Anda di halaman 1dari 3

LAJU REAKSI

Konsep pada materi laju reaksi

1. Pengertian laju reaksi


2. Orde reaksi
3. Teori tumbukan
4. Faktor-faktor
5. Menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan mekanisme reaksi

Marganof (1999) menyatakan 45,3% siswa memahami laju reaksi merupakan penambahan
konsentrasi reaktan dan pengurangan konsentrasi produk, padahal laju reaksi dapat
ditentukan berdasarkan penambahan konsentrasi produk dan pengurangan konsentrasi
reaktan.

Siswa sering beranggapan bahwa orde reaksi dapat ditentukan berdasarkan koefisien
persamaan reaksi, padahal koefesien reaksi tidak dapat digunakan untuk menentukan orde
reaksi.

Materi teori tumbukan bersifat abstrak, karena siswa tidak dapat melihat secara langsung
bagaiamana tumbukan tersebut terjadi sehingga reaksi dapat terjadi. Hanya tumbukan yang
menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat mnghasilkan
reaksi. Tumbukan yang terjadi antar partikel tidak dapat diamati, yang dapat diamati
hanyalah perubahan-perubahan yang ditimbulkan akibat adanya tumbukan seperti, perubahan
suhu, perbahan warna, timbulkan gelembung, maupaun timbulnya endapan. Kesalahan
konsep yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah tumbukan efektif akan terjadi jika atom-
atom yang sama melakukan tumbukan.

Hasil penelitian Marganof (1999) menyatakan bahwa sebanyak 23,2 siswa beranggapan
bahwa luas permukaan serbuk lebih kecil dibandingan luas permukaan lempengan. Selain itu,
sebanyak 34,5% siswa menyatakan bahwa kenaikan suhu dapat mempengaruhi laju reaksi
dikarenakan energi aktifasi suatu partikel semakin kecil. Padahal kenaikan suhu dapat
memperbesar energi kinetik molekul sehingga laju reaksi semakin cepat. Hal ini berkaitan
dengan teori tumbukan dimana semakin besar energi kinetik maka tumbukan yang mungkin
terjadi akan semakin besar sehingga lau reaksi semakin cepat. Selanjutnya Marganof juga
menyebutkan sebanyak 40,3% siswa menyatakan laju reaksi menjadi lambat dengan adanya
katalis, padahal katalis dapat menurunkan Ea sehingga dapat mempercepat laju reaksi.
Kesalahan mengenai katalis ini disebabkan siswa kurag memahami hubungan antara katalis
dengan Ea.

Pokok bahasan selanjutnya adalah penentuan persamaan laju reaksi. Persamaan laju reaksi
dapat ditentukan berdasarkan mkanisme reaksi, yakni berdasarkan pada tahapan reaksi yang
lambat. Dengan kata lain tahap penentu laju ditentukan pada tahapan yang lebih lambat pada
mekanisme reaksi.
Sugiono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: C.V. Alfabeta

Magranof. 1999. Analisis Kesulitan Siswa Kelas II SMU dalam Memahami Materi Laju
Reaksi dan Upaya Memperbaikinya dengan Pengajaran Remidi (Studi Kasus di SMUN 1
Koto XI Tarusan). Tesis tidak diterbitka. Malang: IKIP Malang.

TES

Kesalahan konsep merupakan kesalahan yang bersifat konsisten dan sulit untuk dirubah
sehingga diperlukan metode yang tepat untuk memperbaikinya.

Untuk mengetahui kesalahan konsep yang dialami oleh siswa dapat dilakukan beberapa cara,
diantaranya adalah dengan menggunakan tes tulis maupun wawancara. Tes tulis yang sering
digunakan dalam penentuan kesalahan konsep siswa adalah tes tulis dengan menggunakan
pilihan ganda. Metode tes tulis pilihan ganda ini memiliki kelebihan dan kekeurangan.

Tes pilihan ganda lebih sering digunakan karena dinilai lebih praktis dan memberikan
kemudahan bagi guru untuk melakukan koreksi. Selain itu penggunaan metode plihan ganda
juga mampu menghindarkan bagi guru untuk memberikan nilai berdasarkan subjektivitas
guru terhadap siswa (Arikunto, 2003:164). Adapun kelemahan dari pengguanaan metode
pilihan ganda adalah dimungkinkannya bagi siswa dalam menjawab pertanyaan bukan
berdasarkan pemahamannya, namun dipilih secara acak. Alasan inilah yang menjadikan tes
pilihan ganda tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan konsep yang dimiliki
oleh siswa, sehingga munculah pengembangan tes pilihan ganda dua tingkat.

Tes pilihan ganda dua tingkat tidak hanya meminta siswa untuk memilih jawaban yang benar,
namun juga siswa disuruh mentukan alasan dari pemilihan jawaban tersebut. Hal tersebutlah
yang menjadikan tes pilihan ganda dua tingkat dinilai efektif dalam menentukan kesalahan
konsep yang dialami oleh siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tuyuz
(2009), Tan dkk (2005), serta Chandrasegan, Treagust, & Mocerino (2007) tes pilihan ganda
dua tingkat efektif dalam mengkaji dan menentukan kesalahan konsep yang dialami oleh
siswa.

Penggunaan metode wawancara dalam mengidentifiaksi kesalahan konsep dinilai efektif


karena mampu mengukur secara langsung kondisi siswa saat menjawab pertanyaan yang
dilontarkan. Pemberian tes wawancara digunakan sebagai pelengkap jawaban dari yang telah

Tuyuz, C. 2009. Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Asses Student’s


Understanding in Chmeistry. Scientific Research and Essay, 4(6): 626-631

Tan, dkk. 2005. The ionisation energy diagnostic instrument: a two-tier multiple choice
instrument to detremine high school student’s undesrtanding ionisation energy. Chemistry
education research and practice, 6(4): 180-197
Chandrasegaran, A.L., Treagust, D.F., & Mocerino, M. 2007. The development of two-tier
multiple-choice diagostic instrument for evaluating reactions using multiple levels of
reperesentation. Chemistry education research and practice, 8(3): 293-307.

Anda mungkin juga menyukai