NAMA KELOMPOK
KELAS E
KENDARI 2023
BAB I
A. Pengertian atom
Atom adalah satuan dasar yang memiliki inti atom dan inti atom terdiri dari elektron
yang muatannya negatif, proton yang muatannya positif dan neutron yang muatannya
netral. Elektron yang terikat pada inti atom, terjadi akibat adanya tarikan elektromagnetik
dan sekumpulan atom memiliki ikatan dengan yang lainnya. Atom yang jumlah proton serta
elektronnya sama, maka atom tersebut bersifat netral dan proton serta elektron yang
jumlahnya berbeda, menandakan bahwa atom bersifat positif atau negatif. Untuk
menentukan unsur kimia atom, maka bisa terlihat pada jumlah protonnya dan untuk
menentukan isotop unsur, dapat terlihat dari jumlah neutron.
Muatan Massa
Nama Simbol Penemu Muatan relative massa relative
(coulomb) terhadap terhadap
proton proton
Elektron e J. Thomson -1,6 x 1019 -1 9,11x10-28 0
Proton p Rutherford +1,6 x 1019 +1 1,67x10-24 1
Neutron n Chadwick 0 0 1,67x10-24 1
nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton dalam atom. Untuk atom netral(tidak
bermuatan) jumlah proton (p) = jumlah elektron (e)
Untuk ion negatif (anion) jumlah proton (p) < jumlah elektron (e)
Untuk ion positif (kation) jumlah proton (p) > jumlah elektron (e),
Massa atom (A) menunjukkan jumlah dari proton (p) dan neutron (n).
A=p+n
Notasi Atom
Nomor Atom dan Massa Atom
X = Unsur/atom
A = Massa Atom/Nomor Massa = p + n
n=A–p
Z = Nomor Atom = p = e (atom netral)
a.
b.
Jawaban:
a. A =23, Z = 11, p = 11, e = 11, n =23-11 = 12
b. A =19, Z = 9, p = 9, e = 9, n = 19 – 9 = 10
4. Menurut persamaan reaksi: L(s) + H2SO4(aq) → L₂SO4 (aq) + H2(g) Sebanyak 5,4 gram
logam L direaksikan dengan larutan H₂SO4, menghasilkan 6,72 liter gas hidrogen
pada keadaan STP. Jika atom L mengandung 14 neutron, maka atom L terletak
pada golongan dan periode?
Jawaban:
Setarakan reaksinya :
2L(s) + 3H2SO4(aq) → L2SO4 (aq) + 3H2(g)
mol H2 : 6,72/22,4 = 0,3
mol L : 2/3 x 0,3 = 0,2
Ar L : 5,4/0,2 = 27
5. Unsur X dengan nomor atom 52 tidak dapat membentuk senyawa atau ion?
Jawaban:
52X : [Kr] 5s 4d 5p4
2 10
X2-, Biloks : -2
H2X, Biloks : -2
XH3, Biloks : -3
XO42-, Biloks : +6
XO2, Biloks : +4
Jadi jawabannya adalah XH3
BAB II
IKATAN KIMIA DAN BENTUK MOLEKUL
2. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang
berikatan. Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering dinyatakan
dengan satu garis, jadi ikatan kovalen dalam molekul hidrogen dapat ditulis sebagai H−H.
Struktur Lewis adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik
Lewis dimana PEI dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan diantara
kedua atom dan PEB dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom.
Berdasarkan lambang titik Lewis dapat dibuat struktur Lewis atau rumus Lewis. Contoh:
3. Ikatan logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-
elektron valensi antar atom-atom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak.
Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
- Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;
- dapat ditempa;
- mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
- penghantar listrik dan panas yang baik.
B. BENTUK MOLEKUL
Ada dua cara menentukan bentuk molekul Bentuk molekul menggambarkan kedudukan
atom-atom di dalam suatu molekul, yaitu kedudukan atom-atom dalam ruang tiga dimensi
dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk dalam suatu molekul, serta ikatan yang
terjadi pada molekul tersebut yang dibentuk oleh pasangan-pasangan elektron.
C. TIPE MOLEKUL
Tipe molekul dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Senyawa Biner Berikatan Tunggal
Jika atom pusat hanya berikatan tunggal, maka setiap ikatan hanya menggunakan satu
elektron dari atom pusat. Dengan demikian, jumlah pasangan elektron bebas
(E) sesuai dengan rumus berikut:
EV = jumlah elektron valensi atom pusat
X = jumlah pasangan elektron ikatan
E = jumlah pasangan elektron bebas
Dengan demikian, tipe molekul dapat ditentukan dengan urutan sebagai berikut:
1. Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
2. Tentukan jumlah pasangan elektron ikatan (X)
3. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas
Contoh:
Menentukan tipe molekul air (H2O)
Jumlah elektron valensi atom pusat (oksigen) = 6
Jumlah pasangan elektron ikatan (X) = 2
Jumlah pasangan elektron bebas (E) = (6-2):2=2
Tipe molekulnya adalah AX₂E
2. Mengapa kristal senyawa ion dapat pecah jika dikenai tekanan (dipukul)?
PEMBAHASAN :
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan negatif, dari
yang semula berselang-seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini menyebabkan ion
positif bertemu muka dengan ion positif dan terjadi gaya tolak-menolak. Hal ini yang
menyebabkan senyawa ion bersifat rapuh.
3. Jelaskan dengan singkat mengapa logam dapat menghantar listrik dengan baik
PEMBAHASAN :
Adanya elektron yang dapat bergerak bebas dari satu atom ke atom yang lain.
4. Jelaskan terjadinya ikatan ion dan tulislah ikatan ion yang terjadi pada:
1.Mg (Z = 12) dan F (Z = 9)
JAWABAN:
1 Mg = 2, 8, 2 (melepas 2e)
F = 2, 7 (menangkap 1e)
Mg → Mg²⁺ + 2e⁻
F + e⁻ → F⁻
Mg²⁺ + F⁻→MgF₂
+ → KF
BAB III
REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI
Seringkali bukti bahwa suatu reaksi kimia terjadi dapat dilihat dengan sederhana dari
adanya perubahan warna, terbentuknya gas atau endapan, dan adanya pelepasan atau
penyerapan panas. Meskipun demikian, kadang-kadang analisis kimia memerlukan
penggunaan alat yang rumit untuk membuktikan bahwa telah terjadi reaksi kimia
Reaksi oksidasi-reduksi juga dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia di mana satu atau lebih
substansi kimia (senyawa) bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan senyawa lain.
Reaksi oksidasi dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu reaksi oksidasi katalitik,
reaksi oksidasi elektrokimia, dan reaksi oksidasi fotokimia
Metode Reaksi Kimia adalah salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis
reaksi kimia. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari suatu
substansi, mempelajari sifat-sifat kimia, dan menentukan struktur kimia. Metode ini juga
dapat digunakan untuk mempelajari proses kimia yang terjadi dalam suatu sistem. Metode
Reaksi Kimia memiliki banyak manfaat bagi para ilmuwan dan peneliti. Salah satu manfaat
utama adalah untuk menentukan komposisi kimia dari suatu substansi.
Dengan menggunakan metode ini, para ilmuwan dapat menentukan komposisi kimia
dari substansi dengan menganalisis reaksi kimia yang terjadi antara komponen-komponen
yang ada. Selain itu, Metode Reaksi Kimia juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-
sifat kimia dari suatu substansi. Dengan menggunakan metode ini, para ilmuwan dapat
mengetahui sifat-sifat kimia yang dimiliki oleh suatu substansi, seperti titik lebur, titik didih,
jenis ikatan kimia, dan lain sebagainya. Selain itu, Metode Reaksi Kimia juga dapat
digunakan untuk menentukan struktur kimia dari suatu substansi. Dengan menggunakan
metode ini, para ilmuwan dapat mengetahui struktur kimia dari suatu substansi dengan
menganalisis reaksi kimia yang terjadi di antara komponen-komponen yang ada
Sebelum mengetahui apa itu stoikiometri, kita akan membahas lebih dulu apa itu rumus
molekul dan rumus empiris.
Pengertian Rumus Molekul dan Rumus Empiris
Jadi rumus molekul adalah rumus yang menjelaskan mengenai jumlah atom pada tiap unsur
di dalam suatu senyawa. Rumus molekul ini yang biasa digunakan sebagai lambang di suatu
senyawa.
Sementara itu, rumus empiris adalah rumus yang menjelaskan mengenai perbandingan
atom paling sederhana di dalam suatu senyawa.
B. PENGERTIAN STIOKIMETRI
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan
produk dalam reaksi kimia. stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa stoikiometri
mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal tersebut diperoleh melalui
pengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya yang terkait dengan atom, ion
atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam suatu mekanisme reaksi kimia
Suatu reaksi kimia akan disebut sebagai reaksi stoikiometri apabila suatu reaktan dalam
suatu reaksi habis sepenuhnya.
Pada reaksi stoikiometri, bilangan yang mewakili mol reaktan dan produk di dalam
reaksi disebut dengan koefisien stoikiometri. Koefisien stoikiometri ini bertujuan untuk
menetapkan perbandingan antara mol reaktan dengan produk
1. Rumus Stoikiometri
Berikut merupakan rumus yang biasa digunakan dalam menyelesaikan stoikiometri:
Pada rumus di atas, angka 22,4 L adalah jumlah volume ideal dalam keadaan Standard
Temperature and Pressure (STP), dengan tekanan gas (P) sebesar 1 atm, serta suhu (T)
sebesar 273 k.
Kemudian, untuk angka 6,02 x 1023 adalah besaran dari tetapan Avogadro. Sehingga 1 mol
zat apapun akan memiliki jumlah partikel yang sama sebesar 6,02 x 10 23 partikel.
e. Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro melengkapi hukum dasar kimia yang digunakan dalam stoikiometri
menyatakan bahwa partikel unsur tidak selalu berbentuk atom tunggal, tetapi juga dapat
berbentuk molekul unsur. Contohnya, hidrogen (H2), oksigen (O2), nitrogen (N2), dan
fosforus (P4). pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas dengan volume yang
sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula, dalam 1 mol zat mengandung 6,02
x 1023 partikel yang disebut bilangan avogadro.
c. Konsep Mol
Dalam konsep mol, satu mol zat didefinisikan sebagai jumlah partikel yang setara dengan
6,02 x 1023. Hubungan antara mol dan jumlah partikel ini didasarkan pada hipotesis
Avogadro. Massa satu mol zat juga sama dengan massa atom relatif atau massa molekul
relatif, yang diukur dalam gram. Sebagai contoh, jika Ar C = 12 u (unit massa atom), maka
massa molar karbon = 12 gram/mol.
d. Molaritas
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam setiap 1 liter larutan.
Konsep molaritas ini penting dalam stoikiometri larutan. Biasanya, molaritas dihitung
dengan rumus M = n/V (volume).
4. Macam-macam Stoikiometri
a) Stoikiometri Reaksi
merupakan jenis stoikiometri yang membahas tentang hubungan kuantitatif antara suatu
zat yang ikut terlibat dalam sebuah reaksi kimia. Jenis ini sering dipakai untuk
menyetarakan suatu persamaan reaksi.
b) Stoikiometri Komposisi (Snyawa)
merupakan jenis stoikiometri yang membahas tentang hubungan kuantitatif antara massa
atau jumlah zat antar unsur yang ada pada suatu senyawa. Jenis ini sering dipakai untuk
menggambarkan jumlah zat Nitrogen serta Hidrogen yang menyatu menjadi NH3 atau
amonia kompleks.
c) Stoikiometri Gas
merupakan jenis stoikiometri yang memiliki keterkaitan dengan suatu reaksi kimia yang
melibatkan gas di dalamnya.
Yang mana gas pada suhu, tekanan, seta volume tertentu akan dianggap sebagai sebuah gas
yang ideal.
CONTOH SOAL
3. Diketahui sebuah molaritas dari larutan NaCl sebesar 0,4 M pada air sebnayak 401 tentukan
banyak mol NaCl yang terlarut pada air tersebut?
Jawaban:
936 gram
Mr NaCl = Ar Na + Ar Cl
= 23 + 35,5
= 58,5 g/mol
M = n/V
0,4 = (massa/Mr) / 40
0,4 = (massa/58,5) / 40
massa/58,5 = 16
massa = 58,5 × 16
massa = 936 gram
4. Berapa jumlah mol 44,8 L gass oksigen yang diukur pada keadaan standar?
Jawaban:
44,8 L gas oksigen pada keadaan standar memiliki jumlah 2 mol.
5. Berapa liter volume 0,5 mol gas hidrogen jika diukur pada keadaan STP?
Jawaban:
Diketahui: n = 0,5 mol
ditanya : volume pada keadaan stp
dijawab : n = V: 22,4 0,5 = V : 22,4 0,5 x 22,4 = V 11,2 = V
jadi, volume gas hidrogen pada STP 11,2 L.
6. Rumus empiris fruktosa adalah CH₂O jika diketahui massa molekul relatife fruktosa
tersebut adalah 180. (Ar H=1, C-12 dan O=16)
Jawaban:
rumus empiris (CH2O)n
maka rumus molekul adalah
(CH2O)n=180 (Ar C+ 2.Ar H + Ar. O)n= 180
(12+2.1+16)n=180 (12+2+16)n= 180
(30)n=180
n=180/30=6
jadi, rumus empiris (CH2O)6
rumus molekulnya C6H12O6 (glukosa)