Anda di halaman 1dari 7

Studi Evaluasi Pemahaman Konsep

Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia


Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu

Diah Achirul Muslimah1, Ida Bagus Suryadharma1, Fauziatul Fajaroh1


1
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
E-mail: diahachirulmuslimah@gmail.com

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman


konsep tentang materi persamaan dan stoikiometri reaksi kimia pada siswa
MAN Malang II Batu. Penelitian menggunakan rancangan penelitian deskriptif.
Sampel penelitian terdiri atas 3 kelas yang diambil secara cluster random
sampling dari 10 kelas. Instrumen penelitian berupa tes objektif beralasan, yang
terdiri dari 25 butir soal yang valid dengan reliabilitas sebesar 0,706. Hasil
analisis menyatakan kecil sekali siswa yang memahami konsep persamaan
reaksi kimia dan sebagian kecil siswa memahami konsep stoikiometri reaksi
kimia.

Kata Kunci :pemahaman konsep, persamaan reaksi, stoikiometri reaksi,


tes objektif beralasan

ABSTRACT :This research was aimed to evaluate the student


understanding of equations and stoichiometry of chemical reactions at MAN
Malang II Batu. The data obtained were analyzed by descriptive technique.
Sample as many as 3 classes taken form 10 classes by cluster random sampling
techniques. The results showed that understanding concept of the chemical
reaction equation of student in X grade of MAN Malang II Batu were very
small and less than half of student understand the concept of stoichiometric
chemical reaction.

Key Word :concept understanding, chemial equation, stoichiometry,


reasoned objective test

Ilmu kimia sebagai cabang dari ilmu pengetahuan yang berhubungan


dengan sifat materi, struktur materi, perubahan materi, dan hukum atau prinsip
yang menggambarkan materi dan konsep serta teori yang menginterpretasikannya
(Effendy, 2007: 2).Tujuan pengajaran kimia ialah agar siswa memperoleh
pemahaman yang tahan lama perihal fakta, memiliki kemampuan mengenal dan
memecahkan masalah, mempunyai keterampilan laboratorium, serta mempunyai
sikap ilmiah yang dapat ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari (Sastrawijaya,
1988: 116). Hanya saja, seperti yang diungkapkan oleh Chaiyapha et al (2010: 50)
bahwa banyak orang yang menganggap kimia itu sulit untuk dipelajari.Hal
inidimungkinkan karena banyak materi kimia yang bersifat abstrak, saling
berhubungan antara satu dengan yang lainserta ilmu kimia tidak hanya sekedar
menyelesaikan soal-soal tetapi juga memahami suatu konsep (Kean &
Middlecamp, 1985: 6). Mengingat tujuan diatas maka pemahaman konsep siswa
terhadap suatu materi harus selalu dievaluasi.
Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa maka diperlukan suatu alat
evaluasi yang tepat yang bisa digunakan untuk mengukur pemahaman materi
siswa yang sebenarnya, objektif dan hasilnya segera dapat diketahui. Salah satu
bentuk alat evaluasi yang memenuhi persyaratan-persyaratan ini adalah tes
objektif beralasan.Tes objektif beralasan adalah suatu jenis alat evaluasiberbentuk
objektif yang terdapat jawaban serta alasan yang dapat dipilih oleh siswa.

1
2

Salah satu materi kimia yang diajarkan di SMA/MA adalah persamaan dan
stoikiometri reaksi kimia. Materi ini diajarkan pada siswa SMA/MA kelas X.
Kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa adalahmendeskripsikan tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya serta
membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia
melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia (BSNP, 2006: 179). Penelitian yang dilakukan oleh Morris dan
Waddington (1982: 67) menunjukkan bahwa kesulitan terus-menerus siswa dalam
memecahkan masalah stoikiometri sebagian terkait dengan ketidakmampuan
siswa untuk menuliskan persamaan reaksi kimia dengan benar.
Kesulitan memahami konsep seperti yang telah dipaparkan di atas
dimungkinkan juga dialami oleh siswa-siswi di sekolah lain. Di MAN Malang II
Batu penelitian pemahaman konsep mengenai materi persamaan reaksi
&stoikiometri masih belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan
Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa
MAN Malang II Batu”.

METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep tentang
materi persamaan dan stoikiometri reaksi kimia pada siswa kelas X MAN Malang
II Batu. Pada penelitian ini tidak dilakukan manipulasi variabel dan tidak
diberikan perlakuan terhadap sampel, hanya dilakukan pengukuran terhadap
variabel yang sudah ditentukan.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Malang II Batutahun
ajaran 2012/2013 yang terdiri atas10 kelas, sampel diambil dengan teknik cluster
random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada konsep persamaan dan stoikiometri reaksi kimia berupa
tes objektif beralasan. Tes objektif beralasan berupa tes pilihan ganda yang terdiri
atas jawaban dan alasan yang harus dipilih oleh siswa. Sebelum digunakan
sebagai instrumen penelitian, instrumen tersebut diverifikasi melalui uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.Instrumen terdiri dari 25 butir soal
yang valid dengan reliabilitas sebesar 0,706.Teknik pengumpulan data dilakukan
berdasarkan dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Sementara itu
analisis data dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengolahan dan penorganisasian
data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik persentase deskriptif,
tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa terhadap
konsep persamaan dan stoikiometri reaksi kimia. Persentase pemahaman siswa
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
S
P x 100%
Js
Keterangan:
P = persentase jumlah siswa dalam tiap klasifikasi
S = banyak siswa dalam tiap klasifikasi
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Pengklasifikasian siswa berdasarkan klasifikasi berikut ini.


3

1. Pemahaman siswa lengkap bila jawaban benar dan alasan benar.


2. Pemahaman siswatidak lengkap bila jawaban benar dan alasan salah.
3. Siswa tidak paham bila jawaban salah dan alasan salah.
4. Jawaban siswa tidak logis bila jawaban salah dan alasan benar.

Persentase yang diperoleh menurut Nurkancana dan Sumartana (1986: 56)


dapat ditafsirkan dengan kriteria seperti tertera dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Penentuan Kriteria Tingkat Pemahaman

Pn Makna
0%−30% Kecil sekali
31%−55% Sebagian kecil
56%−65% Cukup besar
66%−80% Sebagian besar
81%−100% Besar sekali

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia
Pemahaman konsep siswa terhadap konsep persamaan reaksi kimiadapat
diketahui dari persentase siswa yang menjawab benar soal tes. Persentase siswa
yang memahami konsep persamaan reaksi kimiadapat dilihat dalam Tabel 2
berikut.

Tabel 2 Persentase Siswa yang Memiliki Pemahaman Lengkap Terhadap


Konsep Persamaan Reaksi Kimia

Persentase Siswa Memiliki


No. Indikator
Pemahaman Lengkap
Menentukan dan Menyetarakan Persamaan
1. 23,4%
Reaksi
Menentukan simbol fasa dari zat-zat dalam
2. 15,6%
reaksi kimia bila diberikan fasanya.

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa persentase siswa yang


memahami konsep persamaan reaksi secara keseluruhan kecil sekali. Kecilnya
jumlah siswa yang memahami konsep penyetaraan persamaan reaksi kimia
dikarenakan sebagian besar siswa belum memahami konsep dasar dari persamaan
reaksi tersebut. Konsep-konsep dasar tersebut seperti simbol-simbol unsur, rumus
kimia suatu senyawa, pernyataan bahwa jumlah molekul dalam persamaan reaksi
diwakili oleh koefisien reaksi serta siswa juga belum memahami bahwa jumlah
atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama.Pada konsep penentuan simbol fasa
suatu senyawa dalam persamaan reaksi, jumlah siswa yang memiliki pemahaman
lengkap kecil sekali. Hal ini karena sebagian besar siswa beranggapan, (1) simbol
untuk padatan adalah p, (2) simbol untuk larutan berair adalah l. Pilihan jawaban
siswa ini dimungkinkan karena mereka menganggap bahwa simbol fasa suatu zat
itu dalam bahasa Indonesia.

B. Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Stoikiometri Reaksi Kimia


4

Pemahaman konsep siswa terhadap konsep stoikiometri reaksi kimia dapat


diketahui dari persentase siswa yang menjawab benar soal tes. Persentase siswa
yang memahami konsep stoikiometri reaksi kimia dapat dilihat dalam Tabel 3
berikut.

Tabel 3 Persentase Siswa yang Memiliki Pemahaman Lengkap Terhadap


Konsep Stoikiometri Reaksi Kimia

Persentase Siswa Memiliki


No. Indikator
Pemahaman Lengkap
Memahami hubungan mol dengan jumlah
1. 67,3%
partikel (atom, ion dan molekul).
2. Memahami definisi jumlah mol 17,7%
Menentukan jumlah mol dari senyawa
3. berdasarkan data massa molar dari unsur- 51,0%
unsur penyusun senyawa.
Menentukan hubungan volume molar gas-gas
4. 75%
dengan mol pada keadaan STP
Menentukan rumus empiris dari senyawa
5. 84,4%
berdasarkan rumus kimia senyawa tersebut.
Menentukan rumus empiris dari suatu
6. senyawa berdasarkan data massa dan massa 4,2%
molar dari unsur-unsur penyusunnya
Menentukan rumus molekul dari suatu
7. senyawa berdasarkan data massa molekul 40,6%
relatif dan rumus empirisnya.
Menentukan massa atom relatif dan massa
8. molekul relatif dari suatu atom berdasarkan 60,4%
data massa rata-rata dari atom
Menentukan pereaksi pembatas berdasarkan
9. 32,3%
gambar molekul berlangsungnya reaksi.
Menentukan pereaksi pembatas berdasarkan
10. 68,7%
data mol dari masing-masing reaktan.
Menentukan pereaksi pembatas berdasarkan
11. data massa dan massa atom relatif zat-zat 22,9%
pereaksinya.
12. Memahami Definisi Senyawa Hidrat 7,8%
Menentukan rumus suatu senyawa hidrat
13. 52,2%
berdasarkan massa zat setelah pemanasan
Menentukan persentase kadar dari zat yang
dianalisis berdasarkan data masa sampel awal
14. 54,2%
suatu zat dan massa zat yang diperoleh setelah
dianalisis
Menentukan pernyataan yang benar
15. berdasarkan pernyataan mengenai keadaan gas 31,2%
ideal

Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa secara


keseluruhansebagian kecil siswa memiliki pemahaman yang lengkap terhadap
konsep stoikiometri reaksi kimia. Pada konsep definisi mol sebagian besar siswa
memiliki pemahaman yang lengkap. Siswa memahami hubungan mol dengan
jumlah partikel yaitu meliputi jumlah molekul, jumlah atom dan jumlah ion.
Siswa yang belum memahami konsep inidikarenakan siswa beranggapan bahwa
jumlah molekul bergantung pada jumlah atom penyusun senyawa jadi semakain
banyak jumlah atom dalam senyawa tersebut maka jumlah molekul juga semakin
5

banyak serta siswa masih belum memahami jenis partikel suatu senyawa apakah
berbentuk ion, atom atau molekul.
Pada pemahaman konsep perhitungan konversi mol sebagian besar siswa
memiliki pemahaman yang lengkap. Hanya saja ada beberapa siswa yang belum
memahami konsep ini, hal ini karena siswa belum memahami definis dari massa
molar. Siswa beranggapan bahwa massa molar adalah massa suatu zat tanpa
memperhatikan jumlah mol dari zat tersebut. selain itu siswa juga belum
memahami konsep persamaan volume molar gas pada kleadaan STP. Siswa
beranggapan bahwa mol tidak mempengaruhi volume suatu zat dalam bentuk gas.
Pada pemahaman konsep penentuan rumus empiris dan rumus molekul,
hanya sebagian kecil siswa yang memiliki pemahaman lengkap. Hal tersebut
dapat disebabkan karena siswa belum memahami definisi rumus empiris, rumus
molekul, dan banyak siswa yang belum memahami hubungan mol, dengan massa
dan massa molar serta banyak siswa yang belum memahami bahwa dalam suatu
senyawa perbandingan mol atom merupakan perbandingan atom-atom penyusun
suatu senyawa. Siswa beranggapan bahwa rumus empiris menyatakan jenis-jenis
atom penyusun suatu senyawa.
Pada pemahaman konsep penentuan massa atom relatif and massa molekul
relatif jumlah siswa yang memahami konsep tersebut cukup besar. Hanya saja
terdapat siswa yang belum memahami konsep tersebut. Hal ini karena siswa
belum memahami definisi massa atom relatif dan massa molekul relatif. Siswa
beranggapan bahwa massa atom relatif = massa rata-rata atom + massa atom C-12
serta siswa beranggapan bahwa massa molekul relatif merupakan penjumlahan
dari massa atom relatif unsur-unsur penyusunnya tanpa memperhatikan jumlah
atom tersebut.
Pada pemahaman konsep pereaksi pembatas sebagian kecil siswa memiliki
pemahaman yang lengkap. Hal ini karena siswa belum memahami definisi
pereaksi pembatas, hubungan mol dengan massa dan massa molar, serta
penyetaraan persamaan reaksi. Sebagian siswa beranggapan bahwa produk
merupakan pereaksi pembatas karena dengan terbentuknya produk menandakan
berakhirnya suatu reaksi dan sebagian lainnya beranggapan bahwa penentuan
pereaksi pembatas berdasarkan massa zat reaktan.
Pada pemahaman konsep hidrat (air kristal) jumlah siswa yang memahami
konsep tersebut kecil sekali. Hal ini karena siswa belum memahami definisi hidrat
(air kristal), hubungan mol dengan massa dan massa molar, penyetaraan
persamaan reaksi. Siswa beranggapan bahwa hidrat adalah reaktan yang dapat
bereaksi dengan air.
Pada pemahaman konsep penentuan kemurnian suatu senyawa sebagian
besar siswa memahami konsep tersebut. Hanya saja, terdapat siswa yang belum
memahami konsep tersebut, hal ini karena siswa belum memahami definisi
kemurnian suatu senyawa dalam sampel, siswa belum memahami cara
menghitung kemurnian, dan siswa belum trampil melakukan operasi matematika
sederhana.
Pada pemahaman konsep hukum gas idela sebagian kecil siswa memiliki
pemahaman lengkap. Hal ini karena Hal ini dimungkinkan karenasiswa
belummemahami persamaan hukum gas ideal, siswa belum memahami pengertian
dari gas ideal, dan siswa belum trampil melakukan operasi matematika sederhana.
PENUTUP
6

Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan tentang pemahaman
siswa terhadap konsep persamaan dan stoikiometri reaksi kimia pada siswa MAN
Malang II Batu dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa telah memahami konsep
persamaan reaksi kimia kecil sekali serta sebagian kecil siswa telah memahami
konsep stoikiometri reaksi kimia. Sedangkan konsep yang sebagian besar tidak
dipahami oleh siswa yaitu konsep penyetaraan persamaan reaksi, konsep
penentuan simbol fasa suatu senyawa dalam persamaan reaksi, konsep pereaksi
pembatas, dan konsep hidrat (air kristal).

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka saran yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut.
1. Siswa agar diberikan penguatan-penguatan konsep penyetaraan persamaan
reaksi, konsep penentuan simbol fasa suatu senyawa dalam persamaan reaksi,
konsep pereaksi pembatas, dan konsep hidrat (air kristal).
2. Sebaiknya guru tidak hanya memberikan latihan soal yang bersifat algoritmik
(menghitung) namun juga diberikan latihan soal berupa pemahaman konsep.
3. Perlu diadakan penelitian serupa pada konsep-konsep yang berbeda,
mengingat pemahaman konsep suatu materi akan berpengaruh terhadap proses
pembentukan pengetahuan siswa dan prestasi belajarnya.

DAFTAR RUJUKAN
BSNP.2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk SMA/MA.

Chaiyapa, P., Chayajarus, K. & Chairam, S. 2010. Investigation of High School


students understanding of Acid base Chemistry Based on Jigsaw Method.
Pure and Applied Chemistry International Conference
2011.https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&
cd=1&cad=rja&ved=0CC0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.iiste.org
%2FJournals%2Findex.php%2FJEP%2Farticle%2Fdownload%2F3445%2
F3472&ei=e3bTUfqgHYjwiQfVmIGgBA&usg=AFQjCNHRnwIRzH8Ps0
qnzJNhNaMcMVIAig&sig2=XIX9-pQ6EbWy37m4--
fR9A&bvm=bv.48705608,d.aGc, diakses tanggal 29 april 2013.

Effendy. 2007. A-Level Chemistry for senior High School Students (volume 1A).
Malang: Bayumedia Publishing.

Kean, E and Middlecamp, C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Alih Bahasa
Dr. a. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Gramedia.

Morris, dan Waddington.1982.Students understandingof conservation of


matter, stoichiometry and balancing equations in Indonesia.(Online)
(https://www.google.com/search?q=Morris%2C+dan+Waddington+(1982)
&oq=Morris%2C+dan+Waddington+(1982)&aqs=chrome.0.57.1588j0&so
urceid=chrome&ie=UTF-8#sclient=psy-
ab&q=Morris%2C+dan+Waddington+(1982)+journal+stoichiometry&oq=
7

Morris%2C+dan+Waddington+(1982)+journal+stoichiometry&gs_l=serp.
3...41942.54027.1.54511.30.25.4.0.0.0.471.4501.0j11j7j1j1.20.0...0.0.0..1c
.1.17.serp.pc_Zu0t9aBo&psj=1&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=bv.487056
08,d.bmk&fp=21b169b588f30e12&biw=1024&bih=537), diakses tanggal
2 Mei 2013.

Nurkancana dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha


Nasional.

Sastrawijaya, T. 1988. Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: P2LPTK.

Anda mungkin juga menyukai