Anda di halaman 1dari 61

BAB III

Struktur Atom dan


Tabel Periodik Unsur
Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan pengertian atom.
2. Mendeskrisikan struktur atom.
3. Menganalisis struktur atom dari unsur-unsur.
4. Menganalisis konfigurasi elektron menurut teori atom Bohr.
5. Menganalisis kecenderungan jari-jari atom dalam sifat
keperiodikan unsur.
6. Menerapkan konsep struktur atom dalam nanoteknogi atau
nanomaterial.
7. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya nanoteknologi.
8. Mendeskripsikan manfaat nanoteknologi dalam kehidupan.
A. Struktur Atom
1. Partikel Penyusun Atom
Partikel penyusun atom (elektron, proton, neutron)
digambarkan sebagai berikut.
a. Atom tersusun terdiri atas tiga macam partikel dasar,
yaitu proton, neutron, dan elektron.
b. Proton dan neutron berada dalam inti atom.

c. Elektron berada dalam ruang seputar inti.


a. Proton
o Partikel bermuatan positif tersebut oleh Rutherford
disebut ion positif dan dinamakan proton.
o Proton memiliki massa sebesar 1,67262 × 10–24 gram
dan muatan sebesar +1,6022 × 10–19 C.
o Proton diberi lambang sebagai berikut.

1
1 p

Keterangan:
p = lambang proton
+1 = muatan
1 = massa
b. Elektron
 Partikel yang bermuatan listrik negatif tersebut oleh J.J.
Thomson disebut elektron.
 Muatan listrik elektron sebesar –1,6022 × 10–19 Coulomb
(bermuatan negatif) dan massa sebuah elektron sebesar
9,10939 × 10–28 gram.
 Elektron diberi lambang sebagai berikut.

0
1 e

Keterangan:
e = lambang elektron
–1 = muatan
0 = massa
c. Neutron
 Partikel yang tidak bermuatan disebut neutron.
 Neutron memiliki massa sebesar 1,67493 × 10–24.
Neutron tidak memiliki muatan karena partikel tersebut
bersifat netral.
 Neutron ditulis dengan lambang berikut.

1
0 n
Keterangan:
n = lambang neutron
0 = muatan
1 = massa
d. Percobaan Rutherford Menemukan Inti Atom

 Hans Geiger dan Ernest Marsden melakukan


percobaan penghamburan sinar alfa (α).
 Berdasarkan hasil percobaan Rutherford bersama Hans
Geiger dan Ernest Marsden diperkirakan bahwa di dalam
setiap atom terdapat bagian pusat yang amat kecil, rapat,
dan bermuatan listrik positif yang disebut
inti atom. Massa atom hampir seluruhnya berasal dari
massa intinya.
2. Nomor Atom, Nomor Massa, dan
Isotop
 Partikel dasar penyusun atom, yaitu proton, elektron, dan
neutron.
 Masing-masing atom mempunyai karakteristik
tersendiri, yaitu mempunyai jumlah proton, jumlah
elektron, dan jumlah neutron yang
berbeda.
 Jumlah proton atau jumlah elektron pada atom netral
ditunjukkan oleh nomor atom, sedangkan jumlah proton
ditambah dengan jumlah neutron ditunjukkan oleh
nomor massa.
a. Nomor Atom
 Atom tidak bermuatan listrik atau netral.
 Atom mempunyai jumlah muatan positif sama dengan
jumlah muatan negatif sehingga nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron dalam unsur itu.
 Nomor atom biasanya diberi lambang Z.

Z = nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron)

Contoh: Cl (Z = 17), artinya atom klorin mempunyai


nomor atom 17; dalam atom Cl terdapat 17 proton dan 17
elektron.
b. Nomor Massa
 Proton dan neutron merupakan partikel penyusun inti
atom yang dinamakan nukleon.
 Jumlah nukleon dalam atom suatu unsur dinyatakan
sebagai nomor massa yang diberi lambang A.

 Notasi penulisan
A = nomor lambang
massa (jumlah atom
proton (p) adalah
+ jumlah sebagai
neutron (n)) berikut.

A Keterangan:
Z X X = lambang atom
A = nomor massa
Z = nomor atom
n = neutron
Karena nomor massa (A) = p + n dan nomor atom (Z) = p,
maka diperoleh persamaan berikut.
A = Z + n atau n = A – Z
Contoh:
Perhatikanlah atom unsur berikut!
27
13 Al
Apakah arti dari notasi tersebut? Arti dari notasi tersebut
adalah:
Al = lambang atom
27 = nomor massa (jumlah proton + neutron)
13 = nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron)
c. Isotop
 Isotop adalah atom-atom unsur dengan nomor massa berbeda,
tetapi memiliki nomor atom yang sama.
 Isobar adalah atom-atom unsur dengan nomor atom berbeda,
tetapi memiliki nomor massa yang sama.
3. Perkembangan Model Atom
Perkembangan model atom dimulai dari model atom
Dalton, model atom Thomson, model atom Rutherford,
model atom Niels Bohr, hingga teori atom mekanika
gelombang.
a. Model Atom Dalton
 John Dalton mengemukakan
gagasannya tentang atom sebagai
partikel penyusun materi.
 Teori atom Dalton ini didukung oleh
dua hukum alam, yaitu hukum
kekekalan massa (hukum Lavoisier),
dan hukum perbandingan tetap
(hukum Proust).
b. Model Atom Thomson
 J.J. Thomson mengemukakan teori atom setelah ia
menemukan elektron.
 Teori atom Thomson merupakan penyempurnaan dari teori
atom Dalton.
 Thomson mengemukakan bahwa dalam atom terdapat
elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam bola
bermuatan positif.
 Model atom Thomson dapat dilihat pada gambar berikut.
c. Model Atom Rutherford

Model atom Rutherford dapat dilihat


pada gambar di samping. Akan tetapi,
model atom Rutherford ini
menimbulkan perdebatan karena
bertentangan dengan teori elektronika
klasik. Perdebatan ini dapat diatasi
dengan munculnya model atom Bohr.
d. Model Atom Niels Bohr
 Niels Bohr menerangkan teori atomnya berdasarkan teori
kuantum untuk menjelaskan spektrum gas hidrogen.
 Menurut Niels Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa
elektron hanya menempati tingkat-tingkat
energi tertentu dalam atom.
 Model atom Niels Bohr dapat dilihat pada gambar berikut.
e. Teori Atom Mekanika Kuantum
 Model atom dengan
menggunakan persamaan
gelombang ini disebut model
atom modern atau teori atom
mekanika kuantum.
 Menurut model atom modern,
elektron-elektron dalam atom
mengelilingi inti atom pada
tingkat energi (kulit-kulit)
tertentu. Suatu kulit terdiri atas
suatu kumpulan dari satu orbital
atau lebih.
4. Elektron dalam Atom
 Kedudukan elektron dalam atom tidak tersebar
sembarangan, tetapi menempati lintasan-lintasan
tertentu, yang dinamakan kulit atom.
 Kedudukan elektron pada kulit-kulit atom tersebut
dinamakan konfigurasi elektron, sedangkan jumlah
elektron pada kulit terluar dinamakan elektron valensi.
a. Kulit Atom
 Menurut model atom Bohr, elektron-elektron
mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu, yang
disebut kulit elektron atau tingkat energi.
 Penyebaran elektron atau jumlah elektron maksimal pada
setiap kulit secara matematis dirumuskan sebagai
berikut.
Keterangan:
2n 2
n = nomor kulit elektron
b. Konfigurasi Elektron
 Pengisian atau penyebaran elektron pada kulit atom
dinamakan konfigurasi elektron.
 Pengisian elektron pada kulit atom mempunyai aturan-
aturan tertentu, yaitu sebagai berikut.
1) Pada keadaan normal, pengisian elektron dimulai dari
kulit bagian dalam (kulit K).
2) Jumlah maksimal elektron pada suatu kulit atau kulit
ke-n memenuhi rumus, yaitu 2n2.
3) Jumlah maksimal pada kulit terluar adalah 8.
4) Pada atom unsur dengan nomor atom lebih dari 18
maka kulit bagian luar, yaitu kulit N dan seterusnya
mulai terisi oleh elektron meskipun kulit M belum
terisi penuh.
Contoh:
 Atom unsur C memiliki jumlah elektron = 6
Jadi, konfigurasi elektronnya adalah
K L
2 4
 Atom unsur Ca memiliki jumlah elektron = 20
Jadi, konfigurasi elektronnya adalah
K L M N
2 8 8 2
c. Elektron Valensi

 Elektron valensi ialah elektron


yang terletak pada kulit terluar.
 Elektron valensi menunjukkan
jumlah elektron pada kulit
terluar pada suatu atom.
 Jumlah maksimal elektron
valensi adalah delapan (8).
 Contoh konfigurasi elektron
beberapa unsur beserta elektron
valensinya dapat dilihat pada
tabel di samping.
B. Tabel Periodik Unsur
1. Perkembangan Tabel Periodik Unsur

a. Penggolongan Unsur Berdasarkan Sifat Logam dan


Nonlogam
 Penggolongan ini dapat dilakukan dengan mudah
melalui pengamatan terhadap ciri-ciri fisiknya.
 Beberapa sifat yang dimiliki unsur-unsur logam, yaitu
mengkilap, bersifat konduktor (dapat menghantarkan
listrik dan panas), kerapatannya
tinggi, bersifat keras dan mudah ditempa, serta
umumnya berwujud padat kecuali air raksa.
 Contoh unsur logam antara lain tembaga, besi, perak,
dan emas.
 Sifat-sifat unsur nonlogam adalah tidak mengkilap, sukar
menghantarkan listrik dan panas, kerapatannya rendah,
bersifat mudah rapuh, serta dapat berwujud padat, cair,
maupun gas.
 Beberapa contoh unsur nonlogam yaitu karbon, belerang,
oksigen, klor, dan nitrogen
b. Triad Döbereiner

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Döbereiner


mempelajari sifat-sifat beberapa unsur yang sudah
diketahui pada saat itu. Döbereiner melihat
adanya kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu
mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan
kemiripan sifatnya. Masing-masing
kelompok terdiri dari tiga unsur yang disebut triad
c. Oktaf Newlands
 Pada tahun 1864, seorang ahli kimia Inggris bernama
John Alexander Reina Newlands menyusun unsur-
unsur berdasarkan kenaikan nomor massa relatif.
 Penemuan Newland mengenai sifatsifat unsur yang
ditemukan secara berkala atau periodik setelah delapan
unsur berikutnya disebut sebagai Hukum Oktaf Newlands
d. Tabel Periodik Mendeleev
 Tabel periodik ini merupakan hasil karya dua ilmuwan
kimia Dmitri Ivanovich Mendeleev dan Lothar Meyer
yang mengadakan penggolongan unsur berdasarkan
nomor massa dan sifat-sifat unsur.
 Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia
unsur, sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan sifat
fisika, yaitu kenaikan nomor massa.
 Pada perkembangan selanjutnya,
daftar dari Mendeleev lebih banyak digunakan.
e. Tabel Periodik Modern (Tabel Periodik Panjang)

Tahun 1941, Henry Moseley (1887–1915) melakukan


percobaan dan menyimpulkan bahwa sifat dasar atom
adalah nomor atom dan bukan
massa atom relatif. Dengan penemuan itu, hukum periodik
Mendeleev diperbarui menjadi Hukum Periodik Modern
sebagai berikut.

Sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.


2. Golongan dalam Tabel Periodik
Modern
 Pada tahun 1985, berdasarkan aturan International
Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), tabel
periodik modern ditetapkan terdiri atas 18 golongan
unsur yang diberi angka 1 sampai dengan 18.
 Amerika Serikat menggolongkan tabel periodik modern
unsur-unsur menjadi golongan A (golongan utama) dan
golongan B
(golongan transisi).
a. Golongan IA atau Golongan Alkali
 Golongan alkali terdiri atas unsur litium (Li), natrium
(Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan
fransium (Fr).
 Sifat dari unsur golongan alkali antara lain bersifat
logam, mengilap seperti perak, dan
lunak dapat diiris dengan pisau, kecuali Fr yang bersifat
radioaktif.
b. Golongan IIA atau Golongan Alkali Tanah
 Golongan alkali tanah terdiri atas unsur berilium (Be),
magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium
(Ba), dan radium (Ra).
 Radium merupakan unsur yang bersifat radioaktif.

 Kemiripan sifat yang dimiliki unsur golongan IIA


dengan unsur golongan IA antara lain logam dan
mengilap seperti perak.
c. Golongan VIIA atau Golongan Halogen
 Golongan VIIA atau golongan halogen terdiri atas
fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I), dan astatin
(At).
 Sifat-sifat unsur fluorin sampai iodin adalah nonlogam
dan dapat membentuk molekul dwi atom (dua atom).
Contohnya F2, Cl2, Br2, dan I2. Astatin (At) merupakan
unsur yang bersifat radioaktif.
d. Golongan VIIIA atau Golongan Gas Mulia
 Golongan gas mulia terdiri atas unsur helium (He), neon
(Ne), argon(Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon
(Rn).
 Radon merupakan unsur yang bersifat radioaktif.

 Sifat-sifat dari unsur golongan ini pada suhu kamar


semua berwujud gas, molekulnya terdiri atas satu atom
(mono atom), dan sangat sukar bereaksi.
e. Golongan B (Golongan Transisi)
 Golongan B (golongan transisi) terletak antara golongan
IIA dengan golongan IIIA.
 Unsur transisi merupakan golongan IB sampai dengan
VIIIB (dalam tabel periodik dari kiri ke kanan, yaitu
golongan IIIB sampai dengan IIB).
 Unsur-unsur pada golongan transisi mempunyai
sifat-sifat khas yang membedakannya dengan unsur-
unsur pada golongan utama.
 Sifat-sifat unsur golongan transisi antara lain sebagai
berikut.
1) Semua unsur pada golongan transisi adalah logam.

2) Mempunyai kekerasan, titik leleh, dan titik didih yang


relatif tinggi.
3) Senyawa unsur-unsur golongan transisi pada
umumnya berwarna.
3. Periode dalam Tabel Periodik Modern
Di dalam tabel periodik modern tersebut terdapat 7 periode,
yaitu sebagai berikut.
 Periode 1 : terdiri atas 2 unsur, yaitu hidrogen dan helium.
Periode ini disebut periode sangat pendek.
 Periode 2 : terdiri atas 8 unsur, yaitu litium, berilium, boron,
karbon, nitrogen, oksigen, fluor, dan neon. Periode ini disebut
periode pendek.
 Periode 3 : terdiri atas 8 unsur, yaitu natrium,
magnesium,aluminium, silikon, fosfor, belerang, klor, dan
argon. Periode ini juga disebut periode pendek.
 Periode 4 dan 5 : masing-masing terdiri atas 18 unsur. Periode
ini disebut periode panjang.
 Periode 6 : berisi 32 unsur, disebut periode sangat
panjang. Dalam periode ini terdapat 14 unsur yang
dikenal dengan unsur-unsur lantanida (57La) karena satu
kotak dengan unsur lantanium
 Periode 7 : merupakan periode sangat panjang. Pada
periode ini terdapat unsur-unsur aktinida karena terletak
satu kotak dengan unsur aktinium (89Ac).
4. Penentuan Golongan dan Periode

Penentuan golongan dan periode unsur-unsur dalam tabel


periodik didasarkan pada konfigurasi elektron.
CONTOH SOAL

Tentukan letak unsur Br dalam tabel periodik unsur! Unsur


Br memiliki nomor atom 35.
Penyelesaian:
Konfigurasi elektron Br:
K L M N
2 8 18 7
Jumlah elektron valensi unsur Br adalah 7, berarti Br
terletak pada golongan VIIA. Unsur Br memiliki jumlah
kulit 4 . Jadi, unsur Br terletak pada periode 4.
5. Sifat Keperiodikan Unsur-Unsur

 Sifat-sifat unsur yang berkaitan dengan kereaktifan suatu


unsur di antaranya adalah jari-jari atom, energi
pengionan, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
 Sifat-sifat unsur tersebut erat hubungannya dengan
konfigurasi elektron sehingga berhubungan langsung
dengan periode dan
golongan.
 Dalam golongan yang sama atau periode yang sama
sifat-sifat
tersebut mempunyai keteraturan tertentu.
a. Jari-Jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak antara


inti atom dengan elektron di kulit
terluar dari suatu atom bebas.
b. Energi Pengionan (Potensial Pengionan)
Energi pengionan adalah energi minimal yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom atau ion dalam bentuk gas
sampai pada jarak di mana tidak ada lagi interaksi di antara ion
dan elektron.
c. Afinitas Elektron
 Afinitas elektron adalah perubahan energi yang terjadi
bila suatu atom atau ion memperoleh elektron
membentuk ion negatif dalam keadaan gas.
 Besarnya afinitas elektron adalah ukuran bagaimana
kuatnya inti atom menarik elektron.
d. Keelektronegatifan

 Keelektronegatifan ialah kemampuan atom unsur untuk


menarik elektron dalam molekul suatu senyawa.
 Keelektronegatifan suatu atom unsur dapat diukur dengan
membandingkan keelektronegatifan suatu atom unsur dengan
keelektronegatifan unsur lain.
C. Nanoteknologi
1. Pengertian Nanoteknologi

Kata nano berasal dari bahasa


Yunani, yaitu dwarf, yang artinya
kerdil. Jadi, material atau partikel
nano ialah obyek yang memiliki
ukuran sangat kecil, yaitu 1–100
nanometer (satu perseribu juta atau
satu persemilyar).
a. Ukuran Partikel
 Ukuran atom ditentukan oleh jari-jarinya. Semakin
pendek jari-jari atom maka ukuran atom semakin kecil.
 Material yang merupakan gabungan atom jika direduksi
menjadi skala nano dapat menunjukkan sifat yang
berbeda dibandingkan dengan tampilan pada skala
makro.
 Misalnya, tembaga adalah zat buram, tetapi bisa menjadi
transparan dan platina adalah bahan
inert yang dapat berubah menjadi katalis.
b. Luas Permukaan Partikel
 Material berskala nano
memiliki luas permukaan yang
relatif lebih besar dibandingkan
material nonnano dengan
massa yang sama.
 Material nano lebih reaktif
secara kimiawi daripada
material nonnano.
 Semakin luas permukaan
partikel maka semakin besar
terjadinya reaksi kimia.
2. Peran Penting Nanoteknologi
 Pada bidang kedokteran dikembangkan
nanoteknologi berbasis lipid dan berbasis material organik,
seperti besi atau emas untuk digunakan sebagai alat
diagnosa maupun terapi kanker.
 Nanoteknologi dapat meningkatkan daya
dan keamanan baterai berbahan litium.
 Pembuatan nanosilika (silika berukuran nano) dari bahan
dasar silika yang diproses dengan
menggunakan mesin ball mill. Nanosilika ini dapat
digunakan untuk memperkuat bahan bangunan, yaitu
batako dan batubata.
3. Manfaat Nanoteknologi dalam
Kehidupan
Manfaat nanoteknologi dalam kehidupan
sangat luas karena material yang dibuat dalam
ukuran nano menghasilkan sifat yang sangat
luar biasa. Berikut beberapa contoh manfaat
nanoteknologi bagi kehidupan manusia yang sudah
terbukti.
a. Big Data
 Nanoteknologi telah membantu menciptakan
pengembangan piranti (device) ukuran nanometer
atau big data (memori ultra padat yang akan
memungkinkan untuk menyimpan data yang
sangat besar).
b. Penyimpanan Energi yang Lebih Efisien
Nanoteknologi telah membantu menciptakan baterai yang
dapat menyimpan lebih banyak energi untuk mobil listrik
dan pembuatan sel
surya yang banyak menyerap sinar matahari sehingga lebih
efisien.

c. Atene dari Karbon Nanotube


Nanoteknolgi juga bermanfaat dalam pembuatan antene
yang dibentuk dari serat karbon nanotube atau tabung
ukuran nano (carbon nanotube). Antene ini memiliki
kekuatan yang setara dengan tembaga, namun jauh lebih
ringan dan memiliki fleksibilitas yang lebih baik.
d. Peralatan Medis
 Nanoteknologi telah membantu dalam pengembangan
peralatan medis yang baru berupa alat pendeteksi sel-sel
kanker berdasarkan pada interaksi antarsel kanker dengan
partikel berukuran nanometer.
 Selain itu, nanoteknologi juga berkontribusi dalam
meningkatkan pembuatan alat medis yang lain.

e. Transplantasi Organ Tubuh


 Para ilmuwan berhasil mengembangkan cara yang aman
untuk menjaga organ tubuh agar tetap berfungsi dengan baik
setelah dibekukan dengan bantuan nanoteknologi.
f. Obat-obatan

Nanoteknologi telah membantu dalam pengembangan obat-


obatan dengan ukuran bulir (grain) beberapa nanometer
sehingga dapat bereaksi dan melarut lebih cepat di dalam
tubuh.

g. Pembuatan Graphene dan Kayu Transparan


o Nanoteknologi telah membantu dalam pembuatan material
berupa graphene yang memiliki kekuatan ratusan kali jika
dibandingkan baja, namun
memiliki berat yang ringan.
o Kayu transparan merupakan hasil rekayasa nanoteknologi
yang memiliki kekuatan setara dengan kayu, namun
memiliki berat yang ringan.
h. Alat Penghancur Polutan
Nanoteknologi telah membantu dalam pembuatan partikel
skala nanometer yang berfungsi untuk menghancurkan
polutan organik di dalam air dan udara.

i. Kemampuan Mengembalikan pada Kondisi Awal

Di masa depan, lapisan nanoteknologi pada suatu material


akan memiliki kemampuan menyembuhkan diri. Artinya,
ketika rusak atau robek maka nanoteknologi mampu
mengembalikan pada kondisi awal. Misalnya,
menyebarkan nanopartikel ke seluruh material termasuk
mengisi pada retakan yang terbentuk.
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai