Anda di halaman 1dari 7

MENGKORELASIKAN STRUKTUR ATOM BERDASARKAN KONFIGURASI ELEKTRON

UNTUK MENENTUKAN LETAK UNSUR DALAM TABEL PERIODIK

1. STRUKTUR ATOM
Atom tersusun dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Inti atom
terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan. Kedua partikel penyusun
inti atom ini disebut nukleon. Oleh karena atom bersifat netral, maka jumlah proton yang bermuatan
positif harus sama dengan jumlah elektron yang bermuatan negatif.
Di bawah ini disajikan tabel massa dan muatan partikel proton, elektron, dan neutron.
Muatan
Partikel Penemu Lambang Massa (kg)
Satuan Coulomb
-27
Proton Eugene Goldstein (1886) P 1,673 x 10 +1 1,6 x 10-19
- -31
Elektron J.J. Thomson (1897) e 9,109 x 10 -1 1,6 x 10-19
Neutron James Chadwick (1932) N 1,675 x 10-27 0 0

a. Komposisi atom dan ion


a). Notasi atom
Notasi atom ialah cara penulisan atom-atom. Atom-atom suatu unsur dapat mempunyai nomor massa
yang berbeda karena jumlah neutron dalam atom tersebut berbeda. Atom-atom dari unsur yang sama
tetapi mempunyai nomor massa yang berbeda disebut isotop. Untuk membedakan isotop yang satu
dengan isotop lainnya digunakan tanda atom lengkap, yang menunjukkan jumlah proton dan neutron
atau nomor atom dan nomor massa.
Penulisan lambang atom X dengan nomor atom (Z) dan massa atom (A) adalah :
A Z
Z X atau ZX
A
atau X
A (jika ditulis dalam tabel periodik)
dimana
X = lambang atom suatu unsur
Z = nomor atom = jumlah proton (p) = jumlah elektron (e-)
A= nomor massa = [jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)]
Contoh :
1. 37Li mempunyai arti atom Li dengan nomor atom 3 dan nomor massa 7, sehingga memiliki:
 Jumlah proton = 3
 Jumlah elektron = 3
 Jumlah neutron = 7 - 3 = 4
2. 23
11Na mempunyai arti atom Na dengan nomor atom 11 dan nomor massa 23, sehingga memiliki:
 Jumlah proton = 11
 Jumlah elektron = 11
12
 Jumlah neutron = 23 - 11 = 12
3. 6 C Mempunyai arti atom C dengan nomor atom 6 dan nomor massa 12, sehingga memiliki:
 Jumlah proton = 6
 Jumlah elektron = 6
 Jumlah neutron = 12 - 6 = 6

b). Isotop, Isobar, dan Isoton


1) Isotop
Isotop adalah atom-atom yang memiliki nomor atom sama, tetapi mempunyai nomor massa
yang berbeda, atau unsur yang memiliki jumlah proton sama tetapi nomor massa berbeda.
20
Contoh: 126C dan 136C , 10 Ne dan 1021 Ne
2) Isobar
Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (nomor atom yang berbeda) tetapi memiliki nomor
massa yang sama.
Contoh: 26 He dan 36 Li , 146C dan 147 N
3) Isoton

1
Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (nomor atom berbeda), tetapi memiliki jumlah
neutron sama.
Contoh: 147 N dan 158O , 126C dan 148O
Contoh soal:
1. Atom C dengan jumlah proton 6 dan neutron 8. Atom D jumlah proton 7 dan neutron 7. Tentukan
dari kedua atom itu termasuk isotop, isobar, atau isoton?
Penyelesaian:
Atom C memiliki: jumlah proton (p) = Z = 6
Jumlah neutron (n) = 8
Nomor massa (A) = jumlah proton + jumlah neutron = 6 + 8 = 14
Atom D memiliki: jumlah proton (p) = Z = 7
Jumlah neutron (n) = 7
Nomor massa (A) = jumlah proton + jumlah neutron = 7+ 7 = 14
Sehingga diperoleh lambang atom 146C dan 147 D , dari dua lambang atom tersebut memiliki nomor
massa yang sama sehingga termasuk isobar.
2. Atom P memiliki jumlah elektron 2 dan neutronnya 2. Atom Q memiliki jumlah elektron 2 dan
neutronnya 1. Tentukan dari kedua atom itu termasuk isotop, isobar, atau isoton?
Penyelesaian:
Atom C memiliki: jumlah elektron (e) = Z = 2
Jumlah neutron (n) = 2
Nomor massa (A) = jumlah elektron + jumlah neutron = 2 + 2 = 4
Atom D memiliki: jumlah elektron (e) = Z = 2
Jumlah neutron (n) = 1
Nomor massa (A) = jumlah elektron + jumlah neutron = 2+ 1 = 3
Sehingga diperoleh lambang atom 24 P dan 23Q , dari dua lambang atom tersebut memiliki nomor
atom sama, tetapi nomor massa berbeda sehingga termasuk isotop.

c. Konfigurasi Elektron
Dalam model atom Bohr, Bohr menngasumsikan bahwa orbit (lintasan) elektron berbentuk
lingkaran . Setiap orbit dilambangkan dengan huruf n (n = 1, n = 2, n = 3, . . .) di mana n disebut
sebagai bilangan kuantum. Orbit ini disebut juga kulit atom. Suatu kulit atom dapat mengandung lebih
dari 1 elektron. Susunan elektron pada kulit-kulit atom disebut konfigurasi elektron. Kulit atom n = 1,
dinamakan kulit K, kulit atom n = 2, dinamakan kulit L, kulit atom n = 3, dinamakan kulit M, begitu
seterusnya.
Suatu atom digambarkan sebagai berikut :

Gambar atom Modern

Karena Proton dan Neutron terletak di dalam inti atom, maka jumlah Proton dan Neutron dalam suatu
atom selalu tetap.
Karena Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit yang lain bahkan dapat meninggalkan
kulit suatu atom maka jumlah elektron dapat berkurang atau bertambah.

Jumlah maksimal e dalam kulit = { 2(n2) }, n = kulit atom


Untuk pengisian elektron pada konfigurasi elektron dimulai dari kulit pertama dengan tingkat energi
paling rendah ( kulit K) terisi penuh terlebih dahulu, baru kulit berikutnya yang memiliki tingkat energi
lebih tinggi.

Aturan pengisian konfigurasi elektron:


1. Aturan kulit pertama (Kulit K), maksimal terisi 2 e-.
2
2. Aturan kulit kedua (Kulit L), maksimal terisi 8 e-.
3. Aturan kulit M, maksimal 18 e-, tetapi hanya boleh terisi angka 1-8, dan 18.
4. Aturan kulit N, maksimal 32 e-, tetapi hanya boleh terisi angka 1-8, 18, dan 32.
5. Aturan kulit O, maksimal 50 e-, tetapi hanya boleh terisi angka 1-8, 18, 32, dan 50.
6. Aturan kulit P, maksimal 72 e-, tetapi hanya boleh terisi angka 1-8, 18, 32, 50, dan 72.

Contoh soal:
1. Tentukan konfigurasi elektron dari 12 Mg dan 17 Cl
Penyelesaian:
a. 12 Mg , memiliki elektron = 12, kulit K = 2 elektron, kulit L = 8 elektron, kulit M = 2 elektron
sehingga konfigurasi elektronnya 12 Mg = 2 . 8 . 2
b 17 Cl , memiliki elektron = 17, kulit K = 2 elektron, kulit L = 8 elektron, kulit M = 7 elektron
sehingga konfigurasi elektronnya 17 Cl = 2 . 8 . 7

d. Elektron Valensi
Elektron valensi yaitu elektron pada kulit terluar yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kimia.
Elektron valensi sangat menentukan sifat-sifat kimia suatu atom. Unsur-unsur yang memiliki elektron
valensi yang sama akan memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
Contoh :
1. 37 Li memiliki 3 e-
Konfigurasi elektronnya =
K L M N
2 1 0 0
Ditulis : 2 • 1 (tanda • menyatakan batas antara kulit yang satu dengan yang lain), memiliki 2 kulit,
kulit terluar = L, elektron valensi = 1

2. 23
11Namemiliki 11 e-
Konfigurasi elektronnya =
K L M N
2 8 1 0
Ditulis : 2 • 8 • 1, memiliki 3 kulit, kulit terluar = M, elektron valensi = 1

3. 40
memiliki 20 e-
20 Ca
Konfigurasi elektronnya = 2 • 8 • 8 • 2, memiliki 4 kulit, elektron valensi = 2

3. SISTEM PERIODIK UNSUR


Jumlah unsur yang ditemukan di alam sangat banyak. Beberapa unsur diantaranya ada yang
memiliki sifat sama, bahkan ada pula yang sifatnya berbeda. Berdasarkan kemiripan sifat tersebut,
maka unsur-unsurnya dikelompokkan agar mudah dalam mempelajarinya. Pengelompokkan unsur
tersebut dikenal dengan sistem periodik. Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur
yang dikemas secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat
unsurnya. Adapun manfaat atau tujuan lain dibuatnya tabel periodik yaitu untuk memudahkan
penentuan sifat setiap unsur dalam membentuk suatu senyawa. Sistem periodik yang kita gunakan
adalah sistem periodik modern.
Sistem periodik Modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Unsur-unsur yang sifatnya
mirip diletakkan dalam satu kolom vertikal yang disebut golongan, sedangkan kolom horisontal disebut
periode.
Dengan demikian hukum periodik Mendeleyev harus direvisi menjadi “Sifat unsur merupakan fungsi
periodik dari nomor atomnya”.
Untuk memperjelas kemiripan sifat-sifat unsur maka jumlah kolom vertikal ditambah sehingga sistem
periodik modern juga disebut sistem periodik panjang, terdapat 18 kolom vertikal (golongan) dan 7
kolom horizontal (periode).

Golongan dan Periode


Golongan ialah lajur vertikal dari atas ke bawah yang menunjukkan kemiripan sifat.
3
Periode ialah lajur horizontal dari kiri ke kanan yang menunjukkan kenaikan nomor atom.
Dikenal tiga sistem periodik bentuk panjang, perbedaan ketiga sistem terletak pada pemberian nomor
kolom vertikal.

Sistem Amerika, IA IIA IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
Sistem Eropa, IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA IB IIB IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB
Sistem IUPAC, 1 2 3 4 5 6 7 8,9,10 11 12 13 14 15 16 17 18
Di Indonesia, kita menggunakan sistem Amerika dan sistem IUPAC.
Hubungan antara konfigurasi elektron dengan tabel periodik
Pada sistem periodik modern ini, unsur-unsur yang sifatnya mirip ternyata memiliki kemiripan pula
dalam hal konfigurasi elektron.
# Jumlah kulit menyatakan periode
# Elektron valensi menyatakan golongan

Tabel Konfigurasi elektron beberapa unsur

Konfigurasi Elektron Letak Unsur Dalam


Unsur Sistem Periodik
Golonga
K L M N Periode
n
3 Li 2 1 IA 2
11 Na 2 8 1 IA 3
8O 2 6 VI A 2
16 S 2 8 6 VI A 3
4 Be 2 2 II A 2
20 Ca 2 8 8 2 II A 4

Pembagian Golongan
Golongan A disebut golongan utama, masing-masing golongan mempunyai nama khusus :

Golongan Nama Khusus


IA Alkali
IIA Alkali tanah
IIIA Aluminium / Boron
IVA Karbon
VA Nitrogen
VIA Khalkogen / Oksigen
VIIA Halogen
VIIIA Gas Mulia / Gas Inert

Golongan B disebut golongan transisi, tanpa nama khusus semua unsur transisi adalah logam.

4
Pembagian periode
Periode 1 berisi 2 unsur Periode 2 berisi 8 unsur
Periode 3 berisi 8 unsur Periode 4 berisi 18 unsur
Periode 5 berisi 18 unsur
Periode 6 berisi 32 unsur (18 + 14 unsur Lantanida)
Periode 7 berisi 23 unsur (9 + 14 unsur Aktinida)
Keempat belas unsur perioda 6 sebenarnya satu kotak dengan unsur Lantanium karena sifatnya yang
mirip, karenanya 14 unsur itu disebut Seri Lantanida. Demikian juga dengan ke-14 unsur pada periode
7 disebut seri Aktinida karena 14 unsur itu sifatnya mirip dengan unsur Aktinida

3.2.3. SIFAT-SIFAT SISTEM PERIODIK UNSUR


Pengelompokkan unsur-unsur seperti pada sistem periodik modern ternyata menghasilkan beberapa
sifat yang berubah secara periodik. Sifat-sifat tersebut adalah jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas
elektron dan kelektronegatifan.
a. Jari-jari atom
pengukuran / perhitungan jari-jari atom dilakukan dengan alat spektrograf massa. Jari-jari atom
adalah jarak inti sampai elektron terluar. Perhatikan gambar berikut !

Gambar Atom dan Jari-jari Atom


# Jari-jari atom logam = setengah jarak terpendek antara 2 inti atom dalam bentuk padatan (kedua
atom logam saling berdekatan).
# Jari-jari atom non logam = setengah panjang ikatan antara 2 inti atom yang saling berikatan
dalam molekul unsurnya.
Jari-jari ion
Ion positif terjadi jika suatu atom melepas elektron
X  X+ + e–
X  X2+ + 2e–
Bandingkan jari-jari atom dan jari-jari ion positif dari unsur yang sama berikut ini !

Gambar Jari-jari Atom Na dan Jari-jari Ion Na+


Jari-jari atom > jari-jari ion positifnya
Pelepasan elektron berarti pengurangan jumlah kulit (umumnya terjadi pada atom logam).
Ion negatif terjadi jika suatu atom mengikat elektron.
Y + 1e–  Y–
Y + 2e–  Y2–
Jari-jari atom < jari-jari ion negatifnya
Pengikatan elektron menyebabkan lintasan terluar makin jauh dari inti (umumnya terjadi
pada atom non logam)
Kecenderungan jari-jari atom dalam sistem periodik
# dari atas ke bawah (segolongan) cenderung semakin bertambah.
5
# dari kiri ke kanan (seperiode) cenderung semakin berkurang.
Makin ke bawah jumlah kulit makin banyak, sedangkan untuk unsur-unsur seperiode makin ke
kanan jumlah proton bertambah jumlah elektron bertambah sedangkan jumlah kulit tetap. Hal ini
mengakibatkan gaya tarik proton dalam inti terhadap elektron-elektron terluar kuat sehingga atom
makin mengecil.

b. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron yang terikat paling
lemah dari atom yang berbentuk gas. A(g)  A+ + e–
Untuk atom-atom yang berelektron valensi banyak, dikenal :
# energi ionisasi pertama, A  A+ + e–
# energi ionisasi pertama, A+  A2+ + e–
# energi ionisasi pertama, A2+  A3+ + e–
Harga energi ionisasi dinyatakan dengan kJ mol-1 atau kkal mol-1. Energi ionisasi erat hubungannya
dengan jari-jari dan kestabilan.
# makin besar jari-jari atom makin kecil energi ionisasinya.
# makin stabil suatu atom makin besar energi ionisasinya.
Kecenderungan energi ionisasi dalam sistem periodik
# dari atas ke bawah cenderung berkurang.
# dari kiri ke kanan cenderung bertambah

c. Affinitas elektron
Affinitas elektron ialah energi yang dilepaskan jika atom dalam bentuk gas mengikat/ menerima
satu elektron. Y(g) + 1e–  Y–
Affinitas elektron merupakan kebalikan dari energi ionisasi. Harga affinitas elektron hanya dapat
ditentukan untuk beberapa unsur saja, dan atom-atom logam cenderung hanya melepas elektron
bukan menerima elektron, hal ini menyebabkan sifat keperiodikan kurang nampak.
Unsur-unsur halogen paling mudah menerima elektron karena afinitas elektronnya besar. Unsur-
unsur gas mulia memiliki afinitas paling kecil sehingga sulit menerima elektron.
Secara umum :
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, affinitas elektron semakin berkurang.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, affinitas elektron semakin bertambah.

d. Keelektronegatifan
Kesulitan tentang sifat keperiodikan affinitas elektron diatasi oleh Linus Pauling dengan
memperkenalkan konsep keelektronegatifan (elektronegatifitas).
Keelektronegatifan : Kemampuan relatif suatu atom untuk menarik elektron atom lain dalam suatu
ikatan. Pauling menyusun harga keelektronegatifan atom-atom tanpa satuan. Unsur F merupakan
unsur yang paling mudah menarik elektron dalam ikatan dan diberi harga keelektronegatifan 4
(merupakan standar). Unsur Fr memiliki harga keelektronegatifan paling kecil yaitu 0,7.
Kecenderungan keelektronegatifan dalam sistem periodik
# dari atas ke bawah (segolongan) cenderung berkurang.
# dari kiri ke kanan (seperiode) cenderung bertambah.

e. Sifat Logam
Ditinjau dari konfigurasi elektron, unsur-unsur logam cenderung melepas elektron (memiliki energi
ionisasi kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung menangkap elektron (memiliki
keelektronegatifan besar). Dengan demikian dalam sistem periodik sifat-sifat logam :
# dari atas ke bawah (segolongan) cenderung berkurang.
# dari kiri ke kanan (seperiode) cenderung berkurang

f. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik makin ke bawah makin
reaktif (makin mudah bereaksi), sebab makin mudah melepas elektron. Misalnya kalium lebih
reaktif dibanding natrium.
Unsur-unsur non logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar
bereaksi), karena makin sukar menangkap elektron. Misalnya fluorin lebih reaktif dibandingkan

6
klorin. Kereaktifan tidak dapat dilihat dari lajur periode karena kereaktifan melibatkan sifat unsur
sedangkan dalam satu periode sifat unsur-unsur saling berbeda.

g. Titik Didih dan Titik Leleh


Dari kiri ke kanan titik leleh dan titik didih mula-mula naik secara bertahap dan mencapai
puncaknya pada golongan IVA kemudian turun secara drastis. Titik leleh dan titik didih tertinggi
dimiliki unsur golongan IVA sedangkan terendah dimiliki oleh unsur golongan VIIIA.
Bagi unsur-unsur logam dalam satu golongan, titik leleh dan titik didih makin ke bawah makin
rendah. Sebaliknya bagi unsur-unsur non logam segolongan, titik leleh dan titik didih makin ke
bawah makin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai