http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA
*Corresponding Author:
Nama : Abdullah
Lembaga : FKIP Universitas Riau
Email : abdoel71@gmail.com 10
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 8 No 1 Maret (2020) 10-17
dan titrasi asam basa yang merupakan pokok Resbiantoro dan Nugraha (2017:186) telah
bahasan penting dalam ilmu kimia. Asam basa melakukan penelitian miskonsepsi tentang
merupakan konsep kunci dalam ilmu kimia konsep dasar gaya dan gerak pada calon guru
karena berbagai bahasan dalam ilmu kimia sekolah dasar di Tulungagung dengan
sangat bergantung pada pemahaman tentang menggunakan CRI sebagai bagian dari tes
konsep asam basa. Namun, konsep asam basa beberapa tingkat yang digunakan untuk
sebagian bersifat abstrak sehingga membedakan calon guru yang miskonsepsi,
kemungkinan terjadinya miskonsepsi calon menebak, dan kurang pengetahuan. Sadhu dan
guru kimia sangat besar. kolega (2017:93) juga menggunakan tes CRI
Miskonsepsi yang terjadi akan dan wawancara untuk mengidentifikasi
menyulitkan calon guru kimia untuk miskonsepsi pada konsep asam basa pada siswa
mempelajari konsep selanjutnya. Karena tidak SMA dengan berbagai tingkatan kognitif.
mungkin mereka dapat mempelajari konsep Penelitian ini bertujuan
yang lebih tinggi jika konsep dasarnya tidak mengembangkan instrumen TTT asam basa
sesuai dengan para ahli. Penelitian identifikasi yang valid untuk mengidentifikasi konsepsi
miskonsepsi pernah dilakukan oleh Yulita pada mahasiswa calon guru kimia pada pokok
(2018:64-72) pada konsep hakikat ilmu kimia bahasan asam basa.
dan menyatakan penelitian identifikasi
miskonsepsi sangat penting dilakukan untuk
Metode Penelitian
mengetahui miskonsepsi peserta didik.
Identifikasi konsepsi mahasiswa calon guru Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
kimia sangat diperlukan untuk membantu Pemilihan sampel mahasiswa calon guru kimia
mereka menguasai konsep dengan benar dan dilakukan dengan teknik cluster random
mencegah terjadinya miskonsepsi lebih lanjut. sampling. Instrumen yang digunakan adalah 15
Miskonsepsi yang terjadi dapat diidentifikasi item soal TTT asam basa yang telah divalidasi
dengan menggunakan berbagai metode yang oleh validator ahli. Selain itu, juga dilakukan
ada, diantaranya dengan petakonsep, tes pilihan wawancara terhadap beberapa mahasiswa calon
ganda dengan alasan terbuka (two-tier test), tes guru kimia yang mengalami miskonsepsi.
esai, wawancara, diskusi, praktikum, dan tanya Berdasarkan hasil tes miskonsepsi,
jawab (Suparno, 2013:129). sampel dikelompokkan kedalam empat
Kelebihan two-tier test dibandingkan kategori, yaitu mahasiswa yang tahu konsep,
metode yang ada adalah metode ini lebih tidak tahu konsep, menebak dan yang
efektif, mudah diterapkan, tidak subjektif, dan mengalami miskonsepsi (Tabel 1) (Kurniawan
hasilnya lebih valid untuk menemukan dan Suhandi, 2015).
miskonsepsi (Akkus, dkk., 2011). Namun,
kelemahan metode ini adalah tidak bisa Tabel 1. Kriteria pengelompokan konsepsi
Tingkat 3
membedakan siswa yang tidak tahu konsep Tingkat 1 Tingkat 2
(CRI)
Keputusan
dengan siswa yang menebak jawaban. Oleh Benar Benar Yakin Tahu Konsep
karena itu, metode two-tier test digabungkan Benar Benar Tidak Yakin Menebak
Benar Salah Yakin Miskonsepsi
dengan Certainty of Response Index (CRI) Benar Salah Tidak Yakin Menebak
(Hasan, dkk., 1999) menghasilkan metode baru, Salah Salah Yakin Miskonsepsi
yaitu three tier-test (TTT). Salah Salah Tidak Yakin Tidak Tahu
Konsep
TTT terdiri dari 3 tingkatan pertanyaan. Salah Benar Yakin Miskonsepsi
Tingkat pertama merupakan bagian pernyataan, Salah Benar Tidak Yakin Menebak
dan bagian kedua merupakan pilihan alasan
untuk pernyataan pertama. Sedangkan tingkat Konsep yang dianalisis miskonsepsinya dibagi
ketiga adalah CRI yang membedakan calon menjadi 4 konsep utama yang tersebar melalui
guru yang yakin, tidak yakin, dan ragu-ragu 15 soal TTT asam basa sebagai berikut :
dalam menjawab soal (Pesman, 2005). TTT 1. Mengidentifikasi asam dan basa serta
diharapkan mampu membedakan calon guru reaksinya (soal nomor 1, 2, 3 dan 9).
yang menebak dengan yang tidak tahu konsep. 2. Menjelaskan konsep pH, pOH serta
Irwansyah dan kolega (2018:207) telah perhitungannya (soal 4 sampai 8).
berhasil mengembangkan instrumen TTT 3. Menjelaskan konsep derajat disosiasi
konsep fluida yang dapat membedakan siswa asam basa (soal nomor 10-12)
yang tahu konsep dengan siswa yang 4. Menjelaskan konsep titrasi asam basa
mengalami miskonsepsi. Sedangkan dan indikatornya (soal nomor 13-15)
11
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 8 No 1 Maret (2020) 10-17
Hasil Penelitian dan Pembahasan sedangkan yang terendah terjadi pada konsep
reaksi asam basa, yaitu sebesar 51,2%.
Berdasarkan jawaban mahasiswa calon
Tingginya persentase miskonsepsi
guru kimia terhadap soal TTT asam basa yang
pada konsep pH larutan disebabkan oleh
diberikan (Tabel 2), maka konsepsi mahasiswa
hampir semua mahasiswa calon guru kimia
dikelompokkan menjadi 4 kelompok seperti
mengalami miskonsepsi pada konsep pH netral
pada Tabel 3.
(soal nomor 4) dan konsep skala pH (soal
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
nomor 8). Miskonsepsi terendah terjadi pada
bahwa rata-rata persentase miskonsepsi semua
soal nomor 3, yaitu sebesar 26,2%, sedangkan
konsep adalah 66,5%. Rata-rata persentase
miskonsepsi tertinggi terjadi pada soal nomor
miskonsepsi tertinggi untuk tiap konsep terjadi
pada konsep pH larutan, yaitu sebesar 79,06%, 8 dan 10, yaitu sebesar 92,9%.
12
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 8 No 1 Maret (2020) 10-17
dilambangkan tanpa ada tanda panah pada Kudus berkaitan dengan konsep ionisasi
ujung garis skala. asam poliprotik, seperti H3PO4.
Miskonsepsi pada konsep Konsep yang sebenarnya adalah
perhitungan pH yang dialami mahasiswa asam poliprotik, baik asam kuat maupun
calon guru kimia adalah pemikiran bahwa asam lemah terionisasi secara bertahap
larutan HCl 1x10-8 M mempunyai pH=8. melalui beberapa tahapan reaksi ionisasi
Hal yang sama juga ditemukan oleh (Jespersen, dkk., 2012:780).
Muctar & Harizal (2012:74). Adapun Miskonsepsi pada konsep
alasan mahasiswa menyatakan hal ini kesetimbangan reaksi autoionisasi air
adalah karena HCl merupakan asam kuat adalah pemikiran bahwa nilai tetapan
sehingga terionisasi sempurna, maka [H+] kesetimbangan air (Kw) selalu sama
akan sama dengan konsentrasi HCl, yaitu dengan 1x10-14 pada keadaan apa pun.
10-8 M. Dengan mensubstitusikan nilai Sebagian mahasiswa beranggapan nilai ini
konsentrasi ini dalam rumus pH = -log merupakan suatu tetapan yang disepakati
[H+], maka akan didapatkan nilai pH=8. dan bukan hasil eksperimen.
Miskonsepsi lainnya yang ditemukan Konsep yang sebenarnya adalah
adalah pemikiran mahasiswa yang bahwa nilai tetapan kesetimbangan air
menyatakan bahwa tidak mungkin (Kw) dipengaruhi oleh temperatur dan ini
membuat konsentrasi HCl 1x10-8 M. ditentukan secara eksperimen. Nilai
Konsep sebenarnya adalah pH tetapan ketimbangan air pada suhu 250C
larutan HCl 1x10-8 M kurang dari 7 (pH adalah 1x10-14. Nilai Kw akan berubah
netral) pada suhu 250C. Untuk menghitung menurut fungsi temperatur Zumdahl &
pH larutan yang sangat encer (kurang dari Zumdahl, 2014:659). Miskonsepsi yang
10-5 M) haruslah melibatkan reaksi terjadi dapat disebabkan oleh mahasiswa
kesetimbangan air dalam larutan encer hal calon guru kimia terbiasa menggunakan
ini bisa diabaikan (Jespersen, dkk., nilai Kw=1x10-14 dalam perhitungan
2012:779). Perhitungan pH larutan HCl sehingga mereka menganggap ini
1x10- 8 M dapat dilihat pada Gambar 2. merupakan suatu tetapan.
HCl terionisasi sempurna, jadi [H+] = 1 x 10-8 M, 4. Konsep titrasi dan indikator
karena [H+] dari ionisasi HCl sangat kecil, maka Miskonsepsi yang dialami oleh
juga harus diperhitungkan [H+] dari reaksi calon guru pada konsep titrasi asam basa
autoionisasi air. Kw air pada 250C adalah 1 x 10-14. adalah pemikiran bahwa pH pada titik
Reaksi autoionisasi air ekivalen bergantung pada indikator yang
H2O(l) H+(aq) + OH-(aq)
[mula-mula] * 1x10-8 - digunakan dalam titrasi. Beberapa
[perubahan] * +x +x mahasiswa juga berpikiran bahwa pH pada
[setimbang] * 1x10-8 + x x titik ekivalen selalu sama dengan 7.
Kw = [H3O+][OH-] Konsep yang sebenarnya adalah bahwa pH
= (1 x 10-8 + X) (1 x 10-7) = 1 x 10-14
X =9,512 x 10-8, maka
pada titik ekivalen bergantung pada jenis
[H ]= 1 x 10-8 +9,512 x 10-8 ; pH = 6,98
+ asam basa yang digunakan dalam titrasi.
Titik ekivalen titrasi asam kuat dengan
Gambar 2. Perhitungan pH untuk larutan basa kuat adalah 7. Titik ekivalen titrasi
sangat encer asam lemah dengan basa kuat lebih besar
dari 7, sedangkan titrasi basa lemah
3. Konsep derajat disosiasi asam basa dengan asam kuat lebih kecil dari 7
Miskonsepsi yang dialami oleh (Secken, 2010:240-242). Sedangkan
calon guru kimia pada konsep ionisasi Widarti, dkk., (2017:2-5) menemukan
asam basa adalah pemikiran bahwa asam bahwa miskonsepsi pada titrasi terjadi
poliprotik terdisosiasi menghasilkan ion H+ sebagian besar pada kemampuan simbol,
dalam satu tahapan reaksi. Miskonsepsi makroskopik, dan perhitungan titrasi.
lainnya adalah hanya asam kuat poliprotik Miskonsepsi pada konsep indikator
yang terionisasi dalam satu tahapan reaksi, titrasi asam basa adalah pemikiran bahwa
sedangkan asam lemah poliprotik tidak. indikator pada titrasi asam basa berguna
Hal ini serupa dengan yang ditemukan oleh untuk menandai bahwa asam dan basa
Lathifa (2018:174) pada siswa SMA di tepat habis bereaksi. Konsep yang
sebenarnya adalah bahwa indikator pada
14
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 8 No 1 Maret (2020) 10-17
titrasi asam basa berguna untuk menandai Lathifa, U. (2018). Correcting students
titik akhir titrasi bukan untuk menandai misconception in acid and base concept
asam basa tepat habis bereaksi. Titik akhir using pdeode instruction strategy.
tercapai saat titik ekivalen reaksi Unnes Science Education Journal.
terlampaui dengan penambahan sedikit 7(2):170-177.
volume peniter. Lim, K.F. (2006). Negative pH does exist.
Journal of Chemical Education,
Simpulan dan Saran 83(10):1465.
Muchtar, Z. & Hasrizal. (2012). Analyzing
Simpulan
of Students’ Misconceptions on Acid-
Berdasarkan penelitian dan analisis Base Chemistry at Senior High Schools
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan in Medan. Journal of Education and
bahwa miskonsepsi tertinggi calon guru kimia Practice. 3(15):65-74.
terjadi pada sub konsep pH dan perhitungannya. Noviartati, K. (2015). Profil Keterampilan
Oleh karena itu, diharapkan kepada pendidik Mengajar Mahasiswa Calon Guru
agar lebih memperhatikan konsep dan Melalui Kegiatan Induksi Guru
perhitungan pH terhadap anak didiknya. Senior. Jurnal Riset Pendidikan
1(1):57-64.
Saran Petrucci, R.H., Herring, F.G., Madura, J.D.,
Diperlukan suatu penelitian lanjutan & Bissonnette. (2011). General
yang bertujuan untuk mengetahui penyebab Chemistry : Principles and Modern
atau sumber miskonsepsi calon guru kimia dan Applications (10th Ed). Toronto :
cara mengatasinya sehingga miskonsepsi dapat Pearson Canada Inc.
dicegah. Resbiantoro, G., dan Nugraha, A.W.
(2017). Miskonsepsi Mahasiswa
Pada Konsep Dasar Gaya dan Gerak
Daftar Pustaka untuk Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Sains (JPS), 5 (2):80-87
Ikenna, I.A. (2014). Remedying Students’ Sadhu, S., Tima, M.T., Cahyani, V.P.,
Misconception in Learning Laka, A.F., Annisa D., dan
Chemical Bonding and Spontaneity Fahriyah, R. (2017). Analysis of
through Intervension Discussion acid-base misconceptions using
Learning Model (IDLM). modified certainty of response index
International Scholarly and (CRI) and diagnostic interview for
Scientific Research & Innovation, different student levels cognitive.
8(10):3259-3262. Int. J. Sci. Appl. Sci.: Conf. Ser.
Irwansyah, Sukarmin & Harjana. (2018). 1(2):91-100.
Development of Three-Tier Diagnostic Secken, N. (2010). Identifying students’
Instruments on Students Misconception misconception about Salts. Procedia
tes in fluid concept. Jurnal Ilmiah Social and Behavioral Sciences 2:
Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 234-245.
07(2):207-217
Supartini, E. (2003). Peran Guru Dalam
Jespersen, N.D., Brady, J.E. & Hyslop Alison.
Pembaharuan Pendidikan. Dinamika
(2012). Chemistry: the molecular Pendidikan No.1/Tahun X.
nature of matter (6th ed). USA : John Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan
Wiley & Sons . Perubahan Konsep Dalam
Kurniawan, Y. & Suhandi, A. (2015). The Pendidikan Fisika. Jakarta: PT.
Three-Tier Test for Identification Grasindo.
The Quantity of Students’ Yulita, I., (2018). Analisis Prekonsepsi Siswa
Misconception on Newton’s First TerhadapKemampuan Menghubungkan
Laws. GTAR-2015 Full Proceeding Konteks Air Laut Dengan Konten
Hakikat Ilmu Kimia Kelas X SMA.
(2): 313-319.
15
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 8 No 1 Maret (2020) 10-17
16