Adalah sesuatu yang mempunyai massa, volume, menempati suatu ruang. Contoh: zat
padat, cair, dan gas.
Klasifikasi Materi
b. Campuran: bentuk materi yang terdiri atas lebih dari satu jenis materi. Campuran dapat
dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
1) Larutan: campuran yang bersifat homogen (serba sama) dan terdiri dari dua
komponen, yaitu pelarut (solven) dan zat terlarut (solute).
2) Koloid: campuran yang bersifat heterogen yang merupakan dispersi dengan zat
terdis- persi. Koloid memiliki ukuran 1 nanometer – 100 nanometer. Contoh: susu,
tinta, cat, asap.
3) Suspensi: campuran yang bersifat heterogen dan memiliki ukuran lebih besar dari
100 nanometer. Contoh: lumpur, pasir di sungai.
Persenyawaan
Senyawa Biner Unsur Nonlogam-Nonlogam
Perhatikan urutan unsur-unsur berikut ini.
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – Te – Se – S – I – Br – Cl – O – F
a. Unsur yang tertulis lebih dulu jika bersenyawa dengan unsur yang ditulis berikutnya
maka dalam senyawanya juga ditulis lebih dulu.
b. Unsur yang di belakang ditambah akhiran – ida.
c. Jika pasangan unsur yang bersenyawa dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa
maka membedakannya dengan menyebut indeks dalam bahasa Yunani sebagai awalan
(catatan: awalan mono- untuk unsur di depan tidak perlu ditulis).
1 = mono, 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5= penta
Contoh:
PCl3 = fosfor triklorida, PCl5 = fosfor pentaklorida, (awalan mono pada P tidak perlu
ditulis), NH3 = amoniak (tidak mengikuti aturan b dan c), CO = karbon monoksida,
CO2 = karbon dioksida, NO =
nitrogen monoksida, N2O3 = dinitrogen trioksida.
Contoh:
NaCl = natrium klorida,
MgCl2 = magnesium klorida,
Cu2O = tembaga(I)oksida,
CuO = tembaga(II)oksida,
NH4OH = amonium hidroksida.
b. Prosentase Volume
Perubahan Materi
Perubahan Fisika
Ciri-cirinya:
a. yang berubah hanya sifat fisiknya saja,
b. susunan zat tidak mengalami perubahan tetap,
c. jenis zat tidak mengalami perubahan tetap,
d. pada umumnya dapat dibalik ke wujud semula.
Contoh: mencair, membeku, mengembun, menguap, mengkristal, mendesposisi.
Perubahan Kimia
Ciri-cirinya:
a. terjadi perubahan sifat: ada endapan, suhu berubah, ada gelembung
gas, warna berubah,
b. terjadinya perubahan susunan zat,
c. terbentuknya zat baru dengan sifat yang sama sekali berbeda dengan
asalnya (permanen),
d. tidak dapat dibalik ke wujud semula.
Contoh: pembusukan, pembakaran, pengerasan semen, foto-sintesis,
perkaratan, dll.
3. Lambang Atom
A
X
Z
Atom Netral = Atom yang tidak bermuatan listrik.
Proton = elektron = nomor atom
Keterangan: Netron = massa atom – nomor atom
A = massa atom
X = lambang unsur
Z = nomor atom
Atom bermuatan listrik positif = kation Atom bermuatan negatif = anion
Atom yang kelebihan proton karena Atom yang kelebihan elektron karena masuknya
berpindahnya elektron. elektron unsur lain ke dalam atom tersebut.
proton = nomor atom proton = nomor atom
elektron = nomor atom – muatan elektron = nomor atom + muatan
netron = massa atom – nomor atom netron = massa atom – nomor atom
B. Konfigurasi Eleketron
Konfigurasi elektron adalah suatu susunan mengenai penyebaran elektron pada kulit suatu
atom.
1. Bilangan Kuantum
Bilangan yang menentukan letak keberadaan elektron pada kulit suatu atom.
a. Bilangan kuantum utama (n)
Menyatakan nomor kulit tempat elektron berada, jenisnya: K (n = 1), L (n = 2), M
(n = 3).
b. Bilangan kuantum azimuth (ℓ)
Menyatakan subkulit tempat elektron berada, jenisnya:
Untuk menentukan letak elektron maka perlu mengikuti aturan yang sudah ditetapkan
Aturan Aufbau
Diagram di bawah ini adalah cara untuk mempermudah menentukan tingkat energi
orbital dari yang terendah ke yang lebih tinggi yaitu:
Contoh:
Atom Li mempunyai 3 elektron konfigurasinya: 1s2 2s1
Atom Fe mempunyai 26 elektron konfigurasinya: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6
Aturan Hund
Larangan Pauli
Tidak diperbolehkan di dalam atom terdapat elektron yang mempunyai keempat bilangan
kuantum yang sama.
C. SISTEM PERIODIK UNSUR
Sistem Periodik Unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor
atom dan kemiripan sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing unsur.
Henry G. Moseley
Menemukan Sistem Periodik Unsur Modern dan menyatakan sifat unsur merupakan
sistem periodik dari nomor atomnya di mana nomor atom merupakan jumlah proton
dan elektron sebuah unsur netral. SPU Modern tersusun atas:
1. Golongan
Baris vertikal menyatakan unsur-unsur yang dilaluinya sebagai unsur-unsur
yang segolongan. Segolongan berarti mempunyai elektron valensi (elektron
pada kulit terluar) sama.
Ada dua golongan unsur-unsur dalan SPU: Golongan Utama (Golongan A) dan
Golongan Transisi (Golongan B).
2. Periode
Baris horizontal menyatakan unsur-unsur yang dilaluinya sebagai unsur-unsur
yang seperiode.
Seperiode berarti mempunyai jumlah kulit atom sama.
IKATAN KIMIA
A. JENIS-JENIS IKATAN KIMIA
1. Ikatan Antaratom
a. Ikatan Ion atau Ikatan Elektrovalen
Ikatan atom unsur logam (elektropositif) dengan atom unsur nonlogam (elektronegatif).
Unsur logam memberikan elektronnya pada unsur non logam.
b. Ikatan Kovalen
Ikatan atom unsur nonlogam dengan atom unsur nonlogam. Pemakaian bersama
elektron dari kedua unsur tersebut.
c. Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen di mana pasangan elektron ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah satu
atom. Pasangan elektron akan tertarik ke atom yang memiliki keelektronegatifan lebih
besar.
d. Ikatan Kovalen Nonpolar
Ikatan kovalen dimana pasangan elektron ikatan (PEI) tertarik sama kuat ke seluruh
atom.
e. Ikatan Kovalen Rangkap
Ikatan atom unsur nonlogam dengan atom unsur nonlogam. Terdapat pemakaian
bersama lebih dari satu pasang elektron.
f. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan atom unsur nonlogam dengan atom unsur nonlogam. Pemakaian bersama
elektron dari salah satu unsur.
2. Ikatan Antarmolekul
a. Ikatan Van Der Waals
Ikatan yang terjadi akibat adanya gabungan gaya London dan gaya tarik antar
dipol.
Gaya dispersi (gaya London)
– Terjadi gaya tarik menarik antara mole- kul-molekul nonpolar yang
terkena aliran elektron (dipol sesaat) dengan molekul nonpolar di
sebelahnya yang terpengaruh (dipol terimbas) yang berdekatan.
– Gaya tarik antarmolekulnya relatif lemah.
Contoh: H2, N2, CH4, dan gas-gas mulia.
– Gaya tarik antar molekulnya lebih kuat dari gaya tarik antara molekul dipol
sesaat-dipol terimbas.
b. Ikatan Hidrogen
Terjadi antara atom H dari suatu molekul dengan atom F atau atom O atau atom N
pada molekul lain. Ada perbedaan suhu tinggi dan sangat polar di antara molekul-
molekulnya. Contoh: HF, H2O, dan NH3.
c. Ikatan Logam
Ikatan ion logam dengan ion logam dengan bantuan kumpulan elektron sebagai
pengikat atom-atom positif logam. Ikatannya membentuk kristal logam. Contoh:
campuran tembaga dengan seng membentuk kuningan.
KONSEP MOL DAN STOKIOMETRI
KONSEP MOL
Mol (n) adalah satuan internasional untuk menyatakan jumlah zat. Mol dapat
dirumuskan dengan:
Dalam 1 mol zat terdapat 6,02 x 1023 partikel. Jumlah partikel zat dirumuskan dengan:
Keterangan:
n = mol
6,02 x 1023 = bilangan Avogadro
Mr = massa molekul relatif
Ar = massa atom relatif
Pada kondisi standar di mana suhu 0oC dan tekanan 1 atm (Standard Temperature and
Pressure = STP)
Pada kondisi bukan standar maka kita gunakan Rumus Gas Ideal:
STOIKIOMETRI
Stoikiometri mempelajari semua perhitungan kimia secara kuantitatif, tidak terbatas pada
unsur saja tetapi juga perhitungan senyawa maupun campuran.
1. Hukum-hukum Dasar Ilmu Kimia
a. Hukum Lavoisier (Kekekalan Massa) : Massa zat sebelum reaksi sama dengan
massa zat setelah reaksi.
b. Hukum Proust (Ketetapan Perbandingan): Suatu senyawa perbandingan massa
unsur-unsur penyusunnya selalu tetap.
c. Hukum Dalton (Perbandingan Berganda) : Jika unsur A dan unsur B membentuk
lebih dari satu macam senyawa, maka untuk massa unsur A yang tetap, massa unsur
B dalam senyawanya berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.
2. Hukum-hukum Ilmu Kimia untuk Gas
a. Hukum Gay Lussac (Perbandingan Volume)
Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas- gas hasil reaksi akan berbanding
sebagai bilangan (koefisien) bulat sederhana jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama.
b. Hukum Avogadro
Gas-gas dalam volume sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama jika diukur
pada suhu dan tekanan yang sama. Dalam 1 mol zat mengandung 6,02 1023 partikel,
yang disebut dengan Bilangan Avogadro.
c. Hukum Boyle
(Ketetapan Hasil kali tekanan dan volume) Hasil kali tekanan gas dan volume gas
akan selalu tetap jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama.
d. Hukum Boyle-Gay Lussac
Hasil kali tekanan gas dan volume gas akan selalu tetap jika dibagi suhu mutlak.
SISTEM KOLOID
A. KOLOID
Koloid adalah campuran yang berada di antara larutan dan suspensi, terbentuk dari fase
terdisperi dan pendispersi.
B. JENIS-JENIS KOLOID
SISTEM LARUTAN
A. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
1. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang zat terlarutnya dapat terionisasi dalam air
sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
a. Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit yang terionisasi sempurna. Memiliki derajat ionisasi (α) = 1.
Contoh: HCl, HBr, H SO , NaOH, Mg(OH)
b. Larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit yang terionisasi sebagian. Memiliki derajat ionisasi (α) = 0 <α
<1
Contoh: HF, H3PO4, CH3COOH, NH3, H2S.
2. Larutan Nonelektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang zat terlarutnya tidak dapat terionisasi
dalam air sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh: CO(NH2)2,
C12H22O11, C6H12O6, CH3OH, dll
B. KONSENTRASI LARUTAN
1. Molalitas
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut.
Keterangan:
m = Molalitas
massat = massa zat terlarut
massap = massa pelarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
2. Molaritas
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mililiter) larutan.
Keterangan:
m = Molaritas,
Mr = massa molekul relatif zat terlarut,
massat = massa zat terlarut, volume = volume larutan.
LARUTAN BUFFER
Larutan buffer atau dapar adalah suatu larutan yang dapat mempertahankan pH
larutan apabila ditambahkan sedikit asam atau basa. Pada dasarnya larutan
penyangga ini terjadi karena adanya campuran asam lemah dengan basa
konjugasinya (dalam garam) atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya
(dalam garam).
HIDROLISIS LARUTAN
Penguraian larutan yang disebabkan oleh ion H+ dan OH– yang berasal dari molekul
air. Hidrolisis terjadi pada garam-garam yang mengandung asam lemah dan atau
mengandung basa lemah.
a. MENGHITUNG pH
Larutan dengan pH kecil (pH < 7) berarti sifatnya ASAM, sedangkan jika pH-nya
besar (pH > 7) berarti bersifat BASA, jadi pH dijadikan acuan untuk menentukan
larutan bersifat asam atau basa.
Berdasarkan hukum Raoult, sifat koligatif adalah sifat suatu larutan yang tidak dipengaruhi
oleh jenis zat tersebut tetapi dipengaruhi oleh konsentrasinya. Sifat koligatif larutan dapat
terjadi karena adanya solut non volatil (tidak mudah menguap) pada larutan.
Ada 4 macam sifat koligatif larutan yang dibedakan dalam 2 kelompok yaitu untuk larutan
nonelektrolit dan larutan elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Contoh larutan nonelektrolit: Glukosa (C6H12O6), Sukrosa (C12H22O11), Urea
(CO(NH2)2), dll.
1. Penurunan Tekanan Uap (∆P)
LAJU REAKSI
PERSAMAAN LAJU REAKSI
V = k. [A]x[B]y
TERMOKIMIA
REAKSI ENDOTERM DAN EKSOTERM
Reaksi endoterm terjadi jika dalam suatu reaksi kimia, sistem menyerap kalor dari
lingkungan. Grafik Reaksi Endoterm:
Reaksi eksoterm terjadi jika dalam suatu reaksi kimia, sistem melepas kalor ke
lingkungan.
Grafik Reaksi Eksoterm
MENGHITUNG ENTALPI
1. Berdasarkan Hukum Hess
Perubahan entalpi yang terjadi pada suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan
mula-mula dan keadaaan akhir reaksi, jadi tidak tergantung pada proses reaksinya.
3. Berdasarkan Kalorimetri
KESETIMBANGAN KIMIA
Pergeseran kesetimbangan terjadi karena hal-hal sebagai berikut.
1. Perubahan Konsentrasi
Apabila salah satu konsentrasi zat diperbesar maka kesetimbangan mengalami
pergeseran yang berlawanan arah dengan zat tersebut, bila konsentrasi diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arahnya.
2. Perubahan Tekanan
Apabila tekanan dalam sistem kesetimbangan tersebut diperbesar maka
kesetimbangan bergeser ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien kecil. Apabila
tekanan dalam sistem kesetimbangan tersebut diperkecil maka kesetimbangan bergeser
ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien besar.
3. Perubahan Volume
Apabila volume dalam sistem kesetimbangan tersebut diperbesar maka
kesetimbangan bergeser ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien besar. Apabila
volume dalam sistem kesetimbangan tersebut diperkecil maka kesetimbangan
bergeser ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien kecil.
Catatan: Untuk perubahan tekanan dan volume, jika koefisien zat-zat di kiri
(pereaksi) dan kanan (hasil reaksi) sama maka tidak terjadi pergeseran
kesetimbangan
4. Perubahan Suhu
Apabila suhu reaksi dinaikkan atau diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser
ke zat-zat yang membutuhkan panas (ENDOTERM). Sebaliknya jika suhu reaksi
diturunkan kesetimbangan akan bergeser ke zat-zat yang melepaskan panas
(EKSOTERM).
REDUKSI OKSIDASI
A. PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS
1. Berdasarkan Oksigen
Reaksi oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu unsur atau
senyawa, atau bisa dikatakan penambahan kadar oksigen.
Oksidasi = mengikat oksigen
Contoh: 2 Ba + O2 2 BaO
2. Berdasarkan Elektron
Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron oleh suatu unsur atau senyawa.
Oksidasi = melepas elektron
Contoh: K K+ + e
Reaksi reduksi adalah peristiwa pengikatan elektron oleh suatu unsur atau senyawa.
Reduksi = mengikat elektron
Contoh:
2 Br + 2e 2 Br–
KIMIA ORGANIK
A. KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK
1. SENYAWA ALIFATIK
a. Senyawa Alifatik Jenuh
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa organik rantai terbuka yang tidak mempunyai
ikatan rangkap atau tidak dapat mengikat atom H lagi.
1) ALKANA
2) GUGUS ALKIL
2) ALKUNA
GUGUS FUNGSI
2. SENYAWA SIKLIK
1. BENZENA dan TURUNANNYA
Reaksi Benzena:
a. Adisi
Cirinya adanya perubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal
b. Substitusi
Cirinya tidak ada perubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal atau sebaliknya
- Monosubstitusi
Penggantian satu atom hidrogen pada benzena dengan atom atau senyawa gugus
yang lain.
- Disubstitusi
Penggantian dua atom hidrogen pada benzena dengan atom atau senyawa gugus
yang lain.
- Trisubstitusi
Penggantian tiga atom hidrogen pada benzena dengan atom atau senyawa gugus
yang lain
BIOMOLEKUL
1. Karbohidrat
Jenis-jenis karbohidrat
- Monosakarida : karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis lagi menjadi satuan
yang lebih kecil
- Disakarida : karbohidrat yang bila dihidrolisis akan menjadi 2 monosakarida.
2. Lemak
Tiga golongan lipida yang terpenting:
a. Lemak berasal dari asam lemak + gliserol
Lemak Jenuh (padat):
- Terbentuk dari asam lemak jenuh dan gliserol.
- Berbentuk padat pada suhu kamar.
- Banyak terdapat pada hewan.
Contoh: gliseril-tristearat; gliseril-tripalmitat
Lemak tak jenuh (minyak):
- Terbentuk dari asam lemak tak jenuh dan gliserol.
- Berbentuk cair pada suhu kamar.
- Banyak terdapat pada tumbuhan.
Contoh: gliseril-trioleat; gliseril-trilinoleat
b. Fosfolipid berasal dari asam lemak + asam fosfat + gliserol
c. Steroid merupakan Siklo hidrokarbon
5. Polimer
Polimer adalah bahan kimia yang berupa plastik, serat, karet, dan lainnya yang
berguna dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam kegiatan industri.