostik dari analisis kurva ROC (AUC =
adalah alat skrining yang lebih baik untuk digunakan secara global
perempuan dari berbagai kelompok etnis, yaitu etnis kulit putih, Asia,
tinggi badan yang berbeda. Tidak hanya itu, batas nilai dari lingkar
pinggang yang ada saat ini dibedakan oleh jenis kelamin serta umur
dan LP.
Grafik ini memiliki 3 nilai batas yang sesuai untuk dewasa maupun
garis x (cm) dan tinggi badan pada garis y (cm). Batasan nilai RLPTB
0,4 – 0,5 (area hijau) menyatakan “baik”, nilai 0,5 – 0,6 (area kuning)
tindakan yang akan diambil” untuk dewasa. Sementara itu nilai >0,6
penyakit, atau hasil dapat berupa nilai negatif, yang mengindikasikan tidak
dkk, 2000). Manfaat dari tes skrining dievaluasi melalui hasil sensitivitas
Baku Emas
Positif Negatif
Indeks Positif a b a+b
Negatif c d c+d
a+c b+d
Sumber: Dahlan (2009)
Keterangan:
1) a = Positif Benar
2) b = Positif Semu
3) c = Negatif Semu
4) d = Negatif Benar
sakit dengan hasil uji diagnostik positif (positif benar) dibanding seluruh
hasil uji diagnostik positif bila dilakukan pada sekelompok subyek yang
21
seluruh subyek, atau kemungkinan bahwa hasil uji diagnostik akan negatif
Ismael, 2014).
apabila nilai sensitivitas suatu uji adalah 100% maka seluruh responden
2009). Nilai dari uji sensitivitas dan spesifisitas dianggap sebagai nilai
yang stabil, hal ini dikarenakan nilai keduanya tidak berubah pada
prevalensi orang sakit dan sehat dengan prevalensi yang rendah maupun
E. Kerangka Teori
obesitas meningkat tidak hanya didasari oleh jumlah lemak yang tedapat di
dalam tubuh, tetapi juga berkaitan dengan distribusi lemak di dalam tubuh
RLPTB. IMT, LP dan RLPTB juga merupakan alat skrining dari kejadian
hipertensi.
dari penelitian tersebut diketahui bahwa titik potong 0,50 dari RLPTB
secara global. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian meta
nilai AUC (CI 95%) 0,68 untuk perempuan dan 0,73 untuk laki-laki
dibandingkan dengan IMT. Titik potong RLPTB yang ada pada penelitian
didapatkan nilai titik potong optimal dari RLPTB yang berbeda, yaitu
berkisar antara 0,47 – 0,4705 untuk laki-laki dan 0,5063 – 0,51 pada
perempuan.
Obesitas IMT
LP Hipertensi
Obesitas
sentral
RLPTB
Sumber : Adaptasi Pausova (2014); Browning, dkk (2010); Ashwell, dkk (2012),
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Titik Potong
0.47, 0.50 dan Hipertensi
0.51 RLPTB
penelitian ini peneliti hanya akan meneliti mengenai beberapa titik potong
dari RLPTB (Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan) yang berkisar antara
Indonesia. Hal ini dikarenakan peneliti hanya ingin mengetahui nilai titik
25
26
B. Definisi Operasional
Skala
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Variabel Dependen
1. Hipertensi Hasil rata-rata dari 2 kali Kuesioner Observasi kuesioner Ordinal
pengukuran tekanan darah RKD13.IND K05A, Riskesdas tahun 1 = Hipertensi (≥140
dan jika terdapat perbedaan K05B, K05C, K06A, 2013 mmHg /≥90
≥10 mmHg antara hasil K06B, K06C dan mmHg)
pengukuran tekanan darah K07A, K07B, K07C
sistolik maupun diastolik 2 = Tidak Hipertensi
yang pertama dengan (<140 mmHg / <90
pengukuran yang kedua, maka mmHg)
dilakukan pengukuran ketiga
sehingga status hipertensi
ditentukan melalui rata-rata
hasil 3 kali pengukuran
tekanan darah.
Variabel Independen
2. Rasio Hasil pengukuran dari Kuesioner RKD.IND Observasi kuesioner Ordinal
Lingkar Lingkar Pinggang (cm) dibagi K02a dan K02b untuk Riskesdas tahun 1 = nilai titik potong
Pinggang tinggi badan (cm) variabel tinggi badan 2013 dan RLPTB ≥0,47;
Tinggi Badan Kuesioner RKD.IND transformasi data 0,50; 0,51
(RLPTB) K04a dan K04b untuk
variabel Lingkar 2 = nilai titik potong
Pinggang RLPTB <0,47;
0,50; 0,51
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan desain studi
nilai sensitivitas serta spesifisitas dari nilai titik potong RLPTB (Rasio
pada tahun 2013. Sementara itu, analisis penelitian ini dilakukan pada
bulan April hingga Agustus tahun 2016 di FKIK Universitas Islam Negeri
27
28
1. Populasi Penelitian
Riskesdas tahun 2013, yaitu terdapat blok sensus (BS) yang tidak
Oleh karena itu, pada Riskesdas 2013 populasi berasal dari 11.986
blok sensus (BS), 294.959 rumah tangga (RT) dan 1.027.763 anggota
seluruh total sampel dari Riskesdas tahun 2013 yang berusia ≥18 tahun
2. Sampel Penelitian
Riskesdas tahun 2013 yang berusia ≥18 tahun yang diukur tekanan
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteri Ekslusi
responden.
badan. Hal ini dikarenakan terdapat 4.447 orang tidak diukur tinggi
kembali.
30
Pada awal proses filter data diketahui ada 7.429 WUS yang sedang
3 dibawah ini:
31
melalui uji coba instrumen yang dilakukan oleh peneliti Badan Litbangkes,
akademisi dan organisasi profesi serta proses validasi yang dilakukan oleh
merupakan Kepala Keluarga atau Ibu Rumah Tangga atau ART (anggota
1. Hipertensi
2. Lingkar Pinggang
3. Tinggi Badan
multifungsi dengan kapasitas ukur dua meter dan ketelitian 0,1 cm.
RI, 2013). Data tinggi badan yang kemudian akan diubah menjadi
Riskesdas 2013.
5. Jenis Kelamin
rumah tangga.
6. Usia
125 tahun.
36
7. Status Kehamilan
kuesioner RKD.13.IND.
1. Filter Data
2. Cleaning Data
data yang tidak lengkap serta data dari variabel yang akan dieklusi
3. Recoding Data
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
darah respoden.
adalah uji tabel 2x2. Uji tabel 2x2 dilakukan untuk mendapatkan
memiliki nilai RLPTB ≥ nilai titik potong yang diuji (titik potong
0,47; 0,50 dan 0,51) dan kode 2 untuk responden yang memiliki
nilai RLPTB < nilai titik potong yang diuji (titik potong 0,47; 0,50
dan 0,51).
Baku Emas
Positif Negatif
Positif a b a+b
Indeks
Negatif c d c+d
a+c b+d
HASIL
Jenis Median
Jumlah
Kelamin Usia TB LP RLPTB TDS TDD
Laki-laki 287.569 41 162,40 77,00 0,47 123,50 80,00
Perempuan 306.795 40 151,60 78,10 0,51 121,50 81,33
diatas 41 tahun. Selain itu, 50% responden laki-laki memiliki nilai RLPTB
dibawah 0,47 dan 50% responden laki-laki memiliki nilai RLPTB diatas
dibawah 40 tahun dan 50% lainnya berusia diatas 40 tahun. Selain itu,
50% responden perempuan memiliki nilai RLPTB dibawah 0,51 dan 50%
39
40
Kelompok Median
Jumlah
Usia TB LP TDS TDD RLPTB
Laki-laki
18 – 27 59.131 163,80 73,00 119,00 73,00 0,44
28 – 37 63.448 163,50 77,50 121,00 77,50 0,47
38 – 47 67.358 163,00 79,00 123,67 79,00 0,48
48 – 57 52.100 162,00 79,00 128,50 82,00 0,48
58 – 67 29.039 160,00 77,00 133,50 82,66 0,48
68 – 77 12.525 158,50 74,10 140,00 82,50 0,47
≥78 3.968 156,70 73,00 142,00 82,50 0,46
Perempuan
18 – 27 57.822 153,00 73,00 111,50 77,00 0,47
28 – 37 74.194 152,30 79,00 117,50 80,00 0,51
38 – 47 74.265 152,00 81,00 123,50 83,00 0,53
48 – 57 53.516 151,00 80,50 130,50 84,50 0,53
58 – 67 28.474 149,50 78,00 138,50 85,50 0,52
68 – 77 13.571 147,10 74,00 146,00 85,50 0,50
≥78 4.953 145,10 70,20 149,00 85,00 0,48
Selain itu, responden laki-laki usia 18-27 tahun memiliki niai median
RLPTB terendah yaitu 0,44 dan responden perempuan usia 38-57 tahun
Hipertensi
Jenis Total
Ya Tidak
Kelamin N (%)
n (%) n (%)
287.569
Laki-laki 70.482 (24,51%) 217.087 (75,49%)
(100%)
306.795
Perempuan 94.141 (30,69%) 212.654 (69,31%)
(100%)
30,69%.
B. Nilai Sensitivitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB Pada Laki – laki
Nilai sensitivitas dari titik potong 0,47 dan 0,50 RLPTB pada laki-
laki dewasa di Indonesia dapat diketahui melalui hasil analisis dari uji
diagnostik tabel 2x2. Adapun hasil uji tabel 2x2 dari titik potong 0,47
Tabel 5 4 Tabel 2x2 Titik Potong 0,47 RLPTB Dengan Status Hipertensi
Pada Laki-laki Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi
Total
Ya Tidak
≥0,47 45.833 103.642 149.475
RLPTB
<0,47 24.649 113.445 138.094
0,47
Total 70.482 217.087 287.569
Sensitivitas : (45.833/ 70.482) x 100% = 65,02 %
42
bahwa titik potong 0,47 RLPTB dapat menyaring 65,02% responden laki-
laki yang positif hipertensi dari total responden laki-laki yang benar-benar
mengalami hipertensi. Sementara itu, hasil uji tabel 2x2 untuk titik potong
Tabel 5.5 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Laki-laki Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi
Total
Ya Tidak
≥0,50 33.053 61.897 94.950
RLPTB
<0,50 37.429 155.190 192.619
0,50
Total 70.482 217.087 287.569
Sensitivitas = (33.053/ 70.482) x 100% = 46,89%
C. Nilai Spesifisitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB Pada Laki-laki
Nilai spesifisitas dari titik potong 0,47 dan 0,50 RLPTB pada
uji diagnostik tabel 2x2. Adapun hasil uji tabel 2x2 dari titik potong 0,47
Tabel 5.6 Tabel 2x2 Titik Potong 0,47 RLPTB Dengan Status Hipertensi
Pada Laki-laki Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi
Total
Ya Tidak
≥0,47 45.833 103.642 149.475
RLPTB
<0,47 24.649 113.445 138.094
0,47
Total 70.482 217.087 287.569
Spesifisitas : (113.445/217.087) x 100% = 61,47%
Tabel 5.7 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi
Pada Laki-laki Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi Total
Ya Tidak
≥0,50 33.053 61.897 94.950
RLPTB
<0,50 37.429 155.190 192.619
0,50
Total 70.482 217.087 287.569
Spesifisitas : (155.190/ 217.087) x 100% = 71,48%
adalah 71,48%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai titik potong 0,50 dari
D. Nilai Sensitivitas Titik Potong 0,50 dan 0,51 RLPTB Pada Perempuan
Nilai sensitivitas dari titik potong 0,50 dan 0,51 RLPTB pada
analisis dari uji diagnostik tabel 2x2. Adapun hasil uji tabel 2x2 dari titik
Tabel 5.8 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Perempuan Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi
Total
Ya Tidak
≥0,50 66.618 112.200 178.818
RLPTB
<0,50 27.523 100.454 127.977
0,50
Total 94.141 212.654 306.795
Sensitivitas = (66.618/ 94.141) x 100% = 70,76%
hipertensi. Sementara itu, nilai sensitivitas dari titik potong 0,51 RLPTB
Tabel 5.9 Tabel 2x2 Titik Potong 0,51 RLPTB dengan Status Hipertensi Pada
Perempuan Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi
Total
Ya Tidak
≥0,51 62.249 98.692 160.941
RLPTB
<0,51 31.892 113.962 145.854
0,51
Total 94.141 212.654 306.795
Sensitivitas = (62.249/ 94.141) x 100% = 66,12%
E. Nilai Spesifisitas Titik Potong 0,50 dan 0,51 RLPTB Pada Perempuan
Nilai spesifisitas dari titik potong 0,50 dan 0,51 RLPTB pada
dari uji diagnostik tabel 2x2. Adapun hasil uji tabel 2x2 dari titik potong
Tabel 5.10 Tabel 2x2 Titik Potong 0,50 RLPTB dengan Status Hipertensi
Pada Perempuan Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi
Total
Ya Tidak
≥0,50 66.618 112.200 178.818
RLPTB
<0,50 27.523 100.454 127.977
0,50
Total 94.141 212.654 306.795
Spesifisitas = (100.454/ 212.654) x 100% = 47,23%
46
nilai spesifisitas titik potong 0,51 pada responden perempuan dapat dilihat
Tabel 5.11 Tabel 2x2 Titik Potong 0,51 RLPTB dengan Status Hipertensi
Pada Perempuan Dewasa di Indonesia Tahun 2013
Status Hipertensi
Total
Ya Tidak
≥0,51 62.249 98.692 160.941
RLPTB
<0,51 31.892 113.962 145.854
0,51
Total 94.141 212.654 306.795
Spesifisitas = (113.962/ 212.654) x 100% = 53,59%
titik potong 0,51 RLPTB pada responden perempuan adalah 53,59%. Nilai
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
dari hasil penelitian Riskesdas tahun 2013. Pada saat pengumpulan data
tidak sesuai pada saat dilakukannya pengukuran, terutama pada tensi meter
tergantung pada posisi responden, baterai dan serta letak manset pada saat
pengukuran.
enumerator serta telah dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan
digunakan, yaitu tensi meter digital, alat ukur lingkar pinggang dan alat
ukur tinggi badan. Selain itu, selama pengumpulan data berlangsung, para
Blok Sensus.
perbedaan rentang usia responden yang cukup jauh. Pada penelitian ini,
rentang usia responden laki-laki adalah 18 – 125 tahun dan rentang usia
jauh tersebut menimbulkan distribusi data pada penelitian ini tidak normal.
ini dikarenakan nilai median merupakan nilai yang tidak dipengaruhi oleh
tahun 2013 yang berusia ≥18 tahun. Sebelum melakukan analisis, peneliti
kriteria inklusi dan ekslusi, total sampel yang dianalisis berjumlah 594.364
seseorang yang berusia lanjut memiliki risiko 11,5 kali untuk terkena
hipertensi. Namun, tekanan darah sistolik pada orang yang berusia lanjut
hal ini dapat terjadi akibat dari proses penuaan, akumulasi kolagen,
kalsium serta degradasi elastin pada arteri. Pada saat seseorang berusia
perempuan. Perbedaan yang cukup jauh antara nilai rata-rata RLPTB ini
laki–laki yang memiliki ukuran lingkar pinggang 77,00 cm. Oleh karena
itu, responden perempuan memiliki nilai rata-rata RLPTB yang lebih besar
Laki-laki dewasa memiliki tubuh yang kurus dan massa otot yang
lebih besar serta masa lemak yang lebih rendah daripada perempuan
otot yang besar, tulang yang lebih kuat dan besar serta berkurangnya
pubertas (Stevens dkk, 2010). Selain itu, perempuan pada usia 18-84 tahun
2005) sehingga ukuran lingkar pinggang pada perempuan lebih lebih besar
daripada laki-laki.
laki-laki. Pada usia 40-55 tahun perempuan akan lebih rentan dan berisiko
C. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,47 dan 0,50 RLPTB
Berdasarkan hasil uji tabel 2x2 terhadap titik potong 0,47 pada
yang berstatus tidak hipertensi. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan
juga mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
dan spesifisitas yang berbeda dengan titik potong 0,47; dimana nilai
sensitivitas dan spesifisitas dari titik potong 0,50 pada responden laki-laki
ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lam BCC
dkk (2015) pada laki-laki dewasa di Singapura, dimana titik potong 0,501
dari titik potong 0,47 dan 0,50 dikarenakan adanya perbedaan karakteristik
RLPTB.
terjadi distribusi lemak viseral dan pada titik potong ≥0,6 telah terjadi
bahwa titik potong 0,50 merupakan alat skrining terbaik untuk hipertensi
dari usia >5 tahun. Namun pada responden laki-laki dewasa rekomendasi
titik potong 0,50 kurang cocok untuk digunakan sebagai alat skrining guna
menghasilkan titik potong 0,47 sebagai titik potong optimal RLPTB untuk
53
0,50 RLPTB, peneliti berpendapat bahwa titik potong 0,47 lebih baik
dikarenakan titik potong 0,47 memiliki nilai sensitivitas yang lebih baik
D. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Titik Potong 0,50 dan 0,51 RLPTB
bahwa titik potong 0,50 dari RLPTB dapat menyaring 70,76% responden
2009) juga didapatkan titik potong optimal 0,51 RLPTB untuk perempuan
potong optimal RLPTB yang berbeda dan lebih rendah untuk perempuan,
55
yaitu 0,49 dengan nilai sensitivitas 73,3% dan spesifisitas 73,0%. Hasil
Singapura oleh Lam BCC dkk (2015) dimana nilai titik potong optimal
RLPTB pada perempuan adalah 0,531 dengan nilai sensitivitas 61,0% dan
spesifisitas 81,6%.
uji tabel 2x2 pada titik potong 0,50 dan 0,51 RLPTB pada perempuan
merupakan titik potong RLPTB yang paling baik untuk digunakan sebagai
lebih tinggi dibandingkan dengan titik potong 0,51 yaitu 70,76% meskipun
nilai spesifisitas dari titik potong 0,50 lebih rendah daripada spesifisitas
titik potong 0,51, yaitu 47,23%. Menurut Sastroasmoro dan Ismael (2014)
Ashwell (2011) pada titik potong ≥0,50 telah terjadi distribusi lemak
setiap kelompok usia memiliki rata-rata nilai RLPTB >0,50 setelah usia
>27 tahun kecuali pada usia ≥78 tahun yang memiliki nilai rata-rata
PENUTUP
A. Simpulan
kesimpulan, yaitu:
itu, nilai titik potong 0,50 memiliki nilai sensitivitas 46,89% dan
57
58
B. Saran
seperti nilai duga positif (NDP), nilai duga negatif (NDN), rasio
PTM.
DAFTAR PUSTAKA
Ashwell, Margaret. 2011. Charts Based on Body Mass Index and Waist-to-Height
Ratio to Assess the Health Risks of Obesity: A Review. The Open Obesity
Journal, 2011, 3, 78-84
Ashwell, Margaret dkk. 2012. Waist-to-height ratio is a better screening tool than
waist circumference and BMI for adult cardiometabolic risk factors:
systematic review and meta-analysis. Obesity reviews (2012) 13, 275.–
286. doi: 10.1111/j.1467-789X.2011.00952.x
Ashwell, Margaret dan Shiun Dong Hsieh. 2005. Six Reasons Why the Wiast-to-
height Ratio is A Rapid and Effective Global Indicator for Healht Risks
of Obesity and How its Use Could Simplify the International Public
Health Message on Obesity). International Journal of Food Sciences and
Nutrition, August 2005; 56 (5): 303_/307. DOI:
10.1080/09637480500195066
Ashwell, Margaret dan Sigrid Gibson. 2009. Waist to Height Ratio Is a Simple
and Effective Screening Tool for Cardiovascular Risk Factors Analysis of
Data from the British National Diet Nutrition Survey of Adults Aged 19-
64 Years. Obes Facts 2009;2:97-103 DOI: 10.1159/000203363
Chobanian, AV dkk. 2003. The JNC 7 Express The Seventh Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment
of High Blood Pressure. U.S Department of Helath And Human Service
59
60
Casey, Anggie, dan Herbert Benson. 2006. Panduan Harvard Medical School:
Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Popouler
Herman, Cheryl. 2006. Clinical Pearl What Makes a Screening Exam “Good”?.
Virtual Mentor. Ethics Journal of the American Medical Association
January 2006, Volume 8, Number 1:34-37
Hsieh, SD dkk. 2003. Waist-to-height ratio, a simple and practical index for
assessing central fat distribution and metabolic risk in Japanese men and
women. International Journal of Obesity (2003) 27, 610–616
61
Kemenkes RI. 2013a. Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2013 7 April
2013. Jakarta: Balitbangkes
Kuk JL, Lee S, Heymsfield SB, Ross R . 2005. Waist Circumference And
Abdominal Adipose Tissue Distribution: Influence Of Age And Sex. Am J
Clin Nutr 81, 1330–1334.
Lam BCC dkk. 2015. Comparison of Body Mass Index (BMI), Body Adiposity
Index (BAI), Waist Circumference (WC), Waist-To-Hip Ratio (WHR) and
Waist-To-Height Ratio (WHtR) as Predictors of Cardiovascular Disease
Risk Factors in an Adult Population in Singapore. PLoS ONE 10(4):
e0122985. doi:10.1371/journal.pone.0122985
62
Leblanc, Marie-Eve dan Paul Poirier. 2014. Nutrition In The Prevention And
Treatment Of Abdominal Obesity chapter 14: Blood Pressure Regulation
in Abdominal Obesity. Elseiver ISBN: 978-0-12-407869-7
Lee, Crystal Man Ying, dkk. 2008. Indices of Abdominal Obesity Are Better
Discriminators of Cardiovascular Risk Factors Than BMI: a Meta-
Analysis. Elseivier. Journal of Clinical Epidemiology 61 (2008) 646e653.
doi: 10.1016/j.jclinepi.2007.08.012
Nurzakiah, dkk. 2010. Faktor Risiko Obesitas pada Orang Dewasa Urban dan
Rural. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 1, Agustus
2010
Santoso, Budi Imam dkk. 2012. Air Bagi Kesehatan Edisi Kedua. Jakarta: Centra
Communications
Sayeed, MA dkk. 2003. Waist-to-height Ratio is a Better Obesity Index than Body
Mass Index and Waist-to-hip Ratio for Predicting Diabetes,
Hypertension and Lipidemia. Bangladesh Med. Res. Counc. Bull. 2003;
29(1): 1-10
Soegih, R. Rachmad dan Kunkun K.W. 2009. Obesitas Permasalahan dan Terapi
Praktis. Jakarta: Sagung Seto
WHO. 2013. A Global Brief On Hypertension Sillent Killer, Global Public Health
Crisis. Geneva: WHO
Zeng, Qiang dkk. 2014. Optimal cut-off values of BMI, waist circumference and
waist:height ratio for defining obesity in Chinese adults. British Journal
of Nutrition (2014), 112, 1735–1744. doi:10.1017/S0007114514002657
LAMPIRAN
64
65
LAMPIRAN 1
66
LAMPIRAN 2
Kuesioner Riskesdas 2013
LAMPIRAN 3
Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Count
risk_Hipertensi
Median 41.00
Variance 226.967
Minimum 18
Maximum 125
Range 107
Interquartile Range 22
Median 162.400
Variance 46.413
Minimum 96.0
Maximum 199.8
Range 103.8
Descriptives
Median 77.000
Variance 101.080
Minimum 50.0
Maximum 150.0
Range 100.0
Median 1.2350E2
Variance 329.569
Minimum 53.50
Maximum 300.00
Range 246.50
Descriptives
Median 80.0000
Variance 120.113
Minimum 30.00
Maximum 200.00
Range 170.00
Median .4727
Variance .004
Minimum .28
Maximum 1.02
Range .74
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.
LAMPIRAN 4
Output Hasil
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0
Count
risk_Hipertensi
Count
risk_Hipertensi
Count
risk_Hipertensi
Count
risk_Hipertensi
Count
risk_Hipertensi