Anda di halaman 1dari 79

Berkelas

Bab II
Struktur Atom &
Tabel Periodik
Pertemuan I

Partikel Penyusun Atom

dan
Isotop
Partikel Penyusun atom

Partikel penyusun atom digambarkan sebagai berikut.


a. Atom terdiri atas tiga macam partikel dasar, yaitu proton,
neutron, dan elektron.
b. Proton dan neutron berada dalam inti atom.
c. Elektron berada dalam ruang seputar inti.
Proton

• Elektron-elektron dalam tabung yang bergerak dari


katode menuju anode bertumbukan dengan atom-atom
atau molekul-molekul gas.
• Atom atau molekul itu melepas elektron dan kembali
menjadi bermuatan positif.
• Partikel positif ini tertarik ke arah katode dan sebagian
lolos melalui lubang pada katode tersebut menjadi sinar
anode.
Proton
• Sinar anode disebut dengan sinar terusan atau sinar
saluran atau sinar positif.
• Partikel tersebut dinamakan proton oleh Rutherford.
• Proton adalah partikel bermuatan positif dengan massa
sebesar 1,6726231 × 10-24 gram dan muatan proton
sebesar 1,60217733 × 10–19C.
• Partikel yang bermuatan positif disebut ion positif dan
dinamakan dengan proton.

Keterangan:
p = lambang proton
+1 = muatan
1 = massa
Elektron

• Ketika dua pelat elektrode dihubungkan dengan sumber


tegangan tinggi, dari elektrode negatif (katode) dijalarkan
sinar menuju ke elektrode positif (anode).
• Sinar yang keluar dari katode dibelokkan oleh muatan listrik
ke arah kutub positif.
• Sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik ke arah
kutub positif adalah partikel yang bermuatan listrik negatif.
Elektron

• Partikel yang bermuatan listrik negatif tersebut oleh J.J.


Thomson disebut elektron

Keterangan:
e = lambang elektron
–1 = muatan
0 = massa
Neutron

• Atom berilium ditembaki dengan sinar alfa (α).


• Dari hasil penembakan itu terdeteksi adanya partikel tidak
bermuatan yang mempunyai massa hampir sama dengan
proton.
• Sifat partikel tersebut netral dan dinamakan neutron.
Neutron

• Neutron tergolong partikel dasar karena semua atom


mengandung partikel tersebut kecuali isotop hidrogen yang
hanya mempunyai proton dan tidak mempunyai neutron.

Keterangan:
n = lambang neutron
0 = muatan
1 = massa
Percobaan Rutherford

• Sinar (α) diarahkan ke lempeng logam yang sangat tipis


sebagai sasaran, misalnya emas, platina, atau tembaga.
Lempeng logam dibentangkan di depan kotak timbal yang
berisi zat radioaktif sebagai sumber sinar alfa (α).
• Seberkas kecil sinar alfa (α) dipancarkan melalui suatu
lubang sempit pada timbal, diarahkan tegak lurus pada
lempeng emas.
• Di belakang lempeng emas dipasang sebuah layar
berlapiskan seng sulfida, yang dapat berpendar apabila
terkena sinar alfa (α).
Percobaan Rutherford
Percobaan Rutherford

Hasil percobaan Rutherford dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Sinar alfa (α) dapat dibelokkan karena di dalam atom
terdapat pemusatan massa dan muatan, yaitu inti atom
yang bermuatan positif. Pada saat partikel alfa (α)
mendekati inti yang bermuatan positif (+), partikel alfa (α)
ditolak oleh inti dan arah lintasannya mengalami
pembelokan.
2. Sebagian sinar alfa (α) menembus lembaran emas
menurut garis lurus seolah tanpa hambatan. Hal itu
disebabkan sebagian besar atom berupa ruang kosong
sehingga hanya sedikit partikel alfa (α) yang mengalami
hambatan.
Percobaan Rutherford

Pada tahun 1911, Rutherford mengemukakan model atomnya


berdasarkan peristiwa penghamburan sinar alfa (α) sebagai
berikut.
1. Seluruh muatan positif dan hampir seluruh nomor massa
terkonsentrasi pada pusat atom. Pusat atom itu disebut
inti atom.
2. Di sekitar inti atom beredar elektron-elektron yang sangat
ringan dibandingkan dengan inti atom dan tidak
menghalangi jalan sinar alfa yang berkecepatan tinggi.
3. Atom bersifat netral, yang berarti muatan inti atom sama
dengan jumlah muatan elektron yang mengelilingi inti.
Nomor Atom dan Nomor Massa

X = lambang atom
A = nomor massa
Z = nomor atom

Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton dalam inti.


Atom tidak bermuatan listrik atau netral, sehingga jumlah
muatan positif dan muatan negatif dalam atom sama.
Dengan demikian, nomor atom menunjukkan jumlah
elektron atau jumlah proton dalam atom.
Z = nomor atom (jumlah proton = jumlah elektron)
Nomor Atom dan Nomor Massa
Nomor massa (A) menunjukkan jumlah nukleon dalam
atom suatu unsur.
Nukleon adalah partikel penyusun inti yang terdiri atas
proton dan neutron.
A = nomor massa (jumlah proton (p) + jumlah neutron (n))

Nomor massa (A) = p + n dan nomor atom (Z) = p maka


Isotop, Isobar, dan Isoton

Isotop adalah atom-atom yang


mempunyai nomor massa yang berbeda,
tetapi mempunyai nomor atom yang
sama.
Isobar adalah atom-atom mempunyai
nomor massa sama, tetapi mempunyai
nomor atom yang berbeda.
Isoton adalah atom-atom mempunyai
nomor massa dan nomor atom berbeda,
tetapi mempunyai jumlah neutron yang
sama.
Pertemuan II

Perkembangan Model Atom


Model Atom Dalton
1) Materi terdiri atas partikel-partikel terkecil
yang tidak dapat dibagi lagi disebut atom
2) Atom satu unsur sama dalam segala hal,
tetapi berbeda dari atom unsur lain.
3) Atom dapat bergabung satu sama lain
secara kimia membentuk molekul dengan
perbandingan sederhana.
4) Molekul terbentuk dari penggabungan
atom beberapa unsur.
5) Atom suatu unsur adalah permanen, tidak
dapat diuraikan, tidak dapat diciptakan,
dan tidak dapat dimusnahkan.
Model Atom Thomson

• J.J Thomson mengemukakan teori atom


setelah ia menemukan elektron.
• Teori atom Thomson merupakan
penyempurnaan dari teori atom Dalton.
• Thomson mengemukakan bahwa dalam
atom terdapat elektron-elektron yang
tersebar secara merata dalam bola
bermuatan positif.
Model Atom Rutherford

• Rutherford menemukan bukti bahwa


dalam atom terdapat inti atom, yang
bermuatan positif berukuran jauh lebih
kecil daripada ukuran atom, tetapi nomor
massa hampir seluruhnya berasal dari
massa intinya.
• Berdasarkan temuan tersebut, Rutherford
menyusun teori atom dan memperbaiki
model atom Thomson.
• Teori atom Rutherford menggambarkan
atom terdiri atas inti yang bermuatan
positif dan berada pada pusat atom, serta
elektron bergerak melintasi inti
Model Atom Niels Bohr
1) Atom terdiri atas inti yang bermuatan
positif dan di sekitarnya beredar elektron-
elektron yang bermuatan negatif.
2) Dalam atom, elektron beredar
mengelilingi inti atom pada lintasan (orbit)
tertentu.
3) Sepanjang elektron berada dalam lintasan
stasioner energi akan konstan.
4) Elektron hanya dapat berpindah dari
lintasan yang lebih rendah ke lintasan yang
lebih tinggi jika menyerap energi.
Sebaliknya, jika elektron berpindah dari
lintasan yang tinggi ke lintasan rendah
terjadi pembebasan energi.
Pertemuan III

Elektron dalam Atom


dan
Bilangan Kuantum
Elektron dalam Atom

n = nomor kulit elektron

Pengisian atau penyebaran elektron pada kulit atom


dinamakan konfigurasi elektron.
1) Jumlah maksimal elektron pada suatu kulit memenuhi 2n2.
2) Jumlah maksimal pada kulit terluar adalah 8. Hal ini
disebabkan pada tabel periodik hanya ada 8 golongan.
3) Pada keadaan normal, pengisian elektron dimulai dari kulit
bagian dalam (kulit K). Untuk atom unsur dengan nomor
atom 1 sampai dengan 18, kulit bagian luar diisi setelah
kulit bagian dalam terisi penuh.
Konfigurasi Elektron
Pengisian atau penyebaran elektron pada kulit atom
dinamakan konfigurasi elektron.
1) Jumlah maksimal elektron pada suatu kulit memenuhi 2n2.
2) Jumlah maksimal pada kulit terluar adalah 8. Hal ini
disebabkan pada tabel periodik hanya ada 8 golongan.
3) Pada keadaan normal, pengisian elektron dimulai dari kulit
bagian dalam (kulit K). Untuk atom unsur dengan nomor
atom 1 sampai dengan 18, kulit bagian luar diisi setelah
kulit bagian dalam terisi penuh.
Elektron Valensi
• Elektron valensi menunjukkan jumlah elektron pada kulit
terluar dan jumlah maksimal elektron valensi adalah 8.
• Elektron kulit terluar atom (elektron valensi) memegang
peranan penting pada reaksi-reaksi kimia dan menentukan
sifat-sifat kimia unsur.
Bilangan Kuantum

• Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam


atom ditentukan oleh bilangan kuantum, yang
merupakan hasil perhitungan persamaan Schrödinger.
• Ada empat bilangan kuantum, yaitu
 bilangan kuantum utama (n),
 bilangan kuantum azimut (l),
 bilangan kuantum magnetik (m), dan
 bilangan kuantum spin (s).
• Bilangan kuantum utama, azimut, dan magnetik
menyatakan posisi suatu elektron dalam atom.
• Bilangan kuantum spin menyatakan arah putaran
elektron.
Bilangan Kuantum Utama (n)

• Elektron berada pada tingkat energi tertentu.


• Bilangan kuantum utama (n) menyatakan bentuk ukuran
dan tingkat energi orbital.
• Semakin besar n semakin besar orbitalnya.
• Sekumpulan orbital dengan nilai n yang sama disebut
kulit.
• Nilai n dari bilangan kuantum utama, adalah satu sampai
dengan tujuh.
Bilangan Kuantum Azimut (l)

• Kulit terdiri atas orbital dengan energi yang berbeda.


• Bilangan kuantum azimut menyatakan bentuk orbital satu
atau lebih orbital dengan nilai n dan l sama disebut
subkulit.
• Orbital dinyatakan dalam lambang s untuk l = 0, p untuk l
= 1, d untuk l = 2, dan f untuk l = 3.
• Banyaknya orbital pada tiap kulit sesuai dengan harga n.
Harga l dimulai dari 0 sampai dengan n–1.
Bilangan Kuantum Magnetik (m)

• Daerah atau ruang tempat elektron dapat ditemukan


disebut orbital.
• Bilangan kuantum magnetik menggambarkan orientasi
orbital.
• Nilai bilangan kuantum magnetik (m) bergantung pada
harga bilangan kuantum azimut (l), yaitu dari – l sampai
dengan + l.
Bilangan Kuantum Magnetik (m)

• Orbital s (l = 0) mempunyai satu harga, m = 0.


Artinya, orbital s hanya mempunyai satu orbital.
• Orbital p (l = 1) mempunyai harga m = –1, 0, +1.
Artinya, orbital p mempunyai tiga orbital. Ketiga orbital itu
mempunyai tingkat energi yang sama.
• Orbital d (l = 2) mempunyai harga m = –2, –1, 0, +1, +2.
Artinya, orbital d mempunyai lima orbital yang tingkat
energinya sama.
• Orbital f (l = 3) mempunyai harga m = –3, –2, –1, 0, +1, +2,
+3.
Artinya, orbital f mempunyai tujuh orbital yang memiliki
tingkat energi yang sama.
Bilangan Kuantum Spin (s)

• Elektron saat mengelilingi inti akan berputar pada sumbunya


dan perputaran elektron akan menimbulkan medan magnet.
• Arah putaran elektron yang mungkin adalah searah jarum
jam atau berlawanan arah dengan jarum jam.
• Bilangan kuantum spin menyatakan ke arah mana elektron
berputar.
 Jika arah putaran berlawanan maka elektron akan berlaku
sebagai kutub magnet yang berlawanan, jadi akan tarik-
menarik.
 Jika arah putaran searah maka elektron akan tolak-
menolak.
Bilangan Kuantum Spin (s)

• Orbital s mempunyai satu orbital, yaitu orbital s.


• Bentuk orbital s seperti bola, karena di mana pun elektron
beredar akan mempunyai jarak yang sama terhadap inti.

Orbital 2s
Orbital 1s
Bilangan Kuantum Spin (s)

• Orbital p mempunyai tiga orbital, yaitu orbital px, py, dan pz.
Bilangan Kuantum Spin (s)

• Orbital d mempunyai lima orbital, yaitu dxy, dxz,dyz, dz2, dan


dx2– y2.
Pertemuan IV

Pengisian Elektron pada Orbital


Aturan Aufbau

• Pengisian elektron pada


orbital dimulai dari
tingkat energi terendah
ke tingkat energi yang
lebih tinggi.
Aturan Aufbau
Aturan Larangan Pauli

• Tidak mungkin dalam satu atom ada dua elektron yang


harga keempat bilangan kuantumnya sama.
Kaidah Hund

• Pengisian elektron pada orbital-orbital yang tingkat


energinya sama, elektron tidak berpasangan terlebih dahulu
sebelum orbital-orbital lainnya masing-masing terisi satu
elektron.
• Konfigurasi elektron atom dapat ditulis dengan cara
menyingkatkan, yaitu dengan menggunakan konfigurasi
elektron atom gas mulia yang terdekat.
Pertemuan V

Perkembangan Tabel Periodik


Penggolongan Berdasarkan Sifat Logam dan Nonlogam

Besi merupakan unsur


logam

Belerang merupakan
unsur nonlogam
Penggolongan Berdasarkan Sifat Logam dan Nonlogam
• Unsur-unsur yang ada di alam ada yang besifat logam dan
yang bersifat nonlogam.
• Sifat yang dimiliki logam, yaitu dapat menghantarkan listrik
dan panas, merupakan benda padat kecuali air raksa dan
mengilap.
 Contoh unsur logam yaitu besi, tembaga, perak, dan
emas.
• Sifat nonlogam adalah sukar menghantarkan listrik dan
panas, serta tidak mengilap.
 Contoh unsur nonlogam yaitu belerang, oksigen, klor,
karbon, dan nitrogen.
• Penggolongan unsur menjadi logam dan nonlogam
berlangsung sampai Antoine Laurent Lavoisier (1789)
mencatat 16 unsur logam dan 7 unsur nonlogam.
Triad Dobereiner
• Johann Wolfgang Döbereiner pada tahun 1829
menggolongkan unsur-unsur yang mempunyai sifat sama.
• Masing-masing kelompok terdiri atas tiga unsur yang disebut
triad.
• Dalam satu triad nomor massa relatif unsur yang terletak di
tengah merupakan harga rata-rata nomor massa relatif
unsur pertama dan unsur ketiga.
• Penemuan Döbereiner
disebut Hukum Triad.
Oktaf Newland

• John Alexander Reina Newlands menyusun unsur-unsur


berdasarkan kenaikan nomor massa relatif.
• unsur kedelapan mempunyai sifat kimia yang mirip dengan
unsur pertama, unsur kesembilan mempunyai sifat yang
mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya.
Tabel Periodik Mendeleev

• Dua ahli kimia Lothar Meyer dari Jerman dan Dmitry


Mendeleev mengadakan penggolongan unsur-unsur.
berdasarkan nomor massa dan sifat-sifat unsur.
• Menurut Mendeleev, sifat-sifat unsur merupakan fungsi
periodik dari nomor massa relatifnya.
• Unsur-unsur yang sifatnya serupa ditempatkan pada satu lajur
tegak yang disebut golongan.
• Pengelompokan ini lebih mengutamakan kesamaan sifat
unsur-unsur daripada kenaikan nomor massa relatifnya,
sehingga tersisa tempat-tempat yang kosong dalam tabel
periodik yang terbentuk.
• Pada tahun 1871, tabel periodik Mendeleev telah
disempurnakan terdiri atas golongan (lajur tegak) dan periode
(lajur horizontal).
Tabel Periodik Mendeleev
Tabel Periodik Modern (Tabel Periodik Panjang

• Tabel periodik modern yang sekarang digunakan adalah tabel


periodik bentuk panjang.
• Tahun 1941, Henry Moseley (1887–1915) melakukan
percobaan dan menyimpulkan bahwa sifat dasar atom adalah
nomor atom dan bukan nomor massa relatif.
• Dengan penemuan itu, hukum periodik Mendeleev diperbarui
menjadi Hukum Periodik Modern sebagai berikut.
Pertemuan VI

Golongan dan Periode dalam


Tabel Periodik
Tabel Periodik

• Tabel periodik yang digunakan saat ini adalah tabel periodik


modern yang dikenal dengan tabel periodik bentuk panjang.
• Tabel tersebut terdiri atas lajur horizontal dan lajur vertikal.
• Lajur horizontal disebut periode.
 Unsur-unsur yang terletak pada setiap lajur horizontal
disebut unsur-unsur seperiode, yang disusun
berdasarkan kenaikan nomor atom.
• Lajur vertikal disebut golongan.
 Unsur-unsur yang terletak pada setiap lajur vertikal
disebut unsur-unsur segolongan, yang disusun
berdasarkan kemiripan sifat.
Golongan IA atau Golongan Alkali

• Golongan alkali terdiri atas unsur litium (Li), natrium (Na),


kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr).
• Sifat dari unsur golongan alkali antara lain bersifat logam,
mengilap seperti perak, lunak dapat diiris dengan pisau,
kecuali Fr yang bersifat radioaktif.
• Unsur hidrogen merupakan unsur bukan logam.
Oleh karena itu, unsur hidrogen
tidak termasuk golongan alkali.
Golongan IIA atau Golongan Alkali Tanah

• Golongan alkali tanah terdiri atas unsur berilium (Be),


magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba),
dan radium (Ra).
• Radium merupakan unsur yang bersifat radioaktif.
• Kemiripan sifat yang dimiliki unsur golongan IIA dengan
unsur golongan IA antara lain logam dan mengilap seperti
perak.
Golongan VIIA atau Golongan Halogen
• Golongan VIIA atau golongan halogen terdiri dari fluorin (F),
klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I), dan astatin (At).
• Sifat-sifat unsur fluorin sampai iodin adalah nonlogam dan
dapat membentuk molekul dwiatom (dua atom).
• Astatin (At) merupakan unsur yang bersifat radioaktif.
• Pada suhu kamar, Br berwujud cair, I berujud padat, serta F
dan Cl berwujud gas.
Golongan VIIIA atau Golongan Gas Mulia

• Golongan gas mulia terdiri atas unsur helium (He), neon


(Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn).
• Sifat-sifat dari unsur golongan ini pada suhu kamar semua
berwujud gas, molekulnya terdiri dari satu atom (mono
atom), dan sangat sukar bereaksi.
• Radon merupakan unsur
yang bersifat radioaktif
Golongan B (Golongan Transisi)

• Golongan transisi adalah unsur-unsur yang terletak di


bagian tengah tabel periodik unsur, yaitu antara golongan
IIA dengan golongan IIIA.
• Unsur transisi merupakan golongan IB – VIIIB (dalam tabel
periodik dari kiri ke kanan yaitu golongan IIIB – IIB).
• Unsur-unsur pada golongan transisi mempunyai sifat-sifat
khas yang membedakannya dengan unsur-unsur pada
golongan utama.
 Semua unsur pada golongan transisi adalah logam.
 Mempunyai kekerasan, titik leleh, dan titik didih yang
relatif tinggi.
 Senyawa unsur-unsur golongan transisi pada umumnya
berwarna.
Periode dalam Tabel Periodik

Periode 1 : terdiri atas 2 unsur, hidrogen dan helium. Periode


ini disebut periode sangat pendek.
Periode 2 : terdiri atas 8 unsur, yaitu litium, berilium, boron,
karbon, nitrogen, oksigen, fluor, dan neon. Periode
ini disebut periode pendek.
Periode 3 : terdiri atas 8 unsur, yaitu natrium, magnesium,
aluminium, silikon, fosfor, belerang, klor, dan argon.
Periode ini juga disebut periode pendek.
Periode 4 dan 5 : masing-masing terdiri atas 18 unsur. Periode
ini disebut periode panjang.
Periode dalam Tabel Periodik

Periode 6 : berisi 32 unsur, disebut periode sangat panjang.


Dalam periode ini terdapat 14 unsur yang dikenal
dengan unsur-unsur lantanida karena satu kotak
dengan unsur lantanium (57La). Unsur lantanida
mempunyai nomor atom 57 sampai dengan 70.
Keempat belas unsur lantanida ditempatkan di
bagian bawah tabel periodik.
Periode 7 : merupakan periode sangat panjang tetapi belum
berisi penuh disebut periode belum lengkap. Pada
periode ini terdapat unsur-unsur aktinida karena
terletak satu kotak dengan unsur aktinium (89Ac).
Unsur aktinida mempunyai nomor atom 89 sampai
dengan 102. Keempat belas unsur aktinida
ditempatkan di bagian bawah tabel periodik.
Pertemuan VII

Sifat Periodik Unsur


Jari-Jari Atom

• Gaya tarik muatan positif inti atom terhadap elektron


menarik elektron ke arah inti atom.
• Gaya tolak antara muatan negatif elektron mendorong
elektron menjauh dari atom.
Jari-Jari Atom

• Gabungan gaya tarik inti atom terhadap elektron dengan


gaya tolak antar elektron menentukan ukuran dan jari-jari
sebuah atom.
• Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dengan
elektron di kulit terluar dari suatu atom bebas.
Jari-Jari Atom

• Untuk unsur golongan utama, dari kiri ke kanan dalam


satu periode jari-jari atomnya cenderung berkurang.
• Untuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam
satu golongan jari-jari atomnya cenderung bertambah.

Jari-Jari Atom Unsur-Unsur (Å)


Energi Potensial (Potensial Ionisasi)

• Energi ionisasi adalah energi minimal yang diperlukan


untuk melepaskan satu elektron dari atom atau ion
dalam bentuk gas sampai pada jarak di mana tidak ada
lagi intereaksi di antara ion dan elektron.
• Besarnya energi ionisasi adalah suatu ukuran bagaimana
kerapatan elektron dalam atom.
• Apabila atom tersebut akan melepaskan elektronnya
yang kedua maka diperlukan energi yang lebih besar
daripada energi untuk melepaskan elektron yang
pertama. Energi itu disebut energi ionisasi kedua.
Energi Potensial (Potensial Ionisasi)

• Untuk unsur golongan utama, dari kiri ke kanan dalam


satu periode energi ionisasi cenderung semakin besar.
• Untuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam
satu golongan energi ionisasi cenderung semakin kecil.

Energi Ionisasi Unsur-Unsur (kJ/mol)


Afinitas Elektron

• Afinitas elektron adalah perubahan energi yang terjadi


bila suatu atom atau ion memperoleh elektron
membentuk ion negatif dalam keadaan gas.
• Besarnya afinitas elektron adalah ukuran bagaimana
kuatnya inti atom menarik elektron.
Afinitas Elektron

• Untuk unsur golongan utama, dari kiri ke kanan dalam


satu periode afinitas elektron cenderung semakin besar.
• Untuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam
satu golongan, afinitas elektron cenderung semakin kecil.

Afinitas Elektron Unsur-Unsur (kJ/mol)


Keelektronegatifan

• Keelektronegatifan ialah kemampuan atom unsur untuk


menarik elektron dalam molekul suatu senyawa.
• Keelektronegatifan diukur dengan menggunakan skala
Pauling yang harganya berkisar antara 0,7 sampai dengan
4,0.
• Atom unsur yang mempunyai keelektronegatifan tinggi
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menarik
elektron dari pada atom unsur yang mempunyai
keelektronegatifan rendah.
• Keelektronegatifan suatu atom unsur dapat diukur
dengan membandingkan keelektronegatifan suatu atom
unsur dengan keelektronegatifan unsur lain.
Keelektronegatifan

• Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom


semakin besar, sehingga harga keelektronegatifan berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin
kecil, sehingga harga keelektronegatifan atom unsur semakin
besar.
Keelektronegatifan Unsur-Unsur
Pertemuan VII

Sifat Periodik Unsur


Jari-Jari Atom

• Gaya tarik muatan positif inti atom terhadap elektron


menarik elektron ke arah inti atom.
• Gaya tolak antara muatan negatif elektron mendorong
elektron menjauh dari atom.
Jari-Jari Atom

• Gabungan gaya tarik inti atom terhadap elektron dengan


gaya tolak antar elektron menentukan ukuran dan jari-jari
sebuah atom.
• Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dengan
elektron di kulit terluar dari suatu atom bebas.
Jari-Jari Atom

• Untuk unsur golongan utama, dari kiri ke kanan dalam


satu periode jari-jari atomnya cenderung berkurang.
• Untuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam
satu golongan jari-jari atomnya cenderung bertambah.

Jari-Jari Atom Unsur-Unsur (Å)


Energi Potensial (Potensial Ionisasi)

• Energi ionisasi adalah energi minimal yang diperlukan


untuk melepaskan satu elektron dari atom atau ion
dalam bentuk gas sampai pada jarak di mana tidak ada
lagi intereaksi di antara ion dan elektron.
• Besarnya energi ionisasi adalah suatu ukuran bagaimana
kerapatan elektron dalam atom.
• Apabila atom tersebut akan melepaskan elektronnya
yang kedua maka diperlukan energi yang lebih besar
daripada energi untuk melepaskan elektron yang
pertama. Energi itu disebut energi ionisasi kedua.
Energi Potensial (Potensial Ionisasi)

• Untuk unsur golongan utama, dari kiri ke kanan dalam


satu periode energi ionisasi cenderung semakin besar.
• Untuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam
satu golongan energi ionisasi cenderung semakin kecil.

Energi Ionisasi Unsur-Unsur (kJ/mol)


Afinitas Elektron

• Afinitas elektron adalah perubahan energi yang terjadi


bila suatu atom atau ion memperoleh elektron
membentuk ion negatif dalam keadaan gas.
• Besarnya afinitas elektron adalah ukuran bagaimana
kuatnya inti atom menarik elektron.
Afinitas Elektron

• Untuk unsur golongan utama, dari kiri ke kanan dalam


satu periode afinitas elektron cenderung semakin besar.
• Untuk unsur golongan utama, dari atas ke bawah dalam
satu golongan, afinitas elektron cenderung semakin kecil.

Afinitas Elektron Unsur-Unsur (kJ/mol)


Keelektronegatifan

• Keelektronegatifan ialah kemampuan atom unsur untuk


menarik elektron dalam molekul suatu senyawa.
• Keelektronegatifan diukur dengan menggunakan skala
Pauling yang harganya berkisar antara 0,7 sampai dengan
4,0.
• Atom unsur yang mempunyai keelektronegatifan tinggi
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menarik
elektron dari pada atom unsur yang mempunyai
keelektronegatifan rendah.
• Keelektronegatifan suatu atom unsur dapat diukur
dengan membandingkan keelektronegatifan suatu atom
unsur dengan keelektronegatifan unsur lain.
Keelektronegatifan

• Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom


semakin besar, sehingga harga keelektronegatifan berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin
kecil, sehingga harga keelektronegatifan atom unsur semakin
besar.
Keelektronegatifan Unsur-Unsur
Pertemuan VIII

Ulangan Harian

Anda mungkin juga menyukai