Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN KIMIA FARMASI DASAR

“STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK, IKATAN KIMIA DAN BENTUK


MOLEKUL, REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

NAMA KELOMPOK

1. SRI ASTUTI URFAN ( O1A123069)


2. SITTI SYAHRANI ULKI SAFITRI (O1A123177)
3. JESSICA NOVIA PATANDUNG (O1A123129)

KELAS E

PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI 2023
BAB I

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK

A. Pengertian atom
Atom adalah satuan dasar yang memiliki inti atom dan inti atom terdiri dari elektron
yang muatannya negatif, proton yang muatannya positif dan neutron yang muatannya
netral. Elektron yang terikat pada inti atom, terjadi akibat adanya tarikan elektromagnetik
dan sekumpulan atom memiliki ikatan dengan yang lainnya. Atom yang jumlah proton serta
elektronnya sama, maka atom tersebut bersifat netral dan proton serta elektron yang
jumlahnya berbeda, menandakan bahwa atom bersifat positif atau negatif. Untuk
menentukan unsur kimia atom, maka bisa terlihat pada jumlah protonnya dan untuk
menentukan isotop unsur, dapat terlihat dari jumlah neutron.

B. Pengertian struktur atom


Struktur Atom adalah struktur terkecil pembentuk materi dan dalam strukturnya atom
terdiri dari proton, neutron dan elektron. Elektron memiliki ruang yang bebas untuk
mengelilngi inti atom dan proton serta neutron berada pada inti atom yang sifatnya
mengikat. Elektron muatannya negatif dan proton muatannya positif, sedangkan neutron
bermuatan netral.

 Partikel Penyusun Atom

Muatan Massa
Nama Simbol Penemu Muatan relative massa relative
(coulomb) terhadap terhadap
proton proton
Elektron e J. Thomson -1,6 x 1019 -1 9,11x10-28 0
Proton p Rutherford +1,6 x 1019 +1 1,67x10-24 1
Neutron n Chadwick 0 0 1,67x10-24 1

nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton dalam atom. Untuk atom netral(tidak
bermuatan) jumlah proton (p) = jumlah elektron (e)
Untuk ion negatif (anion) jumlah proton (p) < jumlah elektron (e)
Untuk ion positif (kation) jumlah proton (p) > jumlah elektron (e),
Massa atom (A) menunjukkan jumlah dari proton (p) dan neutron (n).
A=p+n
 Notasi Atom
Nomor Atom dan Massa Atom

X = Unsur/atom
A = Massa Atom/Nomor Massa = p + n
n=A–p
Z = Nomor Atom = p = e (atom netral)

 Perkembangan model atom


 Model Atom Dalton
Atom merupakan partikel terkecil suatu materi yang berbentuk bola pejal. Model Atom
Dalton Atom suatu unsur memiliki sifat yang sama, berbeda dengan unsur yang lain Atom
dapat bergabung dengan atom lain membentuk suatu molekul dengan perbandingan
sederhana.
 Model Atom Thomson
Atom merupakan bola yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang
bermuatan negatif. Model Atom Thomson Model ini timbul karena ditemukannya elektron
dalam atom. Model ini disebut juga teori Roti Kismis, karena mirip dengan roti kismis.
 Model Atom Rutherford
Atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron. Model Atom
Rutherford Model ini lahir karena Rutherford menemukan adanya inti atom melalui
percobaannya. Kelemahannya yaitu ketidakmampuan menjelaskan mengapa elektron
tidak jatuh ke inti akibat gaya tarik elektrostatik
 Model Atom Niels Bohr
Atom terdiri atas inti yang terdiri atas proton dan neutron dan dikelilingi oleh elektron
pada lintasan dengan tingkat energi yang tetap.
Elektron dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (kulit yang lebih besar)
dengan menyerap energi.
Elektron dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih rendah (kulit yang lebih kecil)
dengan melepas energi.
Teori Atom Bohr memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
- Hanya menjelaskan Spektrum atom Hidrogen
- Tidak dapat menjelaskan spektrum atom Hidrogen memiliki garis-garis tambahan
(Efek Zeeman dan Efek Strack).

C. PENGERTIAN SISTEM PERIODIK


Sistem Periodik adalah susunan yang didasarkan nomor urut atom dan berbagai
kemiripan yang dimiliki unsur kimia. Sistem periodik dibuat dengan sistem tabel dan setiap
unsur diurutkan dengan berdasarkan nomor atom, konsfigurasi elektron dan keberulangan
sifat kimia. Dalam suatu tabel, baris sering disebut dengan periode dan kolom sering disebut
dengan golongan. Sistem periodik dibuat dalam bentuk kotak yang berini nomor atom,
nomor massa dan lambang dari unsur. Kotak dalam sistem periodik dibuat tersusun dari
kiri ke kanan dan disusun berdasarkan kenaikan dari nomor atom. Periode tersusun dari
barisan yang horizontal dan golongan ditulis dalam barisan yang horizontal. Periode diberi
tanda dengan nomor dari 1 sampai dengan 7 dan setiap golongan diberi tanda dengan
nomor 1 sampat 8 serta A atau B. Jika dilihat dari sifatnya unsur atom dapat dilihat dari
logam, nonlogam dan metalloid.

D. SIFAT DALAM SISTEM PERIODIK UNSUR KIMIA


Berikut ini adalah sifat-sifat yang terkandung dalam sistem periodik unsur kimia:
 Sifat Unsur
Berdasarkan sifat unsur-unsur, sistem periodik unsur kimia terbagi ke dalam tiga jenis
yaitu logam, nonlogam, dan metalloid. Logam memiliki sifat yang cenderung melepaskan
elektron dari nonlogam untuk membentuk ion positif. Sedangkan nonlogam cenderung
menerima elektron dari logam. Lain halnya dengan unsur metalloid, yang memiliki kedua
sifat seperti logam dan nonlogam.
 Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke orbital elektron terluar yang stabil dalam
suatu atom dalam keadaan setimbang. Jarak tersebut dapat diukur dalam satuan
pikometer atau angstrom. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom
cenderung membesar setara dengan pertambahan pada kulit elektron.
 Kereaktifan
Kereaktifan sebuah unsur pada tabel periodik dalam satu periode dari kiri ke kanan
bertambah hingga golongan VIIA.
 Energi Ionisasi
Energi ionisasi pertama adalah energi yang diserap untuk melepas satu elektron dari
sebuah atom. Sedangkan energi ionisasi atom kedua adalah energi yang diserap untuk
melepas elektron kedua dari sebuah atom, dan seterusnya.
 Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah jumlah energi yang dilepaskan ketika sebuah elektron
ditambahkan ke dalam kolom atom netral untuk membentuk ion negatif. Sifat nonlogam
memiliki nilai lebih tinggi pada afinitas elektron daripada sifat logam. Dan afinitas elektron
secara umum terus meningkat sepanjang periode.
 Keelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap ataupun menarik kembali elektron dari atom lainnya.

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN


1. Tentukan nilai A, Z, p, e, n untuk atom berikut :

a.

b.
Jawaban:
a. A =23, Z = 11, p = 11, e = 11, n =23-11 = 12
b. A =19, Z = 9, p = 9, e = 9, n = 19 – 9 = 10

2. Sebutkan kelemahan teori atom bhor?


Jawaban:
Kelemahan teori atom bohr yaitu Niels Bohr hanya menjelaskan Spektrum atom
Hidrogen dan tidak dapat menjelaskan spektrum atom Hidrogen memiliki garis-
garis tambahan (Efek Zeeman dan Efek Strack).

3. Sebutkan ciri-ciri atom


Jawaban:
 Merupakan partikel terkecil yang tidak bisa dipecah lagi.
 Senyawanya terbentuk apabila atom bergabung satu sama lain.
 Digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.
 Terdiri atas inti atom yang bermuatan (+) dan sebagian besar massa atom terletak
pada inti.
 Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.

4. Menurut persamaan reaksi: L(s) + H2SO4(aq) → L₂SO4 (aq) + H2(g) Sebanyak 5,4 gram
logam L direaksikan dengan larutan H₂SO4, menghasilkan 6,72 liter gas hidrogen
pada keadaan STP. Jika atom L mengandung 14 neutron, maka atom L terletak
pada golongan dan periode?
Jawaban:
Setarakan reaksinya :
2L(s) + 3H2SO4(aq) → L2SO4 (aq) + 3H2(g)
mol H2 : 6,72/22,4 = 0,3
mol L : 2/3 x 0,3 = 0,2
Ar L : 5,4/0,2 = 27

Nomor atom L : nomor massa (Ar) – neutron


= 27 - 14 = 13
Konfigurasi 13L : [Ne] 3s2 3p1 maka, temasuk golongan IIIA dan periode 3

5. Unsur X dengan nomor atom 52 tidak dapat membentuk senyawa atau ion?
Jawaban:
52X : [Kr] 5s 4d 5p4
2 10

Biloks : -2, +2, +4, +6

X2-, Biloks : -2
H2X, Biloks : -2
XH3, Biloks : -3
XO42-, Biloks : +6
XO2, Biloks : +4
Jadi jawabannya adalah XH3

6. Suatu unsur Y mempunyai massa=56,85 dan mempunyai masa neutron=30,85.


Konfigurasi elektron Y adalah?
Jawaban
Nomor atom = Nomor massa - Neutron
= 56,5 - 30,85 = 26
6 2
26Y = [Ar] 3d 4s

Jadi jawabannya adalah [Ar] 3d6 4s2

BAB II
IKATAN KIMIA DAN BENTUK MOLEKUL

A. DEFINISI IKATAN KIMIA


Ikatan Kimia didefenisikan sebagai gaya tarik menarik (attraction force) antara dua
atom. Dalam pembentukan ikatan kimia, yang berperan adalah elektron valensi, yaitu
elektron yang berada pada kulit terluar. Untuk memudahkan penggambaran elektron
valensi pada atom suatu unsur dan ikatan yang terbentuk dapat digunakan simbol Lewis
(simbol titik-elektron Lewis). Simbol Lewis dari suatu unsur terdiri dari simbol unsur
tersebut dan satu titik untuk setiap satu elektron valensi yang dimilikinya
1. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom
yang berikatan atau ikatan antara ion positif dengan negatif karena partikel yang
muatannya berlawanan akan saling tarik-menarik.

2. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang
berikatan. Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering dinyatakan
dengan satu garis, jadi ikatan kovalen dalam molekul hidrogen dapat ditulis sebagai H−H.
Struktur Lewis adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik
Lewis dimana PEI dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan diantara
kedua atom dan PEB dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom.
Berdasarkan lambang titik Lewis dapat dibuat struktur Lewis atau rumus Lewis. Contoh:

3. Ikatan logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-
elektron valensi antar atom-atom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak.
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
- Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;
- dapat ditempa;
- mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
- penghantar listrik dan panas yang baik.

B. BENTUK MOLEKUL
Ada dua cara menentukan bentuk molekul Bentuk molekul menggambarkan kedudukan
atom-atom di dalam suatu molekul, yaitu kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi
dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk dalam suatu molekul, serta ikatan yang
terjadi pada molekul tersebut yang dibentuk oleh pasangan-pasangan elektron.

C. TIPE MOLEKUL
Tipe molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Senyawa Biner Berikatan Tunggal
Jika atom pusat hanya berikatan tunggal, maka setiap ikatan hanya menggunakan satu
elektron dari atom pusat. Dengan demikian, jumlah pasangan elektron bebas
(E) sesuai dengan rumus berikut:
EV = jumlah elektron valensi atom pusat
X = jumlah pasangan elektron ikatan
E = jumlah pasangan elektron bebas
Dengan demikian, tipe molekul dapat ditentukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
2. Tentukan jumlah pasangan elektron ikatan (X)
3. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas
Contoh:
Menentukan tipe molekul air (H2O)
Jumlah elektron valensi atom pusat (oksigen) = 6
Jumlah pasangan elektron ikatan (X) = 2
Jumlah pasangan elektron bebas (E) = (6-2):2=2
Tipe molekulnya adalah AX₂E

b) Senyawa Biner Berikatan Rangkap atau Ikatan Kovalen Koordinat


Jika atom pusat membentuk ikatan rangkap atau ikatan kovalen koordinat, maka tiap
ikatan akan menggunakan 2 elektron valensi dari atom pusatnya.

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Jelaskan pengertian ikatan ion


PEMBAHASAN :
Ikatan ion adalah Ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis
antara ion postif dengan ion negatif. Atau ikatan yang terjadi antara logam (melepas
elektron) dengan non logam (menangkap elektron)

2. Mengapa kristal senyawa ion dapat pecah jika dikenai tekanan (dipukul)?
PEMBAHASAN :
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan negatif, dari
yang semula berselang-seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini menyebabkan ion
positif bertemu muka dengan ion positif dan terjadi gaya tolak-menolak. Hal ini yang
menyebabkan senyawa ion bersifat rapuh.
3. Jelaskan dengan singkat mengapa logam dapat menghantar listrik dengan baik
PEMBAHASAN :
Adanya elektron yang dapat bergerak bebas dari satu atom ke atom yang lain.

4. Jelaskan terjadinya ikatan ion dan tulislah ikatan ion yang terjadi pada:
1.Mg (Z = 12) dan F (Z = 9)
JAWABAN:
1 Mg = 2, 8, 2 (melepas 2e)
F = 2, 7 (menangkap 1e)
Mg → Mg²⁺ + 2e⁻
F + e⁻ → F⁻
Mg²⁺ + F⁻→MgF₂

5. Tuliskan konfigurasi masing-masing unsur pada golongan gas mulia!


JAWABAN:
₂He = 2
₁₀Ne = 2. 8
₁₈Ar = 2. 8. 8
₃₆Kr = 2. 8. 18. 8
₅₄Xe = 2. 8. 18. 18. 8
₈₆Rn = 2. 8. 18. 32. 18. 8
Soal 3

6. Tuliskan reaksi pembentukan ikatan ion pada senyawa KF!


JAWABAN:
₁₉K dan ₉F
₁₉K = 2. 8. 8. 1
₉F = 2. 7
₁₉K (2. 8. 8. 1) → (2. 8. 8) + e
₉F (2. 7) + e → (2.8)
__________________________________ +

+ → KF

BAB III
REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI

A. PENGERTIAN REAKSI KIMIA


Reaksi kimia adalah suatu proses di mana satu atau lebih zat diubah menjadi satu atau zat
yang berbeda dan menghasilkan produk yang baru. Zat adalah unsur atau senyawa kimia.
Reaksi kimia mengatur ulang atom reaktan untuk membuat zat yang berbeda. Karena
banyaknya reaksi kimia yang terjadi di sekitar kita, dibuatlah bentuk persamaan kimia
untuk memudahkan manusia dalam mengekspresikan reaksi kimia. Persamaan kimia
adalah pernyataan matematis yang melambangkan pembentukan produk dari reaktan
sekaligus menyatakan kondisi tertentu yang menjadi alasan terjadinya reaksi.
Reaktan berada di sisi kiri, sedangkan produk yang terbentuk berada di sisi kanan dan
dihubungkan oleh anak panah.

Seringkali bukti bahwa suatu reaksi kimia terjadi dapat dilihat dengan sederhana dari
adanya perubahan warna, terbentuknya gas atau endapan, dan adanya pelepasan atau
penyerapan panas. Meskipun demikian, kadang-kadang analisis kimia memerlukan
penggunaan alat yang rumit untuk membuktikan bahwa telah terjadi reaksi kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia


Seperti yang sudah diketahui, reaksi kimia terjadi jika satu zat atau lebih diubah menjadi
zat baru. Ini berarti komposisi kimia suatu zat sudah berubah. Berikut adalah tanda atau
ciri-ciri dari perubahan reaksi kimia.
 Perubahan Warna
Kamu mungkin pernah menyadari suatu barang yang berubah warnanya. Misalnya, sepeda
yang kamu letakkan di luar rumah akan berubah warna jika sering terkena air hujan dan
panas matahari. Sepeda yang tadinya memiliki warna yang mengkilap akan berubah
menjadi pudar. Terlebih lagi sepedamu akan memiliki karat. karat yang terbentuk pada
sepeda merupakan hasil reaksi dari besi logam dengan oksigen dan air di udara. Ini
membentuk senyawa baru yang disebut oksida besi.
 Perubahan Suhu
Ciri kedua dari reaksi kimia adalah adanya perubahan suhu. Ketika energi diserap atau
dilepaskan, hal ini menandakan adanya perubahan kimia
 Formasi Presipitasi
Reaksi Presipitasi sangat penting untuk memastikan bahwa air bisa dikonsumsi oleh
manusia secara aman. Fasilitas pemurnian air memanfaatkan fakta bahwa mereka dapat
menambahkan bahan kimia ke air yang akan bereaksi dengan pengotor dalam air dan
mengendap. Kemudian air yang sudah murni dapat disaring dari padatan yang mengandung
kotoran.

2. Jenis-jenis Reaksi Kimia


 Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran merupakan reaksi kimia suatu zat dengan oksigen, biasanya bereaksi
lebih cepat disertai pelepasan panas hingga muncul nyala api. Misalnya pembakaran metana
 Reaksi Kombinasi
Reaksi dimana dua atau lebih reaktan bergabung untuk membentuk satu produk tunggal
dikenal sebagai reaksi kombinasi. Bentuk persamaannya seperti di bawah ini:
Reaksi kombinasi juga dikenal sebagai reaksi sintesis.
 Reaksi Dekomposisi
Reaksi yang merupakan kebalikan dari reaksi kombinasi, dimana satu senyawa terurai
menjadi dua atau lebih senyawa yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi dekomposisi
 Reaksi Perpindahan
Reaksi kimia di mana unsur yang lebih reaktif menggantikan unsur yang kurang reaktif dari
larutan garam. Reaksi perpindahan juga disebut reaksi substitusi.
 Reaksi Perpindahan Ganda
Reaksi perpindahan ganda terjadi di mana ion dipertukarkan antara dua reaktan yang
membentuk senyawa baru. Reaksi perpindahan ganda juga disebut reaksi metatesis.
 Reaksi Presipitasi
Reaksi kimia yang melibatkan pembentukan produk tidak larut (endapan; padatan) disebut
reaksi presipitasi. Reaktan dapat larut, tetapi produk yang terbentuk tidak dapat larut dan
terpisah sebagai padatan.

3. Metode reaksi kimia


Reaksi kimia dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu reaksi oksidasi-reduksi
(redoks) dan reaksi kimia lainnya. Reaksi oksidasi-reduksi adalah reaksi kimia di mana satu
atau lebih substansi kimia (senyawa) bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
senyawa lain.

Reaksi oksidasi-reduksi juga dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia di mana satu atau lebih
substansi kimia (senyawa) bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan senyawa lain.
Reaksi oksidasi dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu reaksi oksidasi katalitik,
reaksi oksidasi elektrokimia, dan reaksi oksidasi fotokimia

Metode Reaksi Kimia adalah salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis
reaksi kimia. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari suatu
substansi, mempelajari sifat-sifat kimia, dan menentukan struktur kimia. Metode ini juga
dapat digunakan untuk mempelajari proses kimia yang terjadi dalam suatu sistem. Metode
Reaksi Kimia memiliki banyak manfaat bagi para ilmuwan dan peneliti. Salah satu manfaat
utama adalah untuk menentukan komposisi kimia dari suatu substansi.

Dengan menggunakan metode ini, para ilmuwan dapat menentukan komposisi kimia
dari substansi dengan menganalisis reaksi kimia yang terjadi antara komponen-komponen
yang ada. Selain itu, Metode Reaksi Kimia juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-
sifat kimia dari suatu substansi. Dengan menggunakan metode ini, para ilmuwan dapat
mengetahui sifat-sifat kimia yang dimiliki oleh suatu substansi, seperti titik lebur, titik didih,
jenis ikatan kimia, dan lain sebagainya. Selain itu, Metode Reaksi Kimia juga dapat
digunakan untuk menentukan struktur kimia dari suatu substansi. Dengan menggunakan
metode ini, para ilmuwan dapat mengetahui struktur kimia dari suatu substansi dengan
menganalisis reaksi kimia yang terjadi di antara komponen-komponen yang ada

Sebelum mengetahui apa itu stoikiometri, kita akan membahas lebih dulu apa itu rumus
molekul dan rumus empiris.
Pengertian Rumus Molekul dan Rumus Empiris
Jadi rumus molekul adalah rumus yang menjelaskan mengenai jumlah atom pada tiap unsur
di dalam suatu senyawa. Rumus molekul ini yang biasa digunakan sebagai lambang di suatu
senyawa.
Sementara itu, rumus empiris adalah rumus yang menjelaskan mengenai perbandingan
atom paling sederhana di dalam suatu senyawa.

B. PENGERTIAN STIOKIMETRI
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia. stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa stoikiometri
mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal tersebut diperoleh melalui
pengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya yang terkait dengan atom, ion
atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam suatu mekanisme reaksi kimia
Suatu reaksi kimia akan disebut sebagai reaksi stoikiometri apabila suatu reaktan dalam
suatu reaksi habis sepenuhnya.

Pada reaksi stoikiometri, bilangan yang mewakili mol reaktan dan produk di dalam
reaksi disebut dengan koefisien stoikiometri. Koefisien stoikiometri ini bertujuan untuk
menetapkan perbandingan antara mol reaktan dengan produk

1. Rumus Stoikiometri
Berikut merupakan rumus yang biasa digunakan dalam menyelesaikan stoikiometri:

Pada rumus di atas, angka 22,4 L adalah jumlah volume ideal dalam keadaan Standard
Temperature and Pressure (STP), dengan tekanan gas (P) sebesar 1 atm, serta suhu (T)
sebesar 273 k.
Kemudian, untuk angka 6,02 x 1023 adalah besaran dari tetapan Avogadro. Sehingga 1 mol
zat apapun akan memiliki jumlah partikel yang sama sebesar 6,02 x 10 23 partikel.

2. Hukum Dasar Kimia Stoikiometri


Dimana stoikiometri sendiri memiliki beberapa hukum dasar seperti kekekalan massa,
perbandingan tetap, perbandingan berganda, gay lussac, dan hipotesis avogadro. Berikut
adalah penjelasan diantara semuanya:

a. Hukum Kekekalan Massa


Hukum Kekekalan Massa menyatakan bahwa setelah terjadinya reaksi kimia, massa total
bahan yang terlibat dalam reaksi akan tetap sama dengan massa total bahan sebelum reaksi.
Sebagai contoh, ketika kayu dibakar, massa hasil pembakarannya akan sama dengan massa
kayu sebelum dibakar. Contoh:
S+02→SO 2
2 gr 32 gr 64 gr

b. Hukum Perbandingan Tetap


Perbandingan massa unsur-unsur yang membentuk suatu senyawa selalu tetap, tidak
bergantung pada jumlah senyawa tersebut. Sebagai contoh, perbandingan massa hidrogen
dan oksigen dalam air selalu 1:8, tidak peduli berapa jumlah air yang dianalisis.
Contoh:
H20→massa H: massa 0-2:16-1:8

c. Hukum Perbandingan Berganda


Hukum Perbandingan Berganda menyatakan bahwa jika dua unsur dapat membentuk
lebih dari satu senyawa, perbandingan massa satu unsur dengan unsur lain yang
berhubungan akan selalu menjadi bilangan bulat dan sederhana. Sebagai contoh, jika
hidrogen bereaksi dengan 1 gram setiap kali, air (H2O) yang terbentuk akan mengandung 4
gram oksigen, sementara hidrogen peroksida (H2O2) akan mengandung 8 gram oksigen.

d. Hukum Gay Lussac


Hukum Gay Lussac atau Hukum Perbandingan Volume yang ditemukan oleh Joseph Gay
Lussac menyatakan bahwa perubahan volume gas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Sebagai contoh, pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas nitrogen dapat bereaksi dengan
3 liter gas hidrogen, menghasilkan 2 liter gas amonia (2NH3).

e. Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro melengkapi hukum dasar kimia yang digunakan dalam stoikiometri
menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berbentuk atom tunggal, tetapi juga dapat
berbentuk molekul unsur. Contohnya, hidrogen (H2), oksigen (O2), nitrogen (N2), dan
fosforus (P4). pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas dengan volume yang
sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula, dalam 1 mol zat mengandung 6,02
x 1023 partikel yang disebut bilangan avogadro.

3. Konsep Kimia Dalam Stoikiometri


Selain hukum, stoikiometri juga memiliki beberapa konsep kimia yaitu:
a. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif adalah perbandingan massa sebuah atom dengan 1/12 massa atom
isotop karbon-12 atau C-12. C-12 dipilih sebagai standar karena memiliki inti yang stabil
dibandingkan dengan atom lainnya.

b. Massa Molekul Relatif (Mr)


Massa molekul relatif digunakan untuk menentukan perbandingan massa satu molekul
senyawa dengan 1/12 massa atom C-12.Massa molekul relatif dihitung berdasarkan jumlah
massa atom penyusunnya, dan dapat dirumuskan sebagai Mr = ΣAr.

c. Konsep Mol
Dalam konsep mol, satu mol zat didefinisikan sebagai jumlah partikel yang setara dengan
6,02 x 1023. Hubungan antara mol dan jumlah partikel ini didasarkan pada hipotesis
Avogadro. Massa satu mol zat juga sama dengan massa atom relatif atau massa molekul
relatif, yang diukur dalam gram. Sebagai contoh, jika Ar C = 12 u (unit massa atom), maka
massa molar karbon = 12 gram/mol.

d. Molaritas
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam setiap 1 liter larutan.
Konsep molaritas ini penting dalam stoikiometri larutan. Biasanya, molaritas dihitung
dengan rumus M = n/V (volume).

4. Macam-macam Stoikiometri
a) Stoikiometri Reaksi
merupakan jenis stoikiometri yang membahas tentang hubungan kuantitatif antara suatu
zat yang ikut terlibat dalam sebuah reaksi kimia. Jenis ini sering dipakai untuk
menyetarakan suatu persamaan reaksi.
b) Stoikiometri Komposisi (Snyawa)
merupakan jenis stoikiometri yang membahas tentang hubungan kuantitatif antara massa
atau jumlah zat antar unsur yang ada pada suatu senyawa. Jenis ini sering dipakai untuk
menggambarkan jumlah zat Nitrogen serta Hidrogen yang menyatu menjadi NH3 atau
amonia kompleks.
c) Stoikiometri Gas
merupakan jenis stoikiometri yang memiliki keterkaitan dengan suatu reaksi kimia yang
melibatkan gas di dalamnya.
Yang mana gas pada suhu, tekanan, seta volume tertentu akan dianggap sebagai sebuah gas
yang ideal.

CONTOH SOAL

1. Sebutkan contoh-contoh reaksi kimia?


Jawaban:
 Karat pada besi
 Batrai
 Pembakaran
 Pencernaan
 Sabun dan deterjen
 Reaksi asam basa
 Proses pembuatan tempe
 Fotosintesis
 Reaksi asam basa
 Reaksi obat dalam tubuh

2. Apa yang dimaksud dengan stoikiometri?
Jawaban:
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia. stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia

3. Diketahui sebuah molaritas dari larutan NaCl sebesar 0,4 M pada air sebnayak 401 tentukan
banyak mol NaCl yang terlarut pada air tersebut?

Jawaban:
936 gram
Mr NaCl = Ar Na + Ar Cl
= 23 + 35,5
= 58,5 g/mol
M = n/V
0,4 = (massa/Mr) / 40
0,4 = (massa/58,5) / 40
massa/58,5 = 16
massa = 58,5 × 16
massa = 936 gram

4. Berapa jumlah mol 44,8 L gass oksigen yang diukur pada keadaan standar?
Jawaban:
44,8 L gas oksigen pada keadaan standar memiliki jumlah 2 mol.

5. Berapa liter volume 0,5 mol gas hidrogen jika diukur pada keadaan STP?
Jawaban:
Diketahui: n = 0,5 mol
ditanya : volume pada keadaan stp
dijawab : n = V: 22,4 0,5 = V : 22,4 0,5 x 22,4 = V 11,2 = V
jadi, volume gas hidrogen pada STP 11,2 L.

6. Rumus empiris fruktosa adalah CH₂O jika diketahui massa molekul relatife fruktosa
tersebut adalah 180. (Ar H=1, C-12 dan O=16)
Jawaban:
rumus empiris (CH2O)n
maka rumus molekul adalah
(CH2O)n=180 (Ar C+ 2.Ar H + Ar. O)n= 180
(12+2.1+16)n=180 (12+2+16)n= 180
(30)n=180
n=180/30=6
jadi, rumus empiris (CH2O)6
rumus molekulnya C6H12O6 (glukosa)

Anda mungkin juga menyukai