Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN


TRIAGE DI IGD

Dosen Pengampu: Ifa Roifah, S. Kep. Ns., M. Kes

Disusun Oleh:

Sri Agustin Hidayati


201701165
4D

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

TAHUN 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………….1

1.1 Latar belakang masalah……………………………………………………1


1.2 Rumusan masalah……………………………………………………..…..3
1.3 Tujuan Penelitian :………………………………….…………....………..3
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………………….…..3
1.3.2 Tujuan Khusus…………………………………………………….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………….…………..…………………4

2. 1 Konsep Pengetahuan ………………………......………….………..


…….4

2.1.1 Definisi Pengetahuan …………………………………………….4

2.2 Konsep Triage………………………………………….…....……………..4

2.2.1 Pengertian Triage………………………………………………..4

2.2.2 Tujuan
Triage……………………………………………………..5

2.2.3 Prinsip Triage………………………………………..………..….5

2.2.4 Jenis-Jenis Triage………………………………………..


………..6

2.3 Kerangka Teori………………………………………………………….10

2.4 Kerangka Konsep ……………………………………………………….11

2.5 Hasil Penelitian Jurnal…………………………………………………..12

BAB III METODE PENELITIAN………………………..……………………14

ii
3.1 Desigen Penelitian…………………………………………...……….14

3.1.1 Variabel penelitian……………………………………………14

3.2 Populasi sampling dan Sampel……….


……………………………....15

3.2.1 Populasi………………………………………………………..15

3.2.2 sampling……………………………………………………..15

3.2.3 sampel………………………………………………….……..15

3.3 Variabel Penelitian………………………………………………..


…..14 3.4 Deinisi
Oprasional……………………………………………………16

3.5 Analisa Data……………………………………………………….


….18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………….………………….19

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit pelayanan

di Rumah Sakit yang memberikan pertolongan pertama pada pasien

dengan kondisi gawat darurat. Kondisi gawat darurat merupakan suatu

keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan medis yang cepat

untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut

(Jamaluddin, 2019). Salah satu pelayanan yang dilakukan oleh perawat di

Instalasi Gawat Darurat adalah tindakan triage. Triage berfungsi untuk

membagi pasien dalam beberapa kelompok berdasarkan beratnya cidera

yang dialami. Oleh sebab itu perawat di unit igd dituntut melakukan

tindakan triage dengan tepat dalam waktu yang singkat. Salah satu faktor

yang mempengaruhi ketepatan tindakan triage dari seorang perawat ialah

tingkat pengetahuannya. Tingkat pengetahuan perawat merupakan suatu

ilmu yang mandasar dan salah satu komponen yang sangat berpengaruh

pada pemberian tindakan Triage (Machelia, 2019).

Menurut WHO (2018) Banyak pasien dengan kasus gawat darurat

yang masuk ke rumah sakit memerlukan pertolongan segera. Kegawat

daruratan dari penyakit menjadi masalah seluruh dunia termasuk di negara

Asean (Bahari, Widyaswara, & Setyaningsih, 2019).

1
Dari data kunjungan pasien yang masuk ke IGD di Indonesia adalah 4.402.205

pasien (13,3%) dari total seluruh kunjungan di rumah sakit umum (Menteri Kesehatan RI,

2018). Data kunjungan pasien IGD di provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 berjumlah

8.201.606 kasus (Deviantony, Ahsan, & Setyoadi, 2019). Data kunjungan IGD di RSU

Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2018 adalah sebanyak 1.4990 kasus pada tahun 2019

adalah sebanyak 1.213 kasus.

Penerapan triage di Indonesia dengan presentase 68% sampai dengan 72% dari

1.722 rumah sakit. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Perawat triage dituntut mempunyai pengetahuan yang memadai karena harus tampil

dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi situasi yang komplek dan penuh tekanan

sehingga memerlukan kematangan professional untuk mentoleransi stress yang terjadi

dalam mengambil keputusan terkait dengan kondisi akut pasien dan menghadapi keluarga

pasien. Kemampuan perawat melakukan triase merupakan salah satu unsur dalam

keberhasilan pertolongan pada saat klien yang mengalami gawat darurat. (Rizki &

Handayani, 2018)

Kemampuan perawat melakukan triase merupakan salah satu unsur dalam

keberhasilan pertolongan pada saat klien yang mengalami gawat darurat. Peran perawat

juga sebagai koordinator penanganan pasien. Peran perawat ini sangat menentukan

keberhasilan manajemen gawat darurat pasien. Beberapa faktor turut berkontribusi dalam

mendukung kemampuan perawat tersebut, seperti pengetahuan dan pengalaman kerja.

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melaksanakan

2
pengindraan terhadap suatu objek tertentu, dimana pengindraan terjadi melalui panca

indera yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Sudrajat,

Haeriyanto, & Iriana, 2014)

1.2 Rumusan Masalah

Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan Triage

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui mengetahui adanya Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat

Dengan Pelaksanaan Triage di IGD.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahuai tingkat pengetahuan perawat tentang triage di IGD.

2. Untuk mengetahui ketepatan pelaksanaan triage perawat dalam penanganan

pasien kegawatdaruratan di IGD.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan prawat dengan pelaksanaan triage di ruang

IGD.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada BAB ini akan dibahas tentang : 1. Konsep Pengetahuan 2. Konsep Triage 3.

Kerangka Teori 4. Kerangka Konseptual

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden terkait

dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal tentang penyakit (penyebab, cara

penularan, cara pencegaha), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan

lingkungan, keluarga berencana, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010)

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya. Pengetahuan merupakan segala apa yang diketahui

berdasarkan pengalaman yang di dapatkan oleh setiap manusia (Mubarak, 2011)

2.2 Konsep Triage

2.2.1 Pengertian Triage

Triage adalah suatu proses penggolongan pasien berdasarkan tipe dan tingkat

kegawatan kondisinya (Zimmermann dan Herr, 2006). Triage juga diartikan sebagai

suatu tindakan pengelompokan penderita berdasarkan pada beratnya cedera yang

diprioritaskan ada tidaknya gangguan pada airway (A), breathing (B), circulation (C)

dengan mempertimbangkan saran, sumber daya manusia, dan probabilitas hidup

penderita. (Kartika, 2014)


4
Triage adalah proses memilih pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat

(IGD) dengan cepat untuk menentukan pasien yang perlu diobati segera dan pasien

yang dapat menunggu. Proses ini membutuhkan keterampilan seorang perawat gawat

darurat berpengalaman. (Kurniati, Trisyani, & Theresia, 2018)

2.2.2 Tujuan Triage

Menurut (Pusponegoro & Sujudi, 2016) Tujuan dilakukan triage adalah untuk

mencapai yang terbaik bagi banyak korban. Triage dilakukan manakala jumlah

korban melebihi kemampuan baik fasilitas kesehatan maupun personelnya. Dengan

demikian, diatur urutan penanggulangan korban secara efisien. Menurut (Kartika,

2014) Tujuan triage ada 4 yaitu :

1. Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa.

2. Memprioritaskan pasien menurut kondisi keakutannya.

3. Menempatkan pasien sesuai dengan keakutannya berdasarkan pada pengkajian

yang tepat dan akurat

4. Menggali data yang lengkap tentang keadaan pasien.

2.2.3 Prinsip Triage

Ada beberapa prinsip triage yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah prinsip –

prinsip triage menurut (Kartika, 2014) :

1. Triage harus dilakukan dengan segera dan singkat

2. Kemampuan untuk menilai dan merespons dengan cepat kemungkinan yang

dapat menyelamatkan pasien dari kondisi sakit atau cedera yang mengancam

nyawa dalam departemen gawat darurat.

3. Pengkajian harus dilakukan secara adekuat dan akurat

5
4. Keakuratan dan ketepatan data merupakan kunci dalam proses pengkajian

5. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian

6. Keselamatan dan keefektifan perawatan pasien dapat direncanakan jika

terdapat data dan informasi yang akurat dan adekuat

7. Intervensi yang dilakukan berdasarkan kondisi keakutan pasien.

8. Tanggung jawab yang paling utama dari proses triage yang dilakukan perawat

adalah keakuratan dalam mengkaji pasien dan memberikan perawatan sesuai

dengan prioritas pasien.

9. Tercapainya kepuasan pasien.

2.2.4 Jenis-jenis Triage

Pada praktiknya, triage dilakukan sebagai kegiatan rutin gawat darurat sehari-

hari. Triage di dalam situasi seperti ini harus didasarkan atas hal-hal:

1. Keparahan luka

2. Jumlah yang terluka

3. Sumber daya yang tersedia, dan

4. Kesempatan untuk menyelamatkan korban

Berdasarkan hal itu, maka triage memiliki dua sistem yaitu sistem yang dipakai

dalam situasi sehari-hari di UGD dan sistem yang dipakai pada waktu terjadi insiden

atau bencana dengan korban massal yang melebihi kapasitas UGD. Kedua sistem

tersebut menunjukkan bagaimana skema prioritas dapat menurunkan angka kematian

atau mortalitas selama bencana.

1. Triage Pasien Tunggal (Single Patient Triage)

6
Triage pasien tunggal dilakukan baik pra-rumah sakit maupun pada UGD.

Triage ini dirancang untuk dipakai pada insiden yang tidak menimbulkan korban

massal. Rumusan dasar bagi triage pasien tunggal adalah untuk merawat pasien-

pasien yang mungkin meninggal dunia jika tidak ditanggulangi segera.

Triage tipe ini meliputi pasien dengan kategori:

a. True emergency (betul-betul dalam keadaan emergensi) di mana ada masalah

dengan airway (saluran napas), breathing (napas), circulation (peredaran

darah), disability (kecacatan), dan exposure (terpapar hipotermi / hipertermi).

b. Potential true emergency - Potensial mendapat keadaan seperti poin di atas.

c. False emergency (tidak ada masalah emergensi).

2. Triage sehari –hari untuk korban beragam (Rountine Multiple Causality

Triage)

a. Triage Sederhana dan Perawatan Cepat (Simpel Triage and Rapid

Treatment - START)

Metode START dikembangkan di Amerika Serikat oleh Rumah

Sakit Hoag dan Pemadam Kebakaran Pantai Newport, California, pada

tahun 1983. Metode ini atau Bahkan kurang dengan memberikan kepada

pasien berdasarkan:

 Respirasi

 Perfusi

 Status kesadaran

Sistem triase ini berkaitan dengan insiden di man korban beragam,

tetapi situasinya tidak parah (katastropik) dan mah sakit tidak lengkap

7
(atau memiliki Rencana Bencana dengan Kapasitas Surge). Penilaian

cepat dapat dilakukan petugas rumah untuk mengevakuasi pasien yang

membutuhkan perawatan menyelamatkan hidup dengan cepat

b. Prinsip-prinsip START

Prinsip START adalah mengatasi kesulitannyawa, jalan nafas yang

tersumbat, dan perdarahan masif arteri. START dapat dengan cepat dan

akurat mengklasifikasi pasien ke dalam empat kelompok terapi yang

ditandai dengan warna (tag Triage). Tag Triage ini harus mudah dilihat,

tetapi bisa dilipat dan dapat ditulisi untuk informasi tentang pasien.

1) HIJAU

Pasien luka ringan atau tidak cedera, jalan napas bebas,

frekuensi napas 20-24 kali/menit, frekuensi nadi 100-120 kali/mnit

dan GCS 15. Dapat berjalan bebas dari pasien yang tidak sadar dan

pasien dilakukan pemulihan tidak akan meninggal atau cacat. Pasien

hijau dibawa dengan ambulans transportasi atau dengan bus, truk ke

rumah sakit. Pasien tetap diawasi oleh dokter umum dan perawat

yang sedang memperbaiki kasus gawat darurat. Kemudian

dilakukan triase lanjutan dan dapat dipulangkan (setelah yakin tidak

ada masalah yang perlu dilakukan medis definitif).

2) KUNING (Mendesak) - Jangan dikacaukan antara gadar sehari-hari

dengan gadar korban massa.

Triage Semua pasien yang tidak termasuk golongan merah dan

hijau. Kelompok ini termasuk yang tidak berbahaya seperti patah

8
tulang pendek, jalan napas bebas (tidak ada sumbatan), frekuensi

napas >24-30 kali/menit, GCS 12, apatis. Tetapi tidak akan

menyebabkan kematian atau cacat, dan lain-lain. Mereka juga dapat

dibawa ke rumah sakit yang mampu menanggulanginya.

3) MERAH (Segera) (10% - 20%)

Semua pasien yang mengalami gangguan saluran napas,

pernapasan, sirkulasi, kecacatan, dan paparan termasuk ke dalam

golongan merah dan harus mendapat penanggulangan segera jika

tidak dapat dilakukan, pasien dapat meninggal. Terkait pasien-pasien

yang menunggu airway-nya dibebaskan, pernapasan lebih dari 30 /

menit, nadi teraba lemah frekuensi nadi <50 kali/menit atau >150

kali/menit, gelisah dan nyeri dada. Pasien-pasien yang mengalami

peningkatan kesadaran (tidak masuk golongan hijau dan kuning).

d. HITAM

Tag ini Digunakan untuk pasien yang meninggal. Di negara

Islam banyak dipakai warna putih. Untuk pasien yang dikeluarkan.

ngat berat (harapan hidup minimal, seperti luka bakar 90%, ced. era

kepala dengan otak rusak, dll) - Harapan --diberi tag abu- Pasien

pasien dalam keadaan darurat akan menghabiskan SDM dan fasilitas

kesehatan yang dibutuhkan untuk pasien lain yang membutuhkan

harapan hidup lebih baik. Pasien pasien akan ditanggulangi setelah

semua pasien selesai.

9
2.3 Kerangka Teori

Triage
Pengetahuan adalah hasil yang diketahui oleh Pelaksanaan Triage :
seseorang dari pengalaman pribadi.
Tepat
Tidak Tepat Triage adalah suatu proses
penggolongan pasien
berdasarkan tipe dan tingkat
Tingkat pengetahuan : kegawatan kondisinya
Tahu
Memahami
Aplikasi Faktor yang mempengaruhi Tujuan Triage :
Analisis pengetahuan : Mengidentifikasi kondisi yang
Sintesis Faktor Internal mengancam nyawa
Evaluasi Faktor Eksternal Memprioritaskan pasien menurut
kondisi keakutannya
Menempatkan pasien sesuai
keakutannya berdasarkan
pengkajian yang tepat dan akurat
Menggali data yang lengkap
Kriteria pengetahuan :
Cara memperoleh pengetahuan : tentang keadaan pasien
Baik
Cara memperoleh kebenaran non- Cukup
ilmiah Kuang
Cara ilmiah dalam memperoleh
pengetahuan cara baru atau modern Peran Triage : memberikan
tindakan pada pasien yang
tepat

Prinsip Triage :
Triage harus dilakukan dengan
10 segera dan singkat
Kemampuan untuk menilai dan
merespon dengan cepat.
2.4 Krangka Konsep

Pelaksanaan
Perawat IGD Triage

Baik
Tingkat Tepat Tidak
Pengetahuan Tepat
Triage :
Tahu Cukup
Memahami
Aplikasi
Kurang

11
2.5 Hasil Penelitian dari Jurnal

No Author Tahun Volume, Judul Metode(Desain,Sampel, Hasil

Angka Variabel,Intrumen,Analisis)

1. 1. Antoni Eka 2017 Vol:3 Hubungan D : Deskriptif Korelasional Hasil Penelitian Menunjukkan
Fajar
Dengan Menggunakan
Maulana No:1 Tingkat Bahwa Pengetahuan Perawat
2. Eva Marvia Pendekatan Cross Sectional
3. Yunia Pengetahuan Tentang Triage Dengan Penerapan
S : Semua Perawat Pelaksana
Pratiwi
Perawat Tentang Yang Berada Di IGD Rumah Triage Di IGD Rumah Sakit Umum
Sakit Umum Daerah Patut
Triage Dengan Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten
Patuh Patju Kabupaten
Penerapan Triage Lombok Barat, Didapatkan Hasil
Lombok Barat Yang
Di IGD Rumah Berjumlah 18 Orang Dengan Perhitungan SPSS Dengan
V : Tingkat Pengetahuan,
Sakit Umum Taraf Signifikan P Value = 0,040
Pelaksanaan Triage
Daerah Patut Dengan Taraf Kesalahan Α= 0,05
I : Lembar Observasi Dan
Patuh Patju Kuesioner Maka Nilai P Value < Nilai Α (0,040
A : Uji Chi-Square Dengan
Kabupaten < 0,05).
Taraf Signifikan 0,05%.
Lombok Barat

2. 1. Taufani 2018 Volume Pengetahuan Dan D : Descriptive Eksploratif Hasil Penelitian Yang Telah Penulis
Rizki,
IV Dengan Desain Penelitian
2. Tri Nur Keterampilan Laksanakan Dari Tanggal 31 Juli

12
Handayani. No 1 Perawat Dalam Cross Sectional Study. Sampai Dengan 4 Agustus 2017
S : Total Sampling.
Melaksanakan Terhadap 34 Responden. Gambaran
V:Pengetahuan Dan
Triage Pengetahuan Perawat Dalam
Keterampilan Perawat
I : Kuesioner Yang Digunakan Melaksanakan Triage Di Instalasi
Dalam Bentuk Skala
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Dichotomus
Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
A : Metode Statistik Deskriptif
Dengan Katagori Tinggi Yaitu 34

Responden (100%). Dan Gambaran

Keterampilan Perawat Dalam

Melaksanakan Triage Di Instalasi

Gawat Darurat Rumah Sakit Umum

Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Dengan Katagori Terampil Yaitu 27

Responden (79.42%).

13
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan

tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2018).

3.1 Desain Penelitian

Menurut Sukardi (2004) desain penelitian dilihat secara luas dan secara sempit. Secara

luas, desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian. Dalam konteks ini komponen desain mencakup semua struktur

penelitian yang diawali sejak ditemukannya ide sampai diperoleh hasil penelitian.

Sedangkan dalam arti sempit, desain penelitian merupakan penggambaran secara jelas

tentang hubungan antar variabel, penggumpulan data, dan analisis data sehingga,dengan

desai yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran

tentang bagaimana keterkaitan antar variabel, bagaimana mengukurnya dan seterusnya

(V, 2014). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalahAnalitik

Observasi untuk korelasi (mengkaji hubungan antar variable) dengan metode

pendekatan Cross Sectional. Rancangan cross sectional adalah penelitian dimana

peneliti yang menekankan waktu pengambilan data (tiap subyek di ukur satu kali pada

saat bersamaan). Pada penelitian ini, peneliti membuktikan adanya hubungan Pada

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan

pelaksanaan triage di ruang IGD

3.2 Variabel penelitian

14
1. Variabel Independen( Variabel Bebas)

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam,2017).Variabel Independen dalam penelitian ini adalah

Pengetahuan Perawat tentang triage

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam,2017).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Pelaksanaan Triage

3.3 Populasi, Sampling dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan

diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel

penelitian (Fathoni, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perawat IGD

3.2.2 Sampling

Sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada (Notoadmojo, 2012). Dalam

penelitian ini menggunakan nonprobability sampling yaitu cara

pengambilan sampel yang digunakan untuk tujuan tertentu (Hidayat,

2011). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik Sampling

Jenuh. Teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi.

3.2.3 Sampel

15
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul mewakili (sugiyono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh perawat di ruang IGD

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Identifikasi variabel penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Variabel juga merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimilikiu atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin,

pendidikan, dan sebagainya(Notoatmodjo, 2012) Variabel dalam

penelitian ini adalah Pengetahuan perawat dengan pelaksanaan triage.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011).

Variabel Definis Indikat Alat Ukur S Skor


i or k
Operas a
ional l

16
a
Independen : Segala Pengtahuan Le Ordin 1. Baik 76-
Pengetahuan sesuatu perawat mb al 100%
Perawat yang tentang triage ar 2. Cukup
tentang diketah pada level ku 56-75%
triage ui oleh aplikasi eso 3. Kurang
perawat ner <56%
tentang Me
suatu lip
proses uti
penggo :
longan 1.
pasien Ta
berdasa hu
rkan 2.
tipe Me
dan ma
tingkat ha
kegawa mi
tan 3.
kondisi Ap
nya lik
(triage) asi
.
Depe Semua Indikat Ob Ordin 1. Tepat
nden : tindakan or ser al 2. Tidak
Pelak pelaksanaan Triage : vas Tepat
sanaa triage 1. i
n dilakukan Merah
Triag sesuai dengan 2.
e tingkat Kuning

17
memberikan 4 3.
level triage Hijau
berdasarkan 4.
kategori triage Hitam
sehingga
gangguan pada
Airway (A),
Breathing (B),
dan
Circulation
(C) dapat
ditangani
secara cepat
dan tepat

3.5 Analisa Data

a. Analisa univariat

Digunakan untuk melihat gambaran deskriptif yaitu mendeskripsikan atau

menjelaskan karaktristik setiap variabel penelitian . Analisa ini menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentasi dan setiap variabel.

b. Analisa bivariate

Analisa bivariate dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen


dengan variabel dependen ,apakah variabel tersebut mempunyai hubungan atau
tidak .Analisis bivariate dilakukan dengan menggunakan. menggunakan Uji
Statistik Spearman

18
DAFTAR PUSTAKA

Alimul. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Azwar, S. (2010). Sikap Manusia, Teori dan Perkembangannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bahari, Z. K., Widyaswara, P. A., & Setyaningsih, E. (2019). Penerapan ESI (Emergency
Severity Index) Terhadap Response Time Pasien di IGD PKU Muhammadiyah Gombong
. The 10th University Research Colloqium 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong , 307-319.

Deviantony, F., Ahsan, & Setyoadi. (2019). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu
Tunggu Pasien Setelah Keputusan Rawat Inap Diputuskan Di Zona Kuning Instalasi
Gawat Darurat Rsud Dr. Iskak Tulungagung. NurseLine Journal , 110-116.

Fathoni, A. (2011). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusuna Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat. (2011). Metode Penelitian dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Jamaluddin, D. N. (2019). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepuasan Pasien Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit TNI AD Tk IV 02.07.04 Bandar Lampung . Jurnal Ilmu Kesehatan

19
Masyarakat. , 78-88.

Machelia, N. R. (2019). Pengetahuan Dan Persepsi Perawat Tentang Triage Di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Nursalam. (2016). Metode Penelitian Ikmu Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Pusponegoro, A., & Sujudi, A. (2016). Kegawatdaruratan dan Bebcana Solusi dan Petunjuk
Teknis Penanggulangan Medik dan Kesehatan. jakarta timur: PT. Rayyana
Komunikasindo.

Rizki, T., & Handayani, T. N. (2018). Pengetahuan Dan Keterampilan Perawat Dalam
Melaksanakan Triage. Jim Fkep, 26-32.

20

Anda mungkin juga menyukai