Pada 1808, John Dalton menyatakan bahwa atom adalah partikel terkecil yang tidak
dapat dibagi lagi. Teori atom Dalton bertahan hingga ditemukannya partikel dasar penyusun
atom pada 1896. Atom demikian kecil sehingga tidak dapat dilihat walaupun dengan
mikroskop. Akan tetapi sifat atom dapat dipelajari dari gejala yang timbul bila diberi medan
listrik, medan magnet, atau cahaya. Dari gejala tersebut telah dibuktikan bahwa atom
mengandung elektron, proton, dan neutron yang disebut partikel dasar pembentuk atom.
1). Elektron
Pada tahun 1875, Crookes membuat tabung kaca yang kedua ujungnya dilengkapi
dengan sekeping logam sebagai elektroda (gambar 1). Setelah udara dalam tabung
divakumkan dan kedua elektroda dihubungkan dengan arus searah bertegangan tinggi,
ternyata timbul sinar pada kutub negatif (katoda) yang bergerak ke kutub positif (anoda).
Oleh sebab itu, sinar ini disebut sinar katoda dan alatnya disebut tabung sinar katoda.
b) Sinar ini dapat memutar baling-baling kecil yang diletakkan antara kedua elektroda.
Berarti sinar ini mempunyai energi dan bersifat sebagai materi.
c) Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan magnet. Arah pembelokan itu
menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif.
d) Dengan menggunakan spektroskopi massa ternyata partikel ini mempunyai e/m = -1,76 x
108 C g–.
e) Kemudian pada tahun 1908, R.A. Milikan mengukur sinar katoda dengan alat tetesan
minyak, ternyata muatan partikelnya = -1,6 x 10-19 C.
Dari kedua percobaan diatas diperoleh massa elektron = 9,11 x 10-28 g. Hasil
penyelidikan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan partikel yang paling
ringan dan paling kecil. Sifat sinar katoda ini tidak bergantung pada bahan katoda yang
digunakan. Hal ini dibuktikan oleh Thomson dengan mengganti katoda percobaan Crookes
dengan logam lain, dan ternyata hasilnya sama. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa sinar
katoda adalah partikel negatif yang terdapat pada semua atom. Partikel ini kemudian diberi
nama elektron (Syukri, 1999, hal. 116).
2). Proton
Goldstein pada tahun 1886, membuat alat yang mirip tabung Crookes. Katoda dibuat
berlubangdan diletakkan agak ke dalam (gambar 2). Tabung diisi gas hidrogen bertekanan
rendah. Setelah dialirkan listrik menghasilkan dua macam sinar. Pertama sinar katoda
(elektron) yang bergerak dari katoda ke anoda. Kedua, sinar yang bergerak ke katoda dan
sebagian masuk ke dalam lobang (saluran) sehingga disebut juga sinar saluran.
a) Diuji dengan medan listrik atau magnet ternyata sinar ini bermuatan positif, maka disebut
juga sinar positif.
b) Jika tabung diisi gas lain, seperti helium, oksigen, dan nitrogen, menghasilkan sinar positif
yang berbeda. Berarti sinar yang dihasilkan bergantung pada jenis gas dalam tabung.
c) Nilai e/m sinar ini berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini berarti sinar positif
mempunyai massa dan muatan tertentu. Massa sinar positif jauh lebih besar daripada
elektron.
d) Sinar positif yang paling ringan berasal dari gas hidrogen dan bermuatan sebesar muatan
elektron, tetapi tandanya berlawanan. Partikel ini kemudian dikenal dengan nama proton.
Massa proton = 1,6726 x 10-24 g (Syukri, 1999, hal. 117).
3). Neutron
Nomor atom suatu unsur menunjukkan jumlah proton yang terdapat dalam atom.
Dalam atom netral jumlah proton sama dengan jumlah elektron, sehingga nomor atom juga
menunjukkan banyaknya jumlah elektron yang terdapat pada atom. Hal ini berlaku untuk
atom netral. Nomor atom diberi lambang Z.
Nomor massa menggambarkan massa partikel-partikel penyusun atom, yaitu massa proton,
massa elektron, dan massa neutron. Massa elektron sangat kecil dibandingkan massa proton
dan neutron sehingga massa elektron ini dapat diabaikan. Nomor massa diberi notasi A dan
dapat didefenisikan sebagai jumlah proton dan jumlah neutron.
Contoh :
23
Na :
11
Ion :
jumlah elektron (Z + 1) = 10
1). Isotop
Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama, tetapi nomor massanya
berbeda. Nomor atom ditentukan oleh jumlah proton. Jumlah proton dalam isotop-isotop
adalah sama, yang berbeda hanyalah jumlah neutronnya.
Contoh :
Isotop-isotop tersebut, ketiganya merupakan atom karbon yang sifat-sifat kimianya identik.
Perbedaan isotop-isotop ini terletak pada sifat fisikanya, seperti massa.
2). Isobar
Isobar adalah atom-atom yang memiliki nomor massa sama, tetapi nomor atomnya
berbeda. Contoh :
Sifat kimia setiap isobar sangat berbeda karena unsurnya memang berbeda. Satu-
satunya kesamaan isobar adalah massanya.
3). Isoton
Isoton adalah atom-atom yang memiliki jumlah neutron sama, tetapi jumlah proton
berbeda. Contoh :
Menurut teori atom Bohr, elektron berada dalam suatu lintasan atau orbit tertentu
yang disebut lintasan elektron atau kulit elektron. Berdasarkan jaraknya dari inti atom,
terdapat beberapa kulit.
Setiap kulit memiliki tingkat energi tertentu. Semakin dekat ke inti atom, semakin
kecil tingkat energinya. Sebaliknya, semakin jauh dari inti atom, semakin besar tingkat
energinya.
Berdasarkan hal tersebut, urutan tingkat energi dapat dituliskan sebagai berikut:
Kulit K< kulit L< kulit M< kulit N< kulit O< kulit P<kulit Q,
Harga n menunjukkan kulit yang ditempati elektron, yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Kulit n Σ e maksimum
KLMN 1234 2(1)2= 22(2)2=
82(3)2= 182(4)2
= 32
Urutan pengisian elektron dimulai dari kulit yang memiliki tingkat energi terendah,
kemudian kulit berikutnya yang memiliki energi lebih tinggi, sampai pada kulit terakhir,
contohnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Atom Jumlah Kulit K(n Kulit L(n Kulit M(n Kulit N(n
elektron = 1) = 2) = 3) = 4)
1H3Li6C12Mg33As 1361233 12222 -1488 —218 —-5
Jika jumlah elektron yang tersedia tidak mencapai jumlah elektron maksimum dalam
suatu kulit, bahkan lebih besar dari jumlah elektron maksimum kulit sebelumnya, maka kulit
yang akan ditempati elektron harus menggunakan jumlah elektron yang sama dengan jumlah
elektron maksimum dalam kulit sebelumnya. Hal tersebut dapat digambarkan dengan bagan
sebagai berikut:
Kulit K
2 (jika elektron yang tersedia ≥ 2)
1 (hanya untuk H)
Kulit L
Kulit M
Kulit N
Elektron valensi merupakan elektron yang terletak pada kulit terluar sehingga
memiliki tingkat energi paling tinggi. Elektron valensi inilah yang berperan dalam reaksi
kimia. Elektron kulit terluar ini dapat lepas, dipertukarkan, atau dipakai bersama dengan atom
lain membentuk ikatan antar atom. Jumlah maksimum elektron valensi adalah 8. Dengan
menentukan konfigurasi elektronnya, maka dapat diketahui jumlah elektron pada kulit
terluarnya (elektron valensi), contohnya seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Elektron valensi beberapa atom
Ukuran atom sangat kecil, sehingga tidak mungkin untuk menimbang sebuah atom.
Hal yang mungkin dilakukan adalah menentukan secara eksperimen massa sebuah atom
relatif terhadap atom lain. Massa atom relatif adalah perbandingan massa antara atom yang
satu terhadap atom yang lainnya. Massa pembanding yang telah disepakati adalah 1/12 dari
massa 1 atom C-12. Oleh karena umumnya unsur terdiri dari beberapa isotop, maka pada
penetapan massa atom relatif digunakan massa rata-rata dari isotop-isotopnya
IUPAC menetapkan suatu standar sebagai berikut. Satu satuan massa atom disingkat 1 sma.
Untuk unsur yang memiliki lebih dari satu isotop, Ar merupakan nilai rat-rata dari
setiap massa atom. Penentuan Ar tersebut dengan memperhitungkan kelimpahannya .