Anda di halaman 1dari 7

SOAL UAS FISIKA DASAR II

Nama : Novy Hadyprana Waktu : 90’


NIM : 16250007 Dosen Pengampu : Wachidah Putri R, M.Pd

1. Sebuah kompor listrik yang dayanya 500 watt dan daya gunanya 40% digunakan untuk
memanaskan 1 liter air yang suhu awalnya 20°C. Jika kalor jenis air adalah 4 J/g °C, maka
berapakah suhu air setelah ¼ jam?

Jawab :
Diketahui : P = 500 W
T0 = 20°C
V = 1 L = 1000 cm3
c = 4200 J/kg°C
t = ¼ jam = 15 menit = 900 s
ρ = 1 gr/cm2
terlebih dahulu massa air dicari :
m = ρ.V
m = 1 gr/cm3 . 1000 cm3
m = 1000 gr = 1 kg
Pada pemanasan air dengan kompor listrik ini terjadi perubahan energi listrik menjadi
kalor. Karena daya gunanya 40% maka dapat berlaku:
Q = 40% W
m . c . Δt = 0,4 . P . t
1. 4200 . (T – 20) = 0,4 . 500 . 900
4200T – 84000 = 180000
4200T = 180000 + 84000
4200T = 264000
T = 62,9°C

2. Sebuah gas helium dengan volume 1,5 m3 dan suhu 270C dipanaskan secara isobarik
sampai 870C. Jika tekanan gas helium 2x105 N/m, berapakah usaha yang dilakukan oleh
gas tersebut?
Jawab:
Diketahui :
V1 = 1,5 m3
T1 = 27oC = 300 K
T2 = 87oC = 360 K
P = 2 x 105 N/m2
W = PΔV
Mencari V2 :
V2/T2 = V1/T1
V2 = ( V1/T1 ) x T2 = ( 1,5/300 ) x 360 = 1,8 m3
W = PΔV = 2 x 105(1,8 − 1,5) = 0,6 x 105 = 60 x 103 = 60 kJ

3. Suatu percobaan tentang lensa, Frengki menggunakan lensa cembung yang berfokus 25
cm. Di depan lensa tersebut ditempatkan benda yang tingginya 3 cm pada jarak 30 cm.
Tentukan:
a. Jarak bayangan ke lensa
b. Perbesaran bayangan
c. Tinggi bayangan
Jawaban:
A. 1/s + 1/s' = 1/f
1/30 + 1/s' = 1/25
1/s' = 1/25 - 1/30
1/s' = (30 - 25)/750
1/s' = 5/750
1/s' = 1/150
s' = 150 cm

B. M = | s'/s |
M = | 150/30 |
M = 5 kali

C. h' = M.h
h' = 5.2
h' = 10 cm
4. Perhatikan gambar berikut!

Dua muatan titik masing-masing sebesar 0,05µC dipisahkan pada jarak 10 cm. Tentukan:
a. besarnya gaya yang dilakukan oleh satu muatan pada muatan lainnya dan
b. Jumlah satuan muatan dasar pada masing-masing muatan.
Ketiga muatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

F10 = k = 9×109 = 0,367 μN

F20 = k = 9×109 = -0,799 μN

Ftotal = F10 + F20 = 0,367 μN - 0,799 μN = -0,432 μN

5. Tiga buah kapasitor yang masing-masing kapasitasnya 4µF, 6µF, dan 12µF disusun
pararel kemudian susunan tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 16 Volt.
Hitunglah:
a. Kapasitas kapasitor susunan pararel tersebut
b. Muatan total yang tersimpan pada kapasitor
c. Tegangan pada masing-masing kapasitor
d. Muatan pada masing-masing kapasitor
Cp = C1 + C2 + C3
= 4 + 6 + 12
= 22 mF
Qt = Cp × V
= 22.10-6 × 16
= 3,52 × 10-4 Joule

V1 = V2 = V3 = V = 16 Volt
Q1 = C1 × V1
= 4.10-6 × 16
= 6,4 × 10-5 Joule
Q2 = C2 × V2
= 6.10-6 × 16
= 9,6 × 10-5 Joule
Q3 = C3 × V3
= 12.10-6 × 16
= 1,92 × 10-4 Joule

6. Berdasarkan praktikum suhu dan kalor yang pernah Anda lakukan, jelaskan hubungan
kalor terhadap perubahan suhu dan wujud suatu zat!
Jawaban:
Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase benda ke keadaan
wujud zat yang lain. Wujud zat sendiri merupakan bentuk-bentuk berbeda yang
didapatkan dari berbagai fase materi berlainan. Perubahan wujud zat dapat terjadi karena
peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor. Wujud zat merubah ketika titik tertentu tercapai
oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal
air untuk menjadi padat harus mencapai titik bekunya yaitu 1000 C, dan air menjadi gas
harus mencapai titik didihnya yaitu 1000 C
7. Jelaskan prosedur kerja percobaan pembuktian Asas Black menggunakan kalorimeter!
Jawaban:
Sebagaimana diketahui, kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya
tinggi ke kenda yang suhunya rendah. Oleh karena itu, pengukuran kalor menyangkut
perpindahan energi. Energi adalah kekal, sehingga benda yang suhhunya tinggi akan
melepas energi QL dan bendayang suhunya rendah akan menerima energi Q L dengan besar
yang sama. Apa bila kita nyatakan kedalam bentuk persamaan, maka:

QL = QT

Persamaan diatas menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor dan
selanjutnya disebut asas Black, sebagai penghargaan atas jasa ilmuan inggris bernama
Joseph Black (1728-1799).

Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat, sebab jika
kalor jenis suatu zat sudah diketahui, maka kalor yang diserap atau dilepas dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan suhu zat tersebut. Kemudian dengan
menggunakan persamaan Q = mc∆T, kalor dapat dihitung. Pada waktu menggunakan
rumus ini harus diingat bahwa suhu naik berarti zat menerima kalor dan suhu turun berarti
zat melepas kalor.
Salah satu cara yang dapat digunakan ialah dua zat yang suhunya berbeda dicampurkan
sehingga terjadi pertukaran kalor diantara zat itu, sampai suu kedua zat itu sama. Bila
kalor jenis slah satu zat diketahui, kalor jenis zat yang lain dapt dihitung melalui
penggunaan hukum kekekalan energi.
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri,
yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk melakukan
pengukuran kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat
digunakan kalorimeter. Gambar berikut menunjukkan skema kalorimeter air sederhana.
Salah satu kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor jenis
suatu zat. Pada teknik yang dikenal sebagai “metode campuran”, satu sampel zat
dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur dengan akurat, dan dengan cepat
ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor yang hilang pada sampel tersebut akan
diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir campuran tersebut, maka
dapat dihitung kalor jenis zat tersebut.

8. Dilakukan percobaan rangkaian listrik sederhana yang terdiri dari satu resistor bernilai
konstan. Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data sebagai berikut.
No Tegangan (Volt) Arus (mA)
1 100 V 20 mA
2 200 V 40 mA
3 300 V 60 mA
4 400 V 80 mA
5 500 V 100 mA
Berdasarkan data diatas, tentukan:
a. Grafik tegangan dan arus
b. Hubungan tegangan terhadap arus
c. Nilai resistor yang digunakan

GRAFIK TEGANGAN ARUS


120

100

80
ARUS

60

40

20

0
0 100 200 300 400 500 600
TEGANGAN
b. Suatu rangkaian listrik terbentuk bila jalan konduktif terhubung sehingga
dapat melalukan elektron bebas untuk bergerak secara kontinu. Pergerakan
kontinu elektron-elektron bebas yang melalui konduktor pada rangkaian
disebut arus, dan sering disebut dengan istilah “aliran”, seperti aliran air
yang melalui pipa yang bolong.
Gaya yang menggerakkan elektron-elektron bebas agar mengalir dalam
rangkaian disebut tegangan. Tegangan adalah ukuran tertentu dari
energipotensial yang selalu berhubungan dengan dua titik. Ketika tegangan
pada nilai tertentu ada dalam sebuah rangkaian listrik, maka hal ini
menunjukkan pada ukuran seberapa besar energi potensial yang ada untuk
menggerakkan elektron dari satu titik ke titik yang lain dalam rangkaian
tersebut. Dengan demikian tanpa menunjukkan dua titik tertentu istilah
tegangan tidak memiliki arti.
Elektron-elektron bebas yang bergerak melalui konduktor cenderung
mengalami gesekan atau perlawanan gerakan. Perlawanan gerakan lebih
tepat disebut tahanan (resisitansi). Jumlah arus dalam rangkaian tergantung
pada nilai tegangan yang tersedia untuk menggerakkan elektron-elektron
bebas, dan juga nilai tahanan dalam rangkaian yang melawan aliran
elektron. Sama seperti tegangan, tahanan adalah nilai relatif antara dua
titik. Berdasarkan hal ini, maka nilai tegangan dan tahanan sering
dinyatakan sebagai “antara” atau “ melalui” dua titik dalam rangkaian.
Agar dapat memahami tentang parameter yang ada dalam rangkaian, maka
perlu adanya penjelasan tentang besaran dan satuan yang digunakan seperti
besaran pada massa, suhu, volum, panjang atau besaran fisika lainnya.
Untuk massa, dapat digunakan satuan seperti “Kilogram” atau “Gram”, suhu
dengan satuan derajat Fahrenheit atau derajat Celsius. Berikut ini satuan
ukuran standard untuk arus listrik, tegangan dan tahanan.

Tabel 1 Besaran dan ukuran listrik

Simbol yang diberikan untuk setiap besaran adalah huruf alphabet standar
yang digunakan untuk mewakili besaran dalam persamaan aljabar. Huruf
yang standar seperti ini dikenal dalam disiplin ilmu fisika dan teknik, dan
secara internasional. Singkatan satuan untuk setiap besaran mewakili simbol
alphabet yang digunakan sebagai notasi pendek untuk satuan ukuran
tertentu.
c. Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise),
dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan
daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak
terbakar.

Anda mungkin juga menyukai