NIM : 05032682327006
Tugas : Manajemen Mutu dan Regulasi Pertanian
Tugas Project
A. Proses dan prosedur sertifikasi SNI “Tahu”
Prosedur Sertifikasi SNI Produk Tahu:
1) Pengumpulan Dokumen: Produsen atau pemilik produk tahu mengumpulkan
semua dokumen yang diperlukan, termasuk formulasi produk, prosedur produksi,
data laboratorium, dan dokumen lain yang relevan.
2) Pengajuan Permohonan: Mengajukan permohonan sertifikasi SNI kepada lembaga
sertifikasi yang diakui oleh BSN.
3) Pemeriksaan Dokumen: Lembaga sertifikasi mengevaluasi dokumen yang
diajukan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan standar SNI.
4) Pengujian Laboratorium: Sampel produk tahu diambil dan diuji di laboratorium
yang akreditasi. Hasil pengujian digunakan untuk menilai apakah produk
memenuhi persyaratan standar SNI.
5) Audit Pabrik: Lembaga sertifikasi melakukan audit pabrik untuk memeriksa
proses produksi, fasilitas, dan prosedur yang digunakan.
6) Penerbitan Sertifikat: Jika produk tahu memenuhi semua persyaratan, lembaga
sertifikasi menerbitkan sertifikat SNI.
7) Pengawasan Berkala: Produk tahu yang telah disertifikasi akan menjalani
pengawasan berkala untuk memastikan kepatuhan berkelanjutan terhadap standar
SNI.
8) Perpanjangan Sertifikat: Produsen atau pemilik produk harus memperpanjang
sertifikat secara berkala agar produk tetap dapat dipasarkan dengan label SNI.
Proses sertifikasi SNI produk tahu ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk
memenuhi standar keamanan, kualitas, dan komposisi yang ditetapkan oleh BSN dan
relevan dengan standar SNI yang berlaku. Selain itu, hal ini juga membantu produsen
meningkatkan mutu produk mereka dan meningkatkan daya saing di pasar.
D. Kendala yang dihadapi dalam sertifikasi dan atau pemenuhan standar mutu
1) Ketersediaan Bahan Baku Berkualitas: Salah satu aspek penting dalam
pemenuhan standar mutu adalah menggunakan bahan baku yang berkualitas
tinggi. Produsen tahu mungkin menghadapi kendala dalam mendapatkan bahan
baku yang konsisten dalam kualitas, terutama jika bahan baku tersebut
dipengaruhi oleh musim atau faktor-faktor lainnya.
2) Kebersihan dan Sanitasi: Kebersihan dan sanitasi pabrik pengolahan tahu adalah
faktor kritis dalam pemenuhan standar mutu. Produsen harus menjaga
kebersihan lingkungan produksi, peralatan, dan personel. Kendala dalam
menjaga kebersihan dapat mengakibatkan kontaminasi dan pengaruh negatif
pada kualitas produk.
3) Proses Produksi yang Konsisten: Konsistensi dalam proses produksi tahu sangat
penting untuk memastikan produk akhir memenuhi standar mutu. Gangguan
dalam proses produksi, seperti perubahan dalam suhu, waktu koagulasi, atau
metode pemrosesan, dapat mengakibatkan variasi dalam kualitas produk.
4) Penggunaan Bahan Tambahan: Beberapa standar mutu mungkin melibatkan
pembatasan atau batasan terhadap penggunaan bahan tambahan seperti pengawet
atau bahan pewarna. Produsen tahu harus memastikan bahwa penggunaan bahan
tambahan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5) Pelabelan dan Dokumentasi: Produsen harus mampu menyusun label produk
yang sesuai dengan regulasi dan memberikan informasi yang akurat kepada
konsumen. Hal ini termasuk informasi tentang komposisi, tanggal kedaluwarsa,
dan petunjuk penyimpanan. Pemenuhan persyaratan pelabelan dan dokumentasi
bisa menjadi kendala.
6) Uji Laboratorium: Untuk mendapatkan sertifikasi atau memastikan pemenuhan
standar mutu, produk tahu mungkin harus menjalani uji laboratorium untuk
mengukur berbagai parameter kualitas. Beberapa produsen mungkin
menghadapi kendala dalam memfasilitasi uji laboratorium yang diperlukan.
7) Biaya Sertifikasi: Proses sertifikasi sendiri dapat menjadi kendala, terutama bagi
produsen kecil atau menengah yang mungkin memiliki keterbatasan sumber
daya. Biaya sertifikasi dan pemenuhan standar mutu bisa menjadi tantangan
finansial.
8) Perubahan dalam Regulasi: Standar mutu dan regulasi terkait pangan dapat
berubah dari waktu ke waktu. Produsen tahu harus selalu memantau perubahan
ini dan beradaptasi sesuai dengan peraturan yang baru.