Disusun Oleh: Putri Kharisma S.A.S Kelas : XII TKJ 1
YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 1
SMK 2 AL HIKMAH 1 BENDA 2019 PRODUK SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA
A. Pengertian Produk SNI (Standar Nasional Indonesia)
SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah standar nasional indonesia atau sistem manajemen mutu untuk produk yaitu, standar yang mengatur apakah proses suatu produk yang dihasilkan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh standar indonesia. Tingkat kesadaran konsumen tentang melakukan spesifikasi barang sebelum membeli dan tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) masih rendah. Padahal SNI merupakan jaminan atas kepastian kualitas dan keamanan suatu produk. Globalisasi dalam segala sendi kehidupan terlaksanakan karena apa yang terjadi di salah satu bagian dunia akan segera terbesar dan dapat diketahui oleh bagian dunia lainnya. Sehingga semua produk bisa dengan mudah diakses oleh siapapun saja, biak produk yang bermutu maupun tidak bermutu.
B. Manfaat Produk SNI
1. Kepuasaan pelanggan dengan penyampaian produk secara konsisten dalam memenuhi persyarat persyaratan pelanggan. 2. Mengurangi biaya oprasional dengan peningkatan berkesinambungan pada proses-proses dan hasil dari efisiensi oprasional. 3. Peningkatan hubungan pada pemegang kepentingan termasuk para karyawan, pelanggan dan pemasok. 4. Persyaratan pematuhan hukum dengan pemahaman bagaimana persyaratan suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut memiliki pengaruh tertentu pada suatu organisasi para pelanggan 5. peningkatan pada pengendalian manajemen resiko dengan konsistensi secara terus menerus dan adanya mampu telurus suatu produk dan pelayanan. Dilain pihak manfaat bagi pemerintah yang berkewajiban memberikan perlindungan kepada warga negaranya juga memperoleh manfaat melalui penerapan standard ekonomi nasional. Beberapa manfaat lainya diantaranya sebagai berikut : 1. Standar memberikan acuan dasar bagi perlindungan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan bagi masyarakat 2. Standard menjadi acuan pembentuk kesetaraan perdagangan, atau menjadi penghambat atas ketidak seimbangan perdagangan global. 3. Standard meberikan informasi dasar tentang teknologi know how A yang dikembangkan oleh industri maju, terutama dikaitkan dengan keputusan investasi dan penggunaan sumber daya serta implementasi teknologi.
C. Lembaga di Indonesia yang berhak Mengeluarkan SNI
Lembaga di Indonesia yang berhak mengeluarkan SNI yaitu hanya Badan Standardisasi Nasional (BSN). Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah satu-satunya lembaga yang memberikan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam rangka memberikan perlindungan kepada konsumen. Negara melalui aparaturnya berkewajiban melindungi hak-hak konsumen. Hak-hak tersebut seperti mendapatkan produk yang layak dan aman untuk digunakan atau dikonsumsi. Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang berlaku secara nasional di Indonesia, dirumuskan oleh Komite Teknis Perumusan SNI dan ditetapkan oleh BSN. SNI merupakan dokumen standar teknis yang disusun oleh perwakilan produsen, konsumen, regulator, akademisi, praktisi, asosiasi, dan lain-lain yang diwadahi dalam suatu Komite Teknis, sehingga standar ini dapat digunakan untuk menilai dan menguji suatu produk yang dimiliki oleh pelaku usaha atau pemilik merek dagang. Proses sertifikasi SNI yaitu : 1. Memastikan jenis produk Cek apakah produk sudah ada standarnya atau belum, artinya apakah BSN sudah membuat standar tentang produk tersebut (dapat mengeceknya di website BSN). Bila belum ada standarnya, maka produk belum bisa dilakukan sertikasi. Bila sudah ada, maka harus diterapkan terlebih dahulu. 2. Memastikan lembaga sertifikasi produk (LSPro) Cek apakah sudah ada lembaga Sertifikasi Produk yang resmi atau terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk SNI tersebut. Jika tidak ada LSPro yang terakreditasi berarti produk anda belum dapat disertifikasi, namun bisa meminta LSPro untuk menambah ruang lingkup akreditasinya kepada KAN sehingga produk anda bisa disertifikasi. (Daftar LSPro bisa dilihat di website KAN) 3. Siapkan dan kirimkan dokumen a. Fotocopy Akte Notaris Perusahaan b. Fotocopy SIUP, TDP c. Fotocopy NPWP d. Surat Pendaftaran Merek dari Dirjen HAKI / Sertifikat merek e. Surat Pelimpahan Merek atau kerjasama antara pemilik merek dengan pengguna merek (Hanya bila merek bukan milik sendiri) f. Bagan Organisasi yang disahkan Pimpinan g. Surat Penunjukkan Wakil Manajemen dan Biodatanya h. Surat Permohonan SPPT SNI i. Angka Penegenal Importir (API) (bila bukan produsen) j. Fotocopy Sertifikat Sistem Manajemen Mutu atau manajemen lainnya (bila ada) 4. Tinjauan permohonan LSPro akan melakukan audit kecukupan (tinjauan dokumen) dan audit kesesuaian (tinjauan ke lokasi produsen) untuk memeriksa permohonan sertikasi. Pada audit tinjauan dokumen, bila terdapat ketidaksesuaian mayor maka dokumen akan dikembalikan dan diberi waktu dua bulan guna memperbaiki. Bila koreksi dari produen tidak aktif, maka permohonan SPT SNI bisa ditolak. 5. Evaluasi Penilaian proses produksi dan sistem manajemen yang relevan termasuk pengambilan dan pengujian sampel produk. 6. Tinjauan hasil evaluasi Evaluasi dari hasil audit kesesuaian perusahaan apabila terjadi kekurangan perusahaan melakukan perbaikan. 7. Penerbitan sertifikat dan lisensi SNI Bila dinyatakan memenuhi semua kriteria sertifikasi, BSN akan menerbitkan Sertifikat dan Lisen SNI yang berlaku untuk kurun waktu tertentu. Selanjutnya akan dilakukan surveilen untuk pemeliharaan status sertikasi. SNI berlaku selama 4 tahun. Setelah itu, harus dilakukan sertifikasi ulang atau resertifikasi. Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang bertugas melakukan penilaian kesesuaian pada barang, dan telah diakreditasi oleh KAN. KAN (Komite Akreditasi Nasional) adalah yang bertugas mengakreditasi lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi dan laboratorium yang memiliki kompetensi melaksanakan penilaian kesesuaian yang sudah diakui internasional. Contoh Lembaga Sertifikasi : Balai Sertifikasi Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu (Dit.STANDALITU) a. Balai Sertifikasi Industri b. PT. PLN (Persero) Pusat Sertifikasi (LSPro LMK) c. Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang (BIPA) d. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) - LT Surabaya
D. Contoh Barang Elektronik Berstandar SNI
1. Setrika Listrik Setrika listrik telah diberlakukan SNI Wajib, sesuai dengan PerMenperind No. 17/M-IND/PER/2012, perubahan atas peraturan Menteri Perindustrian No. 84/M-IND/PER/6/2010 tentang pemberlakuan SNI terhadap tiga produk industri elektronika secara wajib. Setrika listrik juga harus mengikuti peraturan label dalam bahasa Indonesia sesuai dengan PerMendag no. 73/M-DAG/PER/9/2015. Serta ketentuan buku manual dan kartu garansi dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan PerMendag No. 19/M-DAG/PER/5/2009.
Kriteia setrika listrik wajib SNI seperti, penandaan, proeksi
terhadap jangakauan ke bagian aktif, masukan daya dan arus, pemanasan, arus bocor, ketahanan terhadap uap air dan, stabilitas dan bahaya mekanik.