Disusun Oleh:
TAHUN 2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………….4
2.2.1 Genetik…………………………………………………...……….7
2.2.2 Usia…………………………………………………………….…7
2.2.6 Pola
makan………………………………………………………..8
2.2.7 Stress……………………………………...………………………8
ii
2.3.2 Diabetes Mellitus tipe II………………………………………...
…..9
2.4.1 Edukasi……………………………...…………………………..10
iii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….………………….19
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
5
adalah diabetes mellitus tipe II dengan kasus terbanyak yaitu 90% dari seluruh
kasus diabetes melitus di dunia (WHO, 2013).
Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi oleh responden yaitu
karbohidrat berjumlah 45 responden (55,56%) dan yang jarang mengkonsumsi
karbohidrat berjumlah 36 responden (44,44%). Responden yang sering
mengkonsumsi protein berjumlah 41 responden (50,62%) dan yang jarang
mengkonsumsi protein berjumlah 37 responden (45,68%). Jumlah penduduk yang
sering mengkonsumsi lemak sebanyak 44 responden (54,32%) dan yang jarang
sebanyak 37 responden (45,68%), dan jumlah responden yang sering
mengkonsumsi sebanyak 28 responden (34,57%) dan yang jarang mengkonsumsi
serat berjumlah 53 responden (65,43%). (Gibney, 2007).Dari 10 kasus DM yang
terjadi pada penderita disebabkan 4 faktor kebiasaan hidup yang tidak sehat, yaitu
kurangnya aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan yang berisiko, merokok dan
mengkonsumsi alkohol (Marewa, 2015).
Pola makan tidak baik kemungkinan lebih besar mempunyai resiko kadar
glukosa darah tidak terkontrol. Menurut peneliti, bila seseorang dengan pola
makan tidak baik dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh dikarenakan
frekuensi makan yang tidak teratur pada penderita diabetes melitus tipe II.( Rahma
Amtiria ,2015)
Penderita DM tetap diperbolehkan makan seperti orang normal tetapi harus
mampu mengendalikannya baik dalam hal jadwal makan, jumlah, dan jenis
makanan yang dikonsumsi (Sudarmingsih, 2006).Jenis makanan perlu
diperhatikan karena menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Penyusunan
makanan bagi penderita DM mencakup karbohidrat, lemak, protein, buah-buahan,
dan sayuran (Tjokroprawiro, 2012; Dewi, 2013). Meningkatnya gula darah pada
pasien DM berperan sebagai penyebab dari ketidak seimbangan jumlah insulin,
oleh karena itu diet menjadi salah satu pencegahan agar gula darah tidak
meningkat, dengan diet yang tepat dapat membantu mengontrol gula darah
(Soegondo, (2015).
6
penelitian dengan judul “Hubungan Pola Makan dengan Kadar Gula
Diabetes Melitus Tipe II
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Genetik
2.2.2 Usia
8
jaringan dan akhirnya pada tingkat organ, yang dapat mempengaruhi fungsi
homeostasis (Price and Wilson, 2006).
Kurangnya aktifitas merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam
menyebabkan resistensi insulin pada DM tipe II (Soegondo, 2007).
Kriska (2007) menyatakan mekanisme aktifitas fisik dapat mencegah
atau menghambat perkembangan DM tipe II yaitu : 1)resistensi insulin;
2) peningkatan toleransi glukosa; 3) Penurunaklemak adipose; 4)
Pengurangan lemak sentral.
2.2.7 Stress
9
Respon stress menyebabkan terjadinya sekresi sistem saraf simpatis
yang diikuti oleh sekresi simpatis-medular, dan bila stress menetap maka
sistem hipotalamus-pituitari akan diaktifkan dan akan mensekresi
corticotropin releasing factor yang menstimulasi pituitary anterior untuk
memproduksi adenocorticotropic faktor(ACTH). Adenocorticotropic
menstimulasi produksi kortisol, kortisol adalah hormon yang dapat
menaikkan kadar gula darah (Guyton, 2006).
10
Biasanya disebabkan karena adanya malnutrisi disertai kekurangan
protein (Sudoyo,2006), gangguan genetik pada fungsi sel β dan kerja insulin,
namun dapat pula terjadi karena penyakit eksokrin pancreas (seperti cystik
fibrosis), endokrinopati, akibat obat-obatan tertentu atau induksi kimia
(ADA, 2010)
Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius pada pola
aktivitas pasien. Menurut Konsensus Perkeni 2011, ada empat pilar
penatalaksanaan DM.
2.4.1 Edukasi
11
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian
insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan berolahraga
Pendrita DM
12
Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau
teori atau teori yang mendukung penelitian tersebut (Notoadmojo,2010).Kerangka konsep
pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Pola Makan
13
2.7 Hasil Penelitian dari Jurnal
14
ini menggunakan seperti yang dianjurkan
korelasi prinsip 3J maka akan
Spearman Rank. terjadi ketidakstabilan
kadar gula darah.
gmim pearson
manado
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
2005). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang
menderita DM tipe II
1. Kriteria Inklusi
16
a. Pasien rawat jalan penyakit DM Tipe II
2. Kriteria Eksklusi
b. Pasien vegetarian
1. Identifikasi variable
17
Variabel Defunisi Indikator Alat ukur skala Skor
Oprasional
18
dibandingkan
dengan
standar yang
di tetapkan
oleh
PERKENI.
a. Analisa univariat
b. Analisa bivariate
19
DAFTAR PUSTAKA
Dalam: Price SA, Lorraine M, Wilson, eds. Patofisiologi: Konsep Klinis Dan
Hlm. 1259-1272.
Guyton AC, Hall JE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit
Ignatavicius & Workman. 2006. Medical surgical nurshing critical thingking for
20
21