Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI KESALAHAN KONSEP DALAM PERHITUNGAN

SOAL LARUTAN PENYANGGA PADA SISWA KELAS XI

Oleh :
Charisma Ayu Octavianes
15303241031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan yang penting dapat


dipergunakan untuk memahami apa yang terjadi di sekitar kita. Ilmu
kimia mempelajari sifat materi, struktur materi, perubahan materi,
hukum dan prinsip yang mendeskripsikan perubahan materi, serta
konsep dan teorinya (Effendy, 2007).
Mempelajari konsep-konsep kimia dibutuhkan kesinambungan
antar konsep yang satu dengan konsep yang lain. Kimia merupakan
mata pelajaran yang banyak mempelajari konsep yang abstrak
(Adaminata Febliza, 2011). Oleh karena itu untuk memahami konsep
yang lebih tinggi perlu pemahaman yang benar terhadap konsep dasar
yang membangun konsep tersebut. Kenyataan di lapangan
menunjukkan siswa cenderung menerima informasi dari guru tanpa
mengolah kembali pengetahuan yang ia miliki, sehingga siswa kurang
memahami konsep dan membawa dampak buruk terhadap hasil belajar
siswa.
Konsep larutan penyangga merupakan salah satu materi
esensial yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak. Pokok
bahasan ini diajarkan pada siswa kelas XI semester 2. Keabstrakan
konsep-konsep pada pokok bahasan ini sangat potensial dalam
menimbulkan kesalahan konsep. Dengan memperhatikan hal ini, maka
sangatlah perlu dilakukan penelitian tentang kesalahan siswa dalam
memahami konsep-konsep larutan penyangga.
Tabel 1. Data Persentase Kesalahan Siswa pada tiap Konsep
(Nurjaydi, 2016)

No. Pemahaman Persentase


1 Sifat larutan penyangga 31.00%
2 Komposisi larutan penyangga 49.00%
3 Prinsip kerja larutan penyangga 51.00%
4 pH larutan penyangga 47.00%
5 Peran larutan penyangga 38.00%

Identifikasi kesalahan konsep perhitungan dalam setiap pokok


bahasan dalam materi larutan penyangga sangatlah penting untuk
diketahui guna menciptakan suatu metode mengajar guru yang lebih
baik untuk kedepanya. Dengan metode mengajar yang lebih baik maka
tentunya siswa dapat lebih memahami setiap pokok bahasan dalam
materi larutan penyangga meskipun ada pokok bahasan yang memiliki
tingkat kesukaran yang tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Kesalahan Konsep
Dalam Perhitungan Soal Larutan Penyangga Pada Siswa Kelas XI.”

B. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat kesalahan konsep langkah-langkah dalam


perhitungan kimia larutan penyangga pada siswa kelas XI ?

2. Berapa persentase kesalahan konsep langkah-langkah dalam


perhitungan kimia larutan penyangga pada siswa kelas XI ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi kesalahan konsep langkah-langkah dalam


perhitungan kimia larutan penyangga pada siswa kelas XI

2. Mengetahui persentase kesalahan konsep langkah-langkah dalam


perhitungan kimia larutan penyangga pada siswa kelas XI

D. Manfaat Penelitian
Sebagai studi pendidikan kimia yang aplikatif, penelitian ini

memberikan kontribusi substansial kepada lembaga pendidikan

formal maupun para guru/mahasiswa yang bersangkutan. Adapun

manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Perencanaan pembelajaran kimia yang akan dibuat

diharapkan relevan dan tidak mengandung kesalahan

konsep.

2. Diharapkan dapat digunakan untuk melengkapi informasi

tentang pemahaman konsep larutan buffer.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Pemahaman

Pada pelaksanaan proses belajar mengajar, hal terpenting

adalah pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, yaitu agar

siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman

belajarnya. Dalam proses belajar unsur pemahaman tidak dapat

dipisahkan dari unsur-unsur psikologis yang lain. Dengan motivasi,

konsentrasi, dan reaksi, maka subjek belajar dapat mengembangkan

faktor-faktor ide atau skill. Kemudian dengan unsur organisasi,


maka subyek belajar dapat menata hal-hal tersebut secara bertautan

menjadi suatu pola yang logis. Karena mempelajari sejumlah data

sebagaimana adanya, secara bertingkat atau berangsur subyek

belajar mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalan secara

keseluruhan. Secara umum pemahaman itu bersifat dinamis.

Dengan ini diharapkan, pemahaman akan bersifat kreatif. Ia akan

menghasilkan imajinasi dan fikiran yang tenang, akan tetapi apabila

subjek belajar atau siswa betul-betul memahami materi yang

disampaikan oleh gurunya, maka mereka akan siap memberikan

jawaban-jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau

berbagai masalah dalam belajar. Dengan demikian jelaslah, bahwa

pemahaman merupakan unsur psikologis yang sangat penting

dalam belajar Menurut W.J.S Porwadarminta (1991), pemahaman

berasal dari kata “paham” yang artinya mengerti benar tentang

sesuatu hal. Sedangkan pemahaman siswa adalah proses, perbuatan,

cara memahami sesuatu. Sementara belajar adalah upaya

memperoleh pemahaman, hakekat belajar itu sendiri adalah usaha

mencari dan menemukan makna atau pengertian. Berkaitan dengan

hal ini Purwanto (1994) juga mendefinisikan tentang pemahaman

dimana pemahaman adalah tingkat kemampuan yang

mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi

serta fakta yang diketahuinya. Sementara Mulyasa (2005)


menyatakan bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan

afektif yang dimiliki oleh individu.

A. Konsep Larutan Penyangga

B. Konsep Penyangga Asam

C. Konsep Penyangga Basa

D. Konsep pH Larutan Penyangga

Anda mungkin juga menyukai