Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350819461

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA


MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

Conference Paper · October 2017

CITATIONS READS

0 1,167

3 authors, including:

Ayu Mutmainnah Halim


University of Indonesia
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ayu Mutmainnah Halim on 12 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 1 PINRANG


PADA MATERI IKATAN KIMIA MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

Ayu Mutmainnah Halim1, Halimah Husain2, Sugiarti2


1
Mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Makassar
2
Dosen Jurusan Kimia Universitas Negeri Makassar

E-mail: ayumutmainnahhalim7@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui persentase siswa
kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Pinrang yang mengalami miskonsepsi pada materi ikatan kimia,
mendeskripsikan bentuk-bentuk miskonsepsi dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
miskonsepsi tersebut. Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini melalui tes diagnostik
yaitu Three-Tier Test dan didukung oleh data hasil observasi, dan wawancara klinikal. Subjek
dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Pinrang tahun pelajaran
2016/2017 sebanyak 49 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa persentase siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Pinrang yang mengalami
miskonsepsi pada materi ikatan kimia adalah 40, 64 % (kategori sedang), ditemukan 35
miskonsepsi siswa yang terdapat pada 8 indikator materi ikatan kimia dan diperoleh faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi yang bersumber dari siswa, guru dan buku teks.
Kata kunci: miskonsepsi, Three-Tier Test, ikatan kima.

PENDAHULUAN Penyebab miskonsepsi pada siswa adalah


Setiap siswa memiliki konsep awal siswa sendiri, guru, buku teks, konteks
(prakonsepsi) yang dibawa sebagai dan metode pembelajaran (Suparno,
pengetahuan. Konsep awal inilah yang 2005). Selain itu adanya karakteristik
dikonstruksi oleh siswa ketika mata pelajaran tertentu yang sulit
memperoleh informasi baru. Menurut dipahami siswa sehingga siswa berusaha
Purtadi (2009) bahwa konsep yang dibawa menafsirkan atau menciptakan konsep
dan dikembangkan sendiri ini tidak selalu tersendiri yang kadang-kadang tidak
sama dengan konsep sebenarnya yang sesuai dengan konsep yang sebenarnya
dikemukakan para ahli. Ketika siswa sehingga menimbulkan konsep yang salah
mengikuti proses pembelajaran dan dalam pikiran siswa.
menerima konsep baru, ia akan berusaha Salah satu mata pelajaran yang
mengaitkan atau menyelaraskan konsep dianggap sulit dan sering terdapat
baru tersebut dengan konsep yang telah miskonsepsi pada siswa yaitu mata
dimilikinya, namun siswa seringkali pelajaran kimia. Adanya miskonsepsi
mengalami kesulitan atau salah dalam pada pelajaran kimia dapat berakibat fatal
mengaitkan konsep baru dengan konsep karena konsep-konsep kimia umumnya
yang telah dimilikinya sehingga diajarkan secara hirarkis dari konsep yang
menyebabkan terjadinya kesalahan konsep mudah kesukar, dari konsep yang
atau dikenal dengan istilah miskonsepsi. sederhana kekompleks, sehingga jika
Miskonsepsi adalah suatu konsepsi konsep yang mudah dan sederhana saja
seseorang yang tidak sesuai dengan sudah mengalami miskonsepsi, maka
konsep ilmiah yang diakui oleh para ahli. lebih lanjut siswa akan semakin kesulitan

37
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

dan mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi mengenai miskonsepsi


memahami konsep-konsep kimia yang tersebut. Salah satu teknik untuk
sukar dan kompleks. Salah satu materi mendiagnosis miskonsepsi siswa yaitu
pokok dalam pelajaran kimia yang rentan dengan tes diagnostik miskonsepsi.
terjadi miskonsepsi yaitu materi ikatan Miskonsepsi tidak dapat digeneralisasikan
kimia. Ikatan kimia merupakan materi secara langsung karena bentuk
yang bersifat abstrak dan jauh dari miskonsepsi yang terjadi bisa berbeda
pengalaman sehari-hari, misalnya: tidak atau sama. Oleh karena itu, diperlukan
dapat melihat atom, struktur atom, dan suatu instrumen yang dapat
bagaim0ana reaksi dengan atom lainnya mengidentifikasi miskonsepsi (Astari,
(Nicoll, 2001). Hal ini menyebabkan 2012).
ikatan kimia menjadi materi yang sulit Salah satu bentuk tes diagnostik
dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar yang dapat digunakan adalah Two-Tier
kimia menurun (Enawati dkk, 2004). Multiple Choice (TTMC). TTMC adalah
Berdasarkan observasi dan sebuah tes diagnostik berupa soal pilihan
wawancara yang dilakukan dengan guru ganda bertingkat dua yang dikembangkan
mata pelajaran kimia SMA Negeri 1 pertama kali oleh Davis F. Treagust tahun
Pinrang, diperoleh data bahwa ketuntasan 1998. Tingkat pertama berisi pertanyaan
belajar kelas siswa pada materi ikatan tentang konsep yang diujikan sedangkan
kimia yaitu 46 %, lebih rendah daripada tingkat kedua berisi alasan untuk setiap
standar ketuntasan klasikal dari belajar jawaban yang ada pada pertanyaan di
tuntas yaitu sebesar 70%. Hal ini tingkat pertama sebagai bentuk tes
menunjukkan bahwa siswa mengalami diagnosa (Tuysuz, 2009). Akan tetapi,
kesulitan dalam memahami materi ikatan Griffard dan Wandersee dalam Pesman
kimia. Kesulitan belajar pada materi (2005) mengungkapkan salah satu
ikatan kimia dapat membuat siswa kelemahan dari Two-Tier adalah tidak
menafsirkan konsep tersendiri yang dapat dapat membedakan antara siswa yang
menyebabkan terjadinya miskonsepsi. mengalami miskonsepsi dengan siswa
Miskonsepsi pada materi ikatan kimia yang tidak paham konsep (lack of
akan berpengaruh pada materi kimia knowledge). Menurut Pesman dan
selanjutnya karena ikatan kimia Eryilmaz (2010) bahwa membedakan
merupakan materi yang saling berkaitan miskonsepsi dengan lack of knowledge
satu sama lain. Apabila terjadi kesalahan sangat penting karena cara mengatasi
pada konsep ikatan kimia, maka siswa siswa yang mengalami miskonsepsi lebih
dapat mengalami kesalahan konsep dalam sulit dibanding siswa yang tidak paham
memahami konsep selanjutnya, seperti: konsep (lack of knowledge).
larutan elektrolit dan non elektrolit, reaksi Cara membedakan siswa yang lack
oksidasi reduksi, tata nama senyawa, of knowledge dengan siswa yang
reaksi kimia dan bentuk molekul. mengalami miskonsepsi adalah dengan
Adanya miskonsepsi dapat meminta siswa mencantumkan tingkat
menyebabkan hasil belajar siswa keyakinan dari jawaban yang dipilih.
menurun, sehingga miskonsepsi siswa Certainty of Response Index (CRI)
perlu diperbaiki. Sebelum miskonsepsi merupakan pilihan tingkat keyakinan
diperbaiki, yang perlu dilakukan adalah siswa dalam menjawab soal sehingga

38
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat Jendral Urip Sumohardjo No.2, Kelurahan
keyakinan siswa pada jawaban yang telah Macrowalie, Kecamatan Watang Sawitto,
dipilihnya. Pada penelitian ini digunakan Kabupaten Pinrang.
tes berbentuk Three-tier Test. Three-tier
Subjek Penelitian
Test merupakan tes diagnostik yang Subjek dalam penelitian ini adalah
memiliki tiga tingkat pertanyaan. Tingkat Siswa kelas X MIA 4 SMAN 1 Pinrang
pertama merupakan soal pilihan ganda tahun pelajaran 2016/2017 yang
biasa, tingkat kedua menyatakan alasan berjumlah 49 siswa.
dari jawaban pada tingkat pertama, dan
tingkat ketiga menyatakan keyakinan Prosedur
siswa terhadap jawaban yang telah a. Tahap Wawancara Pra Observasi
diberikan pada dua tingkat sebelumnya Proses Pembelajaran
(Pesman, 2005). Siswa yang menjawab Peneliti melakukan wawancara
dengan benar dan yakin atas jawabannya sebelum melakukan observasi selama
menunjukkan bahwa ia memang paham proses pembelajaran ikatan kimia kepada
pada konsep yang pelajari, siswa yang Guru kimia dan Siswa kelas X MIA 4
yakin dengan jawabannya walaupun yang dipilih secara acak sebanyak 15
jawaban tersebut salah menunjukkan 0rang. Wawancara ini bertujuan untuk
bahwa ia mengalami miskonsepsi mengetahui gambaran awal siswa dan
sedangkan siswa yang menjawab salah guru. Data hasil wawancara ini juga
dan tidak yakin atas jawabannya berarti ia digunakan sebagai data pendukung hasil
tidak mengalami miskonsepsi, melainkan obsevasi dan hasil analisis Three-Tier Test
lack of knowledge. Penelitian ini dilakukan yang akan dilakukan untuk
untuk mengetahui persentase siswa kelas mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
X MIA 4 SMA Negeri 1 Pinrang yang terjadinya miskonsepsi.
mengalami miskonsepsi pada materi b. Tahap Observasi
ikatan kimia, mendeskripsikan bentuk- Observasi dilakukan oleh peneliti
bentuk miskonsepsi dan faktor-faktor untuk mengetahui gambaran secara
yang menyebabkan terjadinya langsung proses pembelajaran di dalam
miskonsepsi tersebut. kelas. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran materi ikatan kimia
METODE PENELITIAN berlangsung selama 4 kali pertemuan (4
Jenis Penelitian minggu x 2 jam pelajaran).
Penelitian ini merupakan penelitian c. Tahap Pemberian Three-Tier Test
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah Sebelum pemberian tes
penelitian yang bertujuan untuk dilaksanakan, peneliti menginformasikan
menyelidiki kondisi atau keadaan yang kepada siswa bahwa akan dilaksanakan
hasilnya diuraikan secara lugas dan apa tes mengenai konsep ikatan kimia. Tes
adanya (Arikunto, 2013). yang diberikan kepada siswa yaitu Three-
Tier Test. Berdasarkan hasil analisis data
Waktu dan Tempat Penelitian Three-Tier Test, diperoleh persentase dan
Penelitian ini dilaksanakan mulai bentuk miskonsepsi yang dialami oleh
tanggal 30 Maret 2016 sampai dengan 05 setiap siswa.
Januari 2017 di SMAN 1 Pinrang, Jalan

39
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

d. Tahap Wawancara Klinikal penalaran mengenai alasan jawaban


Setelah diperoleh data bentuk terhadap langkah pertama, terdiri dari 5
miskonsepsi yang dialami oleh setiap pilihan jawaban (A, B, C, D dan E),
siswa yang diperoleh dari hasil analisis dimana pada pihan E dikosongkan agar
Three-Tier Test, selanjutnya dilakukan siswa dapat mengisinya apabila alasan
wawancara klinikal terhadap siswa yang siswa tidak terdapat pada pilihan A, B, C
mengalami miskonsepsi. Wawancara dan D. Tingkat ketiga adalah Certainty of
dilakukan terhadap 28 siswa. Berdasarkan Response Index atau pertanyaan
hasil wawancara klinikal, dapat diketahui keyakinan terhadap jawaban yang telah
faktor-faktor yang menyebabkan diberikan siswa, terdiri dari dua pilihan
terjadinya miskonsepsi pada siswa. jawaban yaitu pilihan A= yakin dan
e. Penyampaian bentuk miskonsepsi yang pilihan B= tidak yakin.
terjadi pada siswa 3. Wawancara Klinikal
Setelah melakukan wawancara Jenis wawancara yang dilakukan
klinikal, selanjutnya peneliti mengadakan adalah wawancara klinikal atau
pertemuan dengan Siswa Kelas X MIA 4 wawancara klinis. Wawancara klinis
SMAN 1 Pinrang yang bertujuan untuk dilakukan dengan memilih konsep yang
menyampaikan bentuk miskonsepsi yang dianggap sulit oleh siswa berdasarkan
dialami siswa dan memberikan penjelasan hasil tes yang telah dilakukan. Melalui
mengenai konsep yang benar pada materi wawancara klinikal dapat diperoleh latar
ikatan kimia. belakang timbulnya miskonsepsi pada
siswa.
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Teknik Analisis Data
Observasi dilakukan untuk 1. Perhitungan Persentase Tingkat
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab Miskonsepsi Siswa
kesalahpahaman konsep (miskonsepsi) Sebelum dilakukan perhitungan
pada siswa melalui pengamatan pada saat persentase, terlebih dahulu dilakukan
proses pembelajaran berlangsung. Aspek identifikasi siswa yang paham konsep,
yang menjadi perhatian antara lain siswa, miskonsepsi dan tidak paham konsep
pengajar (guru), dan buku teks. Aspek- (lack of knowledge). Hal ini dilakukan
aspek tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui persentase siswa yang
dalam mengidentifikasi faktor-faktor paham konsep, siswa yang mengalami
penyebab miskonsepsi pada siswa. miskonsepsi dan siswa yang tidak paham
Adapaun yang berperan sebagai observer konsep. Pengelompokkan tersebut dapat
pada tahap observasi yaitu peneliti. diidentifikasi berdasarkan kriteria yang
2. Tes Diagnostik disajikan pada Tabel 1. (Pesman &
Tes yang digunakan dalam Eryilmaz, 2010).
penelitian adalah dalam bentuk Three-Tier Analisis yang dilakukan sesuai
Test. Tes diagnostik Three-Tier Test dengan Tabel 1. untuk menentukan
terdiri atas tiga tingkat, tingkat pertama persentase siswa yang mengalami
adalah pilihan ganda dengan lima pilihan miskonsepsi dan siswa tidak tahu konsep
jawaban (A, B, C, D dan E) mengenai (Lack of knowledge) menggunakan rumus
konsep materi, tingkat kedua adalah soal berikut: (Sudijono, 2009):

40
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

𝑆 itu, untuk mendukung hasil observasi,


𝑃= × 100% dilakukan analisis terhadap hasil
𝐽𝑆
wawancara klinikal pada siswa yang
Keterangan:
mengalami miskonsepsi untuk mengetaui
P = Persentase jumlah siswa pada paham
konsep, tidak tahu konsep dan penyebab terjadinya miskonsepsi.
miskonsepsi. Adapun Kategori Persentase tingkat
S = Banyaknya siswa pada paham konsep, miskonsepsi dapat dikelompokkan seperti
tidak tahu konsep dan miskonsepsi. pada Tabel 2 (Suwarna, 2014).
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 2. Kategori Tingkat Miskonsepsi
Persentase Kategori
Tabel 1. Kriteria Pengelompokkan 0 - 30% Rendah
Miskonsepsi dan Tidak Paham 31 - 60% Sedang
Konsep (Lack of Knowledge) 61% - 100% Tinggi
No Tier 1 Tier 2 Tier 3 Kategori
1 Benar Benar Yakin Paham (mengerti
konsep) HASIL DAN PEMBAHASAN
2 Benar Benar Tidak Tidak paham 1. Hasil Tes Diagnostik Three-Tier Test
yakin konsep
3 Benar Salah Yakin Miskonsepsi Pemahaman konsep siswa dianalisis
4 Benar Salah Tidak Tidak paham berdasarkan (1) pilihan jawaban, (2)
yakin konsep alasan dan (3) tingkat keyakinan yang
5 Salah Benar Yakin Miskonsepsi
6 Salah Benar Tidak Tidak paham diberikan. Bentuk pemahaman konsep
yakin konsep yang ditemukan dalam penelitian ini
7 Salah Salah Yakin Miskonsepsi
8 Salah Salah Tidak Tidak paham
berupa (1) tahu konsep, (2) miskonsepsi
yakin konsep dan (3) tidak tahu konsep.
Berdasarkan Tabel 3 terdapat
2. Analisis bentuk miskonsepsi yang kecenderungan besarnya miskonsepsi
dialami siswa siswa yang terdapat pada hampir semua
Bentuk miskonsepsi siswa dapat indikator dan kecenderungan besarnya
diketahui berdasarkan hasil Three-Tier miskonsepsi siswa yang terdapat pada
Test dengan menggunakan tabel 3.1. hampir semua item soal. Adapun
Bentuk miskonspsi siswa yang ditemukan persentase miskonsepsi tertinggi terdapat
berdasarkan hasil analisis Three-Tier pada indikator ke-8 yaitu menjelaskan
Test, dijadikan bahan saat melakukan proses pembentukan ikatan logam dan
wawancara klinikal terhadap siswa untuk hubungannya dengan sifat fisik logam
mengetahui faktor penyebab siswa dengan persentase 58,16 %. Item soal
mengalami bentuk miskonsepsi tersebut. dengan persentase tertinggi miskonsepsi
3. Analisis Faktor-Faktor Penyebab juga terdapat pada indikator ini yaitu
Terjadinya Miskonsepsi 61,22 % (kategori tinggi). Hal ini
Analisis faktor-faktor penyebab menunjukkan rendahnya pemahaman
terjadinya miskonsepsi dilakukan konsep siswa pada materi ikatan kimia.
berdasarkan hasil observasi selama empat Siswa rata-rata mengalami pemahaman
kali pertemuan, terhitung saat dimulainya konsep yang rendah pada setiap konsep
proses pembelajaran pada materi ikatan khususnya pada konsep proses
kimia hingga berakhirnya proses pembentukan ikatan logam.
pembelajaran pada materi tersebut. Selain

41
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

Tabel 3. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa


Kategori
Indikator IS
M(%) TP (%) P (%)
1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk 1 46,94 4,082 48,98
mencapai kestabilannya 2 34,69 12,24 53,06
3 42,86 44,9 12,24
4 46,94 12,24 40,82
6 48,98 14,29 36,73
Rata-rata 44,08 17,55 38,37
2. Menggambarkan struktur Lewis unsur gas mulia (duplet 5 42,86 22,45 34,69
dan oktet) maupun unsur bukan gas mulia 7 36,73 4,082 59,18
Rata-rata 39,80 13,26 46,94
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion 8 38,78 20,41 40,82
9 30,61 55,1 14,29
10 28,57 24,49 46,94
Rata-rata 33,33 33,33 33,33
4. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen 12 40,82 44,9 14,29
tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga 13 38,78 44,9 16,33
14 38,78 40,82 20,41
Rata-rata 39,46 43,54 17
5. Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat
11 32,70 32,70 34,60
senyawa kovalen
6. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen 15 59,18 38,78 2,04
koordinasi pada beberapa senyawa. 16 40,82 57,14 2,04
Rata-rata 50 47,96 2,04
7. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan 17 26,53 2,04 71,43
hubungannya dengan keelektronegatifan 18 28,57 71,43 0
Rata-rata 27,55 36,73 35,72
8. Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan 19 55,1 34,69 5
hubungannya dengan sifat fisik logam 20 61,22 30,61 4
Rata-rata 58,16 32,65 9,19
Rata-rata 40,64 32,22 27,14
Keterangan: IS: Item Soal M: Miskonsepsi
TP:Tidak Paham P : Paham
2. Bentuk-bentuk Miskonsepsi Siswa analisis pada bentuk miskonsepsi perta-
Berikut disajikan 35 bentuk miskon- ma soal 1 menunjukkan bahwa siswa
sepsi siswa yang terdapat pada 8 indikator mempunyai konsepsi yang keliru dalam
a. Menjelaskan kecenderungan suatu menentukan elektron valensi. Siswa
unsur untuk mencapai kestabilannya beranggapan angka 8 yang terletak
Indikator ini terdapat pada item soal dibagian kiri bawah (subskrip) atom O
1, 2, 3, 4 dan 6. Adapun bentuk-bentuk merupakan elektron valensi. Padahal
miskonsepsi siswa yang terdapat pada angka 8 yang yang terletak dibagian
item soal 1, 2, 3, 4 dan 6 dijabarkan kiri bawah atom 8O bukan elektron
sebagai berikut: valensi melainkan nomor atom. Ada-
1) Item soal 1 pun hasil analisis pada bentuk miskon-
Pada item soal 1 ditemukan dua sepsi kedua soal 1 menunjukkan bahwa
bentuk miskonsepsi siswa. Hasil siswa menganggap unsur 12Mg

42
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

merupakan unsur stabil karena unsur yang stabil. Padahal ketika unsur 20Ca
tersebut memiliki elektron valensi melepaskan 2 elektron, yang berubah
berjumlah 2 (memenuhi kaidah duplet). hanyalah konfigurasi elektron unsur
Padahal tidak semua unsur yang tersebut yang menyerupai konfigurasi
mempunyai elektron valensi berjumlah elektron gas mulia 18Ar yaitu 2 8 8.
2 elektron dikatakan memenuhi aturan 3) Item soal 3
duplet. Pada item soal 3 ditemukan dua
2) Item soal 2 bentuk miskonsepsi yang dialami
Pada item soal 2 ditemukan tiga siswa. Hasil analisis pada bentuk
bentuk miskonsepsi yang dialami miskonsepsi pertama soal 3 menunjuk-
siswa. Hasil analisis bentuk miskonsep- kan bahwa siswa menganggap unsur
si pertama soal 2, siswa beranggapan 11Na dapat membentuk ion negatif
bahwa untuk mencapai kestabilan, karena unsur tersebut memiliki energi
unsur 20Ca tidak perlu melepaskan dan ionisasi yang kecil sehingga lebih
menerima elekron ataupun mengguna- cenderung menerima elektron mem-
kan pasangan elektron secara bersama- bentuk ion negatif. Padahal unsur 11Na
sama karena unsur Ca memiliki 2 dengan konfigurasi elektron 2 8 1 dapat
elektron valensi (telah memenuhi mencapai kestabilan dengan cara mele-
konfigurasi duplet). Padahal walaupun paskan 1 elektron membentuk ion Na+
unsur 12Ca memiliki elektron valensi karena mempunyai energi ionisasi yang
berjumlah 2 elektron, tidak dikategori- kecil sehingga lebih cenderung mele-
kan memenuhi aturan duplet karena paskan elektron membentuk ion positif.
konfigurasi elektron Ca tidak menyeru- Hasil analisis pada bentuk miskon-
pai konfigurasi elektron unsur gas sepsi kedua soal 3, siswa menganggap
mulia He= 2. bahwa unsur 35Br lebih cenderung
Hasil analisis pada bentuk miskon- membentuk ion negatif karena memili-
sepsi dua soal 2 menunjukkan bahwa ki afinitas elektron yang rendah. Pada-
siswa menganggap unsur 20Ca dapat hal semakin rendah afinitas elektron,
mencapai kestabilan dengan cara mene- maka semakin sulit suatu unsur meneri-
rima 6 elektron. Padahal konfigurasi ma elektron membentuk ion positif.
elektron gas mulia terdekat dengan Unsur Br memiliki afinitas elektron
konfigurasi elektron 20Ca yaitu 18Ar= 2 yang besar sehingga lebih cenderung
8 8. Jadi unsur 20Ca dapat mencapai menerima elektron pada kulit terluar-
kestabilan dengan cara melepaskan 2 nya membentuk ion negatif.
elektron membentuk ion Ca2+ agar 4) Item soal 4
mempunyai konfigurasi elektron yang Hasil analisis pada bentuk miskon-
menyerupai konfigurasi elektron unsur sepsi soal 4 menunjukkan bahwa siswa
gas mulia terdekat yaitu 18Ar. menganggap unsur X dengan konfigu-
Hasil analisis pada bentuk miskon- rasi elektron 2 8 3 dapat mencapai
sepsi ketiga soal 2 menunjukkan bahwa kestabilan dengan cara melepaskan 1
siswa menganggap bahwa ketika unsur elektron untuk mencapai konfigurasi
20Ca melepaskan 2 elektron, unsur duplet membentuk ion X+. Padahal 13X
tersebut berubah menjadi unsur 18Ar dengan konfigurasi elektron 2 8 3 jika

43
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

melepaskan 1 elektron membentuk ion Cl


X+, konfigurasi elektronnya menjadi 2 x
x

H C x Cl
x
8 2. Walaupun mempunyai elektron Cl
valensi berjumlah 2 elektron, tetapi
Gambar 1. Struktur Lewis Senyawa
tidak dikategorikan memenuhi aturan CHCl3
duplet karena konfigurasi elektronnya
tidak memenuhi aturan oktet dan duplet
tidak menyerupai konfigurasi elektron
karena jumlah elektron yang mengelili-
gas mulia 2He.
ngi atom Cl hanya terdapat 7 elektron.
5) Item soal 6
Siswa beranggapan bahwa hanya elek-
Pada item soal 6 ditemukan 1 ben-
tron yang disimbolkan dengan tanda ti-
tuk miskonsepsi siswa. Siswa meng-
tik yang menunjukkan jumlah elektron
anggap suatu unsur tidak dapat menca-
disekitar atom Cl. Padahal 1 elektron
pai kestabilan dengan cara mengguna-
yang disimbolkan dengan tanda silang
kan pasangan elektron secara bersama-
dari atom C juga sudah milik dari Cl
sama yang hanya berasal dari salah satu
karena 1 elektron dari C dan 1 elektron
atom yang berikatan karena pasangan
dari Cl masing-masing disumbangkan
elektron yang digunakan secara
untuk digunakan bersama-sama. Jadi
bersama-sama dalam berikatan harus
jumlah elektron yang terdapat disekitar
berasal dari 2 atom yang berikatan un-
atom Cl terdapat 8 elektron, telah me-
tuk mencapai kestabilan. Padahal pada
menuhi aturan oktet.
proses pembentukan ikatan kimia de-
Hasil analisis pada bentuk miskon-
ngan cara penggunaan elektron secara
sepsi kedua soal 5 menunjukkan bahwa
bersama-sama, bisa saja pasangan elek-
siswa menganggap struktur Lewis se-
tron yang digunakan bersama-sama ter-
nyawa CH4:
sebut hanya bersal dari salah satu atom
yang berikan. Ikatan kimia demikian
dinamakan ikatan kovalen koordinasi.
b. Menggambarkan struktur Lewis unsur
gas mulia (duplet dan oktet) maupun Gambar 2. Struktur Lewis Senyawa
unsur bukan gas mulia CH4
Indikator ini terdapat pada soal 5 tidak mengikuti aturan oktet dan duplet
dan 7. Adapun bentuk-bentuk miskonsepsi karena jumlah elektron disekitar atom
siswa yang terdapat pada item soal 5 dan 7 H hanya terdapat 2 elektron. Dari jawa-
dijabarkan sebagai berikut: ban tersebut, siswa telah memahami
1) Item soal 5 bahwa jumlah elektron disekitar setiap
Pada item soal 5 ditemukan dua atom H terdapat 2 elektron. Namun sis-
bentuk miskonsepsi siswa. Hasil wa keliru bahwa ketika jumlah elektron
analisis pada bentuk miskonsepsi disekitar atom H pada struktur Lewis
pertama soal 5 menunjukkan bahwa berjumlah 2 elektron, maka atom H
siswa menganggap struktur Lewis tidak mengikuti aturan oktet maupun
senyawa CHCl3. duplet.
2) Item soal 7
Adapun pada item soal 7 ditemu-
kan tiga bentuk miskonsepsi siswa.

44
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

Hasil analisis pada bentuk miskonsepsi jawaban tersebut, terdapat kekeliruan


pertama soal 7 menunjukkan bahwa dari alasan jawaban yang diberikan
siswa menganggap lambang Lewis dari siswa, dimana siswa menuliskan kata
atom 8O yaitu: “nomor” sebelum kata elektron valensi
dan menuliskan “yang paling akhir” se-
telah kata elektron valensi. Sebenarnya
karena jumlah elektron yang digambar-
kata “nomor” biasa dipakai ketika men-
kan disekitar atom O merupakan jum-
jelaskan tentang nomor atom, dan seha-
lah nomor atom. Siswa keliru bahwa
rusnya siswa tidak perlu memberikan
untuk menggambarkan lambang Lewis
keterangan “yang paling akhir” setelah
dari atom O, jumlah elektron yang
kata elektron valensi, karena kata elek-
digambarkan disekitar atom O merupa-
tron valensi telah mewakili makna
kan jumlah nomor atom dari atom O
elektron pada kulit terluar.
yaitu 8. Padahal jumlah elektron yang
c. Menjelaskan proses terbentuknya
digambarkan disekitar atom yaitu
ikatan ion
jumlah elektron valensi dari atom
Indikator ini terdapat pada soal 8, 9,
tersebut.
dan 10. Adapun bentuk-bentuk miskon-
Hasil analisis pada bentuk miskon-
sepsi siswa yang terdapat pada item soal
sepsi kedua soal 7 menunjukkan bahwa
8, 9, dan 10 dijabarkan sebagai berikut:
siswa menganggap lambang Lewis dari
1) Item soal 8
atom 8O yaitu
Pada item soal 8 ditemukan dua
bentuk miskonsepsi siswa. Hasil anali-
karena jumlah elektron yang digambar- sis pada bentuk miskonsepsi pertama
kan disekitar atom O merupakan jum- soal 8 menunjukkan bahwa siswa
lah elektron valensi. Dari jawaban ter- menganggap unsur X dengan konfigu-
sebut, siswa sudah memahami bahwa rasi 2 8 1 dapat membentuk ikatan ion
jumlah elektron yang gambarkan dise- dengan unsur Y yang memiliki konfi-
kitar atom O merupakan jumlah elek- gurasi elektron 2 8 3 karena unsur Y
tron valensi. Namun siswa keliru dalam dapat melepaskan 1 elektron dan unsur
menentukan elektron valensi dari atom X menerima elektron yang dilepaskan
O. Siswa menganggap bahwa angka 8 oleh unsur Y agar mencapai kestabilan.
pada atom O menunjukkan elektron va- Siswa mempunyai konsepsi yang salah
lensi dari atom O. Padahal angka 8 yang menganggap bahwa unsur Y yang
tersebut menunjukkan nomor atom dari mempunyai konfigurasi elektron 2 8 3
atom O. dapat melepaskan 1 elektronnya se-
Hasil analisis pada bentuk miskon- hingga elektron valensi Y berjumlah 2
sepsi ketiga soal 7 menunjukkan bahwa yang telah mencapai aturan duplet, dan
siswa menganggap bahwa lambang 1 elektron yang dilepaskan oleh unsur
Lewis dari atom 8O yaitu Y diterima oleh unsur X sehingga kon-
figurasi elektron X menjadi 2 8 2 yang
juga memenuhi aturan duplet. Padahal
karena elektron yang digambarkan
meskipun masing-masing elektron
disekitar atom O merupakan nomor
valensi X dan Y setelah melepaskan
elektron valensi yang paling akhir. Dari

45
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

dan menerima elektron berjumlah 2 2) Item soal 9


elektron, tetapi konfigurasi elektron X Adapun pada item soal 9 ditemu-
dan Y yaitu 2 8 2 tidak memenuhi atu- kan satu bentuk miskonsepsi siswa.
ran duplet karena suatu unsur dikatakan Siswa menganggap unsur 19X bereaksi
telah memenuhi aturan duplet apabila dengan 16Y membentuk senyawa de-
konfigurasi elektron unsur tersebut ngan ikatan ion X2Y karena terjadi pe-
menyerupai konfigurasi elektron gas makaian elektron bersama-sama dima-
mulia 2He= 2. na 2 unsur X masing-masing mema-
Hasil analisis pada bentuk miskon- sangkan 1 elektronnya dengan 1 elek-
sepsi kedua soal 8 menunjukkan bahwa tron dari 1 unsur Y untuk digunakan
siswa menganggap unsur X dengan bersama-sama membentuk X2Y. Dari
konfigurasi 2 8 1 dapat membentuk jawaban tersebut, siswa mempunyai
ikatan ion dengan unsur Y yang memi- konsepsi yang salah bahwa ikatan ion
liki konfigurasi elektron 2 8 7 karena merupakan ikatan yang terjadi karena
unsur X dan unsur Y masing-masing adanya pemakaian elektron secara
dapat memasangkan 1 elektronnya un- bersama-sama. Selain itu, siswa juga
tuk berikatan ion. Pada bentuk miskon- salah dalam memberikan alasan bahwa
sepsi ini, siswa mengalami kesulitan 2 unsur X dengan konfigurasi elektron
membedakan antara ikatan ion dan ika- 2 8 8 1 dapat memasangkan 1 elektron-
tan kovalen. Siswa mempunyai konsep- nya dengan 1 elektron dari unsur Y
si yang salah bahwa unsur X dapat ber- yang mempunyai konfigurasi elektron
ikatan ion dengan unsur Y dengan cara 2 8 6 untuk digunakan bersama-sama
memasangkan masing-masing 1 elek- dalam berikatan, sehingga unsur X
tronnya. Padahal ketika masing-masing mempunyai konfigurasi 2 8 8 2 telah
unsur memasangkan elektronnya bukan memenuhi konfigurasi duplet dan unsur
merupakan proses pembentukan ikatan Y mempunyai konfigurasi 2 8 8 yang
ion, melainkan proses pembentukan telah memenuhi kaidah oktet. Padahal
ikatan kovalen. Selain itu, siswa meng- unsur X walaupun telah mempunyai
anggap bahwa ketika unsur X dengan elektron valensi berjumlah 2 elektron,
konfigurasi elektron 2 8 1 dapat mema- namun konfigurasi elektron X= 2 8 8 2
sangkan 1 elektronnya dengan 1 elek- tidak dikategorikan memenuhi aturan
tron dari unsur Y yang mempunyai duplet karena konfigurasi elektronnya
konfigurasi elektron 2 8 7, maka unsur tidak menyerupai konfigurasi gas mulia
X akan mencapai konfigurasi duplet He= 2.
yaitu 2 8 2 dan unsur Y akan mencapai 3) Item soal 10
konfigurasi oktet yaitu 2 8 8. Padahal Adapun pada item soal 10 dite-
unsur X walapun mempunyai konfigu- mukan satu bentuk miskonsepsi siswa.
rasi elektron 2 8 2 (mempunyai elek- Siswa menganggap bahwa pasangan
tron valensi berjumlah 2 elektron), teta- unsur 19A dan 11Y dapat membentuk
pi tidak dikatakan telah memenuhi atu- ikatan ion karena unsur Y dapat mele-
ran duplet karena konfigurasi elektron paskan 1 elektron dan diterima oleh
tersebut tidak menyerupai konfigurasi unsur A. Dari jawaban tersebut, Siswa
gas mulia 2He= 2. menganggap bahwa unsur 19A yang
mempunyai konfigurasi elektron 2 8 8

46
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

1 dapat melepaskan 1 elektronnya se- menyumbangkan 3 elektron, dimana 3


hingga elektron valensi A berjumlah 8 elektron dari atom N dipasangkan de-
yang telah mencapai aturan oktet, dan 1 ngan 3 elektron dari 1 atom H untuk di-
elektron yang dilepaskan oleh unsur A gunakan bersama-sama dalam berika-
diterima oleh unsur 11Y sehingga konfi- tan. Dari jawaban tersebut, Sudah be-
gurasi elektron Y menjadi 2 8 2, telah nar bahwa atom N menyumbangkan 3
memenuhi aturan duplet. Padahal mes- elektron, tetapi setiap 1 elektron dari
kipun elektron valensi Y setelah mene- atom N tersebut dipasangkan dengan 1
rima elektron berjumlah 2 elektron, te- elektron dari setiap atom H, sehingga
tapi konfigurasi 2 8 2 tidak dikatakan terdapat 3 ikatan N-H pada molekul
memenuhi aturan dupet. NH3.
d. Menjelaskan proses terbentuknya Hasil analisis pada bentuk miskon-
ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, sepsi ketiga soal 12 menunjukkan bah-
dan rangkap tiga wa siswa menganggap bahwa ikatan
Adapun bentuk-bentuk miskonsepsi yang terbentuk pada molekul NH3 ada-
siswa yang terdapat pada item soal 12, 13, lah ikatan ion karena terbentuk melalui
dan 14, dijabarkan sebagai berikut: tarik menarik ion N3- dan ion H+. Dari
1) Item soal 12 jawaban tersebut, siswa mempunyai
Adapun pada item soal 12 ditemu- konsepsi yang salah bahwa N dengan
kan tiga bentuk miskonsepsi siswa. Ha- konfigurasi elektron 2 5 dapat menca-
sil analisis pada bentuk miskonsepsi pai kestabilan dengan cara menerima 3
pertama soal 12 menunjukkan bahwa elektron membentuk ion N3- dan H de-
siswa menganggap bahwa pada senya- ngan konfigurasi elektron 1 dapat men-
wa NH3 terdapat ikatan kovalen koor- capai kestabilan dengan cara melepas-
dinasi karena pada proses pembentukan kan 1 elektron membentuk ion H+ se-
ikatan, hanya atom N yang menyum- hingga terjadi tarik menarik antara ion
bangkan 3 elektronnya untuk diguna- N3- dengan ion H+ membentuk NH3.
kan bersama-sama dengan atom H. Pa- Padahal senyawa NH3 terbentuk mela-
dahal molekul NH3 terbentuk melalui lui ikatan kovalen yaitu adanya pema-
ikatan kovalen yaitu pemakaian elek- kaian elektron secara bersama-sama.
tron secara bersama-sama yang berasal 2) Item soal 13
dari masing-masing atom yang berika- Pada item soal 13 ditemukan satu
tan, dalam hal ini atom N menyum- bentuk miskonsepsi siswa. Siswa
bangkan 3 elektron, dimana setiap 1 menganggap bahwa pada senyawa H2O
elektron dari atom N dipasangkan de- tidak terdapat ikatan kovalen tunggal
ngan 1 elektron dari 1 atom H untuk di- karena 1 atom O menyumbangkan 4
gunakan bersama-sama dalam berika- elektron, dimana setiap 2 elektron dari
tan. atom O dipasangkan dengan 2 elektron
Hasil analisis pada miskonsepsi dari 1 atom H untuk digunakan
kedua soal 12 menunjukkan bahwa bersama-sama membentuk ikatan rang-
siswa menganggap ikatan yang kap 2. Padahal Atom 1H dengan konfi-
terbentuk pada molekul NH3 adalah gurasi elektron H=1 memerlukan 1
ikatan kovalen karena atom N elektron tambahan untuk mencapai

47
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

konfigurasi elektron He= 2, dan 8O de- struktur kristal senyawa ion mengandung
ngan konfigurasi elektron 2 6 memerlu- ion-ion positif dan negatif yang terikat
kan 2 elektron tambahan untuk menca- oleh gaya elekstrostatis yang sangat le-
pai konfigurasi elektron 2 8. Jadi aturan mah. Padahal struktur kristal senyawa ion
duplet dan oktet dipenuhi apabila atom dapat digambarkan sebagai lapisan-
O bergabung dengan 2 atom H mem- lapisan yang mengandung ion-ion positif
bentuk 2 ikatan kovalen tunggal O-H. dan negatif ini terikat oleh gaya elektro-
Jadi atom O menyumbangkan 2 elek- statis yang kuat kesegala arah. Hal ini
tron, dimana setiap 1 elektron dari memberikan sifat keras pada kristal terse-
atom O dipasangkan dengan 1 elektron but. Akan tetapi, jika diberi gaya dari luar,
dari 1 atom H untuk digunakan maka lapisan-lapisan dalam kristal dapat
bersama-sama dalam berikatan. bergeser. Ion-ion sejenis dapat berada satu
3) Item soal 14 di atas lainnya sehingga timbul tolak me-
Adapun pada item soal 14 ditemu- nolak yang kuat sehingga mengakibatkan
kan satu bentuk miskonsepsi siswa. pemisahan, kristal akan hancur atau dika-
Siswa menganggap bahwa pada mole- takan rapuh. Jadi bersifat keras tapi rapuh
kul unsur O2 mempunyai ikatan kova- merupakan salah satu sifat dari senyawa
len rangkap 3 karena masing-masing ion.
atom O memasangkan 3 elektron untuk Hasil analisis pada bentuk miskon-
digunakan bersama-sama membentuk sepsi kedua soal 11 menunjukkan bahwa
ikatan rangkap 3. Siswa salah dalam siswa mempunyai konsepsi yang salah
mengkategorikan molekul unsur O2 ter- bahwa bahwa senyawa ion memiliki titik
bentuk melalui ikatan kovalen rangkap didih yang rendah karena lemahnya ikatan
3, seperti halnya pada proses pemben- ionik senyawa ion. Padahal ion-ion positif
tukan N2. Padahal dua unsur 8O dengan dan negatif dalam kristal senyawa ion ter-
konfigurasi elektron 2 6 masing-masing ikat oleh gaya elektrostatis yang kuat se-
memerlukan 2 elektron tambahan untuk hingga tidak bebas bergerak. Hanya pada
mencapai konfigurasi elektron gas mu- suhu tinggi ion-ion tersebut dapat mem-
lia terdekat yaitu konfigurasi elektron peroleh enrgi kinetik yang cukup untuk
10Ne= 2 8. Jadi Aturan Oktet dapat di- mengatasi gaya elektrostatis tersebut. Hal
penuhi apabila masing-masing atom O tersebut yang menyebabkan senyawa ion
memasangkan 2 elektronnya untuk di- mempunyai titik didih yang tinggi.
gunakan bersama-sama membentuk f. Menjelaskan proses terbentuknya
molekul unsur O2 yang mempunyai ikatan kovalen koordinasi pada
ikatan kovalen rangkap 2 (O=O). beberapa senyawa.
e. Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion Indikator ini terdapat pada item soal
dan sifat-sifat senyawa kovalen 15 dan 16. Adapun bentuk-bentuk mis-
Indikator ini terdapat pada item soal konsepsi siswa yang terdapat pada item
11 yang terdapat dua bentuk miskonsepsi soal 15 dan 16, dijabarkan sebagai
siswa. Hasil analisis pada bentuk miskon- berikut:
sepsi pertama soal 11 menunjukkan bah- 1) Item soal 15
wa siswa mempunyai konsepsi yang salah Adapun pada item soal 15 ditemu-
bahwa bersifat keras tetapi rapuh tidak kan satu bentuk miskonsepsi siswa.
termasuk sifat dari senyawa ion karena Siswa mempunyai konsepsi yang salah

48
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

bahwa ikatan yang terbentuk pada se- keelektronegatifan terdapat pada item soal
nyawa CO2 adalah ikatan kovalen ko- 17 dan 18. Adapun bentuk-bentuk mis-
ordinasi karena terjadi pemakaian sepa- konsepsi siswa yang terdapat pada item
sang elektron secara bersama-sama an- soal 17 dan 18, dijabarkan sebagai ber-
tara C dan O yang berasal dari masing- ikut:
masing atom. Padahal pada proses 1) Item soal 17
pembentukan senyawa CO2, setiap ika- Pada item soal 17 disediakan nilai
tan antara C dan O menggunakan 2 pa- keelektronegatifan H, Br dan F masing-
sang elektron secara bersama-sama masing adalah 2,1; 2,8 dan 4,0. Adapun
yang berasal dari masing-masing atom. pada item soal 17 ditemukan satu ben-
Ikatan yang terbentuk akibat adanya tuk miskonsepsi siswa. Siswa meng-
pemakaian elektron secara bersama- anggap senyawa dengan urutan kepola-
sama yang berasal dari masing-masing ran yang semakin menurun yaitu HBr;
atom disebut ikatan kovalen. BrF; HF karena semakin besar nilai
2) Item soal 16 perbedaan keelekronegatifan maka
Pada item soal 16 ditemukan satu kepolaran suatu senyawa semakin
bentuk miskonsepsi siswa. Adapun kecil. Dari jawaban tersebut, siswa
struktur Lewis senyawa CH3NO2 pada mempunyai konsepsi yang salah bahwa
soal nomor 16 sebagai berikut: semakin besar nilai perbedaan keelek-
tronegatifan maka kepolaran suatu se-
nyawa semakin kecil. Padahal kepola-
ran suatu senyawa berbanding lurus de-
ngan nilai perbedaan keelektronega-
tifan.
2) Item soal 18
Gambar 3. Struktur Lewis Senyawa
Hasil analisis pada bentuk miskon-
CH3NO2
sepsi soal 18 menunjukkan bahwa sis-
Siswa menganggap bahwa ikatan wa menganggap senyawa NH3 dan
kovalen koordinasi ditunjukkan pada CH3Cl merupakan kovalen non polar
nomor 3 karena ikatan antara N dan O karena memiliki bentuk yang tidak si-
menggunakan 2 pasang elektron secara metri. Padahal apabila suatu senyawa
bersama-sama yang hanya berasal dari memiliki bentuk yang tidak simetri ma-
atom N. Padahal dua pasang elektron ka senyawa tersebut merupakan kova-
yang digunakan bersama-sama oleh len polar karena resultan momen dipol
atom N dan O berasal dari masing- 𝜇 ≠ 0.
masing atom, dimana sepasang elek- h. Menjelaskan proses pembentukan
tron dari atom N dipasangkan dengan ikatan logam dan hubungannya dengan
sepasang elektron dari atom O untuk sifat fisik logam
digunakan bersama-sama. Indikator ini terdapat pada item soal
g. Menyelidiki kepolaran beberapa 19 dan 20. Adapun bentuk-bentuk mis-
senyawa dan hubungannya dengan konsepsi siswa yang terdapat pada item
keelektronegatifan soal 19 dan 20, dijabarkan sebagai
Indikator menyelidiki kepolaran be- berikut:
berapa senyawa dan hubungannya dengan

49
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

1) Item soal 19 pertama soal 20 menunjukkan bahwa


Adapun pada item soal 19 ditemu- siswa menganggap ikatan logam ter-
kan tiga bentuk miskonsepsi siswa. Ha- bentuk apabila terjadi tarik menarik
sil analisis pada bentuk miskonsepsi antar ion-ion positif dari logam karena
pertama soal 19, siswa beranggapan masing-masing logam melepaskan
bahwa penyebab logam bersifat keras elektron membentuk ion positif dan
tetapi lentur karena sewaktu logam ion-ion positif tersebut saling tarik-
dikenakan gaya luar, maka elektron- menarik. Padahal tidak memungkinkan
elektron bebas tidak akan berpindah terjadinya tarik menarik antar muatan
mengikuti ion-ion positif yang berge- sejenis. Walaupun logam-logam terse-
ser. Padahal sewaktu logam dikenakan but cenderung ingin melepas elektron
gaya luar, maka elektron-elektron be- dan membentuk ion positif, namun da-
bas akan berpindah mengikuti ion-ion lam proses pembentukan ikatan logam,
positif yang bergeser. tempat kedudukan elektron valensi dari
Hasil analisis pada bentuk miskon- suatu atom logam saling tumpang tin-
sepsi kedua soal 19 menunjukkan bah- dih dengan tempat kedudukan elektron
wa siswa mempunyai konsepsi yang valensi dari atom-atom logam lainnya.
salah bahwa logam tidak memiliki titik Adanya tumpang tindih memungkinkan
leleh (tidak dapat meleleh) karena elektron valensi dari setiap atom logam
logam memiliki sifat padat dan keras. bergerak bebas dalam ruang di antara
Sudah benar bahwa logam bersifat ke- ion-ion positif membentuk suatu lautan
ras tetapi logam dapat meleleh, hanya elektron. Oleh karena muatannya berla-
saja logam mempunyai titik leleh yang wanan, maka terjadi gaya tarik menarik
tinggi. (gaya elektrostatis) antara ion-ion posi-
Hasil analisis pada bentuk miskon- tif dan elektron-elektron bebas ini. Aki-
sepsi ketiga soal 19 menunjukkan bah- batnya, terbentuk ikatan kimia yang di-
wa siswa menganggap bahwa mempu- sebut ikatan logam.
nyai permukaan mengkilap tidak ter- Hasil analisis pada bentuk miskon-
masuk sifat fisis logam karena bila ca- sepsi kedua soal 20 menunjukkan bah-
haya tampak jatuh pada permukaan lo- wa siswa menganggap ikatan logam
gam, maka elektron valensi yang ber- terbentuk apabila terjadi serah terima
gerak bebas terekitasi dan tidak dapat elektron antara logam dan non logam
memancarkan cahaya saat kembali ke karena logam cenderung melepaskan
keadaan dasar. Padahal logam mempu- elektron dan elektron tersebut diterima
nyai permukaan yang mengkilap kare- oleh logam lain. Padahal ikatan logam
na bila cahaya tampak jatuh pada per- merupakan ikatan antar atom-atom lo-
mukaan logam, maka elektron valensi gam. Tidak memungkinkan terjadinya
yang bergerak bebas terekitasi dan da- serah terima elektron antar sesama lo-
pat memancarkan cahaya saat kembali gam karena semua atom logam cende-
ke keadaan dasar. rung ingin melepas elektron dan mem-
2) Item soal 20 bentuk ion positif.
Adapun pada item soal 20 ditemu- 3. Penyebab Miskonsepsi
kan dua bentuk miskonsepsi siswa. Ha- Berdasarkan hasil observasi pada
sil analisis pada bentuk miskonsepsi saat proses pembelajaran dan hasil

50
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

wawancara klinikal kepada siswa, diper- 2) Pemikiran asosiatif siswa (asosiasi


oleh bahwa faktor-faktor penyebab ter- terhadap istilah sehari-hari)
jadinya miskonsepsi pada siswa bersum- Pemikiran asosiatif yaitu jenis pe-
ber dari siswa, guru dan buku teks. mikiran yang mengasosiasikan atau
a. Miskonsepsi Bersumber dari Siswa menganggap suatu konsep selalu sama
Penyebab miskonsepsi yang ditemu- dengan konsep yang lain. Berdasarkan
kan dalam penelitian ini yang bersumber hasil analisis data Three-Tier Test dan
dari siswa yaitu (1) prakonsepsi atau kon- hasil wawancara, ditemukan beberapa
sep awal siswa yang keliru/salah, (2) pe- jawaban dari siswa yang mengandung
mikiran asosiatif siswa, (3) penalaran atau miskonsepsi yang disebabkan oleh pe-
alasan (reasoning) yang tidak lengkap mikiran asosiatif siswa. Misalnya Sis-
atau salah terhadap suatu konsep, (4) in- wa mengasosiasikan proses pembentu-
tuisi yang salah, dan (5) minat siswa yang kan O2 sama dengan pembentukan N2,
rendah. tanpa memperhatikan konfigurasi elek-
1) Prakonsepsi atau konsep awal siswa tron masing-masing atom O pada struk-
yang keliru/ salah tur Lewis O2.
Pemahaman awal siswa yang salah 3) Penalaran atau alasan (reasoning) yang
terhadap suatu konsep dapat mempe- tidak lengkap atau salah terhadap suatu
ngaruhi pemahaman siswa terhadap konsep
materi selanjutnya yang berkaitan de- Alasan yang tidak lengkap dapat
ngan pemahamann awal yang telah di- disebabkan karena informasi atau data
milikinya. Menurut Nazar (2010) bah- yang diperoleh tidak lengkap. Akibat-
wa miskonsepsi dalam pelajaran kimia nya siswa keliru dalam menarik kesim-
akan sangat fatal dikarenakan konsep- pulan dan ini menimbulkan miskonsep-
konsep kimia saling terkait antara satu si pada siswa. Berdasarkan hasil anali-
dengan yang lainnya, sehingga kesala- sis data Three-Tier Test dan hasil wa-
han konsep diawal pelajaran akan ber- wancara, ditemukan beberapa jawaban
pengaruh kepada pelajaran lanjutan. dari siswa yang mengandung miskon-
Hal ini akan bermuara pada rendahnya sepsi yang disebabkan oleh alasan yang
kemampuan siswa dan tidak tercapai- tidak lengkap pada suatu konsep.
nya ketuntasan belajar. Berdasarkan Misalnya siswa beranggapan bahwa
hasil wawancara, ada beberapa siswa suatu unsur yang telah mempunyai
yang mengalami miskonsepsi yang di- elektron valensi berjumlah 2 elektron,
sebabkan oleh pemahaman awal siswa maka unsur tersebut dikatakan stabil.
yang salah, misalnya pemahaman awal Penyebab miskonsepsi ini disebabkan
siswa yang salah mengenai konsep karena alasan yang tidak lengkap pada
elektron valensi. Kesalahan pada kon- suatu konsep. Tidak semua unsur
sep elektron valensi menyebabkan sis- apabila telah memiliki elektron valensi
wa mengalami kesalahan dalam menja- berjumlah 2 elektron dikatakan stabil.
wab soal yang ada kaitannya dengan Suatu unsur dikatakan telah memenuhi
konsep elektron valensi. aturan duplet apabila konfigurasi elek-
tron unsur tersebut menyerupai konfi-
gurasi gas mulia 2He= 2.

51
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

4) Intuisi yang salah b. Miskonsepsi Bersumber dari Guru


Intuisi adalah suatu perasaan da- Penyebab miskonsepsi yang ditemu-
lam diri seseorang, yang secara spontan kan dalam penelitian ini yang bersumber
mengungkap sikap atau gagasannya dari guru yaitu (1) terdapat penjelasan gu-
tentang sesuatu sebelum secara objektif ru yang tidak utuh/tidak lengkap terhadap
dan rasional diteliti. Pemikiran intuitif suatu konsep, (2) tidak menyampaikan
ini biasanya berasal dari pengamatan hasil koreksi pekerjaan rumah (PR) yang
akan benda atau kejadian yang terus diberikan kepada siswa
menerus. Akhirnya secara spontan, bila 1) Terdapat penjelasan guru yang tidak
menghadapi persoalan kimia tertentu, utuh/tidak lengkap terhadap suatu
akan muncul dalam benak siswa adalah konsep saat proses pembelajaran.
pengertian spontan itu. Jika pengertian Penjelasan guru yang tidak utuh/ti-
spontan ini keliru, maka dapat menye- dak lengkap terhadap suatu konsep saat
babkan miskonsepsi. Berdasarkan hasil proses pembelajaran dapat menyebab-
wawancara, Beberapa siswa mengalami kan terjadinya miskonsepsi pada siswa.
miskonsepsi disebabkan karena adanya Berdasarkan hasil observasi yang dila-
pemikiran intuisi siswa yang salah pada kukan pada saat proses pembelajaran,
suatu konsep. Misalnya siswa secara ditemukan beberapa penjelasan guru
spontan menganggap bahwa untuk yang tidak utuh terhadap suatu konsep
menggambarkan lambang Lewis atam yang menyebabkan siswa mengalami
O, jumlah elektron yang digambarkan miskonsepsi. Beberapa konsep tersebut
disekitar atom O merupakan nomor diantaranya terdapat pada indikator ke-
atomnya. cenderungan suatu unsur untuk menca-
5) Minat Siswa pai kestabilannya. Pada indikator ini,
Salah satu penyebab terjadinya guru menyampaikan bahwa suatu unsur
miskonsepsi pada siswa adalah rendah- dikatakan stabil ketika memenuhi atu-
nya minat belajar siswa. Berdasarkan ran oktet dan duplet, dimana aturan ok-
hasil wawancara dengan siswa yang tet terpenuhi apabila suatu unsur memi-
mengalami miskonsepsi, sebagian be- liki elektron valensi berjumlah 8 elek-
sar mereka menganggap mempelajari tron dan aturan duplet terpenuhi apabi-
kimia sulit dan membosankan sehingga la memiliki elektron valensi berjumlah
mereka cenderung bermain-main pada 2 elektron. Namun pada saat penyam-
saat pembelajaran berlangsung. Akibat- paian materi tentang aturan duplet, gu-
nya, mereka akan lebih mudah salah ru tidak menjelaskan secara utuh atau
menangkap dan membentuk miskon- tidak menekankan bahwa tidak semua
sepsi atau bahkan tidak paham sama se- unsur yang memiliki elektron valensi
kali. Seorang siswa yang tidak memili- berjumlah 2 elektron dikatakan stabil
ki minat terhadap suatuu pelajaran, se- (memenuhi aturan duplet). Guru tidak
ringkali juga tidak berminat mencari menyampaikan bahwa walaupun me-
kebenaran dan mengubah konsep yang miliki elektron valensi berjumlah 2
salah. Akibatnya konsep yang salah elektron, jika konfigurasinya tidak
tersebut tertanam dalam pikiran menyerupai konfigurasi gas mulia He =
mereka. 2, maka unsur tersebut tidak memenuhi
aturan duplet.

52
Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017
Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung Pengembangan Literasi Kimia pada Era Global
Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

2) Tidak menyampaikan hasil koreksi mengandung miskonsepsi. Namun pada


pekerjaan rumah (PR) yang diberikan LKS, ada beberapa penjelasan yang tidak
kepada siswa lengkap sehingga siswa berusaha menaf-
Berdasarkan hasil observasi yang sirkan sendiri penjelasan dari konsep ter-
dilakukan pada saat proses pembelaja- sebut, namun hasil penafsirannya mengan-
ran, guru sering memberikan pekerjaan dung miskonsepsi. Berdasarkan pembaha-
rumah kepada siswa di akhir pembela- san sebelumnya bahwa siswa mengalami
jaran. Namun guru jarang atau bahkan miskonsepsi mengenai aturan duplet yang
tidak pernah menyampaikan hasil ko- beranggapan bahwa setiap unsur yang me-
reksi pekerjaan rumah pada pertemuan miliki elektron valensi berjumlah 2 elek-
selanjutnya. Padahal salah satu penye- tron, telah memenuhi aturan duplet, pada-
bab sehingga siswa mengalami miskon- hal ada unsur yang mempunyai elektron
sepsi secara berlarut-larut yaitu karena valensi berjumlah 2 elektron, namun tidak
siswa hanya diberikan pekerjaan rumah memenuhi aturan duplet karena konfigura-
oleh guru namun hasil koresinya tidak si elektronnya tidak menyerupai konfigu-
disampaikan guru kepada siswa sehing- rasi gas mulia. Penjelasan aturan duplet
ga tidak dapat mendeteksi terjadinya yang tidak lengkap ditemukan pula pada
miskonsepsi sejak dini. Miskonsepsi bulu LKS. Pada LKS, dijlelaskan bahwa
siswa tidak terdeteksi sejak dini sehing- yang membentuk konfigurasi stabil de-
ga siswa yang mengalami miskonsepsi ngan 2 elektron pada kulit terluarnya dise-
kemungkinan akan mengalami miskon- but aturan duplet.
sepsi pada konsep yang berkaitan de- Penjelasan yang tidak lengkap pada
ngan konsep tersebut. LKS juga terdapat pada konsep sifat fisik
c. Miskonsepsi Bersumber dari Buku senyawa yaitu sifat senyawa ion, senyawa
Teks kovalen dan senyawa logam. Pada penje-
Buku teks pelajaran merupakan lasan tersebut, hanya disebutkan sifat-sifat
sumber belajar bagi siswa yang bersifat dari senyawa tersebut. Tidak ada penjela-
pasif, artinya siswa hanya berkomunikasi san yang lengkap mengenai alasan sehing-
dengan tulisan-tulisan dan gambar-gambar ga senyawa-senyawa tersebut memiliki
dalam buku tersebut dan tidak dapat sifat-sifat tersebut, sehingga siswa menaf-
bertanya langsung jika ada kalimat yang sirkan sendiri alasan-alsannya, namun
kurang jelas dan tidak dipahami. Semua penafsirannya tersebut mengandung mis-
kalimat dalam buku dicoba dipahami sen- konsepsi.
diri oleh siswa, sehingga kadang-kadang
pemaksaan pemahaman ini dapat ber- SIMPULAN DAN SARAN
akibat terjadinya miskonsepsi (Suparno, Simpulan
2013). 1. Persentase Siswa Kelas X MIA 4
Berdasarkan penelitian yang telah SMAN 1 Pinrang yang mengalami
dilakukan di Kelas X MIA 4 SMAN 1 miskonsepsi pada materi ikatan kimia
Pinrang, ada 2 buku pegangan siswa yaitu adalah 40,64 % (kategori sedang).
buku paket dan LKS. Berdasarkan hasil 2. Ditemukan 35 bentuk miskonsepsi
analisis pada buku paket dan LKS, tidak yang dialami siswa kelas X MIA 4
terdapat konteks pada buku tersebut yang

53
Ayu Mutmainnah Halim, .....
Analisis Miskonsepsi Siswa .....

SMAN 1 Pinrang yang terdapat pada 8 Tier Tests. Journal of Secondary


indikator. Science, Vol. 10, No.3.
3. Penyebab miskonsepsi yang dialami Nicoll, G. (2001). A report of
siswa kelas X MIA 4 SMAN 1 Pinrang undergraduates’ bonding
pada materi pokok ikatan kimia misconceptions. International
bersumber dari siswa, guru dan buku Journal of Science Education. 23:
707– 730.
teks.
Pesman, Haki. 2005. Development of A
Saran Three-tier Test to Assess Ninth
1. Instrumen dalam penelitian ini dapat Grade Students Misconceptions
digunakan oleh guru dalam About Simple Electric Circuits.
mengungkap miskonsepsi yang dialami Skripsi. Secondary Science and
siwa sehingga dapat meningkatkan Mathematics Education, Middle
kualitas dalam kegiatan pembelajaran East Technical University.
yang tidak menimbulkan miskonsepsi Pesman, Haki & Eryilmaz. 2010.
selanjutnya. Development of A Three-Tier
2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat Misconception About Simple
Electric Circuit. The Journal of
mengembangkan instrumen tes
Education Research, Vol. 3, No. 2.
diagnostik untuk semua materi kimia
sehingga miskonsepsi yang dialami Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan
Perubahan Konsep dalam
siswa dapat diketahui.
Pendidikan Fisika. Jakarta:
PT.Grasindo.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarna, 2014. Analisis Miskonsepsi
Abraham, M.R., Grzybowski, E.B., Siswa SMA Kelas X pada Mata
Renner, J. & Marek, E.A.1992. Pelajaran Fisika Melalui CRI
Understanding and (Certainty of esponse Index)
Misunderstanding of Eight Grades Termodifikasi. Jurnal Lemlit. Uin
of Five Chemistry Concept in Text Syarif Hidayatullah Jakarta.
Book. Journal ofResearch in
Science Teaching. Vol. 29, No. 12 Treagust, D.F., Chandrasegaran, A.L., and
Mouro M. 2007. The Development
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar of A Two-Tier Multiple Choice.
Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Diagnostic Instrument for
Jakarta: PT Bumi Aksara. Evaluating Secondary School
Hanson. 2015. Identifying Students’ Students’ Ability to Describe and
Alternative Concepts In Basic Explain Chemical Reactions Using
Chemical Bonding-A case Study of Multiple Levels of Representation.
Teacher Trainees in The University Chemistry Education Research and
of Education. International Journal Practise, 8(3), 293-307.
of Innovative Research & Tuysuz, C. 2009. Development of Two-
Development. Vol.4, No.1: 115-122. Tier Diagnostic Instrument and
Kataltakci, D. dan Eryilmaz. 2005. A Assess Students Understanding in
Identifying Pre-Service Physics Chemistry. Scientific Research and
Teacher Misconsepstion with Three Essay, Vol. 4, No. 2.

54

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai