Tujuan Pembelajaran
Setelah mencari informasi dari literatur diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan teori mekanika kuantum.
2. Menentukan empat macam bilangan kuantum.
3. Menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital.
4. Menjelaskan pengertian periode dan golongan.
5. Mencari letak suatu unsur dalam periode dan golongan.
6. Mencari hubungan konfigurasi elektron dengan periode dan golongan.
7. Menggambarkan bentuk molekul suatu senyawa.
I. Struktur Atom
Sejak zaman Yunani teori atom telah banyak diusul-
kan orang namun selalu ada kelemahan-kelemahannya
sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
Baru tahun 1913 Bohr berhasil memperbaiki teori atom
Rutherford berdasarkan pengamatannya terhadap spektrum
atom unsur-unsur terutama spektrum atom hidrogen.
1. Spektrum Unsur
Bila sinar matahari dilewatkan melalui sebuah prisma,
maka sinar matahari tersebut akan diuraikan menjadi
Oranye
Kuning
Jingga
Merah
Ungu
Hijau
Biru
Nila
Layar
Celah
Sinar
putih Prisma
c
v=
O
v = frekuensi (detik–1)
c = kecepatan cahaya (3 108 m detik–1)
O = panjang gelombang (m)
c
v=
O
c
E=h
O
Contoh Soal:
589 u 10 9 m
= 3,377 u 10–19 J
z z z
y y y
x x x
px py pz
x axis
d z2 dx2 y 2 d xz d xy d yz
1 1
4. Bilangan kuantum spin (s), berharga dan
2 2
1
(kemungkinan putar kanan = dan kemungkinan
2
1
putar kiri = ).
2
Bilangan kuantum ini memberikan gambaran tentang
arah perputaran elektron pada sumbunya sendiri.
1 1 Gambar 1.8 satu elektron
Setiap m mempunyai harga s = dan s = 1
2 2 mempunyai s = atau
2
1
Tabel 1.1 Distribusi elektron sesuai bilangan kuantum yang s=
2
dimilikinya
Bilangan kuantum Banyaknya elektron pada:
1
1 (K) 0 r 2 2
2
1
2 (L) 0 (s) 0 r 2
2
1
1 (p) –1 r
2
1
0 r 6 8
2
1
+1 r
2
1
3 (M) 0 (s) 0 r 2
2
1
1 (p) –1 r
2
1
0 r 6
2
1
+1 r
2
1
2 (d) –2 r
2
1
–1 r
2
1
0 r 10 18
2
1
+1 r
2
1
+2 r
2
1
4 (N) 0 (s) 0 r 2
2
1
1 (p) –1 r
2
1
0 r 6
2
1
+1 r
2
1
2 (d) –2 r
2
1
–1 r
2
1
0 r 10
2
1
+1 r
2
1
–2 r
2
1
3 (f) –3 r
2
1
–2 r
2
1
–1 r
2
1
0 r 14 32
2
1
+1 r
2
1
+2 r
2
1
+3 r
2
n=7
O
7d
n=6
P 6f
7p
6d
5f
7s
n=8 6p
O
5d
4f
6s
n=4 5p
N
4d
5s
4p
n=3 3d
M
4s
3p
3s
n=2
L
2p
2s
n=1
K 1s
l=0 1 2 3 4
n=1 1s
2 2s 2p
3 3s 3p 3d
4 4s 4p 4d 4f
5 5s 5p 5d 5f 5g
6 6s 6p 6d 6f 6g
7 7s 7p 7d 7f
8 8s 8p 8d
Contoh:
Konfigurasi tingkat dasar dari:
Unsur Konfigurasi Konfigurasi dalam orbital
Elektron n l m s
1
1 1 0 0 –
2
K s 1s
1
2 1 0 0
2
1
3 2 0 0 –
2
s 2s
1
4 2 0 0
2
1
5 2 1 –1 –
2
1
6 2 L 1 –1
2
1
7 2 1 p 0 2px, 2py, 2pz –
2
1
8 2 1 0
2
1
9 2 1 +1 –
2
1
10 2 1 +1
2
1
11 3 0 0 –
s 3s 2
1
12 3 0 0
2
1
13 3 1 –1 –
2
M 1 1
14 3 –1
2
1
15 3 1 p 0 3px, 3py,3pz –
2
1
16 3 1 0
2
1
17 3 1 +1 –
2
Kesimpulan:
Sesuai dengan prinsip eksklusi Pauli ini dapat disimpul-
kan bahwa dalam tiap orbital hanya dapat terisi 2 buah
elektron.
2. Golongan
Pada sistem periodik panjang ada 8 golongan unsur
yang masing-masing dibagi atas golongan utama (A) dan
golongan peralihan/transisi (B). Untuk lebih jelasnya marilah
kita lihat bagan sistem periodik panjang yang memperlihat-
kan bahwa unsur-unsur dibagi atas 4 blok yaitu blok s,
blok p, blok d, dan blok f, berdasarkan letak elektron yang
terakhir pada orbitalnya dalam konfigurasi elektron unsur
yang bersangkutan.
3s 3p
4s 3d 4p
5s 4d 5p
6s 4f 5d 6p
7s 5f 6d
4f
4f
1 2 3 4 d 5 d6, d7, d8 d 9 d 10
Golongan transisi: d d d d
IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB
1H : 1
(elektron valensi H = 1)
7N : 2 . 5
(elektron valensi N = 5)
elektron valensi N = 5
banyaknya elektron 3 atom H yang
digunakan untuk ikatan = 3
+
Jumlah = 8
3. Menentukan banyaknya pasangan elektron, yaitu sama
dengan jumlah pada langkah 2 dibagi dua.
8
pasangan elektron dalam CH4 = =4
2
8
pasangan elektron dalam NH3 = =4
2
H Konsep Hibridisasi
Konsep hibridisasi digunakan untuk menjelaskan bentuk
geometri molekul. Bentuk molekul itu sendiri ditentukan melalui
H C
percobaan atau mungkin diramalkan berdasarkan teori tolakan
H
H elektron seperti bahasan di atas. Sebagai contoh, kita perhatikan
molekul metana (CH4) mempunyai struktur tetrahedral yang
Gambar 1.12 Bentuk simetris. Masing-masing ikatan karbon hidrogen mempunyai jarak
molekul CH4
yang sama yaitu 1,1 angstrom dan sudut antara setiap pasang
elektron adalah 109,5° (Lihat gambar 1.12).
Keadaan dasar
1s2 2s2 2 p1x 2 p1y 2 pz0
Tereksitasi
2s2 2s1 2 p1x 2 p1y 2 p1z
Terhibridisasi
2s2 2 px2 2 py2 2 pz2 sp 3
Bentuk hibridisasi CH4 adalah sp3 atau tetrahedron (bidang 4).
Dalam atom karbon tersebut terdapat dua orbital yang masing-
masing mengandung sebuah elektron yaitu 2 p1x dan 2 p1y .
Keadaan dasar
1s2 2s2 2 p1x 2 py0 2 pz0
Tereksitasi
1
1s2 2s2 2 p1x 2 py 2 pz0
Bentuk Molekul
Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi
Bentuk suatu molekul dapat diketahui melalui eksperimen,
misalnya bentuk molekul CH4, BF3, NH3, dan H2O.
H
109,5°
Pada molekul CH4 terdapat 4 pa-
C sang elektron terikat dan tidak
H
terdapat pasangan elektron bebas.
H H
(a) (b)
Gambar 1.14 (a) Bentuk molekul CH4 tetrahedral;
(b) Bentuk molekul CH4 (tetrahedron)
O
Pada molekul H2O terdapat 2
H H
pasang elektron terikat dan 2
pasang elektron bebas. 105°
BeCl2
linier
2 2 0 AX2 Cl Be Cl
BCl3
3 3 0 AX3 trigonal planar
Cl
Cl B Cl
SO2
membentuk
3 2 1 AX2E S
suatu sudut O
O
4 4 0 AX4 CH4
tetrahedral H
H C H
H
4 3 1 AX3E NH3
trigonal
H N H
piramida H
H2O
4 2 2 AX2E2
membentuk
O H
suatu sudut H
PCl5
trigonal Cl Cl
5 5 0 AX5
bipiramida Cl P Cl
Cl
TeCl 4
tetrahedral
terdistorsi Cl Cl
5 4 1 AX4E Te
Cl Cl
membentuk ClF3
5 3 2 AX3E2 huruf T F
Cl
F F
linear I3–
5 2 3 AX2E3
( I I I )–
SF6
6 6 0 X6 oktahedral F F
F S F
F F
IF5
tetragonal F F
6 5 1 AX5E I F
piramida
F F
ICl4
segi empat
6 4 2 AX4E2
datar Cl Cl
Cl I Cl
Keterangan:
PE = jumlah pasangan elektron
PEI = jumlah pasangan elektron terikat
PEB = jumlah pasangan elektron bebas
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dinyatakan
bahwa molekul dipengaruhi oleh banyaknya pasangan
elektron terikat dan banyaknya elektron bebas.
Berdasarkan beberapa contoh di atas dapat diambil
hipotesis bahwa:
1. Pasangan-pasangan elektron terikat maupun pasangan-
pasangan elektron bebas di dalam suatu molekul akan
berada di sekitar atom pusat supaya tolak-menolak,
sehingga besarnya gaya antara pasangan-pasangan
elektron tersebut menjadi sekecil-kecilnya akibatnya
pasangan-pasangan elektron akan berada pada posisi
yang terjauh.
2. Kedudukan pasangan elektron yang terikat menentukan
arah ikatan kovalen, dengan demikian menentukan ben-
tuk molekul.
3. Pasangan-pasangan elektron bebas tampaknya meng-
alami gaya tolak lebih besar daripada pasangan-pasangan
elektron terikat. Akibatnya pasangan-pasangan elektron
bebas akan mendorong pasangan-pasangan elektron
terikat lebih dekat satu sama lain. Pasangan elektron bebas
akan menempati ruangan yang lebih luas.
Gaya tarik-menarik
elektrostatis
inti
elektron
a. Gaya orientasi
Gaya orientasi terjadi pada molekul-molekul yang
mempunyai dipol permanen atau molekul
polar. Antaraksi antara kutub positif dari
satu molekul dengan kutub negatif dari
molekul yang lain akan menimbulkan G+ G– G+ H Cl G–
H Cl
b. Gaya imbas
Gaya imbas terjadi bila terdapat molekul dengan dipol
permanen, berinteraksi dengan molekul dengan dipol
sesaat. Adanya molekul-molekul polar dengan dipol
permanen akan menyebabkan imbasan dari kutub
molekul polar kepada molekul nonpolar, sehingga
elektron-elektron dari molekul nonpolar tersebut
mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong
atau tertarik), yang menimbulkan terjadinya dipol
sesaat pada molekul nonpolar tersebut.
G+ H G– G+ H G–
Cl Cl O Cl Cl
O
H H
G+ G–
Gambar 1.20
Jarak antarmolekul yang berjauhan Molekul polar (H2O) mempunyai
mengakibatkan molekul nonpolar (Cl2) dipol permanen. Akibat terimbas,
belum terjadi imbas, tetapi bila sudah molekul nonpolar (Cl2) akan men-
dekat akan terjadi imbasan. jadi dipol permanen.
2. Gaya london
Gaya london adalah gaya tarik-menarik yang
sifatnya lemah antara atom atau molekul yang timbul dari
pergerakan elektron yang acak di sekitar atom-atom.
Karena elektron bergerak secara acak di sekitar inti atom,
maka suatu saat terjadi ketidakseimbangan muatan di
dalam atom. Akibatnya terbentuk dipol yang sesaat.
Dipol-dipol yang berlawanan ini saling berikatan,
walau sifatnya lemah. Adanya gaya-gaya ini terutama
terdapat pada molekul-molekul nonpolar yang dikemuka-
kan pertama kalinya oleh Fritz London.
Perhatikan gambar 1.21. Setiap atom helium mem-
punyai sepasang elektron. Apabila pasangan elektron
tersebut dalam peredarannya berada pada bagian kiri
bola atom, maka bagian kiri atom tersebut menjadi lebih
negatif terhadap bagian kanan yang lebih positif. Akan
tetapi karena pasangan elektron selalu beredar maka
dipol tadi tidak tetap, selalu berpindah-pindah (bersifat
sesaat). Polarisasi pada satu molekul akan memengaruhi
molekul tetangganya. Antara dipol-dipol sesaat tersebut
terdapat suatu gaya tarik-menarik yang mempersatukan
molekul-molekul nonpolar dalam zat cair atau zat padat.
e– e–
+2 +2
e– e–
(a) (b)
G+ G– G+ G– G+ G–
Br Br Br Br Br Br Br Br Br Br Br Br
3. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik-menarik yang
cukup kuat antara molekul-molekul polar (mengandung
atom-atom sangat elektronegatif, misalnya F, O, N) yang
mempunyai atom hidrogen. Ikatan ini dilambangkan
dengan titik-titik (...).
Contoh:
Ikatan hidrogen yang terjadi dalam molekul air.
Di dalam molekul air, atom O bersifat sangat elektronegatif
sehingga pasangan elektron antara atom O dan H lebih
tertarik ke arah atom O. Dengan demikian terbentuk suatu
dipol.
H H
G+ G+
O
G–
H H
Senyawa yang di dalamnya terdapat ikatan hidrogen
umumnya memiliki titik didih yang tinggi. Sebab untuk
memutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk diperlukan
energi lebih besar dibandingkan senyawa yang sejenis,
tetapi tanpa adanya ikatan hidrogen.
H 2 O dengan struktur H–O–H dan senyawa yang
mempunyai gugus O–H seperti alkohol (R–OH) terutama
yang jumlah atom C-nya kecil, senyawa tersebut akan
bersifat polar dan mempunyai ikatan hidrogen.
Begitu juga NH3 dengan struktur: , atau senya-
○
○
ikatan
○
hidrogen
○
○
○
G+ G– G+ G– G+ G–
H F ○ ○ ○ ○ H F ○ ○ ○ ○ ○ H
○ F
ikatan kovalen
HF 20 2,0 +19
HCl 36,5 0,8 –85
HBr 81 0,7 –66
HI 128 0,4 –35
Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti
H2Te
naikkan massa molekul. 0
0 50 100 150
Massa molekul