AUDIT AGROINDUSTRI
Oleh:
Dr. Sucipto, STP. MP.
Email: ciptoub@yahoo.com
HP. 08123317178
12
PENTINGNYA KERJASAMA
BSN DAN PERGURUAN TINGGI
• MENAMBAH PENGETAHUAN & PEMAHAMAN TENTANG
STANDARDISASI
• MENINGKATKAN PERAN PAKAR DALAM PROSES
KONSENSUS PERUMUSAN STANDAR &
PEMELIHARAANNYA
• MENGEMBANGKAN KOMPETENSI DAN PERAN
LABORATORIUM PERGURUAN TINGGI DALAM
MENDUKUNG KEGIATAN STANDARDISASI
• MENINGKATKAN KERJASAMA PEMERINTAH-PERGURUAN
TINGGI DAN INDUSTRI
STANDAR
Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu
yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode
yang disusun berdasarkan konsensus semua
pihak/ Pemerintah/ keputusan internasional yang
terkait dengan memperhatikan syarat
keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pengalaman, serta perkembangan
masa kini dan masa depan untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.
- Pengendalian keanekaragaman
- Sebagai pengendali atas keanekaragaman dengan menentukan titik
optimum produk menurut aspek ukuran, kandungan, komposisi, rating
dan cara kerja untukmemenuhi kebutuhan tertentu
STANDAR PERUSAHAAN
STANDAR NASIONAL
PASAR
STANDAR REGIONAL
STANDAR INTERNASIONAL
Standar Internasional
Standar Regional
Standar Nasional
Standar Asosiasi
SNI=Standar Nasional Indonesia
• Satu-satunya standar yang berlaku secara
nasional di Indonesia.
• Dirumuskan oleh Panitia Teknis secara
konsesus.
• Dikajiulang secara periodik
• Ditetapkan oleh BSN
Perumusan SNI
1. Pemrograman SNI
2. Perumusan Rancangan SNI (RSNI)
3. Jajak Pendapat RSNI3
4. Persetujuan RSNI4
5. Penetapan SNI
6. Pemeliharaan SNI
Sumber : http://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/28
APA KEUNTUNGAN SNI ?
2. PENGGUNA/KONSUMEN MEMPEROLEH
KEPASTIAN KUALITAS DAN KEAMANAN PRODUK
63,88
1.336,11
4,44 26,32
231,63
http://bsn.go.id/main/sni/isi_sni/30
http://bsn.go.id/main/sni/isi_sni/30
JENIS STANDAR
Standar suatu
Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001)
produk (SNI) Sistem Manajemen Lingkungan (ISO
14001)
ISO 22000, HACCP, Pangan Organik,
RSPO, ISPO, etc.
Sistem Jaminan Halal (SJH)
Standar Produk dan Sistem Manajemen
pada Agroindustri
- Syarat
Karakteristik/ Mutu
- Kebutuhan
- Keinginan
Sesuai
Menetapkan
Permintaan
Standar
Model Fungsional Manajemen Kualitas Pangan
(Luning & Marcelis, 2007)
Environment
Organisation
Managerial Functions
Quality Policy & Strategy
Technological functions
Supply & Product
Production Proper-
storage of food Distribution
Process ties
material
STANDAR JAMINAN KEAMANAN
DAN KEHALALAN PANGAN
Pentingnya Standar Keamanan dan
Kehalalan Pangan
• Halal
– Pendukung tercapainya hidup berkah
– Penentu diterimanya amal, ibadah dan doa
– Terbentuknya karakter dan akhlak mulia
• Aman (termasuk berkualitas)
– Memenuhi standar kesehatan tubuh baik fisik,mental
dan akal.
– Menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisi konsumen
– Pendukung tumbuh kembang konsumen, khususnya
anak
PEREDARAN PRODUK HARAM, BERBAHAYA,
DAN TIDAK BERKUALITAS DI INDONESIA
• Pencampuran ayam tiren dengan ayam segar.
• Pencampuran daging babi pada daging sapi.
• Penggilingan daging untuk bakso di pasar yang
tidak jelas membedakan daging halal atau haram.
• Penggunaan angcui di banyak pedagang mie
goreng
• Es batu menggunakan air yang dicampur tawas
• Rambak dari kulit yang berformalin.
• Penggunaan pewarna non pangan.
Es Batu dari Air Sungai Kalimalang
• Air keruh kali Malang diberi kaporit, soda api,
tawas, ANP, dan anti foam di buat es batangan
oleh PT EU di Cakung, Jakarta Timur.
• Distribusikan ke warung-warung dengan harga
per balok Rp 12.000 - Rp 30.000. Target penjualan
per hari mencapai 2.000 batang.
• Hasil uji Balai Besar Laboratorium Kesehatan
(BBLK) Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI
menunjukkan es tersebut tidak layak konsumsi
karena ada bakteri coliform penyebab penyakit.
Sumber :
http://www.mediaindonesia.com/mipagi/read/9760/Es-
Berbahan-Kimia-Beredar/2015/03/27
Bahaya Rhodamin B
• Penyebab gangguan fungsi hati atau juga menimbulkan
kanker hati (Syah et al. 2005).
• Uji terhadap mencit, menyebabkan sel hati normal
menjadi nekrosis dan jaringan sekitarnya disintegrasi.
• Adanya ikatan dengan klorin (-Cl) pada struktur
molekulnya menyebabkan bahaya, karena klorin
senyawa anorganik sangat reaktif, toksik, dan bersifat
karsinogenik (memicu kanker).
• Bila terkena mata menyebabkan iritasi
• Pangan yang sering diberi tambahan rhodamin B oleh
produsen nakal: kerupuk, saos, sirup, mamin ringan,
terasi, kembang gula, sosis, makaroni goreng, cendol,
jipang, manisan, serta ikan asap.
JAJANAN DI SEKOLAH
• Empat (4) bahan kimia berbahaya yang sering
dipakai membuat jajanan sekolah. “Formalin,
boraks, methanil yellow, dan rodhamin B,“
Kata Kepala Balai Besar POM DKI Jakarta, Dewi
Prawitasari saat sidak jajanan sekolah di SDN
13 Rawamangun, Jakarta Timur, Senin 13 April
2015.
Penting Menjamin Keamanan &
Kehalalan Pangan
• Bebas bahaya Aman • Bebas dari bahan:
– Kimia - Haram dan najis
– Fisika • Bebas dari proses yang
– Biologis/mikrobiologis haram
• Kepercayaan • Sesuai regulasi dan
• Memenuhi standar memenuhi kepercayaan
– Konsumen konsumen dan produsen
– Peraturan/regulasi
– Industri Bermutu
Halal
GMP
Nutrisi
Organoleptik
Estetika
Ruang Lingkup JMKP
FROM FARM Penyajian Pemilihan
TO TABLE Makanan Bahan
Pencucian
Pengangkutan
Bahan
Penyimpanan
Penyimpanan
Makanan Masak
Pengolahan
56
Hierarki Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
SMM/
Voluntary
ISO (sukarela)
HACCP
CPPB/GMP Compulsory
(Wajib)
Higiene & Sanitasi
PRINSIP SANITASI DAN HIGIENE MAKANAN
58
STANDAR HACCP
Mengapa HACCP Perlu Dipelajari
• Semua sistem manajemen keamanan
pangan yang diterapkan saat ini berbasis
HACCP
Di Indonesia
• Standar HACCP diatur : SNI 01-4852-1998 :
Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik
Kritis (HACCP) serta Pedoman Penerapannya.
Total
Management
Commitment
HACCP
Biological
Chemical Education
and
Physical
Training
Hazards
Food Cleaning
Personal Pest
Temperature And
Hygiene Control
Control Sanitizing
LIMA LANGKAH PERTAMA
PENERAPAN HACCP
1. Membentuk Tim HACCP
2. Menggambarkan produk
3. Mengidentifikasi tujuan penggunaan
4. Mengembangkan bagan alir
5. Memastikan bagan alir di lokasi
Prinsip - Prinsip HACCP
Prinsip 1: Adakan analisis bahaya
Prinsip 2: Tentukan titik-titik kendali kritis,TKK
Prinsip 3: Tetapkan batas-batas kritis
Prinsip 4: Tetapkan sistem untuk memantau
pengendalian TKK
Prinsip 5: Tetapkan tindakan koreksi yang akan diambil
apabila pemantauan menunjukkan bahwa TKK
tertentu tidak terkendali
Prinsip 6: Tetapkan prosedur verifikasi untuk memasti kan
bahwa sistem HACCP bekerja secara efektif
Prinsip 7: Tetapkan dokumentasi yang berkaitan dengan
semua prosedur dan catatan yang sesuai
dengan prinsip HACCP dan penerapannya.
12 Langkah Penerapan HACCP
1. Membentuk Tim HACCP
2. Menggambarkan produk
3. Mengidentifikasi tujuan penggunaan
4. Mengembangkan bagan alir
5. Memastikan bagan alir di lokasi
6. Mendata semua bahaya yang mungkin, melakukan analisis
bahaya dan menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya
yang teridentifikasi
7. Menentukan Titik Kendali Kritis (TKK)
8. Menetapkan batas kritis untuk setiap TKK
9. Menetapkan sistem pemantauan untuk setiap TKK
10. Menetapkan tindakan koreksi
11. Menetapkan prosedur verifikasi
12. Menetapkan dokumentasi dan pemeliharaan catatan.
Tabel Bahaya dan Langkah Pengendalian
NAMA PRODUK :
YA
Ya Tidak CCP
Apakah ada resiko kontaminasi silang terhadap fasilitas atau produk lain yang tidak
P3 akan dapat dikendalikan?
Ada Pengolahan
Apakah daging dan hasil
?
samping berasal dari Hewan
Halal ?
Tidak Ya
Tidak
Ya
Non TK TK Haram
Ada Pengolahan
lanjutan ?
Tidak Ya
Non TK TK
79 11/25/2019
TK: Titik Kritis SH: Sertifikat Halal
IDENTIFIKASI TITIK KRITIS BAHAN NABATI
Bahan nabati
Ada
Pengolahan ? Ya
Tidak Kultivasi
Mikrobial ?
Non TK
Ya
Tidak
TK Haram Non TK TK
80 11/25/2019
Sumber : http://www.kan.or.id/?p=3399&lang=id
HALAL DAN THAYYIB
Standard
HALAL Minimum
Reject/
Tidak Berkualitas
CONTOH STANDAR PRODUK PANGAN
DALAM SNI
CONTOH STANDAR DAGING AYAM MENURUT SNI
Nomor SNI : SNI 3924:2009
Judul : Mutu karkas dan daging ayam
Abstraksi : Standar ini menetapkan klasifikasi, persyaratan mutu,
potongan pelabelan, dan penyimpanan karkas dan daging
ayam ras.
Panitia Teknis : 67-03 Peternakan dan Produk Peternakan
ICS : 1. 67.120.20 Unggas dan telur
SK Penetapan : 57/KEP/BSN/7/2009
Tanggal Penetapan : 30-06-2009 [dd-mm-yyyy]
Acuan Normatif SNI : 1. SNI 2897:2008 Metode pengujian cemaran mikroba
dalam daging, telur dan susu serta hasil olahannya
Bibliografi : 1. SNI 02-6160-1999, Rumah pemotongan unggas
Printed : e-File
Jumlah Halaman : 11
Sumber :http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/9960
TINGKATAN MUTU FISIK KARKAS AYAM
BERDASAR SNI 3924: 2009
SYARAT MUTU MIKROBIOLOGIS DAGING AYAM
BERDASAR SNI 3924: 2009
PELABELAN DAGING AYAM
BERDASAR SNI 3924: 2009
TIGA PILAR SISTEM MUTU NASIONAL
MUTU (Q)
Manajemen Mutu
METROLOGI (M) STANDARDISASI (S) PENILAIAN KESESUAIAN (CA)
Pemasyarakatan
Sistem Legal
Sistem Ekonomi
Performance
objective
Primary
Production Performance
objective
Manufactures
Transport
Performance Performance
criteria objective
Retail
Control Preparation
Halal & Food
measures
safety objective
Cooking
Implementasi
Sistem Manaj. Mutu Pelatihan
D & Halal
A Tindakan koreksi
Dan Pencegahan
Pelatihan Pelatihan
PRODUK DENGAN JAMINAN MUTU DAN HALAL
OLEH LEMBAGA YANG TERPERCAYA
KESIMPULAN
a. Standardisasi akan memudahkan proses
produksi dalam agroindustri.
1 b. Standardisasi sangat dibutuhkan dalam
perdagangan produk agroindustri dan
pangan secara global
a. Standardisasi penting untuk menjamin
keamanan dan kualitas pangan, seperti
2 CPPB-IRT, SSOP, GMP, HACCP, dll.
b. Pengembangan standar sangat penting