1
2
Salah satu materi kimia yang diajarkan di SMA/MA adalah persamaan dan
stoikiometri reaksi kimia. Materi ini diajarkan pada siswa SMA/MA kelas X.
Kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa adalahmendeskripsikan tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya serta
membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia
melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia (BSNP, 2006: 179). Penelitian yang dilakukan oleh Morris dan
Waddington (1982: 67) menunjukkan bahwa kesulitan terus-menerus siswa dalam
memecahkan masalah stoikiometri sebagian terkait dengan ketidakmampuan
siswa untuk menuliskan persamaan reaksi kimia dengan benar.
Kesulitan memahami konsep seperti yang telah dipaparkan di atas
dimungkinkan juga dialami oleh siswa-siswi di sekolah lain. Di MAN Malang II
Batu penelitian pemahaman konsep mengenai materi persamaan reaksi
&stoikiometri masih belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan
Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa
MAN Malang II Batu”.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep tentang
materi persamaan dan stoikiometri reaksi kimia pada siswa kelas X MAN Malang
II Batu. Pada penelitian ini tidak dilakukan manipulasi variabel dan tidak
diberikan perlakuan terhadap sampel, hanya dilakukan pengukuran terhadap
variabel yang sudah ditentukan.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Malang II Batutahun
ajaran 2012/2013 yang terdiri atas10 kelas, sampel diambil dengan teknik cluster
random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada konsep persamaan dan stoikiometri reaksi kimia berupa
tes objektif beralasan. Tes objektif beralasan berupa tes pilihan ganda yang terdiri
atas jawaban dan alasan yang harus dipilih oleh siswa. Sebelum digunakan
sebagai instrumen penelitian, instrumen tersebut diverifikasi melalui uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda.Instrumen terdiri dari 25 butir soal
yang valid dengan reliabilitas sebesar 0,706.Teknik pengumpulan data dilakukan
berdasarkan dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Sementara itu
analisis data dilakukan melalui 2 tahap yaitu pengolahan dan penorganisasian
data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik persentase deskriptif,
tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep siswa terhadap
konsep persamaan dan stoikiometri reaksi kimia. Persentase pemahaman siswa
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
S
P x 100%
Js
Keterangan:
P = persentase jumlah siswa dalam tiap klasifikasi
S = banyak siswa dalam tiap klasifikasi
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Pn Makna
0%−30% Kecil sekali
31%−55% Sebagian kecil
56%−65% Cukup besar
66%−80% Sebagian besar
81%−100% Besar sekali
banyak serta siswa masih belum memahami jenis partikel suatu senyawa apakah
berbentuk ion, atom atau molekul.
Pada pemahaman konsep perhitungan konversi mol sebagian besar siswa
memiliki pemahaman yang lengkap. Hanya saja ada beberapa siswa yang belum
memahami konsep ini, hal ini karena siswa belum memahami definis dari massa
molar. Siswa beranggapan bahwa massa molar adalah massa suatu zat tanpa
memperhatikan jumlah mol dari zat tersebut. selain itu siswa juga belum
memahami konsep persamaan volume molar gas pada kleadaan STP. Siswa
beranggapan bahwa mol tidak mempengaruhi volume suatu zat dalam bentuk gas.
Pada pemahaman konsep penentuan rumus empiris dan rumus molekul,
hanya sebagian kecil siswa yang memiliki pemahaman lengkap. Hal tersebut
dapat disebabkan karena siswa belum memahami definisi rumus empiris, rumus
molekul, dan banyak siswa yang belum memahami hubungan mol, dengan massa
dan massa molar serta banyak siswa yang belum memahami bahwa dalam suatu
senyawa perbandingan mol atom merupakan perbandingan atom-atom penyusun
suatu senyawa. Siswa beranggapan bahwa rumus empiris menyatakan jenis-jenis
atom penyusun suatu senyawa.
Pada pemahaman konsep penentuan massa atom relatif and massa molekul
relatif jumlah siswa yang memahami konsep tersebut cukup besar. Hanya saja
terdapat siswa yang belum memahami konsep tersebut. Hal ini karena siswa
belum memahami definisi massa atom relatif dan massa molekul relatif. Siswa
beranggapan bahwa massa atom relatif = massa rata-rata atom + massa atom C-12
serta siswa beranggapan bahwa massa molekul relatif merupakan penjumlahan
dari massa atom relatif unsur-unsur penyusunnya tanpa memperhatikan jumlah
atom tersebut.
Pada pemahaman konsep pereaksi pembatas sebagian kecil siswa memiliki
pemahaman yang lengkap. Hal ini karena siswa belum memahami definisi
pereaksi pembatas, hubungan mol dengan massa dan massa molar, serta
penyetaraan persamaan reaksi. Sebagian siswa beranggapan bahwa produk
merupakan pereaksi pembatas karena dengan terbentuknya produk menandakan
berakhirnya suatu reaksi dan sebagian lainnya beranggapan bahwa penentuan
pereaksi pembatas berdasarkan massa zat reaktan.
Pada pemahaman konsep hidrat (air kristal) jumlah siswa yang memahami
konsep tersebut kecil sekali. Hal ini karena siswa belum memahami definisi hidrat
(air kristal), hubungan mol dengan massa dan massa molar, penyetaraan
persamaan reaksi. Siswa beranggapan bahwa hidrat adalah reaktan yang dapat
bereaksi dengan air.
Pada pemahaman konsep penentuan kemurnian suatu senyawa sebagian
besar siswa memahami konsep tersebut. Hanya saja, terdapat siswa yang belum
memahami konsep tersebut, hal ini karena siswa belum memahami definisi
kemurnian suatu senyawa dalam sampel, siswa belum memahami cara
menghitung kemurnian, dan siswa belum trampil melakukan operasi matematika
sederhana.
Pada pemahaman konsep hukum gas idela sebagian kecil siswa memiliki
pemahaman lengkap. Hal ini karena Hal ini dimungkinkan karenasiswa
belummemahami persamaan hukum gas ideal, siswa belum memahami pengertian
dari gas ideal, dan siswa belum trampil melakukan operasi matematika sederhana.
PENUTUP
6
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan tentang pemahaman
siswa terhadap konsep persamaan dan stoikiometri reaksi kimia pada siswa MAN
Malang II Batu dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa telah memahami konsep
persamaan reaksi kimia kecil sekali serta sebagian kecil siswa telah memahami
konsep stoikiometri reaksi kimia. Sedangkan konsep yang sebagian besar tidak
dipahami oleh siswa yaitu konsep penyetaraan persamaan reaksi, konsep
penentuan simbol fasa suatu senyawa dalam persamaan reaksi, konsep pereaksi
pembatas, dan konsep hidrat (air kristal).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka saran yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut.
1. Siswa agar diberikan penguatan-penguatan konsep penyetaraan persamaan
reaksi, konsep penentuan simbol fasa suatu senyawa dalam persamaan reaksi,
konsep pereaksi pembatas, dan konsep hidrat (air kristal).
2. Sebaiknya guru tidak hanya memberikan latihan soal yang bersifat algoritmik
(menghitung) namun juga diberikan latihan soal berupa pemahaman konsep.
3. Perlu diadakan penelitian serupa pada konsep-konsep yang berbeda,
mengingat pemahaman konsep suatu materi akan berpengaruh terhadap proses
pembentukan pengetahuan siswa dan prestasi belajarnya.
DAFTAR RUJUKAN
BSNP.2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk SMA/MA.
Effendy. 2007. A-Level Chemistry for senior High School Students (volume 1A).
Malang: Bayumedia Publishing.
Kean, E and Middlecamp, C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Alih Bahasa
Dr. a. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Gramedia.
Morris%2C+dan+Waddington+(1982)+journal+stoichiometry&gs_l=serp.
3...41942.54027.1.54511.30.25.4.0.0.0.471.4501.0j11j7j1j1.20.0...0.0.0..1c
.1.17.serp.pc_Zu0t9aBo&psj=1&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=bv.487056
08,d.bmk&fp=21b169b588f30e12&biw=1024&bih=537), diakses tanggal
2 Mei 2013.