3 Jenis Penelitian :
bukan kerjasama
kerjasama nasional
kerjasama internasional
(lampirkan persetujuan etik dari negara tersebut)
4. Tipe Proposal :
Baru
Lanjutan
Perubahan
Perbaikan
1
8 Waktu penelitian Mulai : Bulan Juli 2016
Selesai : Bulan Agustus 2016
9. Kelengkapan Dokumen (beri tanda V yang ada)
. Empat rangkap Formulir Pengajuan Etik Penelitian Kesehatan Untuk
Survei/Epidemiologi dan Sosial-Budaya
Empat rangkap Surat pengantar dari institusi ditanda-tangani oleh peneliti
Satu rangkap Proposal Asli yang sudah disetujui oleh pembimbing atau kepala
instansi dengan judul dalam bahasa Indonesia & Inggris.
Empat rangkap Ringkasan Proposal Penelitian dengan lampiran-lampirannya.
Lampiran 1. Naskah penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dari subjek penelitian
(Informasi untuk subyek)
Lampiran 2. Formulir Persetujuan setelah Penjelasan
Lampiran 3. Susunan tim peneliti beserta keahliannya
Lampiran 4. Biodata lengkap peneliti utama (termasuk pengalaman penelitian)
Lampiran 5. Persetujuan Atasan yang Berwewenang
Lampiran 6. Deskripsi Penelitian
Lampiran 7. Alat dan Bahan yang Dipakai pada Penelitian
Lampiran 8. Surat Perjanjian Kerjasama antara Peneliti, Sponsor dan Institusi Penelitian
(untuk penelitian kerjasama)
Lampiran 9. Ethical Clearance dari Instansi lain (bila ada)
Lampiran 10. Formulir: Kuisioner, permintaan pemeriksaan laboratorium/radiologi, hasil
pemeriksaan laboratorium/radiologi
Lampiran 11. Case Report Form
Lampiran 12. Adverse Even Report Form
Lampiran 13. Investigators brochure (Bila diperlukan)
Lampiran 14. Rincian anggaran dan sumber dana
Lampiran 15. Lain-lain, yang dianggap perlu.
2
d. Cara Penarikan sampel: 1). Probability :
acak sederhana
acak bertingkat
PPS
Klaster
quota Samples
chunk Samples
Volunteer samples
primer sekunder
e. Jenis data
f. Cara pengumpulan data
wawancara
pemeriksaan fisik
penelusuran dokumen
3
d. Diberi Bila ya, diberikan dalam bentuk:
kompensasi Ya Tidak
barang uang tunai Asuransi
Jawaban: Dalam penelitian ini, peneliti tidak secara langsung meminta izin kepada subyek melainkan
langsung meminta izin kepada Puskesmas sebagai pemilik naskah rekam medis. Peneliti akan
menyerahkan lembar penjelasan dan informasi penelitian kepada pihak Puskesmas, serta menjelaskan
secara lisan mengenai keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan dengan menjelaskan masalah
kesehatan saat ini sesuai dengan latar belakang dibuatnya penelitian. Peneliti juga akan menjabarkan
tujuan dan manfaat penelitian, serta memberikan jaminan kerahasiaan data penelitian.
13. Bila penelitian ini menggunakan orang sehat, jelaskan cara pemeriksaan kesehatannya.
Bila menggunakan orang sakit , jelaskan cara mendiagnosis dan nama dokter yang
bertanggung jawab.
Jawaban: Penelitian ini menggunakan orang sakit, yaitu pasien yang telah terdiagnosis menderita
infeksi menular seksual dan telah mendapat pengobatan antibiotik di Puskesmas Bakunase dan
dapat diketahui dari status (rekam medis) penderita.
Jawaban: Pada penelitian ini tidak ada intervensi yang peneliti berikan. Peneliti hanya akan
menelaah status (rekam medis) semua penderita Infeksi Menular Seksual di Puskesmas Bakunase
Kupang untuk mendapatkan subjek penelitian yaitu penderita infeksi menular seksual yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, lalu melakukan pengambilan data dari rekan medis
penderita tersebut untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita infeksi
menular seksual.
15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan komplikasi yang ada.
Jawaban: Pencatatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengambil data
4
dari rekam medik dimana nama pasien tidak dicatat sehingga kerahasiaan data terjamin.
Pencatatan tidak menimbulkan efek samping dan komplikasi.
Peneliti Utama
BARU
PERBAIKAN
5
Judul : Analisis rasionalitas penggunaan
antibiotik pada penderita infeksi menular
seksual di Puskesmas Bakunase Kupang
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016
RINGKASAN PROPOSAL
6
Infeksi Menular Seksual Di Puskesmas Bakunase Kupang
Jenis Penelitian :
Riset
Pengajaran
Lain-lain
Jenis Proposal :
Baru
Perbaikan/Perubahan
Lanjutan
Bila Proyek perbaikan atau lanjutan, lampirkan persetujuan
sebelumnya.
7
Maria M. Sihandi (Mahasiswa FK Undana)
2. Apakah anda mencari sponsor dari luar? Ya Tidak
3. Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang tujuan, hipotesis, manfaat yang
jelas dari penelitian ini:
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik
pada penderita IMS di Puskemas Bakunase pada tahun 2015. Adapun manfaat
penelitian ini bagi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana yaitu dapat
memberikan kontribusi dan wawasan tentang rasionalitas penggunaan antibiotik
pada penderita IMS bagi mahasiswa khususnya mahasiswa FK Undana Kupang.
Bagi Puskesmas Bakunase yaitu dapat menjadi bahan evaluasi bagi puskemas
Bakunase terkait rasionalitas penggunaan antibiotik dalam rangka penanggulangan
IMS. Bagi peneliti sendiri yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita IMS di Puskesmas
Bakunase Kupang. Sedangkan bagi Penelitian berikutnya yaitu sebagai studi lebih
lanjut tentang rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita IMS.
4. Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang latar belakang ilmiah dari penelitian
ini dan rencana penelitiannya. scientific background to the project and project plan.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual. Cara hubungan seksual tidak hanya terbatas secara
genito-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, ano-genital. Dengan
perkembangan dibidang sosial, demografik, serta meningkatnya migrasi penduduk,
populasi berisiko tinggi tertular IMS akan meningkat pesat.
Lebih dari 1 juta kasus IMS terjadi setiap hari. Setiap tahun terdapat 357
juta infeksi dari 4 jenis infeksi menular seksual yaitu chlamydia (131 juta), gonore
(78 juta), sifilis (5,6 juta) dan trichomoniasis (143 juta). Prevalensi di IMS di
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang beberapa tahun ini tampak
kecenderungan mengalami peningkatan. Prevalensi sifilis meningkat sampai 10%
pada beberapa kelompok Wanita Tuna Susila (WTS), 35% pada kelompok waria
dan 2% pada kelompok ibu hamil, pevalensi gonore meningkat sampai 30-40%
pada kelompok WTS dan juga pada penderita IMS yang berobat ke rumah sakit.
Jumlah kasus IMS di Kota Kupang pada tahun 2013 berjumlah 3099 kasus,
yang berarti mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun 2012 (1698
kasus) dan tahun 2011 (1511 kasus). Puskesmas Pasir Panjang, puskesmas
bakunase dan puskesmas Alak menjadi tiga puskesmas dengan prevalensi penderita
IMS yang paling banyak di Kota Kupang.
Peningkatan kasus IMS yang cukup signifikan ini tentu harus menjadi
perhatian khusus agar segera ditangani. Salah satu komponen penanganan kasus
IMS adalah pengobatan yang dini dan efektif. Pengobatan efektif ini merupakan
salah satu faktor penting dalam mempromosikan pemakaian obat yang rasional .
Penggunaan obat dikatakan rasional bila penderita menerima obat sesuai dengan
kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan dengan harga yang paling
murah untuk penderita dan masyarakat. Diperkirakan bahwa lebih dari separuh dari
seluruh obat di dunia diresepkan, diberikan, dan dijual dengan cara yang tidak tepat
dan separuh dari penderita menggunakan obat secara tidak tepat.
Penggunaan obat dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan
secara rasional. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, resistensi bakteri
terhadap antibiotik juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang
8
sangat tinggi. Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat
laun juga berkembang di lingkungan masyarakat. Berdasarkan penelitian terdahulu,
resistensi ciprofloksasin yang terjadi sebanyak 9% sedangkan resistensi penisilin
dan tetrasiklin sebanyak 4%. Resistensi antibiotik terhadap Neisseria gonorrhoeae
adalah 79,1% untuk golongan beta laktam (tetrasiklin dan penisilin) dan 40,1 untuk
golongan flouroquinolone (ciprofloksasin).
Untuk mengatasi timbulnya peningkatan resistensi kuman penyebab IMS
terhadap antibiotik diperlukan protokol pengobatan yang tepat dan baku untuk
menjamin pengobatan yang adekuat di semua tingkat pelayanan kesehatan salah
satunya puskesmas. Puskesmas Bakunase merupakan salah satu puskesmas di kota
Kupang yang memiliki ruang lingkup kerja yang cukup luas dan pencatatan rekam
medik yang baik dengan prevalensi kejadian IMS yang cukup tinggi yaitu 484
kasus selama tahun 2013.
Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Analisis Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Penderita Infeksi Menular
Seksual di Puskesmas Bakunase pada tahun 2015
Rencana penelitian:
1. Peneliti membuat surat izin penelitian di bagian Kaji Etik Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana dan instansi-instansi yang terkait.
2. Setelah mendapat izin, peneliti memulai observasi ke bagian register untuk
mengetahui jumlah penderita Infeksi Menular Seksual. Setelah itu peneliti
melakukan observasi ke bagian rekam medik untuk mengambil data berupa
nomor rekam medik, usia, keluhan, gejala yang ditemukan, diagnosa, obat (jenis
obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian).
3. Data yang didapat dianalisis kemudian disesuaikan dengan standar terapi yang
digunakan yaitu Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual
Departemen Kesehatan RI dan Guidlienes For The Management Of Sexually
Transmitted Infection 2003 World Health Organization (WHO).
4. Data yang sudah terkumpul diolah untuk diambil kesimpulan.
5. Apakah metode yang digunakan pada penelitian ini bisa dilakukan dengan simulasi
komputer atau dilakukan pada binatang percobaan?
Ya Tidak
6. Jelaskan dengan ringkas semua prosedur yang anda gunakan pada subyek
penelitian:
Jawaban: Penelitian ini dimulai dengan permohonan izin penelitian pada pihak
Puskesmas Bakunase Kupang. Peneliti memulai observasi ke bagian register untuk
mengetahui jumlah penderita Infeksi Menular Seksual. Subyek penelitian dipilih
menggunakan teknik consecutive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi. Setelah itu peneliti melakukan observasi ke bagian rekam medik
untuk mengambil data berupa nomor rekam medik, usia, keluhan, gejala yang
ditemukan, diagnosa, obat (jenis obat, dosis, cara pemberian, lama pemberian).
Data yang didapat dianalisis kemudian disesuaikan dengan standar terapi yang
digunakan yaitu Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual Departemen
Kesehatan RI dan Guidlienes For The Management Of Sexually Transmitted
Infection 2003 World Health Organization (WHO).
9
7. Jelaskan kemungkinan bahaya, risiko atau efek samping pada subyek akibat
prosedur yang anda gunakan, serta kewaspadaan yang anda lakukan untuk
mencegah atau meminimalkan hal tersebut.
Prosedur Penelitian ini tidak menimbulkan bahaya, risiko, dan efek samping, karena
peneliti hanya menggunakan data rekam medis.
8. Jelaskan hal-hal yang tidak enak atau yang mengganggu subyek tapi harus
dilakukan oleh subyek sehubungan dengan prosedur penelitian ini..
Prosedur penelitian ini tidak mengganggu subyek, karena peneliti hanya
menggunakan data rekam medis.
9. Tuliskan jumlah, jenis dan batasan usia subyek termasuk kontrol bila ada.
Jumlah subyek : 96 orang
Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
Batasan usia : 12 tahun
10. Sumber dan cara rekrutmen subyek penelitian :
Subyek yang akan diteliti adalah penderita infeksi menular seksual yang mendapat
terapi antibiotik pada tahun 2015 di Puskesmas Bakunase Kupang
Cara rekrutmen yaitu dengan melihat data registrasi pasien di bagian infeksi
menular seksual dilanjutkan dengan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi dan dapat masuk sebagai subyek penelitian lalu dilakukan pengambilan
data rekam medis.
11. Apakah ada hubungan khusus antara subyek dengan orang yang merekrutnya?
Tidak ada
12. Kreteria inklusi, ekslusi dan kreteria pengunduran diri (bila penelitian memerlukan
waktu panjang)?
Kriteria inklusi:
1) Penderita IMS yang berumur lebih dari 12 tahun dan mendapat pengobatan
antibiotik
2) Penderitadengan rekam medis lengkap (jenis kelamin, umur, gejala,
diagnosa, dan pengobatan yang diberikan)
3) Kasus yang diambil adalah kasus selama bulan Januari-Desember 2015
yang tercatat pada rekam medic
Kriteria eksklusi:
1) Penderita IMS yang mendapat terapi antijamur dan antvirus
2) Penderitadengan data rekam medik tidak lengkap atau hilang
10
4. Biaya Izin Komisi Etik Rp 150.000 Rp 150.000
Total Rp 510.000
Ya Tidak
15. Fasilitas apa yang anda sediakan untuk mengatasi bila terjadi adverse event
(bahaya/effek samping) akibat prosedur yang dilakukan?
Penelitian ini tidak menimbulkan bahaya, risiko dan efek samping
16. Bagaimana anda menjaga kerahasiaan informasi, baik selama penelitian maupun
setelah penelitian selesai?
Peneliti hanya akan menuliskan nomor rekam medik dari subyek penelitian pada
lembar observasi. Semua hasil data dari penelitian ini akan peneliti simpan dengan
baik dan jika disimpan dalam laptop, maka semua data akan diberikan password
(b). Apakah pada penelitian ini digunakan tehnik DNA , toksin, mutagen, tetragon
atau karsinogen?
Ya Tidak
18. Apakah proposal ini dimintakan persetujuan etik dari lain-lain komite etik??
Ya Tidak
Bila Ya, ke komite etik mana saja:
19. Isu etik apakah yang mungkin terjadi pada pelaksanaan prosedur penelitian ini?
(sehubungan dengan jawaban anda pada No. 7 dan No. 15)
Tidak ada isu etik yang mungkin terjadi karena penelitian ini tidak akan
menimbulkan bahaya, risiko, dan efek samping melainkan peneliti hanya melihat
data rekam medis saja.
20. Siapa yang akan memberikan penjelasan kepada subyek atau walinya?
Peneliti, dalam hal ini Ria Marsela Suki
21. Apakah ada hubungan khusus antara orang yang memberikan penjelasan tersebut
atau salah satu dari peneliti dengan subyek?
11
Tidak ada
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, telah membaca dan mengerti tentang peraturan-
peraturan terbaru mengenai percobaan yang dilakukan pada manusia dan penjelasan-
penjelasan tambahan tehadap peraturan tersebut. Saya menyadari tanggung jawab yang harus
saya pikul dalam menjalankan semua langkah-langkah (prosedur) penelitian saya, prinsip-
prinsip dan lain-lain hal yang ditentukan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
subyek manusia.
Peneliti Utama,
12
Dengan ini mengajukan permohonan kepada Kepala Puskesmas Bakunase untuk
bersedia menjadi responden penelitian yang akan saya lakukan dengan judul: Analisis
Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Penderita Infeksi Menular Seksual di
Puskesmas Bakunase Kupang.
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah mengambil data rekam medis
penderia infeksi menular seksual. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak
negatif atau merugikan pihak Puskesmas. Peneliti juga menjaga kerahasiaan selama
penelitian berlangsung, menghargai keinginan Puskesmas untuk tidak meneruskan dalam
penelitian, kapan saja saat penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini kelak akan
memberikan konstribusi positif terhadap upaya peningkatan Pelayanan Kesehatan
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Bakunase Kupang.
Demikian surat permohonan ini peneliti buat, atas kesediaan dan kerjasamanya,
peneliti mengucapkan terima kasih.
Peneliti Utama,
Lampiran 2.
13
Alamat : ...................................................................
setelah mendengar/membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan mengenai tujuan,
manfaat apa yang akan dilakukan pada penelitian ini, menyatakan setuju untuk ikut dalam
penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan.
Saya tahu bahwa keikut sertaan saya ini bersifat sukarela tanpa paksaan, sehingga saya
bisa menolak ikut atau mengundurkan diri dari penelitian ini. Juga saya berhak bertanya atau
meminta penjelasan pada peneliti bila masih ada hal yang belum jelas atau masih ada hal yang
ingin saya ketahui tentang penelitian ini.
Saya juga mengerti bahwa semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penelitian ini,
akan ditanggung oleh peneliti. Demikan juga biaya perawatan dan pengobatan bila terjadi hal-
hal yang tidak diingikan akibat penelitian ini, akan dibiayai oleh peneliti.
Saya percaya bahwa keamanan dan kerahasiaan data penelitian akan terjamin dan saya dengan
ini menyetujui semua data saya yang dihasilkan pada penelitian ini untuk disajikan dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
Bila terjadi perbedaan pendapat dikemudian hari kami akan menyelesaikannya secara
kekeluargaan.
NAMA TANDA TGL/BLN/THN
TANGAN
Klien
Saksi 2
Lampiran 3
14
5. Maria M. Sihandi Pembantu Peneliti Mahasiswa
Lampiran 4
15
4 S1 UNIVERSITAS Kupang, NTT
NUSA CENDANA
Riwayat Pelatihan
NO. PELATIHAN INSTITUSI TEMPAT TAHUN
Riwayat pekerjaan
NO. INSTANSI TEMPAT KEDUDUKAN PERIODE
Pengalaman penelitian
NO. JUDUL PENELITIAN KEDUDUKAN DLM PENELITIAN
Lampiran 5. Surat Persetujuan Dari Atasan Yang Berwenang Yaitu Surat Permohonan
Pengajuan Etichal Clearance Dan Surat Persetujuan Penelitian
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Alamat : Jl. Adisucipto Penfui Kotak Pos, 104 Kupang 85001, NTT
Telepon : 881972; Fax. 0380 881972
Website : http://www.undana.ac.id/
E-mail : meufkundana@co.id
16
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
Kupang,
Mengetahui
Pembimbing I/II
17
Yth. Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
di-
Kupang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan usulan penelitian dalam rangka penyelesaian program studi S1 Kedokteran
Umum FK Undana atas nama mahasiswa/i :
Nama : Ria Marsela Suki
Nim : 1308011008
Semester : VI (Enam)
Maka dengan ini kami mohon kesediaan Bapak/Ibu memberikan persetujuan etichal clearance
terhadap penelitian tersebut dengan judul :
Analisis rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita infeksi menular seksual di
Puskesmas Bakunase Kupang
Demikian penyampaian kami, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan Bidang Akademik
18
juta infeksi dari 4 jenis infeksi menular seksual yaitu chlamydia (131 juta), gonore (78
juta), sifilis (5,6 juta) dan trichomoniasis (143 juta)3. Prevalensi di IMS di Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang beberapa tahun ini tampak kecenderungan
mengalami peningkatan. Prevalensi sifilis meningkat sampai 10% pada beberapa
kelompok Wanita Tuna Susila (WTS), 35% pada kelompok waria dan 2% pada
kelompok ibu hamil, pevalensi gonore meningkat sampai 30-40% pada kelompok WTS
dan juga pada penderita IMS yang berobat ke rumah sakit4.
Jumlah kasus IMS di Kota Kupang pada tahun 2013 berjumlah 3099 kasus,
yang berarti mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun 2012 (1698 kasus)
dan tahun 2011 (1511 kasus). Puskesmas Pasir Panjang, puskesmas bakunase dan
puskesmas Alak menjadi tiga puskesmas dengan prevalensi penderita IMS yang paling
banyak di Kota Kupang5.
Peningkatan kasus IMS yang cukup signifikan ini tentu harus menjadi perhatian
khusus agar segera ditangani. Penanganan kasus IMS merupakan layanan pada seorang
dengan sindrom yang berhubungan dengan IMS atau dengan hasil positif pada
pemeriksaan laboratorium untuk satu atau lebih IMS. Salah satu komponen penanganan
kasus IMS adalah pengobatan yang dini dan efektif. Pengobatan efektif ini merupakan
salah satu faktor penting dalam mempromosikan pemakaian obat yang rasional2.
Penggunaan obat dikatakan rasional bila penderita menerima obat sesuai dengan
kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan dengan harga yang paling murah
untuk penderita dan masyarakat6. Diperkirakan bahwa lebih dari separuh dari seluruh
obat di dunia diresepkan, diberikan, dan dijual dengan cara yang tidak tepat dan
separuh dari penderita menggunakan obat secara tidak tepat 7. Penggunaan antibiotik
untuk pengobatan pengobatan IMS perlu mendapat perhatian karena intensitas
penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan dapat berbagai permasalahan
dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap
antibiotik8.
Penggunaan obat dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan
secara rasional16. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, resistensi bakteri
terhadap antibiotik juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang
sangat tinggi. Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun
juga berkembang di lingkungan masyarakat 8. Berdasarkan penelitian terdahulu,
resistensi ciprofloksasin yang terjadi sebanyak 9% sedangkan resistensi penisilin dan
tetrasiklin sebanyak 4%. Resistensi antibiotik terhadap Neisseria gonorrhoeae adalah
79,1% untuk golongan beta laktam (tetrasiklin dan penisilin) dan 40,1 untuk golongan
flouroquinolone (ciprofloksasin)9.
Untuk mengatasi timbulnya peningkatan resistensi kuman penyebab IMS
terhadap antibiotik diperlukan protokol pengobatan yang tepat dan baku untuk
menjamin pengobatan yang adekuat di semua tingkat pelayanan kesehatan salah
satunya puskesmas2. Puskesmas Bakunase merupakan salah satu puskesmas di kota
Kupang yang memiliki ruang lingkup kerja yang cukup luas dan pencatatan rekam
medik yang baik dengan prevalensi kejadian IMS yang cukup tinggi yaitu 484 kasus
selama tahun 20135.
Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Analisis Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Penderita Infeksi Menular Seksual
di Puskesmas Bakunase pada tahun 2015
3. Pertanyaan Penelitian
Dari latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian adalah Apakah
penggunaan antibiotik pada penderita IMS di Puskesmas Bakunase pada tahun 2015
sudah rasional?
19
4. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita IMS di Puskemas
Bakunase pada tahun 2015.
b. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya karakteristik penderitayang meliputi jenis kelamin, umur,
gejala, diagnosa, dan pengobatan antibiotik yang diberikan di Puskesmas
Bakunase.
2. Diketahuinya rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan parameter
rasionalitas yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat cara, dan
lama pemberian yang disesuaikan dengan Pedoman Nasional
Penanganan IMS, pada penderita IMS di Puskesmas Bakunase Kupang
pada tahun 2015.
5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan kontribusi dan wawasan tentang
rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita IMS bagi mahasiswa Fakultas
Kedokteran (FK) Undana Kupang.
2. Bagi Puskesmas Bakunase
Dapat menjadi bahan evaluasi bagi puskemas Bakunase terkait rasionalitas
penggunaan antibiotik dalam rangka penanggulangan IMS.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang rasionalitas penggunaan antibiotik
pada penderita IMS di Puskesmas Bakunase Kupang pada tahun 2015.
4. Bagi Penelitian berikutnya
Sebagai studi lebih lanjut tentang rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita
IMS.
6. Kerangka Teori
Penderita
Infeksi Menular Seksual
20
obat
5. Manfaat risiko
6. Biaya/harga efisien&terjangkau
7. Kemudahan didapatkannya jenis
antibiotik (availability)
8. Jumlah jenis
antibiotik/kombinasi sesedikit
mungkin Rasionalitas
1. Ada tidaknya kontraindikasi Ketepatan Penggunaan
2. Kondisi khusus pasien Pasien Obat
1. Penentuan besar dosis:
a. Usia
b. Fungsi hepar,ginjal,jantung
7. Identifikasi Variabel
Variabel bebas : Ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan pasien,
ketepatan dosis dan cara pemakaian, ketepatan interval
dan lama pemakaian
Variabel terikat : Rasionalitas Penggunaan Obat
8. Rencana Anggaran
No Uraian Banyak Satuan Total
1.
Biaya Print 500 lbr Rp. 500 Rp.250.000
2.
Biaya Fotokopi 200 lbr Rp. 200 Rp. 40.000
3.
Biaya transportasi 14 hari Rp.5000 Rp. 70.000
4.
Biaya Izin Komisi Etik Rp 150.000 Rp 150.000
21
Total
Rp 510.000
Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian
cross sectional. Keuntungan menggunakan rancangan penelitian ini adalah relatif mudah dan
cepat dilakukan sehingga tidak memerlukan waktu dan biaya yang besar. Peneliti melakukan
penelitian terhadap variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu yang bersamaan.
Pengambilan data menggunakan cara pendekatan restrospektif.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bakunase Kupang pada bulan Juli 2016.
Penelitian dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka, survei awal, mempersiapkan
proposal penelitian, pengajuan kaji etik, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian sampai
penyusunan laporan akhir yang membutuhkan waktu beberapa bulan.
Keterangan:
n = besar sampel
N= besar populasi
= nilai sebaran normal baku besarnya tergantung tingkat kepercayaan
(TK) jika TK 90% = 1,64, TK 95% = 1,96, dan TK 99% = 2,57
P= proporsi kejadian, jika tidak diketahui dianjurkan = 0,5
d= besar penyimpangan adalah 0,1 , 0,05 , dan 0,01
22
Berdasarkan rumus didapatkan nilai n=79,57 yang jika dibulatkan menjadi 80
orang. Studi ini dipersiapkan cadangan sampel sebesar 20%, sehingga jumlah menjadi 96
orang.
a. Kriteria Inklusi
1) Penderita IMS yang berumur lebih dari 12 tahun dan mendapat pengobatan antibiotik
2) Penderitadengan rekam medis lengkap (jenis kelamin, umur, gejala, diagnosa, dan
pengobatan yang diberikan)
3) Kasus yang diambil adalah kasus selama bulan Januari-Desember 2015 yang tercatat
pada rekam medik
b. Kriteria Eksklusi
1) Penderita IMS yang mendapat terapi antijamur dan antvirus
2) Penderita dengan data rekam medik tidak lengkap atau hilang
Proposal penelitian
Kaji Etik
Perizinan
Identifikasi Rasionalitas
23
Guidlienes For The Management Of Sexually Transmitted Infection 2003 World Health
Organization (WHO).
4. Data yang sudah terkumpul diolah untuk diambil kesimpulan.
Seminar
2.
proposal
3. Pengajuan
24
etika
penelitian
Pengajuan
izin
penelitian ke
4.
Puskesmas
Bakunase
Kupang
Pengumpulan
5.
data
6. Tabulasi data
17. Ada atau tidaknya hubungan antara peneliti dan subjek. Bila ada harus ada surat
pernyataan Conflict of Interest
Tidak ada hubungan khusus.
18. Pemberian informasi perorangan atau kelompok?
Penjelasan dan informasi mengenai penelitian ini akan diberikan secara perseorangan.
19. Aspek Etik
Pelanggaran Azas menghormati hak subjek penelitian, misalnya pemaksaan subjek
ikut penelitian atau disogok/diancam ikut penelitian, ada jaminan keamanan dan
kerahasiaan data.
Dalam penelitian ini, peneliti menghormati hak subjek penelitian, tidak akan ada
pemaksaan terhadap subjek untuk mengikuti penelitian ini. Semuanya bersifat
sukarela. Subjek dapat mengundurkan diri bila tidak bersedia untuk menjadi sampel,
seperti tertulis pada penjelasan sebelum mengikuti penelitian, yang sebelumnya telah
dijelaskan secara lisan dan tulisan oleh peneliti. Peneliti pun menjamin semua
kerahasiaan data dari setiap subjek.
Pelanggaran Azas menguntungkan terjadi karena penelitian tidak menguntungkan
subjek masyarakat dan ilmu pengetahuan.
Penelitian ini akan sangat menguntungkan bagi puskesmas Bakunase karena dapat
menambah wawasan, menjadi bahan evaluasi dan dapat langsung diterapkan
manfaatnya dalam rangka penanggulangan Infeksi Menular Seksual.
Pelanggaran Azas tidak merugikan subjek terjadi prosedur penelitian menyebabkan
komplikasi. Atau pengambilan sampel yang banyak, lebih dari yang dibutuhkan.
Dalam penelitisn ini, semua prosedur yang dilaksanakan akan diberikan penjelasan
terlebih dahulu bagi pihak Puskesmas mengenai dampak, cara dan manfaatnya bagi
Puskesmas. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang merugikan karena
tidak menimbulkan efek samping dan tidak membahayakan.
Pelanggaran Azas Keadilan terjadi bila subjek penelitian tidak dibebaskan dari semua
biaya pemeriksaan dan pengobatan yang ada hubungannya dengan prosedur
penelitian. Bila terjadi komplikasi akibat prosedur penelitian maka subjek penelitian
akan diobati atau dirawat dengan biaya sendiri.
Dalam penelitian ini, semua biaya ditanggung peneliti dan tidak akan merugikan
subjek secara ekonomi.
25
Lampiran 7. Alat dan Bahan yang dipakai dalam Penelitian
1. Alat Tulis
2. Lembar Observasi untuk pengisian data Rekam medik
3. Data status (rekam medik) subyek
4. Lembar penjelasan dan informasi penelitian
5. Lembar persetujuan mengikuti penelitian
26
27
Lampiran 8. Lembar observasi untuk Pengisian data Rekam medik
Jenis
Pengobatan
Kelamin
No.Reka Umur Diagnos
Gejala Obat Dosis Cara Lama Interval
m Medik (tahun) is
P L yang Pemberian Pemberian Pemberian Pemberian
diberikan Obat Obat Obat Obat
28
Jadwal Pelaksanaan Penelitian:
Contoh:
Uraian
No Mei'16 April'16 Mei'16 Juni16 Juli'16 Agustus'16 Sept'16
Kegiatan
Penyusunan
1. proposal
penelitian
Seminar
2.
proposal
Pengajuan
3. etika
penelitian
Pengajuan
izin
penelitian ke
4.
Puskesmas
Bakunase
Kupang
Pengumpulan
5.
data
6. Tabulasi data
29
Lampiran 11. Case Report Form
1. Data subyek (nama tidak dicantumkan melainkan menggunakan nomor rekam medik)
2. Permintaan persetujuan sebagai subyek penelitian, mengisi informed consent dan data
umum serta mengedukasikan kepada sampel mengenai hal-hal yang akan merancukan
hasil penelitian
3. Memberikan penjelesan umum tentang penelitian
4. Melakukan wawancara pada responden
5. Data dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan analisa univariat, bivaariat, dan
multivariat.
30
Lampiran 12. Adverse Event Report Form
Data subyek (nama disamarkan, initial atau kode)
Adverse Event:
NO. GEJALA BERAT RINGAN TIDAK ADA
1.
2.
3.
4.
31
Lampiran 14. Rincian anggaran dan sumber dana
1. Rincian Anggaran
2.
Biaya Fotokopi 200 lbr Rp. 200 Rp. 40.000
3.
Biaya transportasi 14 hari Rp.5000 Rp. 70.000
4.
Biaya Izin Komisi Etik Rp 150.000 Rp 150.000
Total
Rp 510.000
32
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Alamat : Jl. Adisucipto Penfui Kotak Pos, 104 Kupang 85001, NTT
Telepon : 881972; Fax. 0380 881972
Website : http://www.undana.ac.id/
E-mail : meufkundana@co.id
SURAT PERNYATAAN
33
Surat Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ria Marsela Suki
NIM/NIP : 1308011008
Program Studi/Fakultas : Pendidikan Dokter/Kedokteran
Judul Penelitian : Analisis rasionalitas penggunaan antibiotik pada penderita infeksi
menular seksual di Puskesmas Bakunase Kupang
Menyatakan bahwa belum pernah /tidak sedang melakukan penelitian dengan judul yang telah tertera di
atas.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari surat
pernyataan ini tidak benar, maka saya bertanggung jawab dan bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan ketentuan yang berlaku.
34
35
36
37