2503-4448
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa dan mengetahui penyebab
miskonsepsi siswa kelas X MIPA SMAN 1 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik
purposive sampling sehingga informan yang didapat yaitu kelas X MIPA 5 dan 6. Teknik
Pengumpulan data berupa pengukuran hasil tes diagnostik dan wawancara. Alat pengumpulan data
berupa Tes Multiple Choice menggunakan Certainty of Response Index (CRI) yang terdiri dari 10
butir soal dengan lima alternatif jawaban dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data
penelitian menunjukan terdapat miskonsepsi siswa. Hasil penelitian menunjukan persentase
miskonsepsi tertinggi yaitu sebesar 63,93 % pada indikator membedakan konsep oksidasi dan
reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen dan persentase miskonsepsi terendah
yaitu sebesar 4,92 % pada indikator membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari
pelepasan dan penerimaan elektron. Penyebab miskonsepsi siswa disebabkan oleh kesalahan siswa
yang meliputi pemikiran asosiatif siswa, prakonsepsi atau konsep awal yang salah, intuisi yang
salah, dan kemampuan siswa selain itu juga disebabkan oleh metode mengajar yang membosankan
dan kurang bervariasi serta kepercayaan diri siswa yang terlalu besar saat mengisi kriteria CRI.
Kata kunci: miskonsepsi siswa, penyebab miskonsepsi, reaksi reduksi oksidasi
ABSTRACT
This study aimed to describe the student misconceptions and find out the cause of misconceptions
MIPA class X SMAN 1 Pontianak. The method used is descriptive qualitative approach. The
technique of taking informants using purposive sampling techniques so that the informant obtained,
namely class X MIPA 5 and 6. The data collection techniques such as measurement results of
diagnostic tests and interviews. Data collection tools in the form of Multiple Choice Tests using
Certainty Of Response Index (CRI), which consists of 10 items with five alternative answers and
guidance interview. Based on the analysis of research data shows there are misconceptions
students. The results showed the highest percentage of misconceptions in the amount of 63.93% on
indicators to distinguish the concept of oxidation and reduction in terms of incorporation and
release of oxygen and misconceptions lowest percentage that is equal to 4.92% on the indicator to
distinguish the concept of oxidation and reduction in terms of release and acceptance of electrons.
The cause of the misconceptions of students caused by the fault of students that includes
associative thinking students, preconception or early concept is wrong, intuition is wrong, and the
ability of students but it is also caused by the teaching methods are boring and less varied and self-
confidence of students is too great when filling criteria CRI.
Keywords: student misconceptions, misconceptions cause, reaction oxidation reduction
1
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
2
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
siswa adalah melalui test multiple choice menggunakan populasi, tetapi oleh
menggunakan metode Certainty of Spradley dinamakan social situation atau
Response Index (CRI) sehingga dapat situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen
mengetahui siswa yang mengalami yaitu tempat (place) yaitu di SMAN 1
miskonsepsi, siswa yang paham konsep, Pontianak, pelaku (actors) yaitu siswa
dan siswa yang tidak paham konsep. kelas X MIPA, dan aktivitas (activity)
Berdasarkan uraian di atas, peneliti yaitu mengerjakan soal test diagnostik.
tertarik melakukan kajian miskonsepsi Serta sampel dalam penelitian kualitatif
siswa melalui kajian miskonsepsi siswa dinamakan informan. Informan dalam
melalui tes multiple choice menggunakan penelitian ini disebut juga objek
CRI pada materi reaksi reduksi oksidasi penelitian yaitu berjumlah 71 siswa.
kelas X MIPA SMA Negeri 1 Pontianak. Pengambilan informan dalam penelitian
kualitatif ini yaitu menggunakan ini
METODE PENELITIAN menggunakan teknik purposive sampling
Metode penelitian yang digunakan sehingga didapat kelas X MIPA 5 dan X
dalam penelitian ini adalah penelitian MIPA 6 sebanyak 36 siswa dan 35 siswa
deskriptif. Menurut Subana (2011: 27) sebagai informan.
Penelitian deskriptif adalah penelitian Prosedur Penelitian
tentang gejala dan keadaan yang dialami Penelitian ini menggunakan tiga
sekarang oleh subjek yang sedang diteliti. tahap penelitian yaitu tahap awal meliputi
Jika data yang akan diolah tinggal : 1) menyusun proposal penelitian, 2)
mengambil, memeriksa, mengumpulkan, menentuan lokasi penelitian dan
atau paling tidak peneliti memberi tugas, pembuatan surat izin penelitian, 3)
memberi tes, wawancara, kemudian melakukan observasi di SMA Negeri 1
dikumpulkan, maka penelitian yang Pontianak, 4) menyiapkan instrumen
dilakukan adalah penelitian deskriptif. penelitian berupa soal Tes Multiple
Jenis Penelitian Choice 5) melakukan validitas derajat
Penelitian ini menggunakan kesukaran item soal instrument, 6)
pendekatan kualitatif. Menurut Musfiqon melakukan ujicoba instrumen yang telah
(2012: 60) penelitian kualitatif adalah divalidasi isi, dan 7) perbaikan instrumen.
penelitian yang memberikan deskripsi Tahap pelaksanaan yaitu memberikan Tes
dan kategorisasi berdasarkan kondisi Multiple Choice menggunakan CRI
kancah penelitian. Dalam penelitian ini kepada subjek penelitian. Tahap akhir
data deskriptif kualitatif yaitu meliputi: 1) pengolahan data hasil
menggambarkan miskonsepsi siswa penelitian, 2) wawancara bebas
berdasarkan hasil tes ketercapaian siswa terbimbing, dan 3) penyusunan laporan
dan wawancara siswa pada materi reaksi hasil penelitian.
redoks. Data, Instrumen, dan Teknik
Subjek Penelitian Pengumpulan Data
Subjek penelitian dalam penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian
ini yaitu tidak menggunakan populasi, ini berupa hasil tes diagnostik. Instrumen
karena menurut Sugiyono (2011:297) penelitian ini yaitu tes pilihan ganda
dalam penelitian kualitatif tidak (Multiple Choice Test) dengan empat opsi
3
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
4
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
5
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
6
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
7
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
8
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
9
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
10
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
11
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
12
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
penurunan bilangan oksidasi. Padahal bilangan oksidasi S yaitu +10. Pada sub
menurut Wismono (2007: 115) pereduksi konsep penentuan bilangan oksidasi
atau disebut juga reduktor adalah zat dalam unsur ion positif siswa
yang dapat mereduksi (menyebabkan zat beranggapan bahwa bilangan oksidasi N
lain mengalami reaksi reduksi), jadi pada unsur NH + adalah -4 karena
4
reduktor adalah zat yang mengalami bilangan oksidasi H +1 dikalikan 4
oksidasi (reaksi kenaikan bilangan menjadi +4 sehingga bilangan oksidasi N
oksidasi). yaitu -4, serta siswa beranggapan bahwa
bilangan oksidasi N yaitu -5 karena
8. Menghitung Perubahan Bilangan bilangan oksidasi H +1 dikalikan 4
Oksidasi dalam Suatu Reaksi menjadi +4 dan ditambahkan ion +1
Redoks menjadi +5 sehingga bilangan oksidasi N
Miskonsepsi siswa pada soal nomor 8 yaitu +5. Padahal menurut Wismono
yaitu pada sub konsep menghitung (2007: 110) jumlah bilangan oksidasi
perubahan bilangan oksidasi dalam suatu atom-atom dalam suatu senyawa selalu
rekasi redoks, di mana siswa beranggapan sama dengan nol, tetapi untuk ion
bahwa pada reaksi KMnO4(aq) + KI(aq) + poliatomik, bilangan oksidasi dari atom
H2SO4 MnSO4(aq) + I2(aq) + K2SO4(aq) + ditambah muatan ion. Sehingga pada
H2O(l), bilangan oksidasi Mn sebelum unsur SO 42 bilangan oksidasi S yaitu +6
reaksi yaitu +7 berubah menjadi -4 karena bilangan oksidasi O -2 dikalikan 4
sesudah reaksi. Padahal pada reaksi menjadi -8, agar jumlah bilangan oksidasi
tersebut bilangan oksidasi Mn yaitu +7 unsur dalam ion positif sama dengan -2
berubah menjadi +2 sehingga terjadi maka bilangan oksidasi S yaitu +6 dan
penurunan bilangan oksidasi atau terjadi pada unsur NH + bilangan oksidasi N
4
reaksi reduksi. yaitu -3 karena bilangan oksidasi H +1
dikalikan 4 menjadi +4, agar jumlah
9. Menghitung Bilangan Oksidasi bilangan oksidasi unsur dalam ion positif
Atom Unsur dalam Ion sama dengan +1 maka bilangan
Miskonsepsi siswa pada soal nomor 9 oksidasinya yaitu -3.
dan 14 yaitu pada sub konsep penentuan
bilangan oksidasi dalam unsur ion negatif 10. Membedakan Unsur yang
dan penentuan bilangan oksidasi dalam Mengalami Reaksi Oksidasi-
unsur ion positif. Miskonsepsi siswa pada Reduksi Sekaligus dalam Reaksi
sun konsep penentuan bilangan oksidasi Autoredoks (Reaksi
dalam unsur ion negatif siswa Disproporsionasi)
beranggapan bahwa bilangan oksidasi S Miskonsepsi siswa pada soal nomor
pada unsur SO 2- adalah +8 karena 10 dan 15 yaitu pada sub konsep
4
bilngan oksidasi O -2 dikalikan 4 menjadi pengertian autoredoks (reaksi
-8 sehingga bilangan oksidasi S yaitu +8, disproporsionasi), di mana siswa
serta siswa beranggapan bahwa bilangan beranggapan bahwa reaksi autoredoks
oksidasi S yaitu +10 karena bilangan terjadi apabila suatu zat dapat tereduksi
oksidasi O -2 dikalikan 4 menjadi -8 dan atau teroksidasi menghasilkan zat lain
ditambahkan ion -2 menjadi -10 sehingga sehingga hanya mengalami reduksi saja
13
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
atau oksidasi saja dalam suatu reaksi. menggunakan metode CRI ini adalah
Padahal menurut Wismono (2007: 113) kepercayaan diri siswa yang terlalu tinggi
reaksi autoredoks suatu zat dapat sehingga siswa terlalu yakin dengan
tereduksi maupun teroksidasi jawabannya padahal siswa tidak mengerti
menghasilkan zat lain. Zat tersebut dengan konsep. Selain penyebab
bertindak sebagai reduktor dan oksidator. miskonsepsi yang berasal dari siswa,
miskonsepsi siswa juga disebabkan
Penyebab Miskonsepsi Siswa Kelas X karena metode mengajar yaitu metode
MIPA SMA Negeri 1 Pontianak Tahun yang membosankan dan kurang
Ajaran 2015/2016 pada Materi Reaksi bervariasi.
Reduksi Oksidasi
Miskonsepsi yang berasal dari siswa SIMPULAN DAN SARAN
terbagi menjadi empat yang meliputi :1) Simpulan
pemikiran asosiatif siswa, hal ini sesuai Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan pernyataan Suparno (2013:35) pembahasan dapat disimpulkan bahwa
bahwa kata dan istilah kata yang terdapat miskonsepsi siswa di SMA
diasosiasikan oleh pemikiran siswa Negeri 1 Pontianak pada kelas X MIPA.
dengan arti yang berbeda sering terjadi Miskonsepsi tertinggi terdapat pada
karena siswa mempunyai konsep tertentu indikator siswa dapat membedakan
dengan arti tertentu; 2) prakonsepsi atau konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari
konsep awal yang salah, dimana siswa penggabungan dan pelepasan oksigen.
memahami konsep diawal tanpa Penyebab miskonsepsi yaitu berasal dari
memperdulikan konsep diakhir siswa meliputi pemikiran asosiatif, intuisi
penjelasan sehingga terjadi kesalahan yang salah, prakonsepsi, dan kemampuan
konsep diawal pada siswa 3) intuisi yang siswa. Selain itu miskonsepsi juga
salah, dimana siswa memahami sesuatu disebabkan karena metode mengajar yang
tanpa melalui penalaran rasional dan membosankan dan kurang bervariasi serta
intelektual, seperti pemahaman siswa itu kepercayaan diri siswa yang terlalu besar
tiba-tiba muncul tanpa ada penalaran saat mengisi skala CRI.
sebelumnya sehingga siswa menjawab
soal secara yakin tanpa dipikirkan Saran
kembali, menurut Suparno (2013:35) Bagi mahasiswa program studi kimia
perasaan dalam diri seseorang yang yang lain, penelitian ini dapat dijadikan
secara spontan mengungkapkan sikap sebagai bahan penelitian lanjutan.
atau gagasannya tentang sesuatu tanpa Misalnya meneliti cara mengatasi
penelitian secara obyektif dan rasional. miskonsepsi pada siswa dan penelitian
Pola pikir intuitif sering dikenal dengan lanjutan dapat meneliti tentang
pola pikir yang spontan. 4) kemampuan miskonsepsi siswa dengan menggunakan
siswa, dimana kemampuan setiap siswa alat pengumpul data yang berbeda dari
berbeda-beda ada siswa yang kurang penelitian ini.
teliti, suka keliru dalam mengerjakan
soal, kurang mengerti, dan tidak belajar.
Penyebab miskonsepsi siswa dengan
14
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448
15