Anda di halaman 1dari 7

Nama : Riska Mu’Amariza

NIM : A018008
Mata Kuliah : Inspeksi Kemetrologian

1. Contoh lain 6 jenis standar:


Jawaban:
a. Standar mutu / keamanan produk
Contoh: Produk helm pada kendaraan bermotor baik helm standar open face dan full face
harus diperhatikan sedemikian rupa mutu material, konstuksi, dan pengujian agar
memberikan kenyamanan dan perlindungan secara maksimal bagi pengguananya (SNI
1811-2017).
b. Standar keragaman produk
Contoh: Standar keberagaman ukuran helm (SNI 1811-2017). dengan memperhatikan
persyaratan keliling lingkaran bagian dalam, berukuran S (500-540 mm), M (540-580 mm),
L (580-620 mm), XL ( >620 mm) .
c. Kompatibilitas dan interoperabilitas produk
Contoh: Helm yang memiliki beragam ukuran.
d. Sistem produksi
Contoh: Standar OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja internasional untuk membantu organisasi mengendalikan resiko
terhadap kesehatan dan keselamatan pekerjanya.
e. Standar metode pengujian/inspeksi
Contoh:Pada SNI 1811-2017 tentang helm kendaraan bermotor menjelaskan cara uji yang
terdiri dari persiapan uji (pengkondisian suhu ruang, larutan, temperature tinggidan rendah,
rendam air, pandangan), uji penyerap kejut, uji penetrasi, uji efektifitas sistem penahan, uji
untuk pergeseran tali pemegang, uji ketahanan keausan, uji impak miring, uji pelindung
dagu) yang bertujuan agar memastikan bahwa hel dapat digunakan dengan aman.

f. Standar satuan ukuran Contoh: Satuan imperial,


*Standar britannica.com
2. Jelaskan hubungan biaya produksi , mutu, dan nilai jual bila dibandingkan antara
produkponsel vivo dengan i phone !
Jawaban:

a = vivo
- Sedikitnya penambahan biaya kualitas akan memberikan akan memberikan kualitas yang
rendah pula, tetapi biaya kualitas lama-lama akan maksimum karena peningkatan biayan
produksi.
b = I phone
– kenaikan biatan kualaitas akan menaikkan pula kualitas dan harga jual produl ponsel I phone,
tetapi harga jual akan maksimum sesuai dengan kemampuan pasar. Seperti saatini I phone telah
mengeluarkan tipe Iphone 11 yang seharga -+ 23 juta yang mana telah memiliki keunggulan
yang jauh lebih baik dibandingkan hp lain dan namun harga jualnya masih bisa dicapai bagi
masyarakat menengah ke atas.
3. Dalam penyusunan standar pasti melibatkan stakeholders, berikan contoh stakeholders
pada penyusunan standar ban kendaraan!

Jawaban:
Stakeholders dalam penyusunan SNI ban kendaraan yaitu:
a. Asosiasi Distributor Ban Nasional
b. Organisasi Konsumen Indonesia: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) –
penggunan Ban
c. Asosiasi Produsen : Asosiasi Produsen Ban Indonesia (APBI)
d. Kesepakatan Ilmuan tentang karet (BSN)
e. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)

Kesepakatan Produsen
Produsen Ban wajib memberikan tanda SNI pada setiap produk, yakni dengan cara embos
atau penandaan tetap. Apabila produk ban yang diatur SNI melanggar aturan maka harus
ditarik dari perendaran dan dimusnahkan. Ban yang bersal dari impor dan telah memenuhi
ketentuan dalam SNI namun belum dilakukan pendandaan SNI pada produk saat datang ke
Indonesia, maka wajib memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Kesepakatan Ilmuwan
Ilmuan menetapkan metode uji yang digunakan dalam SNI wajib ban, sebagai contoh Ban
Truk dan Bus (SNI 0099:2012). Ban juga sebelum diproduksi harus sesuai dengan standar
keamanan yang berlaku. Melakukan pertimbangan saat memproduksi seperti material atau
bahan yang digunakan, konstruksi dan ukuran, pengujian.

4. Temukan satu dokumen SNI kemudian, jelaskan tentang produk apa yang diatur
danjelas penggunannya!
Jawaban:
SNI 3140.3:2010 tentang Gula Kristal-Bagian 3:Putih
SNI merupakan revisi dari DNI 01-3140-2001 yang meiliputi revisi syarat mutu gula putih
kristal putih dan metode uji. Sehingga produsen menggunakan acuan ini agar standar mutu
hasil produksinya sesuai dengan SNI. Serta bagi balai-balai pengujian juga melakukan
pengujian sesuai dengan metode uji yang ditetapkan pada SNI tersebut.
a. Ruang lingkup isi dari SNI 3140.3.2010 yaitu menetapkan persyaratan mutu, pengambilan
contoh, cara uji, penandaan, dan pengemasan gula kristal putih.
b. Acuan lain yang menjadi landasan penyusunan SNI ini yaitu, SNI 19-0428-1998 (Petunjuk
pengambilan contoh pendataan), SNI 01-2891-1992 (Cara uji makanan dan minuman), SNI
01-2896-1998 (Cara uji semaran logam dalam makanan), SNI 01- 4866-1998 (Cara uji
cemaran arsen dalam makanan).
c. SNI ini menjelaskan pengerian dari gula kristal putih yaitu gula kristal yang dibuat daritebu
atau bit melalui proses sulfitasi / karbonatasi/ fosfatasi atau proses lainnya sehingga
langsung dapat dikonsumsi. Pengertian lainnya yaitu, warna larutan dan polarisasi. Warna
larutan yaitu suatu parameter nilai kemurnian yang berkaitan dengan warna kejernihan
larutan gula yang diukur berdasarkan standar internasional dalam satuan internasional unit
(IU). Sedangakan polarisasi yaitu suatu nilai kadar sakarosa dalam alat sakarimeter dari
suatu larutan normal yang ditentukan dengan metode polarisasi tunggal
d. Gula kristal putih dibagi menjadi 2 kelas yaitu GKP 1 dan GKP 2
e. Syarat mutu:

*Sumber Dokumen SNI 3140.3:2010 tentang Gula Kristal-Bagian 3:Putih


f. Cara pengambilan contoh sesuai pada SNI 19-0428-1998 tentang Petunjuk Pengambilan
Contoh Pendataan
g. Cara uji terdiri dari: persiapan pengujian, penentuan warna kristal, penentuan warna
larutan, Penentuan Refractometric dry substance (RDS), penentuan besar jenis butir (BJB),
penentuan susut pengeringan, penentuan polarisasi, penentuan kadar abu, penentuan
belerang dioksida
h. Persiapan pengujian sesuai SNI 01-2891-1992 tentang Cara Uji Makanan dan Minuman
i. Berdasarkan SNI tersebut, Produk dikemas dengan wadah yang tertutup rapat, tidak
dipengaruhi atau mempengaruhi isi, tahan terhadap penyimpanan dan pengangkutan serta
diberi label. Serta, Penandaan gula kristal putih sesuai dengan ketentuan tentang label
dan iklan pangan.
5. Ceritakan Standar Codex yang kamuketahui!
Jawaban:
Pengertian :
Codex Alimentarius Commission (CAC) biasanya hanya disebut Codex, merupakan badan
antar pemerintah yang bertugas melaksanakan program standar pangan (Joint Food Standards
Programme/WHO).
Tujuan :
Codex dibentuk dengan tujuan yaitu:
a. Melindungi kesehatan konsumen
b. Menjamin praktek yang fair dalam perdagangan pangan internasional
c. Mempromosikan koordinasi pekrjaan standardisasi pangan yang dilakukan olehorganisasi
internasional lain

Tugas codex :
Menetapkan teks-teks yang terdiri dari standar, pedoman, code of practice, dan rekomendasi
yang mencakup bidang komoditi pangan, ketentuan bahan tambahan dan kontamain pangan,
batas maksimum residu pestisida / residu obat hewan, prosedur sertifikasi dan inspeksi serta
metoda analisa dan sampling.

Contoh komoditi yang diatur dalam Codex, antara lain :


Minyak dan lemak, ikan dan produk perikanan, buah dan sayuran segar, buah dan sayuran
olahan, jus buah dan sayuran, susu dan produk susu, gula, produk kakao dan cokelat, produk
turunan dari sereal, dan lain-lain.
Codex di Indonesia :
Instansi yang memiliki lingkup tugas dan wewenang dalam bidang pangan yang terdiri dari
budidaya pangan segar, pangan olahan, pangan, khusus, pangan siap saji, distribusi pangan, ritel
pangan, eksport/import pangan, dan standardisasi pangan. PP di Indonesia yang mengatur
tentang hal tersebut yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan. Tugas dan kewenangan di bidang pangan tersebut melibatkan (stakeholders)
Menteri yang bertanggung di bidang pertanian, perikanan, kehutanan, kesehatan, perindustrian,
perdagangan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan serta Badan Standardisasi Nasional.
Elemen-elemen yang terdapat dalam organisasi Codex Indonesia yaitu, Panitia Nasional Codex
Indonesia, Kelompk Kerja Codex Indonesia, Mirror Committee, dan Sekretariat Codex Contact
Point.

Fungsi Utama Codex Indonesia:


a. Melakukan verifikasi rancangan posisi Indonesia yang disusun oleh Mirror Committee
terhadap agenda yang akan dibahas dalam sidang Codex.
b. Mirror Committee dibentuk sebanding/sesuai dengan Komite/Task Force yang ada dalam
Codex dengan fungsi utama melakukan pembahasan teknis substansi yang akan, sedang
dan telah dibahas dalam sidang Komite/Task Force dalam rangka menyusun rancangan
posisi Indonesia maupun mempersiapkan bahan (data) dalam rangka pembahasan posisi

Anda mungkin juga menyukai