Anda di halaman 1dari 13

Critical Journal Report

DEVELOPMENT OF A TWO-TIER DIAGNOSTIC TEST TO


ASSESS UNDERGRADUATES’ UNDERSTANDING
OF SOME CHEMISTRY CONCEPTS

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENILAI


PEMAHAMAN MAHASISWA DARI BEBERAPA KONSEP KIMIA

Oleh:
NOVIZA RIZKIA (8166141011)
NAMA DOSEN : DR. AJAT SUDRAJAT, M.SI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Managemen Kurikulum dan


Sistem Evaluasi Pembelajaran Kimia

PRODI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
CRITICAL JOURNAL REPORT

Judul : Development of a two-tier diagnostic test to


assess undergraduates’ understanding of
some chemistry concepts

Nama Penulis : Ayfer Mutlu , Burcin Acar Sesen

Tahun : 2015

Nama Jurnal : Procedia - Social and Behavioral Sciences

I. Pengantar

Banyak siswa mempertahankan pandangan pribadi mereka sendiri dan


interpretasi yang tidak memadai dari partikel fenomena yang berkembang dari
pengalaman, budaya dan instruksi kelas mereka. Interpretasi ini disebut
kesalahpahaman yang mempengaruhi bagaimana siswa belajar pengetahuan
ilmiah baru yang memainkan peran penting dalam pembelajaran berikutnya. Oleh
karena itu konsep alternatif di semua tingkat sekolah merupakan masalah utama
yang menjadi perhatian pendidik ilmu pengetahuan dan beberapa metode telah
dikembangkan untuk mengidentifikasinya.

Tes diagnosis dua tingkat telah dianggap sebagai alat penilaian yang efektif
untuk menentukan pemahaman konseptual siswa dan konsepsi. Dalam tes ini, ada
dua tingkatan dan tingkat pertama setiap item terdiri dari pertanyaan pilihan ganda
mencakup konten pengetahuan. tingkat kedua setiap item berisi alasan untuk
memilih siswa tingkat pertama. Tingkat kedua termasuk dua, tiga, empat atau lima
tanggapan, salah satunya adalah jawaban yang diharapkan. Pengecoh berasal dari
konsepsi alternatif dari literatur, wawancara, dan pembenaran siswa. Metode
penilaian alternatif ini telah digunakan secara luas untuk menilai pemahaman
siswa.
II. Ringkasan Artikel/Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengembangkan tes diagnosis dua
tingkat untuk menilai pemahaman mahasiswa 'dari mata pelajaran kimia kalor,
kinetika kimia, kesetimbangan kimia, asam dan basa dan elektrokimia dalam
konteks kimia Dasar.

Penelitian ini dilakukan dengan 219 orang guru pre-service sains (usia 18
sampai 21 tahun) fakultas pendidikan di Turki. 68 dari mereka menjawab tes
pilihan ganda dengan bagian berakhir terbuka. tes diagnosis dua tingkat
diaplikasikan 151 dari mereka. Status sosial ekonomi pra-layanan ilmu guru yang
serupa dan semua peserta Kimia Dasar.

Dalam penelitian ini, uji diagnosis dua tingkat dikembangkan berdasarkan


mengikuti metode Treagust ini oleh para peneliti. Proses pengembangan
dilakukan pada tiga tahap dan sepuluh langkah.

Tahap 1: Tentukan area konten Dalam fase ini, pertama, batas-batas isi dan
tujuan pembelajaran ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut tujuan
pembelajaran yang terkait dengan penelitian.
Kimia kalor
Mahasiswa mampu menjelaskan entalpi reaksi.
Mahasiswa mampu menghitung entalpi reaksi.
Mahasiswa mampu menjelaskan perpindahan energi.
Mahasiswa mampu menjelaskan reaksi endotermik.
Mahasiswa mampu membandingkan entalpi reaksi yang berbeda dengan
menggunakan kalorimeter.
Mahasiswa mampu menjelaskan energi ikatan
Kinetika kimia
Mahasiswa mampu menjelaskan laju reaksi.
Mahasiswa mampu membandingkan nilai reaksi konstan pada beberapa langkah
reaksi.
Mahasiswa mampu menafsirkan tabrakan yang efektif.
Mahasiswa mampu menafsirkan pengaruh konsentrasi pada laju reaksi.
Mahasiswa mampu membandingkan pengaruh suhu pada reaksi tingkat
endotermik dan eksotermik .
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh suhu pada reaksi konstan.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh permukaan pada laju reaksi.
Mahasiswa mampu menafsirkan pengaruh katalis pada laju reaksi.
Kesetimbangan kimia
Mahasiswa mampu menjelaskan dinamika kesetimbangan pada reaksi.
Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip Le Chatelier.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh suhu pada kesetimbangan
Asam dan Basa
Mahasiswa mampu menjelaskan kekuatan asam dan basa.
Mahasiswa mampu menjelaskan pH.
Mahasiswa mampu menafsirkan netralisasi.
Mahasiswa mampu menafsirkan keseimbangan asam-basa.
Mahasiswa mampu menjelaskan indikator dan prinsip-prinsip keseimbangan
asam-basa.
Mahasiswa mampu menjelaskan titrasi.
Mahasiswa mampu memilih indikator terbaik untuk titrasi.
Mahasiswa mampu menjelaskan sifat dari titik akhir.
Mahasiswa mampu menjelaskan sifat dari titik ekivalen.
Mahasiswa mampu membandingkan titik akhir dan titik ekivalen.
Mahasiswa mampu menjelaskan buffer.
Mahasiswa mampu menafsirkan mekanisme buffer.
Kimia listrik
Mahasiswa mampu menentukan anoda dan katoda menurut beberapa variabel.
Mahasiswa mampu menjelaskan elektroda logam.
Mahasiswa mampu menjelaskan plating dan galvanisasi.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh konsentrasi pada potensial sel.
Kemudian, peta konsep untuk setiap mata pelajaran dikembangkan dan
hubungan antara pengetahuan proposisi dan peta konsep. Semua peta konsep telah
divalidasi oleh lima pendidik kimia. Pengembangan tes tergantung versi final dari
laporan pengetahuan proposisional dan peta konsep.
Tahap 2: Penentuan konsepsi alternatif pre-service ilmu guru

Pada fase ini, konsepsi alternatif diidentifikasi menurut tinjauan literatur


dan wawancara semi-konstruktif guru pre-service. Kemudian, 46 item pilihan
ganda dengan bagian yang berakhir terbuka, di mana siswa diminta untuk
menjelaskan alasan mereka untuk jawaban mereka pada bagian pertama. Uji
tersebut divalidasi oleh lima pendidik kimia dan diterapkan pada 68 guru pre-
service sains. Tanggapan dari pertanyaan dianalisis secara terbuka. Daftar
tanggapan guru pre-service dibangun dari pembenaran mereka yang diberikan
kepada 46 item pilihan ganda, tinjauan pustaka dan wawancara. Pengecoh
termasuk konsepsi alternatif yang dibangun sesuai dengan daftar konsepsi
alternatif. Kemudian ini digunakan dalam alat untuk mendiagnosis dua tingkat
pilihan ganda.

Tahap 3: Pengembangan dan validasi instrumen

Pada tahap terakhir, tes diagnosis dua tingkat dikembangkan di mana


tingkat pertama adalah langkah pilihan ganda konvensional dan tingkat kedua
adalah kemungkinan alasan dari jawaban yang diberikan untuk tingkat pertama.
Tingkat kedua termasuk dua, tiga, empat atau lima tanggapan, salah satunya
adalah jawaban yang diharapkan. Pengecoh termasuk alasan frekuensi tinggi yang
salah dan konsepsi tidak dapat diterima secara ilmiah yang diselenggarakan oleh
guru spre-service sains, berdasarkan literatur dan wawancara. Untuk validitas isi,
tes diperiksa oleh lima pendidik kimia dan tes ini diterapkan pada 151 guru spre-
service ains. Kemudian, dibuat analisis item dan analisis kehandalan.

Dalam penelitian ini, analisis item dilakukan untuk mengidentifikasi item


diskriminasi dan kesulitan. Menurut hasil analisis item, dua item terakhir dari tes
karena indeks diskriminasi mereka negatif. item diskriminasi dan kesulitan indeks
lainnya berdasarkan tingkat rata-rata. Tingkat kesulitan 0,3 dan 0,77 dengan rata-
rata 0,50 berdasarkan analisis dua tingkat skor tes. Selain itu, tingkat diskriminasi
diidentifikasi antara 0,2 dan 0,64 dengan rata-rata 0,39. Versi final dari tes
diagnosis dua tingkat itu terdiri dari 44 item. indeks item diskriminasi di bawah
0,19 harus dihilangkan atau benar-benar direvisi.

Selain itu, tanggapan dianalisis menggunakan program statistik software


SPSS. Sementara menganalisis data ini, jawabannya dianggap benar jika kedua
tingkatan yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu satu poin diberikan untuk
produk hanya ketika kedua bagian item yang dijawab dengan benar, dan poin nol
diberikan untuk item salah. Reliabilitas instrumen menggunakan koefisien alpha
Cronbach 0,84. Jika koefisien reliabilitas lebih dari 0,70-0,80, instrumen handal
dan nilai ini juga konsisten dengan tes dua tingkat lainnya.

III. Keunggulan penelitian


a. Kegayutan antar elemen

Kegayutan antar elemen di dalam jurnal ini cukup baik dalam menjelaskan
hasil penelitian. Pendahuluan sudah sinkron dengan kesimpulan, narasi dapat
menggambarkan tentang masalah penelitian dengan baik dan menawarkan solusi dari
permasalahan tersebut. Peneliti menjelaskan secara beruntun dari pendahuluan,
metode penelitian, pembahasan, kesimpulan, referensi sehingga pembaca dapat
memahami hasil penelitian ini.

b. Originalitas temuan

Penelitian yang dilakukan oleh Ayfer Mutlu , Burcin Acar Sesen telah
memenuhi beberapa kriteria originalitas. Seperti mengembangkan uji tes diagnosis dua
tingkat untuk menjadi instrumen yang dapat diandalkan dan valid dalam menilai
konsepsi alternatif mahasiswa dan mengidentifikasi pemahaman konseptual
mereka tentang subjek kimia kalor, kinetika kimia, kesetimbangan kimia, asam
dan basa dan elektrokimia dalam konteks kuliah kimia dasar.

c. Kemutakhiran masalah
Masalah yang dikemukakan adalah masalah yang mutakhir terjadi di dalam
bidang pengembangan tes khususnya dalam bidang kimia, jadi dengan adanya
pengembangan uji tes diagnosis dua tingkat yang menjadi instrumen yang dapat
diandalkan dan valid dalam menilai konsepsi alternatif mahasiswa dan
mengidentifikasi pemahaman konseptual mahasiswa.

d. Kohesi dan koherensi isi penelitian


Kohesi terdiri dari kohesi gramatikal dan leksikal, secara gramatikal pepaduan
bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke dalam sistem gramatika yang
baik. Secara leksikal, pemilihan kata juga sesuai dengan istilah yang digunakan
dalam bidang pendidikan. Koherensi yang dibangun dalam jurnal ini adalah
koherensi hubungan sebab akibat, dimana penelitian bertujuan untuk
mengembangkan uji tes diagnosis dua tingkat yang menjadi instrumen yang dapat
diandalkan dan valid dalam menilai konsepsi alternatif mahasiswa dan
mengidentifikasi pemahaman konseptual mahasiswa.

IV. Kelemahan jurnal/hasil penelitian


a. Kegayutan antar elemen

Kelemahan kegayutan antar elemen dalam jurnal ini sedikit saja, dimana
elemen-elemen di dalam jurnal tersebut hanya sebagai contoh dan bahan
penjelasan dan tidak menjadi bahan penelitian lain seperti memberikan contoh
dalam menghubungkan satu elemen dengan elemen yang lain yang berkaitan.

b. Originalitas temuan

Pada segi temuan kita bisa lihat kekurangannya seperti kurangnya contoh
dan terapan dari jurnal-jurnal lain dan tidak ada penjelasan mengenai hubungan
dengan jurnal-jurnal lain.

c. Kemutakhiran masalah

Dari kekurangan masalah yang ada pada jurnal tersebut kami rasa tidak
banyak kekurangannya karena jika banyak permasalahan dalam kemutakhiran
pada jurnal maka junal tersebut tidak baik pada si pembaca maka dari itu
penjelasan kemutakhiran masalah yang ada pada jurnal langsung di berikan
pemecahan masalahnya.

d. Kohesi dan koherensi isi penelitian


Ada beberapa kelemahan mengenai kesatuan dan kepaduan kalimat dalam
setiap paragraf dalam jurnal ini, yaitu ada beberapa kalimat yang tidak berkaitan dan
ada beberapa gagasan pendukung yang tidak mendukung gagasan utama.

V. Implikasi Terhadap
a. Teori

Implikasi dari penelitian akan berdampak kepada teori pada masa yang akan
datang dalam penelitian pengembangan uji tes diagnosis dua tingkat. Dan juga dapat
dijadikan referensi untuk mengembangankan tes untuk menjadi instrumen yang dapat
diandalkan dan valid.

b. Program Pembangunan di Indonesia

Efek atau dampak yang akan terjadi di pembangunan di Indonesia yaitu begitu
banyaknya produk-produk media berbasis multimedia yang semakin modern terutama
yang mendominasi universitas-universitas dan sekolah-sekolah sehingga membuat
siswa lebih mudah dalam proses pembelajaran.

c. Analisis dan Pembahasan

Semua elemen yang ada pada jurnal ini saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Di awali dengan judul jurnal yaitu tentang Pengembangan Tes Diagnosis
Dua Tingkatan Untuk Menilai Pemahaman Mahasiswa Dari Beberapa Konsep
Kimia. Kemudian diikuti dengan abstrak yang memuat ringkasan penelitian yang
dilakukan, isi dari abstrak juga sesuai dengan judul jurnal ini. Elemen selanjutnya
yaitu bagian pendahuluan, yang menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya
penelitian ini. Latar belakang tersebut juga sesuai dengan judul jurnal yang telah
ditentukan. Begitu juga dengan elemen-elemen lainnya yaitu metode penelitian,
hasil dan analisis, serta kesimpulan. Semua elemen tersebut berhubungan dengan
judul atau tujuan dari penelitian yang dilakukan. Dan terakhir memuat daftar
rujukan yang digunakan dalam jurnal. Rujukan yang dimuat di daftar pustaka
merupakan rujukan yang dimuat pada bagian isi jurnal dan daftar pustaka yang
digunakan tidak mutakhir karena tahun rujukannya di bawah tahun 2010
sedangkan jurnal ini terbit pada tahun 2015, dan juga dagat pustaka yang
digunakan untuk rujukan masih tergolong sedikit.
Temuan yang terdapat dalam penelitian ini sejalan dengan tujuan penelitian
yaitu untuk mengembangkan tes diagnosis dua tingkat untuk menilai pemahaman
mahasiswa dari mata pelajaran kimia kalor, kinetika kimia, kesetimbangan kimia,
asam dan basa dan elektrokimia dalam konteks kimia Dasar. Dari data yang
dipaparkan diketahui bahwa temuan yang didapat original karena intrumen yang di
gunakan dapat mempresentasikan data yang dibutuhkan. Data-data yang diperoleh
dalam penelitian ini merupakan data yang terbukti originalitasnya, Jadi data yang
dianalisis bukan rekayasi dari penulis, tetapi benar adanya.
Jurnal ini memiliki kelebihan yaitu masalah yang dikemukakan dalam
jurnal ini yaitu pengembangan uji tes diagnosis dua tingkat untuk menjadi
instrumen yang dapat diandalkan dan valid dalam menilai konsepsi alternatif dan
mengidentifikasi pemahaman konseptual mahasiswa. Masalah tersebut termasuk
ke dalam masalah yang mutakhir sekarang ini, karena sebagai instrumen untuk
mengukur kemampuan akademik siswa, jenis evaluasi seperti soal pilihan
berganda harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

VI. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yaitu jurnal ini memiliki
kelebihan dalam hal kegayutan antar elemen, originalitas temuan, kemutakhiran
masalah, serta kohesi dan koherensi isi peneltian, tetapi jiga memiliki sedikit
kekurangan dalam hal kemutakhiran masalah. Sehingga jurnal ini dapat dijadikan
rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan pedoman
untuk mempelajari atau melakukan penelitian tentang uji tes diagnosis dua tingkat
untuk menjadi instrumen yang dapat diandalkan dan valid dalam menilai konsepsi
alternatif dan mengidentifikasi pemahaman konseptual mahasiswa.

Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu perlu adanya penelitian
lanjutan tentang pengembangan uji tes diagnosis dua tingkat untuk menjadi
instrumen yang dapat diandalkan dan valid dalam menilai konsepsi alternatif dan
mengidentifikasi pemahaman konseptual mahasiswa dalam bidang kimia atau
lainnya.

VII. Kepustakaan
Mutlu, A., & Sesen, B. A. (2015). Development of a two-tier diagnostic test to
assess undergraduates’ understanding of some chemistry concepts.
Procedia-Social and Behavioral Sciences, 174, 629-635.
Rekayasa Ide

DEVELOPMENT OF A TWO-TIER DIAGNOSTIC TEST TO


ASSESS UNDERGRADUATES’ UNDERSTANDING
OF SOME CHEMISTRY CONCEPTS

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENILAI


PEMAHAMAN MAHASISWA DARI BEBERAPA KONSEP KIMIA

Oleh:
NOVIZA RIZKIA (8166141011)
NAMA DOSEN : DR. AJAT SUDRAJAT, M.SI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Managemen Kurikulum dan


Sistem Evaluasi Pembelajaran Kimia

PRODI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
I. Pendahuluan

Jurnal yang berjudul pengembangan tes diagnostik two-tier untuk menilai


pemahaman mahasiswa dari beberapa konsep kimia sangat sesuai dengan
pendahuluan dan pembahasan pada isi jurnal. Pada jurnal tersebut telah dijelaskan
pengembangan uji tes diagnostik two-tier untuk menjadi instrumen yang dapat
diandalkan dan valid dalam menilai konsepsi alternatif dan mengidentifikasi
pemahaman konseptual mahasiswa. Sampel penelitian ini yaitu 219 orang guru
pre-service sains fakultas pendidikan di Turki. 68 dari mereka menjawab tes
pilihan ganda dengan bagian berakhir terbuka. Tes diagnosis dua tingkat
diaplikasikan pada 151 orang dari mereka. Pada tahap 1 menetukan batas-batas isi
dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan penelitian pada materi kimia
kalor, kinetika kimia, kesetimbangan kimia, asam dan basa dan elektrokimia
dalam konteks kimia Dasar.
Pada tahap 2 menentukan konsepsi ilmu alternatif pre-service guru, pada
fase ini, konsepsi alternatif diidentifikasi menurut tinjauan literatur dan
wawancara semi-konstruktif guru pre-service. Kemudian, 46 item pilihan ganda
dengan bagian yang berakhir terbuka, di mana siswa diminta untuk menjelaskan
alasan mereka untuk jawaban mereka pada bagian pertama. Uji tersebut divalidasi
oleh lima pendidik kimia dan diterapkan pada 68 guru pre-service sains. Pada
tahap terakhir, tes diagnosis dua tingkat dikembangkan di mana tingkat pertama
adalah langkah pilihan ganda konvensional dan tingkat kedua adalah
kemungkinan alasan dari jawaban yang diberikan untuk tingkat pertama. Tingkat
kedua termasuk dua, tiga, empat atau lima tanggapan, salah satunya adalah
jawaban yang diharapkan. Untuk validitas isi, tes diperiksa oleh lima pendidik
kimia dan tes ini diterapkan pada 151 guru spre-service sains. Tanggapan
dianalisis menggunakan program statistik software SPSS. Sementara menganalisis
data ini, jawabannya dianggap benar jika kedua tingkatan yang menjawab dengan
benar. Oleh karena itu satu poin diberikan untuk produk hanya ketika kedua
bagian item yang dijawab dengan benar, dan poin nol diberikan untuk item salah.
II. Originalitas Ide

Dari paparan di atas, rekayasa ide menurut saya yaitu dapat


mengembangkan tes diagnostik two-tier sebagai instrumen untuk mengungkap
miskonsepsi bukan hanya untuk menilai konsepsi alternatif dan mengidentifikasi
pemahaman konseptual mahasiswa.

III. Perangkat yang Dibutuhkan untuk Melakukan Inovasi


Pengembangan instrumen ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Wawancara dan essay.
Wawancara dan essay dilakukan untuk topik materi yang akan diteliti. Tes
essay dilakukan untukmengetahui kemampuan awal siswa.
2. Tes pilihan ganda beralasan bebas
Tes pilihan ganda diujikan kepada siswa minimal 30 orang dengan jumlah
soal sebanyak 25 butir soal.
3. Tes two-tier
Tes two-tier dikembangkan berdasarkan jawaban-jawaban yang tidak tepat
dari siswa pada tes pilihan ganda beralasan terbuka. Tes two-tier divalidasi format
dan kontennya oleh ahli (dosen kimia). Sejalan dengan pengembangan butir soal
pilihan ganda two-tier, dikembangkan pula kunci identifikasi miskonsepsi.
Pengembangan kunci identifikasi miskonsepsi didasarkan pada kombinasi (pola
respon) antara pilihan jawaban pada tingkat pertama dengan alasan pilihan
jawaban pada tingkat kedua.

IV. Kesimpulan dan saran


Hasil rekayasa ide menunjukkan bahwa pengembangan instrumen
diagnostik two-tier dapat digunakan untuk menjadi instrumen yang dapat
diandalkan dan valid dalam menilai konsepsi alternatif dan mengidentifikasi
pemahaman konseptual mahasiswa, dan dapat digunakan untuk mengetahui
miskonsepsi mahasiswa. Dan juga sebaiknya pengembangan instrumen diagnostik
two-tier dapat digunakan di bidang lain selain kimia, dan dapat digunakan untuk
sekolah atau perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai