Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kiprah 8 (1) (2020) 1-10

http://ojs.umrah.ac.id/index.php/kiprah

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI INSTRUMEN TES


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA
Anggun Dwi Anggar Jati1*, Harry Firman2, Nahadi3

1,2,3
Magister Pendidikan Kimia, Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung, Indonesia
email: anggundaj@gmail.com

Pengiriman: tgl/bln/thn; Diterima: tgl/bln/thn; Publikasi: tgl/bln/thn (diketik oleh editor, tinggalkan!)
DOI: https://doi.org/10.31629/jg.v3i2.xxx (diketik oleh editor, tinggalkan!)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan virtual test yang sudah valid dan reliabel untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode pengembangan dan validasi untuk mengetahui kualitas tes yang dikembangkan dengan uji
validitas konten, validitas konkuren, da reliabilitas. Responden dalam penelitian ini adalah 136 orang siswa
kelas XI MIA dan 3 orang guru kimia di SMA Negeri yang ada di Kota Bengkulu. Hasil dari penelitian ini
yaitu: (1) berdasarkan hasil validasi konten virtual test kemampuan berpikir diperoleh 23 butir soal yang valid
dengan CVI sebesar 0,93; (2) koefisien korelasi nilai virtual test dan tes berpikir kritis yang baku sebesar 0,74
dengan kategori cukup; (3) reliabilitas virtual test yang dikembangkan termasuk dalam kategori tinggi dengan
Cronbach’s alpha sebesar 0,73; (4) butir soal virtual test memiliki daya pembeda sebesar 0,44 dengan kategori
baik dan tingkat kesukaran sebesar 0,64 dengan kategori sedang; (5) dari hasil wawancara, guru-guru dan siswa
memberikan respon positif terhadap virtual test kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan dilihat dari segi
tampilan, tata bahasa soal, kemudahan akses dan pengoprasian, multimedia yang terdapat pada soal, manfaat,
dan waktu pengerjaan tes.

Kata kunci: pengembangan dan validasi tes, berpikir kritis, validitas konten, validitas konkuren, reliabilitas.

Abstract (ft. 10, TNR, sp. 1.15)


This research aims to obtain a valid and reliable virtual test to measure critical thinking ability of Senior High
School students in chemical equilibrium topic. The method in this research is development and validation
method to known the quality of the test developed with content validity testing, concurrent validity testing, and
reliability testing. Respondents in this research are 136 students of Eleventh-Grade, Mathematics and Natural
Science Department and 3 chemistry teachers in Public Senior High School in Bengkulu City. The results of
this research are: (1) based on result of virtual test content validation of thinking ability, it is obtained 23
items which are valid with CVI is 0.93; (2) coefficient correlation value of virtual test and standard critical
thinking test is 0.74 as enough category; (3) reliability of virtual test is indicated high Cronbach’s alpha of
0.73; (4) virtual test item has distinguishing ability of 0.44 is indicated good category and level of difficulty of
0.64 is indicated medium category; (5) from result of interview, teachers and students give positive responses
toward virtual test of critical thinking ability which is developed viewed from sides of performance, grammar of
items, feasibility of access and operation, multimedia contained in items, advantage and time of doing.

Keywords: development and validation test, critical thinking, content validation, concurrent validation,
reliability.

1
*Penulis Korespondensi
Email Address: anggundaj@gmail.com
A. Jati, Firmansyah, Nahadi / Jurnal Kiprah 8 (1) (2020) 1-10

PENDAHULUAN pola berpikir tinggi, yaitu berpikir kritis,


Kualitas pembelajaran ditentukan salah berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan
satunya oleh kualitas penilaian yang dilakukan pengambilan keputusan. Diantara empat pola
oleh guru dalam proses pembelajaran. berpikir tingkat tinggi tersebut, berpikir kritis
Kegiatan penilaian dapat membantu guru mendasari tiga pola berpikir yang lain. Artinya
memahami kekuatan dan kelemahan yang berpikir kritis perlu dikuasai lebih dahulu
dialami oleh siswa dalam belajar. Semakin sebelum mencapai ke tiga pola berpikir tingkat
berkualitas kegiatan penilaian pembelajaran, tinggi yang lain (Liliasari, 2009).
pemahaman guru akan kelemahan dan Keterampilan berpikir kritis dapat digolongkan
kekuatan siswa dalam mempelajari materi menjadi lima aspek keterampilan, yaitu
tertentu semakin baik. Salah satu bentuk memberikan penjelasan sederhana,
penilaian pendidikan yang diselenggarakan membangun dasar untuk membuat keputusan,
oleh pemerintah adalah Ujian Nasional (UN). menyimpilkan, memberikan penjelasan lanjut,
Selama ini UN masih diyakini oleh para guru serta memperkirakan dan menggabungkan
sebagai tujuan dan sasaran akhir kelulusan (mampu mengintegralkan). Berpikir kritis
siswa tanpa memberikan pengaruh berarti tidak hanya dapat dikembangkan dalam
terhadap upaya pembinaan, pengelolaan, dan pembelajaran saja, tetapi juga harus didukung
pelaksanaan pendidikan pada tingkat sekolah dengan evaluasi atau tes yang mencerminkan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas berpikir kritis, karena evaluasi atau tes
pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari soal-soal merupakan bagian yang menyatu dengan
UN khususnya pada pelajaran kimia yang pembelajaran di kelas (Jacobs & Chase, 1992).
kebanyakan mengukur kemampuan berpikir Kemampuan berpikir kritis perlu
tingkat rendah dan hanya mengukur dikembangkan pada setiap materi namun
kemampuan peserta didik secara kognitif dan demikian ada beberapa materi dalam mata
berdasarkan dari segi isi dan konstruksi, soal pelajaran kimia yang dapat mengakomodasi
UN penekanannya lebih besar pada hafalan kebutuhan evaluasi dalam mengukur
daripada keahlian berpikir dan memecahkan kemampuan berpikir kritis siswa, salah
masalah. satunya yaitu kesetimbangan kimia. Dilihat
Rustaman (1992) menyatakan penilaian dari karakter konsepnya, kesetimbangan kimia
yang bersifat lokal maupun nasional seperti memiliki jenis konsep berdasarkan prinsip
UN, masih lebih menekankan pada segi dengan atribut kritis yang abstrak tetapi contoh
penguasaan konsep dan masih sangat sedikit konkrit. Berdasarkan hal tersebut diketahui
mengukur taraf berpikir tingkat tinggi. Hal ini bahwa bahwa dalam materi kesetimbangan
sejalan dengan Satrisman (2013) yang kimia memerlukan tingkat pemahaman yang
menunujukkan bahwa hanya enam butir soal cukup tinggi, sehingga dapat digunakan dalam
dengan persentase 15% yang dikategorikan ke mengembangkan butir soal yang dapat
dalam soal pada jenjang analisis (C4), mendorong siswa untuk berpikir kritis.
selebihnya 22,5% pada jenjang mengingat Disisi lain, ilmu pengetahuan dan teknologi
(C1), memahami (C2), dan 35% pada jenjang yang disertai dengan derasnya arus globalisasi
mengaplikasi (C3). Sehingga kualitas soal UN membawa dampak tersendiri bagi dunia
perlu ditingkatkan dari yang biasanya hanya pendidikan dan turut menunjang keberhasilan
mengukur kemampuan berpikir tingkat rendah, pendidikan. Pesatnya perkembangan teknologi
ke arah yang lebih mengukur kemampuan menuntut pemerintah mengubah kurikulum
berpikir tingkat tinggi. pendidikan di Indonesia yang disesuaikan
Berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan dengan tuntutan era globalisasi (Depdiknas,
berpikir yang dapat ditransfer pada konteks 2003). Perkembangan Teknologi Informasi
lain dan kemampuan pemecahan masalah dan Komunikasi (TIK) menawarkan banyak
(Anderson & Krathwohl, 2010). Ada empat kemungkinan baru dalam keberhasilan

2
E. Kuntarto, Alirmansyah, A. R. Kurniawan / Jurnal Kiprah 8 (1) (2020) 1-10

penilaian hasil belajar seperti Computer Aided METODE PENELITIAN


Assessment (CAA), Computer Assist Penelitian ini dilakukan dengan
Assessment (CAA), Computerized Adative menggunakan metode pengembangan dan
Testing (CAT) ataupun Computer Based Test validasi (Development and Validation
(CBT). Method). Metode pengembangan dan validasi
Berpijak dari permasalahan di atas, maka digunakan untuk menilai tes yang
upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dikembangkan layak digunakan dan dapat
siswa dalam mengembangkan keterampilan mengukur aspek yang diukur (Adams &
berpikir kritis dan sesuai dengan tuntutan era Wieman, 2010). Narasumber dalam penelitian
globalisasi adalah dengan menggunakan suatu ini adalah lima dosen kimia dan dua guru
alat ukur berupa virtual test kemampuan kimia sebagai validator. Penelitian ini di
berpikir kritis. Virtual test merupakan suatu lakukan di tiga SMA Negeri yang ada di Kota
bentuk tes menggunakan software (perangkat Bengkulu dengan jumlah responden sebanyak
lunak) yang dapat dilaksanakan baik secara 136 orang siswa kelas XI MIA tahun ajaran
online maupun offline (Firman & Rusyati, 2015/2016 dan 3 orang guru kimia. Untuk
2014). Melalui virtual test pertanyaan menjadi pengumpulan data digunakan teknik penilaian
lebih interaktif. Dengan menggunakan virtual berupa penilaian ahli, tes kemampuan berpikir
test memungkinkan untuk pembuat soal kritis, dan wawancara. Data yang diperoleh
menggunakan gambar, grafik, animasi, dan dalam penelitian ini berupa hasil jawaban
video sehingga dapat memperjelas maksud siswa pada tes kemampuan berpikir kritis dan
dari soal. Lebih lanjut Mushonev (2014) hasil wawancara terhadap guru dan siswa.
menyatakan bahwa penggunaan bentuk-bentuk Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi
visual dalam soal tes akan dapat membantu penentuan validitas instrumen secara
evaluator dalam mengukur kemampuan keseluruhan, analisis item yang meliputi
kognitif siswa yang lebih tinggi penentuan indeks kesukaran setiap butir soal
dibandingkan dengan hanya menggunakan instrumen, penentuan daya pembeda setiap
pernyataan atau pertanyaan saja dan butir soal, penentuan reliabilitas instrumen
penggunaan bentuk-bentuk visual juga dapat secara keseluruhan, dan penentuan validitas
melatih sekaligus mengukur kemampuan konkuren selain itu analisis dari wawancara
proses sains siswa tersebut. guru dan siswa.
Penelitian mengenai pengembangan virtual
test sebagai alat ukur berpikir kritis pernah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan, akan tetapi studi mengenai Validitas Konten Virtual Test Kemampuan
pengembangan virtual test di bidang Berpikir Kritis
pendidikan kimia masih sangat jarang ditemui Uji validitas konten dilakukan dengan
meminta pertimbangan dari para ahli dalam
di Indonesia. Firman dan Rusyati (2014)
bidang yang diukur. Pada penelitian ini,
mengembangkan virtual test sebagai alat ukur virtual test yang dikembangkan divalidasi isi
berpikir kritis berdasarkan elemen berpikir oleh tujuh orang validator, yang terdiri dari
kritis yang dikembangkan oleh Inch namun lima orang dosen kimia dan dua orang guru
fokus penelitiannya terhadap siswa SMP dan kimia SMA yang sudah berpengalaman. Hasil
pada mata pelajaran biologi. dari validitas konten menghasilkan data
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kuantitatif untuk mengukur kesahihan suatu
butir soal dan saran dari validator. Perolehan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk
hasil validasi secara kuantitatif dihitung
mendapatkan virtual test yang sudah valid dan dengan menggunakan CVR (Content Validity
reliabel untuk mengukur kemampuan berpikir Ratio) dan diinterpretasikan berdasarkan
kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia. Wilson & Schumsky (2012).
Berdasarkan tabel Critical values for
Lawshe’s content validity ratio dengan

3
A. Jati, Firmansyah, Nahadi / Jurnal Kiprah 8 (1) (2020) 1-10

signifikasi 0,05 (one tail) untuk tujuh orang test kemampuan berpikir kritis pada materi
validator nilai kritisnya sebesar 0,622. Artinya kesetimbangan kimia yang didapat sebesar
jika nilai CVR yang diperoleh lebih dari 0,622 0,731.
maka dapat dinyatakan valid, sedangkan jika Berdasarkan kriteria penafsiran reliabilitas
berada di bawah 0,622 dinyatakan tidak valid. menurut George & Mallery (dalam Gliem &
Dari 24 soal yang divalidasi oleh para ahli Gliem, 2003) maka virtual test kemampuan
terdapat 23 butir soal yang memiliki nilai CVR berpikir kritis yang dikembangkan termasuk
lebih dari 0,622 dengan nilai CVI sebesar 0,93. dalam kategori reliabilitas tinggi. Hal ini
Terdapat satu soal yang ditolak (tidak valid) sejalan dengan kriteria menurut Suherman
yaitu soal pada nomor 22 dengan nilai CVR (1990) butir soal yang terdapat pada virtual
bernilai 0,429. Nilai tersebut berada di bawah test termasuk kategori reliabilitas tinggi karena
nilai kritis, maka butir soal yang tidak valid ini berada pada rentang 0,70 < r11 ≤ 0,90.
tidak dapat dipergunakan atau diikutsertakan Reliabilitas dengan kategori “tinggi” artinya
untuk diujicobakan sedangkan untuk butir soal virtual tes yang telah dikembangkan
yang diterima (valid) dapat digunakan untuk mempunyai konsistensi (keajegan) yang tinggi
diujicobakan. Dalam penelitian ini jumlah soal dalam mengukur kemampuan berpikir kritis
yang diujicobakan dalam virtual test sebanyak siswa, sehingga apabila diujikan kepada siswa
17 soal pilihan ganda bertingkat dengan yang lain dengan kondisi dan keadaan yang
tingkat pertama terdiri dari lima option pilihan sama maka akan dihasilkan informasi yang
jawaban dan tingkat kedua dengan empat sama atau mendekati sama. Hal ini
option pilihan jawaban. menunjukkan bahwa dari segi reliabilitas, soal
virtual test yang dikembangkan dapat diterima
Validitas Konkuren Virtual Test dengan Tes atau telah layak digunakan untuk mengukur
Tertulis Kemampuan Berpikir Kritis kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
Validitas konkuren virtual test berpikir kesetimbangan.
kritis dengan tes tertulis berpikir kritis
didapatkan dari uji korelasi. Validitas Analisis Butir Soal
konkuren ditentukan dari besarnya koefisien Selain melihat keberfungsian tes secara
korelasi nilai virtual tes yang dikembangkan keseluruhan dari validitas konten, validitas
dengan tes tertulis kemampuan berpikir kritis. konkuren, dan reliabilitasnya, untuk
Hasil pengujian korelasi kedua variabel dapat mengetahui kualitas soal yang dikembangkan
dilihat pada tabel berikut. dilakukan juga analisis butir soal yang
Berdasarkan data pada Tabel 2 meliputi tingkat kesukaran dan daya pembeda
menunjukkan bahwa data variabel virtual test soal. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada
dan tes baku mempunyai nilai sig hitung uji coba virtual test kemampuan berpikir kritis,
0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Dari hasil penelitian terdapat satu soal yang
terdapat hubungan yang signifikan antara memiliki daya pembeda dengan kategori jelek
virtual tes dengan tes baku. Besarnya korelasi yaitu pada soal nomor 8 dengan proporsi 5,8
antara virtual tes dengan tes tertulis % dari total keseluruhan soal, artinya soal
kemampuan berpikir kritis ditunjukkan oleh tersebut tidak bisa membedakan antara
nilai kolerasi sebesar 0,742. Nilai korelasi kelompok tinggi dan kelompok rendah.
sebesar ini termasuk kategori baik. Sehingga Terdapat 6 soal yang termasuk kritieria cukup
dapat disimpulkan bahwa virtual test yang yaitu pada soal nomor 5, 10, 11, dan 12
dikembangkan memiliki keterukuran fungsi dengan proporsi 23,6 %, artinya soal tersebut
yang baik dengan tes tertulis kemampuan cukup baik dalam membedakan kelompok
berpikir kritis yang baku dalam mengukur tinggi dan kelompok rendah. Terdapat 12 soal
kemampuan berpikir kritis siswa. dengan proporsi 70,6% yang termasuk dalam
kategori baik, artinya soal-soal tersebut baik
Reliabilitas Virtual Test Kemampuan dalam membedakan kelompok tinggi dan
Berpikir Kritis kelompok rendah.
Penentuan reliabilitas dilakukan dengan Rata-rata daya pembeda butir soal pada
menentukan nilai Cronbach’s alpha virtual test berpikir kritis yang dikembangkan
menggunakan SPSS 16. Nilai reliabilitas pada materi kesetimbangan kimia yaitu
ditentukan dari hasil pengumpulan data pada sebesar 0,44. Menurut Suherman (2002) daya
tahap uji coba. Nilai Cronbach’s alpha virtual pembeda butir soal pada virtual test termasuk

4
E. Kuntarto, Alirmansyah, A. R. Kurniawan / Jurnal Kiprah 8 (1) (2020) 1-10

dalam kategori baik. Artinya tes tersebut dapat berikut.


membedakan dengan baik kemampuan 52.9

Indeks kesukaran
35.3
kelompok peserta tes yang berprestasi tinggi 40 11.8
dengan kelompok peserta tes yang berprestasi 0
rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mudah Sedang Sukar
Firman (2013) menyatakan bahwa butir soal Kategori soal
yang baik harus memiliki daya pembeda lebih
besar atau sama dengan 0,25 (DP ≥ 0,25). Hal
ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
butir soal yang terdapat pada virtual test telah Gambar 2. Persentase Indeks Kesukaran
memenuhi syarat sebagai butir soal yang baik. Soal Virtual Test Berpkir Kritis pada
Perbandingan persentase daya pembeda butir Materi Kesetimbangan Kimia
soal dalam virtual test ditunjukkan pada
gambar berikut. Berdasarkan validitas konten, validitas
konkuren, reliabilitas dan analisis butir soal
Daya Pembeda

100 70.6
50 23.6 (tingkat kesukaran dan daya pemebeda) yang
5.8
0 diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
Jelek Cukup Baik virtual test yang telah dikembangkan telah
Kategori soal memenuhi kriteria untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis pada materi
Gambar 1. Persentase Daya Pembeda Butir kesetimbangan kimia.
Soal Virtual Test Berpikir Kritis pada
Materi Kesetimbangan Kimia Keunggulan Virtual Test Kemampuan
Berpikir Kritis
Indeks kesukaran virtual test kemampuan Melalui Hasil uji coba virtual tes
berpikir kritis sebesar 0,64 termasuk dalam kemampuan berpikir kritis ditemukan
kategori sedang. Menurut Firman (2013) keunggulan dari software virtual tes
bahwa pokok uji dengan 0,25 ≤ F ≥ 0,75 kemampuan berpikir kritis yang telah
tergolong sedang. Hal ini sejalan dengan dikembangkan jika dibandingkan dengan tes
Kusaeri (2012) yang menyebutkan kategori kemampuan tertulis yang biasa dilakukan di
sedang berada pada rentang antara 0,30 – 0,70. sekolah. Menurut Santoso et al. (2010)
Sehingga secara keseluruhan pokok uji dalam kelemahan paper and pencil test adalah
virtual test kemampuan berpikir kritis kerahasiaan tes tidak dapat dijamin karena
tergolong sedang dan dapat diartikan bahwa dapat saja dibaca oleh orang yang tidak
pokok uji virtual test kemampuan berpikir berwenang dan pengolahan hasil memerlukan
kritis yang dikembangkan termasuk kategori waktu yang relatif lama. Selain itu, karena
baik. Hal tersebut sesuai dengan pandangan harus memberikan semua butir soal, maka
Firman (2013) bahwa bila semua pokok uji diperlukan waktu penyelenggaraan yang lebih
tergolong taraf kesukaran sedang maka pokok lama. Penggunaan kertas menjadi masalah
uji itu termasuk pokok uji yang baik. tersendiri, misalnya dibutuhkan ruang untuk
Berdasarkan Tabel 3 indeks kesukaran dari penyimpanan data perangkat tes. Keterbatasan
virtual test sebesar terdapat 8 soal yang informasi pada soal juga menjadi
termasuk dalam kategori mudah yaitu soal pertimbangan tersendiri dalam pelaksanaan
pada nomor 1, 8, 10, 11, 12, dan 16. Soal ujian dengan paper and pencil test.
dengan kategori sukar sebanyak dua soal yaitu Keunggulan virtual test ini yang mendukung
pada soal nomor 3 dan 6. Selebihnya sebanyak pengukuran dan peningkatan kemampuan
9 soal yang tergolong dalam kategori sedang. berpikir kritis siswa diantaranya:
Persentase soal yang mudah yaitu 35,3 %, 1. Mudah diakses dan dioperasikan karena
kategori sedang sebesar 52,9 % dan soal tidak perlu menginstal program terlebih
dengan kategori sukar memiliki persentase dahulu dan penggunaan virtual test yang
11,8%. Menurut Sudjana (2005) pokok uji tidak menyulitkan penggunakan. Hal ini
yang baik sebaiknya memiliki taraf kesukaran dapat dilihat dari hasil wawancara guru
yang sedang paling banyak. Perbandingan dan siswa mengenai kemudahan akses
persentase indeks kesukaran soal yang terdapat dari virtual tes dengan kesimpulan bahwa
dalam virtual test ditunjukkan pada gambar semua siswa tidak merasa kesulitan dalam

5
A. Jati, Firmansyah, Nahadi / Jurnal Kiprah 8 (1) (2020) 1-10

mengakses virtual test karena di dijawab benar, sehingga kesempatan


dalamnya sudah dilengkapi petunjuk siswa untuk menjawab secara acak atau
pemakaian yang jelas dan mudah menebak adalah 4% atau lebih rendah.
dipahami. Adapun petunjuk yang 4. Membantu guru dalam proses
dimaksud berupa arti dari tombol-tombol mengefektifkan dan mengefisienkan
yang terdapat dalam virtual test. Menurut waktu pemeriksaan tes karena pada
Baker & King (dalam Geissinger, 1997) software virtual test ini sudah dilengkapi
salah satu faktor penting dalam slide untuk hasil evaluasi berupa skor
menciptakan produk yang baik adalah perolehan dan hasil analisis jawaban dari
interaksi software terhadap pengguna. tiap butir soal.
Kualitas interaksi software terhadap Virtual test yang valid dan reliabel ini
pengguna ditekankan pada bagaimana selain dapat digunakan sebagai alat ukur
bentuk pengoperasian software yang kemampuan berpikir kritis siswa dan dapat
cenderung mudah dan tidak menyulitkan
juga digunakan sebagai alat evaluasi yang
pengguna.
2. Memudahkan siswa dalam memahami sesuai untuk materi kesetimbangan kimia.
butir soal. Hal ini didasari dari Selain itu dengan adanya virtual test
penggunaan multimedia yang interaktif kemampuan berpikir kritis maka semakin
berupa video, gambar, komik, artikel, memperkaya khasanah alat penilaian dalam
grafik ataupun data hasil percobaan. mengukur kemampuan berpikir kritis siswa
Menurut Baker dan King dalam khususnya pada materi kesetimbangan kimia
Geissinger (1997) salah satu faktor
dan dapat memperkaya bank soal yang dapat
penting dalam menciptakan produk yang
baik adalah kemenarikan software dapat dijadikan bahan rujukan dalam pembuatan soal
dilihat dari bagaimana kualitas musik UN berbasis komputer.
pengiring software, video yang KESIMPULAN
ditampilkan, serta kualitias animasi yang Virtual test kemampuan berpikir kritis yang
ditampilkan yang mampu memotivasi dikembangkan memenuhi kualitas butir soal
pengguna. yang baik. Virtual test kemampuan berpikir
3. Bentuk soal yang berupa pilihan ganda
kritis yang dikembangkan memiliki reliabilitas
dua tingkat dapat mengukur kemampuan
berpikir kritis. Pilihan ganda dua tingkat yang baik dengan Cronbach’s alpha sebesar
ini memiliki kelebihan dibandingkan 0,76, koefisien korelasi virtual test dan tes
dengan soal multiple choice tertulis berpikir kritis yang baku sebesar 0,64
konvensional, salah satunya adalah dengan kategori cukup, daya pembeda sebesar
mengurangi error dalam pengukuran. 0,45 dengan kategori baik dan tingkat
Salah satu penyebab adanya error pada kesukaran sebesar 0,67 dengan kategori
multiple choice konvensional yaitu
sedang.
besarnya kesempatan siswa untuk
menjawab benar secara acak atau dengan Virtual test kemampuan berpikir kritis yang
cara menebak. Sehingga dengan adanya dikembangkan ini dapat memperkaya bank
bentuk soal pilihan ganda dua tingkat ini, soal sehingga dapat dijadikan bahan rujukan
kemampuan berpikir kritis siswa benar- oleh pemerintah melalui pusat penilaian
benar dapat terlihat. Siswa dapat pendidikan atau dinas pendidikan dalam
dikatakan berpikir kritis apabila dapat pembuatan soal UN berbasis komputer. Selain
menjawab dengan benar pertanyaan pada
itu, guru dan lembaga pendidikan dapat
tingkat pertama dan menjawab dengan
benar option alasan pada tingkat kedua. menggunakan virtual test kemampuan berpikir
Namun apabila siswa hanya dapat kritis yang dikembangkan ini sebagai alat ukur
menjawab salah satu pertanyaan pada kemampuan berpikir kritis siswa serta dapat
tingkat pertama atau kedua, maka dapat digunakan sebagai alat evaluasi yang sesuai
dikatakan bahwa siswa masih memiliki untuk materi kesetimbangan kimia
miskonsepsi. Tuysuz (2009) menyebutkan
bahwa pertanyaan dua tingkat bernilai
UCAPAN TERIMAKASIH
benar jika kedua tingkat dalam soal

6
E. Kuntarto, Alirmansyah, A. R. Kurniawan / Jurnal Kiprah 8 (1) (2020) 1-10

Tim penulis mengucapkan terima kasih Kusaeri. (2012). Pengukuran dan Penilaian
kepada Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah, Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
dan siswa-siswi kelas XII tahun ajaran
2015/2016 yang ada di Kota Bengkulu atas Liliasari (2009). Berpikir Kritis dalam
Pembelajaran Kimia Menuju
kesediaan meluangkan waktu dan tempat
Profesionalitas Guru [Online]. Tersedia
dalam pelaksanaan kegiatan ini. di http://file.upi.edu/ai.php. Diakses
pada 14 Februari 2015
REFERENSI
Adams, W. K. & Wieman, C. E. (2010). Mushonev, K. (2014). Pengembangan gambar
Development and Validation of konsep sebagai alat evalaluasi pada
Instruments to Measure Learning of konsep ekosistem. Tesis Magister pada
Expert-Like Thinking. International SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan
Journal of Science Education, 33(9), 1-
24 Rustaman, N. (1995). Pengembangan Butir
Soal Keterampilan Proses Sains.
Anderson, L. W. & Krathwohl. (2010). Makalah Disampaikan dan Dilatihkan
Kerangka Landasan Untuk Kepada Guru-Guru Dalam Rangka
Pembelajaran, Pengajaran, dan Pengabsian Kepada Masyarakat. IKIP:
Asesmen (Revisi Taksonomi Bloom). Bandung
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Santoso, A., Aprijani, D.A., Sufandi, U.U., &
Firman, H. (2013). Evaluasi Pembelajaran Maalik, I. (2010). Pengembangan Model
Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Sistem Ujian Berdasarkan Computerized
Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Adative Testing Sebagai Upaya Efisiensi
Indonesia Penyelenggaraan Ujian Universitas
terbuka (Laporan Penelitian Lanjut
Firman, H & Rusyati, L. (2014). Virtual Test: Bidang Kelembagaan dan
Sebuah Student Centre Software Sebagai Pengembangan Sistem. Jakarta:
Alat Ukur Berpikir Kritir Siswa SMP Universitas Terbuka
Pada Tema Penyakit Manusia (Laporan
PPKBK). Bandung: Universitas Satrisman, A. (2013). Analisis Soal Ujian
Pendidikan Indonesia Nasional Kimia SMA Tahun 2013
Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua
Gliem, J. A & Gliem, R.R. (2003). Calculating Dimensi. (Skripsi). Universitas
and Reporting Cronbach’s Alpha Pendidikan Indonesia Bandung: tidak
Reliability Coefficient for Likert-Type diterbitkan
Scales. Research to Practice Conference
in Adult, Continuing, and Comunity Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses
Education, Ohio, 82-88 Belajar Mengajar. Bandung: PT Rosda
Karya
Jacobs, L.C & Chase, C. I. (1992).
Development and using test effectively. Suherman. (2003). Petunjuk Praktis Untuk
San Fransisco: Jossey-bass Publisher Melaksanakan Evaluasi Pendidikan
Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma
King, T & Duke-William, E. (2001). Using
Computer Aided Assessment To Test Tuysuz, C. (2009) Development of
Higher Level Learning Outcomes Two-tier Diagnostic Instrumen and
[Online]. Proceedings of 5th Assess Students’ Understanding
International Computere Assisted in Chemistry. Scientific
Assessment Conference, Univ. of research and essay, 4(6), 626-
Loughborough, 177-178.
631

Anda mungkin juga menyukai