Anda di halaman 1dari 51

SAMPEL

dan
RUMUS BESAR SAMPEL

Khotimah, S. Kep., Ns., M.


Kes
SAMPEL
 Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau
 Syarat-syarat sampel
1. Representatif
2. Sampel harus cukup banyak
Kreteria Sampel
1. Kreteria Inklusi
 Merupakan karakteristik umum subyek penelitian
 Pertimbangan ilmiah menjadi pedoman penentuan kreteria
inklusi
Misal : akan di teliti pengaruh mobilisasi pada pasien pasca
operasi terhadap percepatan peristaltic usus.
Kreteria inklusi : jenis anaestesi, usia responden
2. Kreteria Eksklusi
 Mengeluarkan subyek yang memenuhi syarat inklusi karena
berbagai sebab
 Terdapat keadaan/penyakit yang mengganggu pengukuran
 Adanya keadaan yang menganggu kemampuan pelaksanaan
 Hambatan etis
 Subyek menolak berpartisipasi
Hal yang harus di perhatikan dalam penentuan besar sampel

1. Jenis dan rancangan penelitian


Observasi
Eksperimen
2. Tujuan analisis
Deskriptif
Analitik
3. Jumlah populasi/sampel
Satu
Lebih dari satu
4. Tehnik sampling
Simpel random sampling/systematic random sampling
Stratified random sampling
Cluster random sampling
5. Skala data
Proporsi/Kategorik
Kontinyu/Numerik
Deskriptif
Aksis Siatistik

Korelatif
Bivariat
Analitik Komparatif
Multivariat
Numeri-Numerik

Numerik-Ordinal

Kategorik
Numerik-Nominal
Deskriptif

Korelasi
Numerik
Ordinal-Ordinal

Rate
Ordinal-Nominal

Nominal-Nominal
1 x Pengukuran
Tidak Berpasangan
> 1 x Pengukuran
Kategorik
2 x Pengukuran
Berpasangan
> 2 x Pengukuran
2 Kelompok 1 x Pengukuran
Komparatif

Tidak Berpasangan

Numerik > 2 Kelompok > 1 x Pengukuran

2 x Pengukuran
Berpasangan Pengukuran Berulang
> 2 x Pengukuran

Rate
Besar Sampel
pada
Penelitian Deskriptif
Kategorik
Deskriptif

Numerik

Rate
DESKRIPTIF

1. Kategorik
Z2PQ
n = -------------
d2
Z : Derivat baku alfa (ditetapkan oleh peneliti, untuk α 5% nilai Z adalah 1.96

P : Proporsi (nilai di ambil dari kepustakaan)

Q : 1- Proporsi

d : Presisi (ditetapkan oleh peneliti). nilai 0,1 sampai 1,0 ( semakin besar d semakin kecil sampel)
Contoh :
Pertanyaan Penelitian Berapa prevalensi anemia pada ibu hamil
trimester pertama
Hipotesis Tidak ada hipotesis
Diagnosis Deskriptif-Kategorik
Alasan Deskriptif karena tidak mencari hubungan
antar variabel
Kategorik karena mencari prevalensi anemia
dan tidak anemia
Rencana Analisis Proporsi dan Interval kepercayaan
Contoh :
Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi diare di desa A.
Berapa besar sampel yang digunakan ?
Jawab :
Z PQ
2

n = -------------
d2
Prevalensi dari penelitian sebelumnya 20 %, peneliti
menetapkan nilai alfa sebasar 5 %, sehingga Zα : 1,96, nilai
presisi di tetapkan peneliti sebasar 0.1
 

n=

n = 62
DESKRIPTIF

2. Numerik
2
(Z S)
n = ---------
d
Z : Derivat baku alfa (ditetapkan oleh peneliti, untuk α 5% nilai Z adalah 1.96

S : Simpangan baku (nilai di ambil dari kepustakaan), jika belum ada peneliti dapat melakukan studi

pendahuluan 10-20 subyek

d : Presisi (ditetapkan oleh peneliti)


Contoh :
Pertanyaan Penelitian Berapa kadar hemoglobin pada ibu hamil
trimester pertama
Hipotesis Tidak ada hipotesis
Diagnosis Deskriptif-Numerik
Alasan Deskriptif karena tidak mencari hubungan
antar variabel
Numerik karena mencari kadar hemoglobin
Rencana Analisis Rerata, simpangan baku dan interval
kepercayaan
DESKRIPTIF

3. Rate

Z2ℷ
n = ----------
d T
2

Z : Derivat baku alfa (ditetapkan oleh peneliti, untuk α 5% nilai Z adalah 1.96

ℷ : Lamda (nilai di ambil dari kepustakaan, penelitian pendahuluan, asumsi peneliti)

d : Presisi (nilai ditetapkan oleh peneliti)


Contoh :
Pertanyaan Penelitian Bagaimana gambaran survival rate pada
pasien kanker hati
Hipotesis Tidak ada hipotesis
Diagnosis Deskriptif-Rate
Alasan Deskriptif karena tidak mencari hubungan
antar variabel
Rate karena mencari survival rate
Rencana Analisis Insiden rate dan interval kepercayaan
Besar Sampel
pada
Penelitian Korelasi
Numeri-Numerik

Numerik-Ordinal

Numerik-Nominal

Korelatif
Ordinal-Ordinal

Ordinal-Nominal

Nominal-Nominal
KORELASI

Rumus : 2

Z : Derivat baku alfa (ditetapkan oleh peneliti, untuk α 5% nilai Z adalah 1.96

Zβ : Derivat baku beta (ditetapkan oleh peneliti)

ln : Eksponensial/log
r : koefisien korelasi (dari kepustakaan)/studi pendahuluan 10-20 subyek (bila
kepustakaan blm ada), nilai 0,1 sd 0,9
Contoh :
Pertanyaan Penelitian Apakah ada korelasi antara kadar FSH
dengan jumlah oosit
Hipotesis Terdapat korelasi antara kadar FSH dengan
jumlah oosit
Diagnosis Analitik korelatif numerik-numerik
Alasan Korelatif karena mencari hubungan antar
variabel
Numerik karena kadar FSH dan oosit dalam
bentuk nilai/angka
Rencana Analisis Uji statistik Pearson dengan alternatif
Spearman
contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui korelasi kadar vitamin D
dengan densitas tulang. Diketahui dari penelitian sebelumnya
bahwa korelasi antara vitamin D dengan densitas tulang
sebesar 0,4, dengan kesalahan type I sebesar 5%, hipotesis
satu arah, kesalahan type II 20%, berapa besar sampel yang
diperlukan
 
Besar Sampel
pada
Penelitian Komparasi
1 x Pengukuran
Tidak Berpasangan
> 1 x Pengukuran
Kategorik
2 x Pengukuran
Berpasangan
> 2 x Pengukuran
2 Kelompok 1 x Pengukuran
Komparatif

Tidak Berpasangan

Numerik > 2 Kelompok > 1 x Pengukuran

2 x Pengukuran
Berpasangan Pengukuran Berulang
> 2 x Pengukuran

Rate
KOMPARATIF
KOMPARATIF - KATEGORIK
1.  Tidak berpasangan- Satu kali pengukuran

n1=n2 2

Zα : Derivat baku alfa (di tetapkan peneliti)


P : Proporsi dari P1 atau P2
Q : 1-P
Zβ : Derivat baku beta (di tetapkan peneliti)
P1 : Proporsi kelompok 1
P2 : Proporsi kelompok 2
Tingkat kepercayaan yang sering digunakan adalah 95 %
(1,960) dan 90 % ( 1,645). Sedangkan untuk nilai p* (1-p)
akan memberikan berbagai nilai yang berikut ini untuk nilai p
yang berbeda :

Besar sampel yang dipilih akan paling besar jika p sama


dengan 0.5 (50%)
Contoh :
Pertanyaan Penelitian Apakah ada perbedaan kesembuhan obat
A (standar) dengan obat B
Hipotesis Ada perbedaan kesembuhan obat A (standar)
dengan obat B
Diagnosis Analitik komparatif kategorik tidak
berpasangan satu kali pengukuran
Rencana Analisis Uji chi square dan penghitungan odds rasio
dan interval kepercayaan
Alternatif : uji Fisher’s
Lanjutan
   contoh.....

Berapa besar sampel yang digunakan pada penelitian tersebut?


Peneliti menetapkan proporsi kesembuhan obat A dengan obat
B dianggap bermakna jika selisih 20%, jika diketahui
kesembuhan obat A 70%, bila kesalahan alfa 5% dan beta
20%.
Maka rumus besar sampel : n=n 2
n=n
   2

n=n
2

= 49 sampel
KOMPARATIF - KATEGORIK
2.  Tidak berpasangan- Lebih satu kali pengukuran

2
n=n
H : Jumlah pengukuran setelah randomisasi
G : Jumlah pengukuran sebelum randomisasi

  2
1+ ( 𝐻 − 1 ) 𝑃 𝐺𝑃
𝛾=
[ 𝐻

1+ ( 𝐺 − 1 ) 𝑃 ]
Contoh :
Pertanyaan Penelitian Apakah ada perbedaan respon terapi
antara obat A dan obat B pada minggu
pertama, kedua dan ketiga
Hipotesis Minimal ada satu perbedaan respon terapi
antara obat A dan obat B pada minggu
pertama, kedua dan ketiga
Diagnosis Analitik komparatif kategorik tidak
berpasangan lebih satu kali pengukuran
Rencana Analisis Uji Generalized estimating equation (GEE)
KOMPARATIF- KATEGORIK
3.  Berpasangan- Dua kali pengukuran

2
n1=n2
2
π : proporsi diskondran/ketidaksesuaian (nilai keputusan peneliti )
Contoh :
Penelitian Perbandingan tingkat pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan
Pertanyaan penelitian Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan
sebelum dan sesudah penyuluhan
Hipotesis Ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum
dan sesudah penyuluhan
Diagnosis Analitik komparatif kategorik berpasangan
dua kali pengukuran
Rencana Analisis Uji Mc Nemar
Contoh peneltian :

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh


pajanan bising terhadap tuli. Berapa besar sampel yang
digunakan pada penelitian tersebut ?
Peneliti menetapkan perbedaan proporsi yang dianggap
bermakna adalah 25% dengan proporsi diskondran 0,3. bila
peneliti menetapkan kesalahan type I sebesar 5% dan
kesalahan type II sebesar 20%.
2
  Rumus yang digunakan : n1=n2
2

Jawab : n1=n2 2
2

= 38 sampel
KOMPARATIF-KATEGORIK
4.  Berpasangan- Lebih dua kali pengukuran

2
n=n ϒ
2

ϒ= 1-p
Contoh :
Penelitian Perbandingan tingkat pengetahuan
sebelum, sesudah penyuluhan dan sebulan
setelah penyuluhan
Pertanyaan penelitian Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan
sebelum, sesudah penyuluhan dan sebulan
setelah penyuluhan
Hipotesis Ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum,
sesudah penyuluhan dan sebulan setelah
penyuluhan
Diagnosis Analitik komparatif kategorik berpasangan
lebih dari dua kali pengukuran
Rencana Analisis Uji Cochran dilanjutkan dengan post hoc Mc
Nemar
KOMPARATIF
KOMPARATIF-NUMERIK
1.   Tidak berpasangan-2 kelompok-1 x pengukuran

2
n1=n2

S : Simpangan baku gabungan (nilai dari kepustakaan)


Contoh :
Penelitian Perbandingan kadar kolesterol antara
yang menggunakan obat A dengan subyek
yang menggunakan obat B
Pertanyaan penelitian Apakah ada perbedaan kadar kolesterol
antara yang menggunakan obat A dengan
subyek yang menggunakan obat B
Analitik komparatif numerik tidak
Diagnosis berpasangan dua kelompok satu kali
pengukuran
Rencana Analisis Uji T tidak berpasangan
Alternatif uji Mann-Whitney
KOMPARATIF-NUMERIK
2.  Tidak berpasangan-2 kelompok- >1 x pengukuran

2
n1=n2

ϒ=
Contoh :
Penelitian Perbandingan kadar kolesterol antara
yang menggunakan obat A dengan subyek
yang menggunakan obat B
Catatan : kadar kolesterol diukur pada
minggu pertama, kedua dan ketiga
Pertanyaan penelitian Apakah ada perbedaan kadar kolesterol
antara yang menggunakan obat A dengan
subyek yang menggunakan obat B
Analitik komparatif numerik tidak
Diagnosis berpasangan dua kelompok lebih dari satu
kali pengukuran
Rencana Analisis Uji GLM
Alternatif uji Mann-Whitney berulang
KOMPARATIF-NUMERIK
3.  Berpasangan-2 x pengukuran

2
n

x1-x2 : Perbedaan rerata yang dianggap bermakna


Contoh :
Penelitian Perbandingan kadar kolesterol antara
sebelum dan sesudah pengobatan
Pertanyaan penelitian Apakah ada perbedaan kadar kolesterol
sebelum dan sesudah pengobatan
Analitik komparatif numerik berpasangan
Diagnosis dua kali pengukuran

Rencana Analisis Uji T berpasangan


Alternatif uji Wilcoxon
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai