Anda di halaman 1dari 13

X

K-13

s
Kela
kimia
REVIEW I

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami hakikat ilmu kimia dan metode ilmiah.
2. Memahami teori atom dan partikel penyusun atom.
3. Memahami struktur atom, isotop, isobar, isoton, dan isoelektron, serta bilangan kuantum.
4. Memahami cara-cara penulisan konfigurasi elektron.
5. Memahami perkembangan tabel periodik, letak periode dan golongan, serta sifat
periodik unsur.
6. Memahami jenis-jenis ikatan antaratom.
7. Memahami cara menentukan bentuk molekul, tipe molekul, dan hibridisasi.
8. Memahami gaya-gaya antarmolekul dan pengaruhnya terhadap titik didih senyawa.

A. Hakikat Ilmu Kimia


Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan
perubahan materi serta energi yang menyertainya. Susunan materi meliputi unsur,
senyawa, dan campuran.
1. Unsur adalah zat tunggal yang paling sederhana dan tidak dapat dibagi lagi.
Contoh: Na, H , O, Fe, dan C
2. Senyawa adalah zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur melalui reaksi kimia
dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Contoh: CO2, H2O, dan NH3
3. Campuran adalah gabungan dari dua zat atau lebih yang sifat-sifat penyusunnya
tidak berubah. Campuran terdiri atas larutan, koloid, dan suspensi.
• Larutan: ukuran partikelnya sangat kecil, tidak dapat disaring, dan bersifat homogen.
• Koloid: ukuran partikelnya sedang, dapat disaring dengan penyaring khusus,
dan tampak homogen walau sebenarnya heterogen.
• Suspensi: ukuran partikelnya besar, dapat disaring, dan bersifat heterogen.

B. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk memecahkan
berbagai masalah dalam suatu penelitian.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan masalah.
2. Mengkaji teori dan penelitian sebelumnya.
3. Merumuskan hipotesis (dugaan sementara).
4. Melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis.
5. Mengumpulkan data.
6. Mengolah dan menganalisis data.
7. Membuat kesimpulan.
8. Melaporkan hasil penelitian.

C. Teori Atom
1. Teori Atom Dalton
Suatu unsur tersusun atas atom, yaitu partikel-partikel terkecil yang menyerupai bola pejal
dan bersifat identik, serta tidak dapat dibagi lagi.

2. Teori Atom Thomson


Atom merupakan partikel kecil menyerupai bola pejal yang bermuatan positif dan di
dalamnya terdapat elektron-elekrtron bemuatan negatif yang tersebar merata. Teori atom
Thomson dikenal dengan teori roti kismis.

3. Teori Atom Rutherford


Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron
bermuatan negatif pada orbitnya.

2
4. Teori Atom Niels Bohr
Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron-elektron
bermuatan negatif yang bergerak pada lintasannya (kulit atom).

5. Teori Atom Mekanika Kuantum


Elektron dapat bersifat sebagai gelombang dan partikel. Oleh karena itu, posisi dan
momentum elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah
peluang untuk menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom.

D. Partikel Penyusun Atom


1. Penyusun Atom
Atom tersusun atas inti atom dan kulit atom.
a. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak
bermuatan.
b Kulit atom terdiri dari elektron yang bermuatan negatif.

2. Penemuan Partikel Subatomik


a. Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson melalui percobaan tabung sinar katoda.
b. Proton ditemukan oleh Goldstein melalui percobaan tabung sinar kanal.
c. Neutron ditemukan oleh James Chadwick melalui percobaan penembakan partikel
alfa pada inti berilium.

E. Struktur Atom
1. Nomor Atom dan Nomor Massa
Nomor atom menyatakan jumlah proton atau jumlah elektron dalam suatu atom netral,
sedangkan nomor massa menyatakan jumlah proton dan jumlah neutronnya.

Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron pada atom netral


Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
Nomor atom < nomor massa

2. Ion
Ion adalah atom yang telah melepas atau menyerap elektron sehingga bermuatan tertentu.

3
Ion terdiri atas kation dan anion.
a. Kation: ion bermuatan positif yang terbentuk saat atom melepas elektron.
Contoh: Na+, Ca2+, dan Al3+
b. Anion: ion bermuatan negatif yang terbentuk saat atom menyerap elektron.
Contoh: Cl–, O2–, dan S2-

F. Isotop, Isobar, Isoton, Dan Isoelektron


1. Isotop
Isotop adalah atom-atom dari unsur yang sama (nomor atom sama), tetapi nomor
massanya berbeda.
Contoh: 116 C , 12
6 C , dan 136 C

2. Isobar
Isobar adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (nomor atom berbeda), tetapi memiliki
nomor massa yang sama.
24 24
Contoh: 11 Na dengan 12 Mg

3. Isoton
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (nomor atom berbeda), tetapi memiliki
jumlah neutron yang sama.
23 24
Contoh: 11 Na dengan 12 Mg

4. Isoelektron
Isoelektron adalah atom atau ion yang memiliki jumlah elektron yang sama.
+
Contoh: 199 F − , 20
10 Ne , dan 23
11Na

G. Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum merupakan bilangan yang dapat digunakan sebagai pendekatan untuk
menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam suatu atom. Bilangan kuantum terdiri
atas empat bilangan berikut.

1. Bilangan Kuantum Utama (n)


Bilangan kuantum utama berfungsi menyatakan tingkat energi elektron.

4
2. Bilangan Kuantum Azimut (ℓ)
Bilangan kuantum azimut berfungsi menyatakan subkulit/ subtingkat energi/ sublintasan
dari elektron yang bergerak. Bilangan kuantum azimut juga menyatakan bentuk orbital.
Nilai bilangan kuantum azimut adalah ℓ = 0 sampa ℓ maksimum = n – 1. Bilangan kuantum
azimut dari beberapa subkulit adalah sebagai berikut.
• Subkulit s, nilai ℓ = 0
• Subkulit p, nilai ℓ = 1
• Subkulit d, nilai ℓ = 2
• Subkulit f, nilai ℓ = 3

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik menggambarkan kedudukan atau orientasi orbital. Bilangan
kuantum magnetik memiliki nilai m = -ℓ sampai dengan +ℓ.

4. Bilangan Kuantum Spin (s)


Bilangan kuantum spin menggambarkan arah perputaran elektron pada sumbunya sendiri.
1
Elektron yang berputar searah jarum jam memiliki nilai s = – (⇂ ke bawah), sedangkan
2
1
elektron yang berputar berlawanan arah jarum jam memiliki nilai s = + (↿ ke atas).
2

Contoh Soal 1

Tentukan bilangan kuantum elektron terakhir dari 26Fe.


Pembahasan:
Fe = [Ar] 4s2 3d6
26

Elektron terakhir: 3d6


Gambar diagram orbital elektron terakhir:

3d6 = ↿⇂ 1 1 1 1
–2 –1 0 +1 +2
Bilangan kuantum elektron terakhir:
n = 3 (kulit ke-3)
ℓ = 2 (subkulit d)
m = –2 (nomor orbital = –2)
1
s = – (elektron ke arah bawah)
2

5
H. Konfigurasi Elektron
1. Konfigurasi Elektron Berdasarkan Kulit
Konfigurasi elektron berdasarkan kulit dituliskan sesuai dengan jumlah elektron maksimum
masing-masing kulit, yaitu:
• Kulit ke-1 (K), maksimum berisi 2 elektron
• Kulit ke-2 (L), maksimum berisi 8 elektron
• Kulit ke-3 (M), maksimum berisi 18 elektron
• Kulit ke-4 (N) maksimum berisi 32 elektron
Contoh:
As = 2 8 18 5
33

I = 2 8 18 18 7
53

2. Konfigurasi Elektron Berdasarkan Subkulit


Konfigurasi elektron berdasarkan subkulit dituliskan sesuai dengan diagram tingkat
energi berikut.
1s2
2s2 2p6
3s2 3p6
4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6
6s2 4f14 5d10 6p6
7s2 5f14 6d10 7p6

Super "Solusi Quipper"


si sapi sapi sedap sedap sefedap sefedap

Contoh:
Es = [Rn]7s2 5f11
99

Cr = [Ar]4s1 3d5
24

6
I. Perkembangan Tabel Periodik
1. Pengelompokan Unsur Triade Dobereiner
Pengelompokan unsur ini didasarkan atas kemiripan sifat dan kenaikan massa atomnya.
Satu kelompok terdiri atas tiga unsur yang disebut dengan triade. Dalam satu triade, massa
unsur yang di tengah merupakan rata-rata dari massa unsur di sebelah kiri dan kanannya.

2. Pengelompokan Unsur Oktaf Newlands


Pengelompokkan unsur ini didasarkan atas kenaikan massa atom relatifnya. Unsur
kedelapan memiliki sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan memiliki
sifat yang mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya.

3. Sistem Periodik Mendeleev


Pengelompokkan unsur ini didasarkan atas kenaikan massa atom dengan mengutamakan
sifat-sifatnya. Sistem periodik Mendeleev dikenal dengan tabel periodik bentuk pendek.
Dalam tabel periodik, unsur yang memiliki kemiripan sifat diletakkan dalam satu golongan
(lajur vertikal). Pada tabel ini, juga disediakan tempat kosong untuk unsur-unsur yang
diyakini akan ditemukan di kemudian hari.

4. Sistem Periodik Modern


Sistem periodik modern yang didasarkan pada kenaikan nomor atom ditemukan oleh
Henry Moseley. Pada sistem periodik ini, lajur vertikal disebut golongan, sedangkan
lajur horizontal disebut periode. Periode menunjukkan jumlah kulit, sedangkan golongan
menunjukkan jumlah elektron di kulit terluar. Unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat
diletakkan dalam satu golongan.

J. Menentukan Letak Periode Dan Golongan


1. Periode
Periode menunjukkan jumlah kulit. Oleh karena itu, letak periode suatu unsur dapat
ditentukan dari jumlah kulitnya. Jumlah kulit ditandai dengan angka di depan subkulit
yang terbesar.

2. Golongan
Golongan menunjukkan jumlah elekton valensi (elektron di kulit terluar). Untuk
menentukan golongan, perhatikan beberapa aturan berikut.

7
a. Golongan A (Utama)
Unsur yang terletak pada golongan utama memiliki elektron terakhir di subkulit s
atau p.
b. Golongan B (Transisi)
Unsur yang terletak pada golongan transisi umumnya memiliki elektron terakhir di
subkulit d.
c. Golongan Transisi Dalam
Unsur yang terletak pada golongan transisi dalam memiliki elektron terakhir di
subkulit f.

K. Sifat Periodik Unsur


Beberapa sifat periodik unsur adalah sebagai berikut.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke kulit elektron terluar. Dalam satu periode dari
kiri ke kanan, jari- jari atom semakin kecil, sedangkan dalam satu golongan dari atas ke
bawah, jari-jari atom semakin besar.

2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom
netral dalam wujud gas. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi semakin
besar, sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil.

3. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh suatu atom dalam bentuk gas
ketika menyerap sebuah elektron. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron
semakin besar, sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron
semakin kecil.

4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron. Dalam
satu periode dari kiri ke kanan, nilai keelektronegatifan semakin besar (kecuali golongan
VIIIA), sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah, nilai keelektronegatifan
semakin kecil.

8
L. Susunan Elektron Stabil
Untuk mencapai kestabilan, suatu unsur akan mengikuti kaidah duplet atau kaidah oktet.
1. Kaidah Duplet
Kaidah duplet adalah kecenderungan unsur-unsur untuk memiliki konfigurasi elektron
stabil dengan 2 elektron valensi.
Contoh: 1H dan 3Li

2. Kaidah Oktet
Kaidah oktet adalah kecenderungan unsur-unsur untuk memiliki konfigurasi elektron
stabil dengan 8 elektron valensi.
Contoh: 11Na dan 17Cl

M. Senyawa yang Melanggar Kaidah Oktet


Kaidah oktet hanya dapat meramalkan rumus senyawa-senyawa sederhana. Untuk rumus
senyawa dari unsur-unsur transisi dan juga beberapa unsur lainnya, kaidah oktet gagal
meramalkannya. Berikut beberapa senyawa yang melanggar kaidah oktet.
1. Senyawa yang tidak mencapai kaidah oktet
Contoh: BeCl2 dan BCl3
2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Contoh: NO2
3. Senyawa yang melebihi kaidah oktet
Contoh: PCl5 dan SF6

N. Ikatan Kimia
Ikatan kimia terdiri atas ikatan kimia antaratom dan ikatan kimia antarmolekul (gaya
antarmolekul). Ikatan kimia antaratom terdiri atas ikatan ionik, ikatan kovalen (polar dan
nonpolar), ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam.

1. Ikatan Ionik/ Elektrovalen/ Heteropolar


Ikatan ionik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Prinsipnya adalah serah terima elektron.

9
b. Terjadi antara unsur logam dan unsur nonlogam.
c. Terbentuk gaya elektrostatis.
d. out-in (satu unsur melepas elektron, unsur lain menyerap elektron)
Contoh: NaCl dan MgO

2. Ikatan Kovalen/ Homopolar


Ikatan kovalen memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Prinsipnya adalah pemakaian elektron secara bersama-sama.
b. Terjadi antara unsur nonlogam dan unsur nonlogam.
c. in-in (sama-sama menyerap elektron)
d. Terdiri atas ikatan kovalen polar dan kovalen nonpolar.
• Ikatan kovalen polar: dapat terionisasi, ada pasangan elektron bebas (PEB),
memiliki momen dipol, dan molekulnya tidak simetris. Contoh: HCl, NH3,
dan H2O.
• Ikatan kovalen nonpolar: tidak dapat terionisasi, tidak ada pasangan elektron
bebas (PEB), momen dipol = 0, dan molekulnya simetris. Contoh: CO2, O2,
dan CH4.

3. Ikatan Kovalen Koordinasi/Ikatan Dativ/Semipolar


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi ketika elektron yang dipakai bersama
hanya berasal dari salah satu atom.
Contoh: SO3 dan H2SO4

4. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi antara awan elektron yang bermuatan negatif
dengan muatan positif inti atom.

O. Bentuk Molekul
Bentuk molekul adalah susunan tiga dimensi dari atom-atom di dalam suatu molekul.
Bentuk molekul dapat diramalkan berdasarkan teori domain elektron, yaitu dengan
menggunakan jumlah PEI (pasangan elektron ikatan) dan jumlah PEB (pasangan
elektron bebas).

10
Contoh Soal 2

Tentukan bentuk molekul dari NH3 dengan cara SUPER “Solusi Quipper”.
Pembahasan

Super "Solusi Quipper"


Atom pusat : N → elektron valensi = 5
Atom lain : 3H → 3 × in 1e– = in 3e–, artinya PEI = 3
Sisa elektron = 2 (1 pasang), artinya PEB = 1
Bentuk molekul dengan PEI = 3 dan PEB = 1 adalah segitiga piramida/ trigonal piramidal.

P. Tipe Molekul
Tipe molekul adalah suatu notasi yang menyatakan jumlah domain (pasangan elektron) di
sekitar atom pusat dari suatu molekul. Susunan tipe molekul adalah sebagai berikut.

AXnEm

Keterangan:
A = atom pusat;
X = pasangan elektron ikatan (PEI);
n = jumlah PEI;
E = pasangan elektron bebas (PEB); dan
m = jumlah PEB.

Contoh Soal 3

Tentukan tipe molekul dari H2O dengan cara SUPER “Solusi Quipper”.
Pembahasan

Super "Solusi Quipper"


Atom pusat : O → elektron valensi = 6
Atom lain : 2H → 2 × in 1e– = in 2e–, artinya PEI = 2
Sisa elektron = 4 (2 pasang), artinya PEB = 2
Tipe molekul dengan PEI = 2 dan PEB = 2 adalah huruf AX2E2.

11
Q. Hibridisasi
Hibridisasi adalah proses penggabungan orbital-orbital atom pusat dengan orbital atom
lain membentuk orbital hibrida. Langkah-langkah menentukan hibridisasi dapat kamu
amati pada contoh berikut.

Contoh Soal 4

Tentukan hibridisasi dari PCl5 dengan cara SUPER “Solusi Quipper”.


Pembahasan:

Super "Solusi Quipper"


Atom pusat : P → elektron valensi = 5 elektron
Atom lain : 5Cl → 5 × in 1e– = 5 elektron
Total elektron = 10 elektron = 5 pasang elektron
Oleh karena dihasilkan 5 pasang elektron, maka elektron-elektron tersebut akan
menempati 5 orbital, sehingga hibridisasinya sp3d.

R. GAYA ANTARMOLEKUL
Ikatan antarmolekul atau gaya antarmolekul terdiri atas ikatan hidrogen, serta ikatan van der
Waals yang meliputi gaya dipol-dipol, gaya dipol-nondipol, dan gaya nondipol-nondipol.

1. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Terjadi pada molekul yang tersusun atas atom H dengan atom F, O, atau N.
b. Ikatannya sangat kuat.
c. Titik didih sangat tinggi.
Contoh: HF, H2O, NH3, CH3COOH dan C2H5OH

2. Ikatan van der Waals: Gaya Dipol-Dipol


Gaya dipol-dipol memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Terjadi pada molekul yang tersusun atas atom H dengan atom lain yang
keelektronegatifannya tidak terlalu tinggi (selain F, O, dan N).
b. Terbentuk dipol permanen.

12
c. Ikatannya lebih lemah daripada ikatan hidrogen.
d. Titik didihnya lebih rendah daripada ikatan hidrogen.
Contoh: HCl, HBr, HI, dan H2S

3. Ikatan van der Waals: Gaya Dipol-Nondipol


Gaya dipol-nondipol memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Terjadi antara molekul polar dan nonpolar.
2. Terbentuk dipol sesaat/dipol terimbas.
3. Ikatannya lebih lemah daripada gaya dipol-dipol.
4. Titik didihnya lebih rendah daripada gaya dipol-dipol.
Contoh: interaksi antara H2O dan O2

4. Ikatan van der Waals: Gaya Nondipol-Nondipol/Gaya Dispersi/Gaya London


Gaya nondipol-nondipol memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Terjadi antarmolekul nonpolar.
2. Terbentuk dipol sesaat.
3. Ikatannya lebih lemah daripada gaya dipol-nondipol.
4. Titik didihnya lebih rendah dari pada gaya dipol-nondipol.
Contoh: O2 dan CCl4

S. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI TITIK DIDIH


Titik didih dipengaruhi oleh jenis ikatan dan massa molekul relatif.
1. Jenis Ikatan
Ikatan hidrogen memiliki titik didih paling tinggi, dilanjutkan dengan ikatan van der Waals
gaya dipol-dipol, gaya dipol-nondipol, dan gaya nondipol-nondipol.

2. Massa Molekul Relatif (Mr)


Jika jenis ikatannya sama, maka semakin besar massa molekul relatif suatu senyawa,
semakin besar pula titik didihnya.

13

Anda mungkin juga menyukai