Anda di halaman 1dari 19

Kelompok :

Rizka Mu’amariza (A018008)


Elsa Elida (A018012)
Nisrina Nur Husna (A018036)
Yusuf Haidar Al Maniq (A018037)
Hans Obed Edrea Simbolon (A018044)

TUGAS 3 SISTEM PENGUKURAN LISTRIK


1. Jika sebuah rumah A dan B memiliki beban yang sama yaitu 100 watt dengan faktor daya
adalah rumah A 0,8 dan rumah B 0,6. Hitung
a. Berapa rupiah kah yang harus dibayarkan untuk pemakaian selama 24 jam dalam kurun
waktu 1 bulan (dimana 1kWh adalah Rp 1352,-)
b. Beri kesimpulan anda!

Jawab
Dik:
P(A) = P(B) = 100 Watt
Cosθ (A) = 0,8
Cosθ (B) = 0,6
Dit:
a. Harga yang harus dibayarkan selama 24 jam dalam 1 bulan (1 kWh = Rp1352)
b. Rumah yang lebih hemat
Jawab:
a. P = P.Cosθ P = P. Cosθ
P = 100Watt x 0,8 = 80 Watt P = 100Watt x 0,6 = 60 Watt
 Ini dalam pemakaian selama 1 hari
 P = 80 Watt x 30 = 2400 Watt = 2,4 kWh
Yang harus dibayarkan rumah B dalam 1 bulan yaitu
2,4 kWh x 1352 = 3244,8
 P = 60 Watt x 30 = 1800 Watt = 1,8 kWh
Yang harus dibayarkan rumah B dalam 1 bulan yaitu
1,8 kWh x 1352 = 2433,6
b. Kesimpulannya Rumah B lebih hemat daripada Rumah A karena Rumah B hanya
membayar sebesar Rp 2433,6 yang berarti lebih mura jika dibandingkan dengan Rumah
A yang sebesar Rp 3244,8.

2. Jika sebuah alat ukur kWh meter ditera dengan menggunakan metode waktu dengan T
standar adalah 36 detik, N = 10 Putaran, I = 5,2 Amper, V = 220 Volt, Cosphi(PF) = 0,89,
Konstanta Putaran = 1000 Put/kWh, Kelas 2, 1 phase
a. Berapakah kesalahan pada meter kWh tersebut?
b. Apakah alat ukur sah atau tidak?
Jawab
Dik:
Ts = 36 detik
N = 10 putaran
I = 5,2 ampere
V = 220 volt
Cosphi(PF) = 0,89
K = 100 put/kwh
Dit :
a. Tm?
b. Sah/Tidak?
Jawab:
𝑁 × 3600 × 1000
a. Tm = 𝑘 × 𝑉 × 𝐼 ×𝑐𝑜𝑠𝜑 detik
10 × 3600 × 1000
= 1000 × 220 × 5,2 ×0,89
36000000
= = 35,36 detik
1018160

𝑇𝑚 − 𝑇𝑠 35,36 −36
E = × 100% = × 100%
𝑇𝑠 𝑇𝑠
= -1,7%

b. Sah, karena tidak lebih dari ±2%

3. Pada pengujian meter kWh 3 phasa 4 kawat menggunakan standar meter kWh didapat
data teknis dan hasil pengujian sebagai berikut:
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan : 3 x 220/380 Volt
Arus : 5 ( 10 ) Ampere
Konstanta Meter kWh : 800 Put/kWh
Kelas :2
Konstanta Standar sebagaimana tabel berikut : (mWh/imp)

0,25 0,5 1 2 5 10 20 50
i
V
110 0,0275 0,055 0,11 0,22 0,55 1,1 2,2 5,5
220 0,055 0,11 0,22 0,44 1,1 2,2 4,4 11

Tentukan kesalahan penunjukan meter kWh relative dalam %, jika pengujian dilakukan
pada Beban(LN) sebesar 100% Ib . dan tegangan referensi serta factor daya adalah 0,95
serta dengan putaran piringan 10 putaran menghasilkan pembacaan pulsa pada standar
1600 imp

Jawab
Dik :
k = 800 put/kwh = 8 x 10-6 put/mwh = 1250 mwh/put
V = 3 x 220/380 V
I = 5(10) A
K = 11 mwh/put
N = 10 putaran
n1 = 1600 putaran
Dit :
Tentukan kesalahan penunjukan meter kwh dalam %!
Jawab :
𝑛 −𝑛
E = 0𝑛 1 × 100%
1
𝑁 ×𝑘 10 𝑝𝑢𝑡 ×1250 𝑚𝑤ℎ/𝑝𝑢𝑡
𝑛0 = =
𝐾 11 𝑚𝑤ℎ/𝑝𝑢𝑡
= 1136,36 𝑝𝑢𝑡
1136,36 −1600
E= × 100% = −28,96%
1600

4. Anda melakukan peneraan alat ukur meter kWh statis 1 phasa kelas 1 dengan Metode
Waktu yaitu menggunakan Stopwatch. Pengujian dengan 10 Impuls, Tegangan 220 volt,
Arus 6 A, Cos Phi 0,95

a. Pembacaan kWh Standar : t = 68,71 detik


b. Pembacaan kWh Uji 1 : t = 59,99 detik
c. Pembacaan kWh Uji 2 : t = 62,42 detik
d. Pembacaan kWh Uji 3 : t = 72,56 detik
Hitung kesalahan masing-masing kWh yang di uji

Jawab
Dik :
N = 10 impuls
V = 220 Volt
I=6A
Cos phi = 0,95
Ts = 68,71 detik
T uji 1= 59,99 detik
T uji 2= 62,42 detik
T uji 3 = 72,56 detik
Dit :
E tiap kWh uji
Jawab:
Konstanta Meter kWh uji 1 Konstanta Meter kWh uji 3
N .3600 . 1000 N .3600 . 1000
K = t .V . I . cos ∅ K = t .V . I . cos ∅
10 .3600 . 1000 10 .3600 . 1000
= 59,99 .220 . = 72,56
6 . 0,95 .220 . 6 . 0,95
= 478,55 = 395,65

Waktu Meter kWh uji 1 Waktu Meter kWh uji 3


N .3600 . 1000 N .3600 . 1000
Tm= k .V.I .cos ∅ Tm = k .V.I .cos ∅
10 .3600 . 1000 10 .3600 . 1000
= 478,55 .220 . = 395,65 .220 .
6 . 0,95 6 . 0,95
= 59,99 detik = 72,56 detik
Kesalahan Meter kWh uji 1 Kesalahan Meter kWh uji 3
𝑇𝑚−𝑇𝑠 𝑇𝑚−𝑇𝑠
E = 𝑇𝑠 x 100 % E = 𝑇𝑠 x 100 %
59,99−68,71 72,56−68,71
= x 100 % = x 100 %
68,71 68,71
= -12,69 % = 5,6 %

Konstanta Meter kWh uji 2


N .3600 . 1000
K = t .V . I . cos ∅
10 .3600 . 1000
= 62,42 .220 . 6 . 0,95
= 459,92

Waktu Meter kWh uji 2


N .3600 . 1000
Tm= k .V.I .cos ∅
10 .3600 . 1000
= 459,92 .220 . 6 . 0,95
= 62,42 detik

Kesalahan Meter kWh uji 2


𝑇𝑚−𝑇𝑠
E = 𝑇𝑠 x 100 %
62,42−68,71
= x 100 %
68,71
= -9,15 %

5. Suatu beban daya dicatat oleh 2 buah alat ukur daya dan terbaca sebesar 60 kV Ar dan 80
kW. Tentukan besarnya faKtor dayanya.

Jawab
Dik :
Q = 60 KV Ar
P = 80 KW
Dit :
Cos ∅
Jawab :
S = √𝑃2 + 𝑄 2
= √802 + 602
= 100 KVA

𝑃
Cos ∅ = 𝑆
80
= 100
= 0,8

6. Jelaskan prinsip kerja dan pengaruh penggunaan penghemat listrik!

Jawab
Prinsip kerja alat penghemat listrik adalah mengurangi atau memperkecil sudut yang
disebabkan penyerapan daya reaktif oleh beban induktif, sehingga ketika sudut mengecil
maka daya semu juga akan turut mengecil.
Pengaruh penghemat listrik adalah mengecilkan arus yang digunakan yang mengakibatkan
mengecilnya daya yang digunakan. Sehingga dapat menghemat biaya. Alat ini
menguntungkan jika pemasangannya dilakukan pada beban dan satu stop kontak pada
beban, namun efek sampingnya adalah alat elektronik yang terhubung dengan penghemat
listrik akan cepat rusak.

7. Jelaskan sistem Sistem Transfer Specification (STS)!

Jawab
Sistem Transfer Spesification adalah suatu protocol pesan yang cukup aman untuk dibawa
yang memberikan informasi dari suatu tempat(seperti Point Of Sale(POS) atau Vending
System ke meter prabayarnya). Informasi berupa token yang berfungsi untuk transfer
credit, test metes dan setting meter.

Sistem ini perlu digunakan karena;

1. Keberhasilan dari suatu operasi system pembayaran tergantung dari aspek security dan
aspek inter-operability
2. Perusahaan listrik menggunakan meter prabayar yang diproduksi oleh produsen yang
berbeda sehingga dibutuhkan standar sistemnya.

8. Jelaskan Prinsip kerja Meter kWh dinamis/elektromekanikal?

Jawab
Prinsip kerja meter kWh dinamis yaitu menggunakan system induksi medan magnet
yaitu aturan arah tangan kanan dengan jarijempol, telunjuk, dan jari tengah. Jari jempol
menunjukkan gerakan, jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet, dan jari tengah
menunjukkan arah arus. Terdapat dua kumparan pada meter kWh yaitu kumparan
tegangan dan kumparan arus. Terdapat putaran arus diantara dua kumparan tersebut yang
bernama arus eddy.
System induksi medan magnet ini yang dapat menggerakkan piringan aluminium.
Piringan yang berputar tersebut akan menggerakkan counter yang menandai setiap
hitungan pemakaian energy listrik. Meter kWh akan berputar jika terdapat beban. Jika
beban dinaikkan maka putaran piringan akan semakin kencang. Semakin cepat piringan
berputar, maka semakin besar pula tagihan listrik yang harus dibayar.

9. Berikan Apa keuntungan dan kekurangan menggunakan meter kWh dinamis!

Jawab
Keuntungan
a. Tak perlu repot membeli dan mengisi token listrik.
b. Muatan listrik yang dapat dimanfaatkan tidak terbatas sehingga bisa menggunakan
perangkat bermuatan listrik secara nonstop.
c. Tak perlu takut sewaktu-waktu listrik mati atau alarm peringatan berbunyi karena
voucher habis.
d. Meter kWh dinamis tidak sesensitif meter kWh statis sehingga tidak mudah rusak
dibandingkan meter kWh statis.

Kekurangan
a. Apabila pemakaian melampaui batas, tagihan bisa membengkak dan tidak terkendali.
b. Jika ada keterlambatan pembayaran, terdapat denda dari pihak PLN, atau bahkan bisa
terkena sanksi pemadaman listrik.
c. Privasi berkurang, karena petugas PLN akan masuk ke area rumah.
d. Rentan terjadinya tindak kejahatan yang mengatasnamakan petugas PLN.

10. Jelaskan Prinsip kerja kWh meter statis dan berikan kelebihannya!

Jawab
Meter kWh statis adalah Meter dengan tegangan dan arus bekerja pada elemen elektronik
atau solid-state elements untuk menghasilkan suatu keluaran yang proporsional dengan
besarnya energi yang terukur.
Prinsip kerja KWH meter : adalah mengonsumsi daya setiap jam( kilo watt hour) yang
dilakukan dengan mengukur arus dan tegangan kemudian mengalikan arus dan tegangan
untuk mendapat besaran gaya. Pengukuran ini memanfaatkan prinsip induksi kumparan
dimana kumparan tersebut akan menghasilkan medan magnet yang akan menggerakan
piringan yang terbuat dari alumunium dan memutar kumaparan tegangan dan arus,
Karena adanya lapangan magnet tersebut maka cakra alumunium timbul arus bolak balik
menyebabkan piringan alumunium memutar dan menggerakkan pesawat hitungnya. Dari
putaran tersebut maka akan terukur besar dan banyaknya putaran dan dengan rangkaian
sedemikian rupa akan memutar kumparan tegangan sehingga diketahui besar tegangan
dan besar arusnya. Kemudian dari tegangan dan arus tersebut dapat dihitung besar
pemakaian daya yang nantinya akan ditampilkan dalam bentuk angka dalam display kwh
meter.
Kelebihan KWH meter statis :

a. Tidak membutuhkan rotor sebagai penggeraknya,


b. dapat digunakan untuk mengukur arus searah,
c. besarnya daya yang terpakai langsung dapat dilihat dari display kwh meter,
d. dapat lebih hemat daripada penggunaan token listrik.

11. Jelaskan Pengujian-pengujian meter kWh?

Jawab
1. Pengujian Konstanta, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai konstanta Meter.
2. Pengujian Gerak Tanpa Beban
a. Pada Meter kWh Dinamis, dilakukan untuk mengetahui jumlah putaran rotor
Meter kWh Dinamis.
b. Pada Meter kWh Statis, untuk menguji Meter pada pengujian gerak tanpa beban.
3. Pengujian Gerak Mula
a. Pada Meter kWh Dinamis, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui putaran rotor
Meter kWh Dinamis yang dibebani dengan tegangan acuan; dan dilewati arus.
b. Pada Meter kWh Statis, pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui Meter
memulai dan meneruskan register pada nilai arus yang sangat kecil Pengujian
Kebenaran
4. Pengujian Kebenaran
a. Meter kWh Dinamis
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah energi yang melalui
Meter kWh Dinamis dengan jumlah energi yang melalui standar, baik pada kondisi
acuan maupun tidak pada kondisi acuan.
b. Meter kWh Statis
pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah energi yang melalui
Meter kWh Statis dengan jumlah energi yang melalui Standar pada kondisi acuan.

Prosedur pengujian secara lengkap dijelaskan pada nomer 12.

12. Jelaskan Prosedur apa saja yang dibutuhkan untuk Tera/Tera Ulang berdasarakan ST yang
berlaku!

Jawab
1. Kondisi Sebelum Tera dan Tera Ulang
a. Meter kWh DInamis
1) Meter kWh Dinamis harus dibebani selama paling sedikit setengah jam dengan
tegangan acuan dan arus sebesar 0,1 Id pada faktor daya sama dengan satu; dan
2) Pembebanan sebagaimana dimaksud pada huruf a, bertujuan untuk
mendapatkan pemanasan dari rangkaian tegangan dan mengetahui apakah rotor
dapat berputar secara bebas.
b. Meter kWh Statis
Untuk mendapatkan stabilitas termal pada rangkaian tegangan, maka Meter
dikondisikan sesuai dengan ketentuan pada huruf a angka 1).
2. Kondisi Acuan Tera dan Tera Ulang
a. Meter kWh Dinamis
Kondisi acuan untuk pelaksanaan tera dan tera ulang Meter kWh Dinamis harus
berdasarkan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.1.
Penjelasan Tabel 4.1.:
(1) jika pemeriksaan/pengujian dilakukan pada suhu yang letaknya di luar daerah
suhu antara + 2 0C dari suhu acuan hasilnya harus dikoreksi dengan menggunakan
koefisien suhu sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.2.;

(2) konstruksi dan pemasangan Meter kWh Dinamis harus sedemikian rupa,
sehingga kedudukan vertikalnya dapat terjamin dalam dua bidang vertikal muka
belakang dan kiri kanan;
(3) untuk Meter kWh Dinamis fase banyak, urutan fasenya adalah sesuai dengan
yang disebut pada diagram pengawatan dan tegangan maupun arusnya harus
diseimbangkan sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.3.;
Untuk pergeseran fase yang berkenan dengan tegangan dalam sambungan
bintang, nilai tersebut diganti dengan 3° (yang semula 2°).
(4) untuk mengetahui variasi kesalahan penunjukan ini:
a) Untuk Meter kWh Dinamis 1 Fase
Mula-mula Meter kWh Dinamis disambung secara normal ke jaringan
kemudian memindahkan sambungan rangkaian arus dan rangkaian tegangan,
setengah dari selisih antara dua kesalahan tersebut adalah nilai dari
perubahan penunjukkan karena fase dari medan luar tidak diketahui maka
pengamatannya dilakukan dengan membebani 0,1 Id dengan faktor daya
sama dengan satu dan dengan membebani 0,2 Id dengan faktor daya sama
dengan 0,5 (Induktif).
b) Untuk Meter kWh Dinamis 3 Fase
Dilakukan dengan cara 3 kali pengukuran yang masing-masing dengan
membebani 0,1 Id dengan faktor daya sama dengan satu, sesudah masing-
masing pengukuran dilakukan, sambungan rangkaian arus dan rangkaian
tegangan dipindahkan 120° tanpa merubah urutan fase. Perbedaan terbesar
antara kesalahan-kesalahan yang diperoleh dengan harga rata-ratanya
merupakan nilai perubahan penunjukkannya.
b. Meter kWh Statis
Kondisi acuan untuk pelaksanaan tera dan tera ulang Meter kWh Statis harus
berdasarkan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.4.
Penjelasan Tabel 4.4.:
(1) jika pengujian-pengujian dibuat pada suatu suhu selain dari suhu acuan,
termasuk toleransi yang diizinkan, hasil harus dikoreksi dengan menerapkan
koefisien suhu sebagaimana tercantum pada Tabel 4.5.

Catatan:
Penentuan pada koefisien suhu rata-rata untuk suatu nilai suhu harus dibuat >20
K, dengan rentang suhu 10 K di atas dan di bawahnya (±10 K), tetapi suhu harus
tidak berada di luar rentang suhu operasi yang telah ditentukan.
(2) pengujian terdiri dari:
(a) Untuk Meter 1 fase, penentuan kesalahan, mula-mula dengan Meter
dihubungkan secara normal ke sumber tegangan kemudian membalikan
hubungan-hubungan tersebut pada rangkaianrangkaian arus seperti halnya
pada rangkaian-rangkaian tegangan. Setengah dari perbedaan antara dua
kesalahan adalah nilai dari variasi kesalahan. Karena pada fase medan luar
yang tidak diketahui, pengujian sebaiknya dibuat berturut-turut pada 0,1 Ib
dan 0,05 In pada faktor daya 1 dan berturut-turut pada 0,2 Ib dan 0,1 In pada
faktor daya 0,5; dan
(b) Untuk Meter 3 fase, melakukan tiga pengukuran berturut-turut pada 0,1 Ib
dan 0,05 In pada faktor daya 1, setelah masing-masing pengukuran
dilakukan, hubungan rangkaian arus dan rangkaian tegangan dirubah 120º
pada saat urutan fase tidak dirubah. Selisih terbesar antara setiap kesalahan
sangat menentukan dan nilai rataratanya adalah nilai dari variasi kesalahan.
(3) Untuk Meter kWh Statis fase banyak, urutan fasenya adalah sesuai dengan yang
disebut pada diagram pengawatan dan tegangan maupun arusnya harus
diseimbangkan sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.6.;

c. Jenis Pengujian
1) pengujian konstanta;
2) pengujian gerak tanpa beban;
3) pengujian gerak mula; dan
4) pengujian kebenaran.
d. Prosedur Pengujian
1) Pengujian Konstanta
a) pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai konstanta Meter;
b) pengujian konstanta Meter harus diverifikasi bahwa hubungan antara
keluaran pengujian dan penunjukkan pada register sesuai dengan nilai yang
ditandai pada plat nama;
c) perangkat keluaran umumnya tidak boleh menghasilkan serangkaian atau
urutan pulsa yang homogen. Oleh karena itu, pabrikan harus menetapkan
jumlah pulsa seperlunya untuk memastikan suatu akurasi pengukuran
sekurang-kurangnya 1/10 dari kelas Meter pada titik-titik pengujian yang
berbeda.
d) d) contoh perhitungan konstanta Meter kWh Statis dengan perbandingan
waktu: Diketahui: 1250 imp/kWh (Konstanta Meter), 220 V, 5 A, Cos ϕ =
0,8; diasumsikan imp = 320; sehingga t (waktu) yang dibutuhkan untuk
mencapai imp tersebut adalah:
e) dengan semua parameter di atas, dalam waktu 17 menit 27 sekon, harus
menghasilkan 320 imp.
c. Pengujian Gerak Tanpa Beban
a) Meter kWh Dinamis
a. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah putaran rotor Meter kWh
Dinamis yang:
(a) dibebani dengan tegangan sebesar 110 % dari tegangan acuan; dan
(b) sama sekali tidak dilewati arus.
b. Jumlah putaran sebagaimana dimaksud pada angka (1) huruf (a), harus
kurang dari 1 putaran.
i. Meter kWh Statis
(1) Meter pada pengujian gerak tanpa beban diberikan besaran pengaruh
sebagai berikut:
(a) kumparan tegangan diberi tegangan sebesar 115 % dari tegangan
acuan; dan (b) kumparan arus tidak diberi arus.
(2) perangkat keluaran pengujian Meter sebagaimana dimaksud pada angka
1) harus tidak menghasilkan lebih dari 1 pulsa.
Catatan:
Untuk Meter yang dioperasikan melalui trafo dengan register primer atau
setengah primer, konstanta k harus sesuai dengan nilai sekunder
(tegangan dan arus).

d. Pengujian Gerak Mula


a) Meter kWh Dinamis
a. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui putaran rotor Meter kWh
Dinamis yang:
1. dibebani dengan tegangan acuan; dan
2. dilewati arus sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.7.

3. Faktor daya sama dengan 1


b. Jumlah putaran rotor sebagaimana dimaksud pada angka (1), harus lebih
dari 1 putaran.
i. Meter kWh Statis
(1) pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui Meter memulai dan
meneruskan register pada nilai arus yang sangat kecil sebagaimana
tercantum dalam Tabel 4.8
(2) Meter pada pengujian gerak mula diberikan besaran pengaruh sebagai
berikut: (a) kumparan tegangan diberi tegangan acuan; dan
(b) kumparan arus diberi arus sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.8.
(3) perangkat keluaran uji Meter sebagaimana dimaksud pada angka (2)
harus dapat meneruskan register lebih dari 1 pulsa.

e. Pengujian Kebenaran
f. Meter kWh Dinamis
a. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah energi yang
melalui Meter kWh Dinamis dengan jumlah energi yang melalui standar,
baik pada kondisi acuan maupun tidak pada kondisi acuan;
b. Hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada angka (1), harus memenuhi
batas kesalahan yang diizinkan:
1. untuk Meter kWh Dinamis 3 fase yang dilakukan pada kondisi acuan,
sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.9.;
2. untuk Meter kWh Dinamis 1 fase yang dilakukan pada kondisi acuan,
sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.10.;

3. untuk Meter kWh Dinamis 3 fase yang dilakukan tidak pada kondisi
acuan, sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.11.;
4. untuk Meter kWh Dinamis 1 fase yang dilakukan tidak pada kondisi
acuan, sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.12.

g. Meter kWh Statis


(1) pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah energi yang
melalui Meter kWh Statis dengan jumlah energi yang melalui Standar
pada kondisi acuan;
(2) hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada angka (1), harus memenuhi
batas kesalahan yang diizinkan:
(a) untuk Meter kWh Statis 1 fase dan 3 fase dengan beban seimbang,
sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.13.; dan
(b) untuk Meter kWh Statis 3 fase yang dibebani suatu beban 1 fase,
dengan 3 fase seimbang yang diterapkan terhadap rangkaian
tegangan, sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.14.
(c) perbedaan antara kesalahan persentase ketika Meter dibebani suatu
beban 1 fase dan 3 fase yang seimbang pada arus dasar Ib dan faktor
daya 1 untuk Meter yang dihubungkan langsung, dan untuk Meter
yang dioperasikan melalui transformator pada arus nominal In dan
faktor daya 1, harus tidak melebihi 1,5 % dan 2,5 % berturut-turut
untuk Meter kelas 1 dan 2; dan
(d) ketika pengujian untuk memenuhi pada Tabel 4.14, arus pengujian
harus diterapkan pada setiap elemen pengukuran secara berurutan.
(3) pengujian sebagaimana dimaksud pada angka 2) huruf a) dan b), Meter
diberikan juga pengujian terhadap besaran pengaruh lain, sebagaimana
tercantum dalam Tabel 4.15

Penjelasan:
(1) untuk rentang tegangan dari -20 % s/d -10 % dan +10 % s/d +15 %
batas variasi dalam kesalahan persentase adalah tiga kali nilai yang
diberikan dalam Tabel ini. Di bawah 0,8 Un kesalahan Meter dapat
berubah antara +10 % dan -100 %;
(2) Meter 3 fase akan mengukur dan meregistrasi beserta batas variasi
dalam kesalahan prosentase yang ditunjukkan dalam Tabel ini jika satu
atau dua fase dari jaringan tiga fase terinterupsi; dan
(3) titik pengujian yang direkomendasikan untuk variasi tegangan dan
frekuensi berturut-turut Ib dan In.
Catatan: Pengujian-pengujian untuk variasi yang disebabkan oleh besaran pengaruh
sebaiknya dilakukan secara terpisah dengan semua besaran pengaruh lainnya pada
kondisikondisi acuan sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.4.

13. Coba kalian rancang meter kWh seperti apa yang kalian akan kembangkan, disesuaikan
dengan kemapuan perekonomian negara Indonesia (aman, efisien, murah/terjangkau)

Jawab
Rancangan kwh meter yang aman, efisien, dan murah :

Untuk mendapatkan keuntungan terseut maka akan dibuat kwh meter prabayar hexing.
kWh meter Prabayar Hexing terbaru tipe HXE116-KP dirancang untuk penggunaan
pelanggan perumahan yang telah memenuhi standar SPLN D3.009-1:2010. KWh Meter
phasa tunggal ini menggunakan sistem keypad; mengacu pada sistem STS dengan
menggunakan token untuk mentransfer kredit, efisien untuk penggunaan komersial atau
pelanggan pertokoan. Dengan desain kombo, terintegrasi dengan MCB, tingkat akurasi
tinggi dan handal untuk memenuhi tuntutan kebutuhan di pasar global. Yang memiliki
berbagai fitur yaitu : Data transfer yang aman menggunakan 20 digit enkripsi STS, Antar
muka pelanggan yang mudah dan ramah, Arus maksimum mencapai 60A, Batasan daya
yang dapat diatur menggunakan Token, Fungsi Recall untuk token terakhir dengan kode
singkat Indikasi LED dan buzzer untuk peringatan kredit rendah, Deteksi penyalahgunaan
dan pencatatan kejadian, Keypad dengan audible feedback, Port komunikasi optikal,
Teknologi keypad Hexing yang teruji, Meter dilengkapi dengan informasi yang dibutuhkan
pelanggan untuk mengatur penggunaan listrik, Memenuhi IEC 62053-21, Memenuhi SPLN
D3.009-1:2010, EMC Compatibility, Desain mutakhir menjamin kehandalan fungsi meter,
Penggunaan pada tegangan rendah.

Kelebihannya yaitu :

Ikhtisar untuk pengefisienan Meter menggunakan desain combo sesuai dengan standar
SPLN D3.009-1:2010, menjamin kemudahan proses instalasi dan prosedur penggantian.
Meter ini menggunakan sistem keypad sesuai dengan standar IEC algoritma enkripsi STS,
dan juga sesuai dengan standar PLN, yaitu SPLN D3.009-1: 2010. Informasi meter dapat
diakses melalui keypad dan LCD (seperti konsumsi energi, status relay, status tamper,
status kredit terakhir). Informasi detail dapat diakses melalui port komunikasi dengan
sistem optik dibagian depan meter.
Transfer data yang mudah dan aman. Transfer data dari Point of Sale (penjualan) dibuat
dengan token, yang dihasilkan dengan menggunakan teknik enkripsi Standard Transfer
Specification (STS) dan protokol tertentu. Token dimasukkan ke meter melalui keypad.
Transaksi ini meliputi: Transfer kredit ke meter.

Demand control untuk penghematan. Meter memiliki fitur batas daya, seperti halnya MCB
untuk membatasi arus. Saat daya beban melebihi batas yang telah ditetapkan dalam meter,
maka meter akan memutuskan supplai yang dapat melindungi jaringan dan
mengimplementasikan manajemen demand dari penyedia daya dalam hal ini adalah PLN.

Peringatan kredit-rendah. Melalui kode singkat, batas rendah kredit dapat diatur dan
meter dapat memberikan peringatan yang terlihat dengan LED atau yang dapat didengar
melalui buzzer saat batas rendah terlewati.

Fungsi Anti – Tamper. Meter dengan fungsi anti-Tamper dapat melindungi dari
kerugian/pencurian. Meter dapat mendeteksi penyalahgunaan seperti : Pembukaan tutup
meter , Pembukaan tutup terminal meter, dengan atau tanpa tegangan, Reverse wiring
Bypass, Kebocoran arus, Efek magnetis

LCD dengan performa tinggi Penerimaan atau penolakan token akan tertera pada LCD. LCD
dapat juga menampilkan kredit terakhir untuk keperluan pelanggan agar dapat mengatur
penggunaan listrik mereka sendiri. Lebih lanjut, variasi data meter dapat ditampilkan
dengan memasukkan kode tertentu melalui keypad. LCD dilengkapi dengan backlight untuk
meningkatkan performa pada saat cahaya redup, contohnya pada malam hari.

Managemen daya Sumber daya akan terputus otomatis saat : Kredit habis Penggunaan
daya melebihi batas daya yang diatur sebelumnya , Terdeteksi penyalahgunaan.

Komunikasi Optikal Sebagai fitur standar, meter dilengkapi dengan komunikasi optikal port
yang sesuai dengan IEC62056-21. Memungkinkan petugas PLN untuk mengakses variasi
data meter yang tersimpan di dalam meter dan menyimpannya dalam PC guna keperluan
analisys.

Anda mungkin juga menyukai